PENDAPATAN NASIONAL
(PEREKONOMIAN 3 SEKTOR)
KELOMPOK 4 :
ARINANDA SEKAR PALUPI (1802010088)
HAPSARI PUSPANINGRUM (1802010100)
NURUL WITANTRI (1802010233)
YENI NOFITASARI (1802020885)
IEPZUL SAFIKA ADJEI
EKONOMI MAKRO
Latar Belakang
Manfaat : Tujuan :
mengetahui perkembangan Memperlihatkan data
ekonomi suatu negara karena menganai struktur
pendapatan nasional suatu perekonomian suatu Negara
negara selalu mengalami
perubahan kenaikan atau Melihat perkembangan
penurunan dari tahun ke tahun ekonomi dari tahun ke tahun
Melakukan perbandingan
dengan negara lain
Menetapkan kebijakan
pembangunan nasional
Memberikan informasi
kepada investor
ALIRAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
PEREKONOMIAN 3 SEKTOR
RUMAH
PERUSAHAAN PEMERINTAH TANGGA
PAJAK
PENGELUARAN PEM PERSEORANGAN
TABUNGAN
Pajak objektif
Pajak objektif adalah pajak yang dikenakan berdasarkan aktivitas
ekonomi para wajib pajak. Misalnya, PPN dikenakan kepada mereka
yang membeli barang dan jasa kena pajak.
Pajak subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan
wajib pajak. Misalnya pendapatan. Jika pendapatanmakin besar, maka
beban pajaknya makin besar.
Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser
kepadawajib pajak yang lain. Contohnya PPh dan PBB.
Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang beban pajaknya dapat digeser
kepada wajib pajak yang lain. Contohnya, pajak penjualan (PPn dan
PPnBM).
Bentuk – Bentuk Pajak
Yd = Y – T
Setiap pemungutan pajak akan menimbulkan perubahan terhadap
pendapatan disposible.
Y T Yd C S
(1) (2) (3) (4) (5)
Bagian 1 : T = 0
0 0 0 90 -90
240 0 240 270 -30
480 0 480 450 30
720 0 720 630 90
960 0 960 810 150
1200 0 1200 990 210
1440 0 1440 1070 270
Bagian 2 : T=40
0 40 -40 60 -100
240 40 200 240 -40
480 40 440 420 20
720 40 680 600 80
960 40 920 780 140
1200 40 1160 960 200
1440 40 1400 1040 260
Efek Pajak Proporsional terhadap Konsumsi dan Tabungan
Rumah Tangga (dalam trilliun rupiah)
Y T Yd C S
(1) (2) (3) (4) (5)
Bagian 1 : T = 0
0 0 0 90 -90
240 0 240 270 -30
480 0 480 450 30
720 0 720 630 90
960 0 960 810 150
1200 0 1200 990 210
1440 0 1440 1070 270
Bagian 2 : T 20%Y
0 0 0 90 -90
240 48 192 234 -42
480 96 384 378 6
720 144 576 522 54
960 192 768 666 102
1200 240 960 810 150
1440 288 1152 954 198
KESIMPULAN :
Apa pun sistem pajak, pajak tetap atau pajak proporsional, pungutan
pajak akan mengakibatkan konsumsi dan tabungan RT berkurang
sebanyak yg ditentukan oleh persamaan berikut :
∆C = MPC x T
∆S = MPS x T
Kecondongan Mengkonsumsi Marjinal
c C
MPC MPCy
Yd Y
Karena pajak proporsional adalah t ∆Y, maka
∆Yd= ∆Y – t. ∆Y, = (1-t ) ∆Y,
C
MPCy (1 t )b
Y
Kecondongan Menabung Marjinal :
S
MPS
Yd
S
MPSy
Y
Dalam perekonomian tiga sektor dengan sistem pajak proporsional,
MPS adalah lebih besar dari MPSy. Dalam sistem pajak proporsional,
nilai MPSy adalah :
MPSy (1 b)(1 t )
Penentu – Penentu
Pengeluaran Pemerintah