Perekonomian Tiga
Sektor
KESEIMBANGAN EKONOMI
DALAM TIGA SEKTOR
(PAJAK TETAP)
Y T C S I G AE = C + I + G
0 40 60 -100 120 60 240
240 40 240 -40 120 60 420
EKSPANSI
480 40 420 20 120 60 600
720 40 600 80 120 60 780
960 40 780 140 120 60 960 SEIMBANG
PERTAMBAHAN PERTAMBAHAN
PERTAMBAHA PERDAPATAN PERTAMBAHAN PERTAMBAHAN
TAHAP PROSES PENDAPATAN N PAJAK KONSUMSI TABU NGAN
MULTIPLIER NASIONAL DISPOSIBEL
(T) (yd) (C) (S)
(Y)
AE = AEF
AE : Pengeluaran agregat
sebenernya
AEF : Pengeluaran
agregat yang di perlukan Y
o
Y = YF
untuk mencapai tingkat
konsumsi full
employment
Masalah Pengangguran
Masalah yang muncul karena pengularan agregat
(AE) berada di bawah pengeluaran agregat yang
diperlukan untuk mencapai tingkat konsumsi full
employment. Pendapatan Nasional (Y) nilainya
berada dibawah Pendapatan Nasional Potensial (YF)
Jurang Deflasi / Kesenjangan Deflasi muncul
sebagai akibat dari adanya masalah pengangguran
ini.
Jurang / Kesenjangan Deflasi adalah jumlah
kekurangan perbelanjaan agregat yng diperlukan
untuk mencapai konsumsi full employment.
Grafik Masalah Pengangguran
Y=A
AE E
A AEF
A
B E
E Jurang/kesenjangan Deflasi
o Y
Y YF
Masalah Inflasi
Pengeluaran agregat yang terjadi melebihi kemampun
dari perekonomian untuk memproduksi barang dan
jasa sehingga menimbulkan kenaikan harga – harga.
Kondisinya Y > YF terjadi apabila harga – harga telah
mengalami kenaikan, menyebabkan sejumlah barang
tertentu mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada
sebelum terjadi kenaikan harga berlaku.
Jurang kesenjangan inflasi terjadi sebagai bentuk
kelebihan dalam pengeluaran agregat diatas
pengeluaran agregat pada konsumsi full employment
yang menimbulkan kekurangan barang dan kenaikan
harga
Grafik Masalah Inflasi
Y=A
AE E
E A
E
AEF
Jurang/kesenjangan Inflasi
o Y
YF Y
Politik Anggaran
Anggaran Tidak Berimbang
1. Anggaran Defisit (Deficit Budget), adalah anggaran
yang memang direncanakan untuk defisit (T > G atau
G > T) – Kebijakan Fiskal Ekpansif
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget), adalah anggaran
yang direncanakan pemerintah untuk mendapatakan
penerimaan lebih besar dari pengeluran (G > T atau T
< G ) – Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran Berimbang, adalah apabila
pengeluaran yang direncanakan pemerintah
akan sama dengan penerimaan (G=T atau
ΔG = ΔT)
Macam Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal Otomatis; meliputi
perubahan otomatis dalam penerimaan
pajak dan asuransi penganggura,
kesejahteraan dan transfer payment
lainnya
Kebijakan Fiskal Deskresioner; meliputi
perubahan pajak dan pengeluaran
pemerintah secara eksplisit, yang dapat
mempengaruhi perekonomian
Kebijakan Fiskal Diskresioner
Ada tiga bentuk kebijakan diskresioner :
1. Membuat perubahan atas pengeluaran
pemerintah
2. Membuat perubahan tas sistem
pemungutan pajak
3. Secara serentak membuat perubahan
dalam pengeluaran pemerintah dan
sistem pemungutan pajak
Langkah yang harus diambil pemerintah untuk
mengatasi masalah pengangguran :
1. Menaikan pengeluarannya tapi tidak membuat
perubahan apapun atas pajak yang dipungut
2. Mempertahankan tingkat pengeluaran tapi
menurunkan pajak yang di pungut
3. Menaikkan pengeluaran dan menurunkan
pajak
4. Pengeluaran dan pungutan pajak dinaikkan
dengan sama besar. Tujuan kebijakan ini
untuk mempertahankan pendapatan dan
pengeluaran pemerintah tetap seimbang.
Langkah yang harus diambil pemerintah
untuk mengatasi masalah inflasi :
1. Mengurangi pengeluaran
2. Menaikan pajak
3. Mengurangi pengeluaran dan menaikan
pajak
4. Mengurangi pengeluaran dan pajak
dengan jumlah yang sama besar.