Anda di halaman 1dari 25

TEORI DETERMINASI

PENDAPATAN NASIONAL
(PEREKONOMIAN 3 SEKTOR)
KELOMPOK 4 :
ARINANDA SEKAR PALUPI (1802010088)
HAPSARI PUSPANINGRUM (1802010100)
NURUL WITANTRI (1802010233)
YENI NOFITASARI (1802020885)
IEPZUL SAFIKA ADJEI

EKONOMI MAKRO
Latar Belakang

 Pendapatan nasional yaitu suatu


istilah untuk menyataan nilai barang
dan jasa yang dihasilkan dalam
suatu negara.
Sedangkan perekonomian tiga
sektor adalah perekonomian yang
terdiri dari sektor rumah tangga,
perusahaan, dan pemerintah.
Manfaat dan Tujuan Menghitung
Pendapatan Nasional

Manfaat : Tujuan :
mengetahui perkembangan  Memperlihatkan data
ekonomi suatu negara karena menganai struktur
pendapatan nasional suatu perekonomian suatu Negara
negara selalu mengalami
perubahan kenaikan atau  Melihat perkembangan
penurunan dari tahun ke tahun ekonomi dari tahun ke tahun
 Melakukan perbandingan
dengan negara lain
 Menetapkan kebijakan
pembangunan nasional
 Memberikan informasi
kepada investor
ALIRAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
PEREKONOMIAN 3 SEKTOR

GAJI, UPAH, SEWA, BUNGA, LABA

PAJAK PERUSH. GAJI DAN UPAH

RUMAH
PERUSAHAAN PEMERINTAH TANGGA

PAJAK
PENGELUARAN PEM PERSEORANGAN
TABUNGAN

INVESTASI KONSUMSI RUMAH TANGGA

PENANAM MODAL LEMBAGA


PINJAMAN KEUANGAN
Aliran baru dalam sirkulasi aliran
pendapatan

 Pembayaran pajak oleh RT dan perusahaan kepada


pemerintah  pendapatan pemerintah
 Pengeluaran pemerintah ke sektor perusahaan  pembelian
barang dan jasa yg diproduksi perusahaan
 Aliran pendapatan dari sektor pemerintah ke RT 
pembayaran atas penggunaan faktor – faktor produksi RT oleh
pemerintah
Aliran itu timbul akibat dari pembayaran atas konsumsi faktor- faktor
produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu :
 Pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan
kepada faktor-faktor produksi
 Pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua
sumber yaitu melalui:
 Dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh
perusahaan
 Dan dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan dan
rumah tangga. Pendapatan tersebut akan digunakan untuk membayar gaji
dan upah pegawai-pegawai dan untuk membeli barang-barang dan jasa-
jasa. Pendapatan yang diterima rumah tangga (Y) akan digunakan untuk
memenuhi tiga kebutuhan yaitu:
 Membayar dan membiayai pengeluaran konsumsi (C)
 Disimpan sebagai tabungan (S) dan
 Membayar pajak pendapatan rumah tangga (T).

Dalam keseimbangan berlaku persamaan


Y = C + I + G . Sedangkan

Tiap tingkat pendapatan nasional berlaku


Y=C+S+T
Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumah tangga
dipinjamkan oleh lembaga-lembaga keuangan kepada para pengusaha
yang menanam modal.
Pengeluaran agregat (AE) telah menjadi banyak jenisnya, yaitu disamping
pengeluaran konsumsi (C) dan investasi (I) sekarang termasuk pula
pengeluaran pemerintah (G)
Adanya campur tangan pemerintah
menimbulkan 2 perubahan penting

1. Pungutan pajak yg dilakukan oleh pemerintah (T) mengurangi


pengeluaran Agregat (AE)
2. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini
akan menaikkan perbelanjaan agregat.

Karena belum ada perdagangan dengan luar negeri, maka


perekonomian 3 sektor dinamakan “perekonomian tertutup”
Syarat Keseimbangan

Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai apabila penawaran


agregat adalah sama dengan pengeluaran agregat
penawaran agregat (AS) = Agregat demand (AD)
Dalam perekonomian yang tidak melakukan perdagangan luar negeri,
penawaran agregat adalah sama dengan pendapatan nasionalnya (Y),
yaitu sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksikan dalam suatu
periode tertentu => AS = Y
Pengeluaran agregat, atau pengeluaran yang dilakukan berbagai pihak
dalam perekonomian itu meliputi tiga jenis perbelanjaan:
 Konsumsi rumah tangga (C)
 Investasi perusahaan (I) dan
 Pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa (G).
Dengan demikian, keadaan yang menciptakan keseimbangan dalam
perekonomian tiga sektor adalah:
penawaran agregat = pengeluaran agregat (Y= AE), atau Y=C+I+G
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan
mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji dan
upah,sewa,bunga, dan keuntungan) dan aliran ini sama nilainya dengan
pendapatan nasional (Y).
Pendapatan rumah tangga akan digunakan untuk tiga tujuan:
membiayai konsumsi (C), di tabung (S) dan membayar pajak (T).
Dengan demikian, berdasarkan kepada aliran pendapatan yang wujud
dalam perekonomian tiga sektor, berlaku kesamaan berikut: Y=C+S+T
Sehingga dengan demikian pada keseimbangan pendapatan nasional berlaku persamaan :
C+I+G=C+S+T
Apabila C pada tiap ruas dikurangkan, maka berlaku
I+G=S+T
I + G adalah suntikan
S + T adalah bocoran
Jenis Jenis Pajak

