Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

DI KELURAHAN KOTA MEDAN KECAMATAN KOTA MANNA


KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Yeti Marleni1), Rohidin Mersyah2), dan Bieng Brata3)


1)
Mahasiswa Program Studi Pascasarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
2)
Staf Pengajar Luar Biasa Pascasarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
(S2) Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
3)
Staf Pengajar Program Pascasarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (S2)
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

ABSTRAK

Sampah dapat menjadikan masalah dan juga dapat bermanfaat dalam menguatkan
kehidupan ekonomi masyarakat. Berbagai jenis sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga
dan industri apabila tidak dapat dikelola secara baik dan benar, dapat berpotensi untuk
melemahkan ekonomi masyarakat karena akan menyerap dana yang cukup besar untuk
penanganannya baik dari segi kebersihan, kesehatan maupun lingkungan. Manfaat penelitian
ini adalah untuk strategi pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Kota Medan dan
sebagai sumbang saran dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan di Kota Manna,
khususnya dalam hal kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Waktu dan lokasi penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai April 2012 di
Kelurahan Kota Medan Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Data dalam
penelitian ini bersumber dari Kepala Keluarga di Kelurahan Kota Medan Kecamatan Kota
Manna Kabupaten Bengkulu Selatan sebanyak 100 Kepala Keluarga yang diambil dari 12 RT.
Variabel dalam penelitian ini yaitu: jumlah dan jenis sampah keluarga, peran anggota
keluarga dalam pengelolaan sampah, pengelolaan sampah rumah tangga dan sistem
pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Kota Medan.
Jenis sampah organik sering ditemui di rumah sebanyak 41%, jenis sampah anorganik
sering ditemui di rumah 47%, dukungan terhadap pengelolaan sampah rumah tangga
sebanyak 48%, ketertarikan mengolah sampah rumah tangga menjadi bermanfaat sebanyak
47%, ketertarikan mengolah sampah rumah tangga menjadi kompos sebanyak 54%,
pengelolaan sampah rumah tangga menjadi barang yang bernilai jual di pasaran 58%.
Analisis SWOT/EFAS meliputi kekuatan (strengths); sampah organik dapat diolah lagi
menjadi kompos, sampah anorganik bisa dimanfaatkan kembali, kelemahan (weknesses);
masih terdapatnya masyarakat yang belum mengetahui cara mengelola sampah organik
menjadi kompos, perlunya perhatian pemerintah dalam pengelolaan sampah, peluang
(oppurtnunites); mengubah pola pikir masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan,
kesempatan bagi masyarakat untuk kreatif dan bisa memanfaatkan sampah, ancaman
(threats); apabila tidak ada strategi pengelolaan sampah tersebut, maka volume sampah di
kelurahan kota medan akan semakin bertambah banyak, sampah-sampah yang tidak dikelola
tersebut akan menumpuk dan menimbulkan dampak yang negatif.
Kesimpulan penelitian ini adalah strategi pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan
Kota Medan Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan agar tercipta lingkungan
yang bersih dan meningkatkan pendapatan keluarga dengan cara mengelola sampah organik
menjadi kompos dan sampah anorganik menjadi kerajinan/barang yang benilai jual di pasar.

