EKONOMI
TIGA SEKTOR
Pertemuan-11
Latar Belakang
Terdapat kelemahan pada sistem persaingan sempurna th1930 terjadi Depresi
besar( Great depression) , sehingga campur tangan pemerintah dibutuhkan untuk Mengatur
kegiatan ekonomi agar sistem pasar bebas dapat berjalan secara efisien.
◦ Kelemahan tersebut antara lain :
1.Keadaan yang diasumsikan jauh dari kenyataan
2.Adanya perbedaan yang mencolok antara keuntungan yang diperoleh masyarakat dengan
yang diperoleh perusahaan
3.Distribusi pendapatan tidak merata
4.Tingkat penggunaan tenaga kerja yg tidak penuh terjadi pengangguran besar2an.
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan penting :
1.Pungutan pajak akan mengurangi pengeluaran agregat melalui pengurangan konsumsi
Rumah Tangga.
2.Pajak memungkinkan pemerintah melakukan pembelanjaan, dan ini akan menaikan
pembelanjaan agregat.
Dalam Perekonomian tiga sector, Kegiatan perdagangan luar negeri masih di abaikan ( tidak
ada kegiatan ekspor impor) perekonomian tertutup.
Aliran Pendapatan Perekonomian Tiga Sektor
• Pendapatan RT akan digunakan utk 3 kebutuhan yaitu Konsumsi
(C), Tabungan (S) dan membayar Pajak (T). Dlm persamaan :
Y = C+S+T
• Pengeluaran Agregat (AE) dlm perekonomian 3 sektor menjadi :
AE = C+I+G
SYARAT KESEIMBANGAN :
Jika, penawaran agregat (AS) = agregat demand (AD)
Dalam perekonomian yg tidak melakukan perdagangan LN, AS = Y
Pengeluaran Agregaat (AE) adalah pengeluaran
yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam
perekonomian tersebut meliputi tiga jenis :
Y = AE = C + I + G
Selanjutnya pendapatan yg diterima oleh RT akan
digunakan untuk 3 tujuan :
I+G =S+T
Dalam perekonomian 3 sektor tercapai keseimbangan
dalam keadaan sbb :
Y = C + I + G dan
I+G=S+T
EFEK PAJAK TERHADAP KONSUMSI DAN TABUNGAN.
Yd = Y – T
1.Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan
disposible sebanyak pajak yg dipungut tersebut.
2.Penurunan pendapatan disposible menyebabkan
pengeluaran konsumsi dan tabungan RT akan berkurang
pd berbagai tingkat pendapatan.
Misal C = 90 + 0,75Y atau
C = 90 + 0,75Yd
Karena pemerintah tidak memungut pajak, maka Y adalah sama
dg Yd
Yd = Y – T
Setiap pemungutan pajak akan menimbulkan perubahan
terhadap pendapatan disposible.
∆Yd = -T = ∆C + ∆S
Disamping tergantung pada perubahan pendapatan disposible,
pengurangan konsumsi ditentukan oleh MPC dan MPS:
Y T Yd C S
(1) (2) (3) (4) (5)
MPC =
Bagian 1 : T = 0
0 0 0 90 -90
240 0 240 270 -30
480 0 480 450 30
720 0 720 630 90
960 0 960 810 150
1200 0 1200 990 210
1440 0 1440 1070 270
Bagian 2 : T 20%Y
0 0 0 90 -90
240 48 192 234 -42
480 96 384 378 6
720 144 576 522 54
960 192 768 666 102
1200 240 960 810 150
1440 288 1152 954 198
.