Pajak objektif
 Pajak objektif adalah pajak yang dikenakan berdasarkan aktivitas
ekonomi para wajib pajak. Misalnya, PPN dikenakan kepada mereka
yang membeli barang dan jasa kena pajak.
Pajak subjektif
 Pajak subjektif adalah pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan
wajib pajak. Misalnya pendapatan. Jika pendapatanmakin besar, maka
beban pajaknya makin besar.
Pajak Langsung
 Pajak langsung adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser
kepadawajib pajak yang lain. Contohnya PPh dan PBB.
Pajak Tidak Langsung
 Pajak tidak langsung adalah pajak yang beban pajaknya dapat digeser
kepada wajib pajak yang lain. Contohnya, pajak penjualan (PPn dan
PPnBM).
Bentuk – Bentuk Pajak

1. Pajak regresif : % pajak turun ketika pendapatan naik


Atau sistem pajak yang persentasi pungutan pajaknya menurun apabila pendapatan yang
dikenakan pajak menjadi bertambah tinggi
2. Pajak proporsional : % pajak tetap untuk berapapun tingkat pendapatan
Atau Persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan,
yaitu dari pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi
3. Pajak progresif : % pajak naik ketika pendapatan naik
Atau Sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat
Efek Pajak terhadap
Konsumsi dan Tabungan

Pendapatan disposebel (Yd) adalah sama dengan pendapatan nasional (Y)


dikurangi oleh pajak (T). Penurunan pendapatan disposebel akan
mengurangi konsumsi dan tabungan rumah tangga. Hal ini disebabkan
karena pajak yang dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk
melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung. Pajak yang dipungut
akan mengurangi pendapatan disposebel sebanyak pajak yang dipungut
tersebut dalam persamaan:
Pajak akan menurunkan Yd ( Pendapatan Disposable) sejumlah T, sehingga
Yd = Y – T
 Karena Yd turun, Konsumsi (C) dan Tabungan (S) juga turun
Misal : C = 90 + 0,75Y , Karena pemerintah tidak memungut pajak, maka Y
adalah sama dg Yd

Keadaan setelah pemungutan pajak,maka :

Yd = Y – T
Setiap pemungutan pajak akan menimbulkan perubahan terhadap
pendapatan disposible.

Pajak sebesar T akan menyebabkan pendapatan disposible turun


sebanyak T, maka:
∆Yd = - T
Jumlah konsumsi dan tabungan yg berkurang adalah sama dengan pengurangan
pendapatan disposible, Maka :
Disamping tergantung pada perubahan pendapatan disposible, pengurangan konsumsi
ditentukan oleh MPC dan MPS:

∆C = MPC x ∆Yd atau ∆C = MPC (-T)


∆S = MPS x ∆Yd atau ∆S = MPS x (-T)
Efek Pajak Tetap terhadap Konsumsi dan Tabungan Rumah Tangga
(dalam trilliun rupiah)

Y T Yd C S
(1) (2) (3) (4) (5)
Bagian 1 : T = 0
0 0 0 90 -90
240 0 240 270 -30
480 0 480 450 30
720 0 720 630 90
960 0 960 810 150
1200 0 1200 990 210
1440 0 1440 1070 270
Bagian 2 : T=40
0 40 -40 60 -100
240 40 200 240 -40
480 40 440 420 20
720 40 680 600 80
960 40 920 780 140
1200 40 1160 960 200
1440 40 1400 1040 260
Efek Pajak Proporsional terhadap Konsumsi dan Tabungan
Rumah Tangga (dalam trilliun rupiah)
Y T Yd C S
(1) (2) (3) (4) (5)
Bagian 1 : T = 0
0 0 0 90 -90
240 0 240 270 -30
480 0 480 450 30
720 0 720 630 90
960 0 960 810 150
1200 0 1200 990 210
1440 0 1440 1070 270
Bagian 2 : T 20%Y

0 0 0 90 -90
240 48 192 234 -42
480 96 384 378 6
720 144 576 522 54
960 192 768 666 102
1200 240 960 810 150
1440 288 1152 954 198
KESIMPULAN :
Apa pun sistem pajak, pajak tetap atau pajak proporsional, pungutan
pajak akan mengakibatkan konsumsi dan tabungan RT berkurang
sebanyak yg ditentukan oleh persamaan berikut :

∆C = MPC x T
∆S = MPS x T
Kecondongan Mengkonsumsi Marjinal

c C
MPC  MPCy 
Yd Y
Karena pajak proporsional adalah t ∆Y, maka
∆Yd= ∆Y – t. ∆Y, = (1-t ) ∆Y,

Oleh karena MPC = b, maka :

C
 MPCy  (1  t )b
Y
Kecondongan Menabung Marjinal :

S
MPS 
Yd
S
MPSy 
Y
Dalam perekonomian tiga sektor dengan sistem pajak proporsional,
MPS adalah lebih besar dari MPSy. Dalam sistem pajak proporsional,
nilai MPSy adalah :

MPSy  (1  b)(1  t )
Penentu – Penentu
Pengeluaran Pemerintah

Penentu –penentu pengeluaran pemerintah :


1. Proyeksi jumlah pajak yang diterima
2. Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai
3. Pertimbangan politik dan keamanan
KESIMPULAN

 Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh


seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan
faktor-faktor produksi dalam satu periode, sedangkan perekonomian tiga
sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga,
perusahaan, dan pemerintah. Dan Syarat keseimbangan
pendapatan yaitu C+I+G=C+S+T
 Manfaat dan tujuan menghitung dan mengetahui pendapatan nasional
adalah dapat membandingkan data pendapatan nasional dari tahun ke
tahun, mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, peningkatan taraf
kemakmuran masyarakat, sebagai dasar dalam membuat ramalan dan
perencanaan ekonomi di masa depan, menentukan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang dicapai
TERIMA KASIH
LETS UNITE

Anda mungkin juga menyukai