Ekonomi 3
Sektor
Disusun Oleh : Kelompok 4
Anggota Kelompok
Rayhan Octianto Anita Grace.P.S
Larasyaty Dwynanda AR
OUTLINE
1. Aliran-aliran pendapatan dan pembelanjaan dalam ekonomi 3
sektor
2. syarat keseimbangan dalam ekonomi 3 sektor
3. Jenis-jenis pajak yang dikutip pemerintah
4. Efek pajak keatas konsumsi dan tabungan rumah tangga
5. pengeluaran pemerintah dan faktor-faktor yang menentukannya
6. Keseimbangan dalam perekonomian 3 sektor
7. Multiplier dalam perekonomian 3 sektor
8. Masalah-masalah ekonoi dan kebijakan fiskal
Perekonomian 3
Sektor
Perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang
terdiri dari sektor-sektor berikut : Rumah Tangga,
Perusahaan, dan Pemerintah
Dua perubahan penting dalam proses penentuan
keseimbangan pendapatan nasional :
1. pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan
mengurangi pengeluaran agrerat melalui pengurangan
ke atas konsumsi rumah tangga
2. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan
perbelanjaan dan ini akan menaikkan perbelanjaan
agregat
Aliran Pendapatan
dan Pengeluaran
pembayaran pajak oleh rumah tangga dan
perusahaan kepada pemerintah
pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor
perusahaan
aliran pendapatan dari sektor pemerintah ke
sektor rumah tangga
Syarat
Keseimbangan
i. Y = C + I + G
ii I + G = S + T
Jenis-jenis pajak
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya
harus ditanggung sendiri oleh seseorang yang
wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada
pihak lain. Dengan kata lain, pajak dengan
golongan pemungutan ini harus dibayar sendiri.
Setiap individu yang bekerja dan perusahaan
yang menjalankan kegiatan dan memperoleh
keuntungan wajib membayar pajak.
1. Pajak Penghasilan (PPh)
2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
3. Pajak Kendaraan Bermotor
Jenis-jenis pajak
Pajak tidak langsung adalah pajak yang
bebannya dapat dialihkan atau digeser kepada
pihak lain. Dengan kata lain, pembayarannya
dapat diwakilkan kepada pihak lain. Pajak tidak
langsung tidak memiliki surat ketetapan pajak,
sehingga pengenaannya tidak dilakukan secara
berkala melainkan dikaitkan dengan tindakan
perbuatan atas kejadian.
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
2. Bea Masuk.
3. Pajak Ekspor dan impor
Bentuk-BEntuk pajak
Pendapatan
Pajak regresif merupakan system pajak yang jika pendapatannya
meningkat atau menjadi lebih tinggi, maka persentase pungutan
pajaknya menjadi lebih kecil. Semakin besar pendapatan seseorang
atau perusahaan, maka persentase pajak pendapatannya menjadi
lebih kecil. Untuk seseorang atau perusahaan yang memiliki
pendapatan rendah, maka nilai pajak menjadi bagian yang relative
tinggi dibandingkan dengan pendapantannya. Sedangkan, untuk
meraka yang memiliki pendapatan besar, maka persentase pajaknya
menjadi lebih kecil, dan menjadi bagian kecil dibandingkan dari
pendapatan keseluruhannya.
Pajak Progresif PAjak Proposional
Pajak progresif merupakan pajak yang Pajak Proposional merupakan pajak yang
persentasenya tergantung daripada prosentasenya sama untuk pendapatan yang
besarnya pendapatan yang diterima oleh berbeda beda. Jadi, secara proporsi persentase
wajib pajak. Semakin tinggi pendapatan pajak yang dipungut terhadap mereka yang
seseorang atau perusahaan, maka berpenghasilan rendah dan tinggi adalah sama.
semakin tinggi pula persentase pajak Atau dengan kata lain, system pajak ini tidak
yang harus dibayarkan. System pajak ini membedakan penduduk yang miskin maupun
menyebabkan nilai nominal pajak yang yang kaya atau perusahaan besar atau kecil.
dibayarkan akan semakin tinggi apabila
Namun demikian, secara nominal, semakin
pendapatan semakin tinggi.
tinggi pendapatan, semakin tinggi pula jumlah
pajak yang harus dibayarkan.
Efek pajak ke atas
konsumsi dan tabungan
rumah tangga
Pajak akan
menurunkan Yd
(Pendapatan disposible )
C = a + b.Yd
S = Yd - C
S = -a + (1-b) Yd
Besarnya pengurangan konsumsi dan
tabungan ditentukan oleh MPC dan MPS
Pajak sebesar T akan menyebabkan
pendapatan disposible turun sebanyak
T maka
Persamaan umum :
T = (MPC X T) + (MPS X T)
T= %.Y
Yd = Y - T
C = a + b.Yd
S = Yd - C
S = -a + (1-b) Yd
Kecondongan mengonsumsi dan
menabung
MPCy = (1-t)b
MPSy = (1-b)(1-t)
Pengaruh Pajak terhadap
fungsi konsumsi dan tabungan
1. Mencapai tingkat
konsumsi tenaga
kerja penuh.
Keadaan ini tercapai ketika AE = AEF, dimana AE Terjadi ketika pengeluaran agregatnya
adalah pengeluaran agregat sebenarnya dan AEF (AE) di bawah pengeluaran agregat yang
adalah pengeluaran agregat yang diperlukan untuk diperlukan untuk mencapai tingkat
mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh. konsumsi tenaga kerja penuh (AE < AEF).
Jarak dari A ke B adalah jurang deflasi.
3. Masalah Inflasi
Menghadapi masalah
inflasi, terjadi ketika
tingkat kegiatan ekonomi
melebihi tingkat konsumsi
tenaga kerja penuh dan
berlaku inflasi.
Jurang inflasi adalah kelebihan dalam pengeluaran agregat
di atas pengeluaran agregat pada konsumsi tenaga kerja
penuh yang menimbulkan kekurangan barang dan
seterusnya kenaikan harga (AE > AEF).
Contoh Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal ekspansif: Kebijakan ini
adalah kebijakan bertujuan untuk meningkatkan permintaan
pemerintah yang agregat dan mendorong pertumbuhan eko-
menggunakan nomi. Contohnya, pemerintah dapat
instrumen mening-katkan pengeluarannya atau
pendapatan dan menurunkan pajak.
belanja negara Kebijakan fiskal kontraktif: Kebijakan ini
untuk mencapai bertujuan untuk mengurangi permintaan
tujuan ekonomi agregat dan mengendalikan inflasi.
Contohnya, pemerintah dapat menurunkan
makro.
pengeluaran-nya atau menaikkan pajak.
Hubungan Masalah Ekonomi dan
Kebijakan Fiskal