Tr (Pembayaran Transfer) : Pengeluaran pemerintah untuk membayar orang2, walaupun orang tsb tidak melakukan
kegiatan produktif, contoh BLT, Bansos,
JENIS JENIS PAJAK
PAJAK LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG
1. Pajak langsung : jenis pungutan pemerintah yg scr langsung dikumpulkan dari pihak yg wajib membayar pajak
Pajak Penghasilan, Pajak Kendaraan bermotor, Pajak Bumi & Bangunan
2. Pajak tak langsung : pajak yg bebannnya dapat dipindhkan kepada orang lain Pajak atas transaksi jual beli
(PPN : Pajak Pertambahan Nilai)
Mengacu pada contoh tabel di atas maka dapat dibuatkan secara ringkas dalam bentuk :
1. Fungsi C = 60 + 0.75Y
2. Fungsi S = - 100 + 0.25Y
3. I = 120
4. G = 60
5. Tx = 40
Karena pada tabel terdapat disposible income (Yd), maka fungsi C dan fungsi S harus dirubah dimana :
Yd = Y – Tx atau Y = Yd + Tx
Sehingga Fungsi C = 60 + 0.75Y dan S = - 100 + 0.25Y
C = 60 + 0.75(Yd + Tx) S = - 100 + 0.25(Yd + Tx)
C = 60 + 0.75(Yd + 40) S = - 100 + 0.25(Yd + 40)
C = 60 + 0.75Yd + 30 S = - 100 + 0.25Yd + 10
Jadi C = 90 + 0.75 Yd dan S = - 90 + 0.25Yd
.
Pendapatan Nasional Keseimbangan berdasarkan fungsi C dan Fungsi S serta data variabel
makro ekonomi tersebut dapat dihitung sbb :
1. Y = C + I + G 2. S + Tx = I + G
Y = 90 + 0.75Yd + 120 + 60 - 90 + 0.25Yd + 40 = 120 + 60
Y = 90 + 0.75(Y-Tx) + 120 + 60 - 90 + 0.25(Y-Tx) + 40 = 120 + 60
Y = 90 + 0.75 (Y – 40) + 120 + 60 - 90 + 0.25(Y-40) + 40 = 120 + 60
Y = 90 + 0.75Y – 30 + 120 + 60 - 90 + 0.25Y – 10 + 40 = 180
Y – 0.75Y = 90 – 30 + 120 + 60 0.25Y = 90 + 10 – 40 + 180
0.25Y = 240 0.25Y = 240
Y = 240/0.25 Y = 240/0.25
Y = 960 Y = 960.
.
◦ Jika peranan pemerintah secara lengkap dimasukkan dalam perhitungan PN Keseimbangan maka :
Disposible Income (Yd) => pada fungsi C komponennya bertambah 1unsur yaitu Transfer Payment
(Tr) sehingga Yd = Y – Tx + Tr.
Contoh :
Diketahui : C = 90 + 0.75Yd
I = 120 Tx = 40
G = 60 Tr = 20
Ditanyakan :
a) Hitunglah besarnya PN Keseimbangan ?
b) Berapa besarnya tingkat konsumsi (C) dan Tabungan (S) pada PN Keseimbangan tersebut ?
Jawab : ◦ Pendekatan II
a). Pendekatan I ◦ => S + Tx = I + G + Tr
=> Y = C + I + G - 90 + 0.25Yd + 40 = 120 + 60 + 20
Y = 90 + 0.75Yd + 120 + 60 - 90 + 0.25(Y-Tx+Tr) + 40 = 120 + 60 + 20
Y = 90 + 0.75(Y-Tx+Tr) + 120 + 60 - 90 + 0.25(Y-40+20) + 40 = 200
Y = 90 + 0.75(Y-40+20) + 120 + 60 - 90 + 0.25Y – 10 + 5 + 40 = 200
Y = 90 + 0.75Y – 30 + 15 + 120 + 60 0.25Y = 200 + 90 + 10 – 5 – 40
Y – 0.75Y = 90 – 30 + 15 + 120 + 60 0.25Y = 255
0.25Y = 255 Y = 255/0.25 = 1.020
Y = 255/0.25 = 1.020
.
Contoh :
Diketahui : C = 90 + 0.75Yd
I = 120 Tx = 40
G = 60 Tr = 20
Ditanyakan :
a) Hitunglah besarnya PN Keseimbangan ?
b) Berapa besarnya tingkat konsumsi (C) dan Tabungan (S) pada PN Keseimbangan tersebut ?
◦ b) Yd = Y – Tx + Tr
Yd = 1.020 – 40 + 20
Yd = 1.000
C = 90 + 0.75Yd S = - 90 + 0.25Yd
C = 90 + 0.75(1.000) S = - 90 + 0.25(1.000)
C = 90 + 750 = 840 S = - 90 + 250 = 160
.
Terimakasih