Kata kunci: Sampah, Pengelolaan, Kompos, Kerajinan

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 35


PENDAHULUAN (2000), berdasarkan atas dasar sifat
biologis kimianya sampah dapat dibedakan
Ledakan penduduk yang pesat antara lain : sampah yang dapat membusuk
memberikan kontribusi perluasan lahan seperti sisa makanan, daun, sampah kebun,
perumahan sebagai tempat tinggalnya. pertanian atau lebih dikenal dengan istilah
Semakin luas suatu daerah pemukiman sampah organik, sampah yang tidak
semakin besar pula masalah yang membusuk seperti kertas, plastik, karet,
ditimbulkan, diantaranya adalah masalah gelas, logam yang lebih dikenal dengan
sampah. Sampah adalah sesuatu yang tidak istilah sampah anorganik, sampah yang
berguna lagi yang dibuang oleh pemiliknya berupa debu atau abu dan sampah yang
atau pemakainya semula (Tandjung, 1989 berbahaya terhadap kesehatan seperti
dalam Prihanto, 1996). Sampah menurut sampah yang berasal dari industri yang
Poerwardarminta (1976) diartikan sebagai mengandung zat-zat kimia maupun fisika
barang-barang buangan atau kotoran berbahaya.
(seperti daun-daun kering, kertas-kertas Sampah yang tidak dikelola dengan baik
kotor dan sebagainya) atau barang yang akan mencemari lingkungan dan sebagai
tidak berharga, hina dan sebagainya. sumber penyakit yang pada gilirannya akan
Sampah menurut kamus istilah menghambat laju gerak ekonomi
lingkungan (1994) adalah bahan yang tidak masyarakat. Menurut Soemarwoto (1989),
mempunyai nilai atau tidak berharga untuk sampah rumah tangga yang tidak
maksud biasa atau utama dalam tertangani akan kian menumpuk, sehingga
pembikinan atau pemakaian barang rusak mengakibatkan berkurangnya keindahan
atau bercacat dalam pembikinan lingkungan diikuti dengan bau busuk. Bila
manufaktur atau materi berkelebihan atau lingkungan sudah sedemikian rupa maka
ditolak atau buangan. Pendapat lain akan mengurangi sumberdaya kehidupan
mengatakan bahwa sampah adalah suatu dalam sektor kepariwisataan. Dipihak lain,
bahan yang terbuang atau dibuang dari sampah dapat juga menjadi salah satu
sumber hasil aktivitas manusia maupun sumberdaya penting dalam mengangkat
proses alam yang belum memiliki nilai perekonomian masyarakat. Kondisi ini
ekonomis (Ecolink, 1996). Sedangkan akan terjadi apabila sampah tersebut dapat
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 8 dikelola secara profesional.
Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Kebersihan memberikan pengertian bahwa faktor yang mempengaruhi efektifitas dan
sampah adalah sisa-sisa dari suatu benda efisiensi pengelolaan sampah rumah
berupa benda padat, benda cair yang tidak tangga, sistem pengolahan sampah rumah
berfungsi lagi, baik yang berasal dari tangga dan strategi pengelolaan sampah
rumah tangga, bangunan dan termasuk rumah tangga di Kelurahan Kota Medan
yang ada di jalan umum. Kecamatan Kota Manna Kabupaten
Berdasarkan asalnya sampah (padat) Bengkulu Selatan.
menurut Suprihatin (dalam Nisandi, 2007)
dapat digolongkan menjadi : sampah
organik, yaitu sampah yang terdiri dari METODE PENELITIAN
bahan-bahan penyusun tumbuhan dan Penelitian ini dilakukan pada bulan
hewan yang diambil dari alam atau Februari sampai April 2012 di Kelurahan
dihasilkan dari kegiatan pertanian, Kota Medan Kecamatan Kota Manna
perikanan atau yang lainnya dan sampah Kabupaten Bengkulu Selatan. Populasi
anorganik, yaitu sampah yang berasal dari penelitian ini adalah kepala keluarga yang
sumber daya alam tak terbaharui seperti berdomisili dalam wilayah studi yaitu
mineral dan minyak bumi atau dari proses Kelurahan Kota Medan sebanyak 12 RT.
industri. Sedangkan menurut Slamet Pengambilan sampel dilakukan dengan

NATURALIS
36 – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
ISSN: XXX - YYY

menggunakan teknik simple random tetapi secara bersama dapat meminimalkan


sampling. Untuk menentukan jumlah kelemahan (Weknesses) dan ancaman
responden menggunakan rumus Frank (Threats).
Linch dkk 1987 (dalam Assilawati, 2010)
yaitu:
HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Penduduk Kecamatan Kota


Manna yang tersebar pada 6 (enam)
Keterangan: Kelurahan dan 5 (lima) Desa berjumlah
n = Sampel size (ukuran sampel/contoh) 26.137 Jiwa (Sumber : Profil Kecamatan
N = Population (populasi) Kota Manna, 2011). Khusus untuk
Z = The value of formal variable (1,96) for Kelurahan Kota Medan memiliki luas
reliable livel of (0,5) wilayah 3,2 KM2, jumlah penduduk 5.382
d = Sampling Eror 10 % Jiwa dan kepadatan penduduk 1681
P = The largest possible propotion (0,5) Jiwa/KM2. Hal ini akan berpengaruh
terhadap banyaknya sampah yang
Data yang diambil dalam penelitian ini dihasilkan dari kegiatan manusia, apabila
bersumber dari Kepala Keluarga di rata-rata 0,3 M3 sampah padat per jiwa/hari
Kelurahan Kota Medan Kecamatan Kota maka jumlah timbunan sampah mencapai
Manna Kabupaten Bengkulu Selatan + 78,41 M3 per hari.
sebanyak 100 Kepala Keluarga yang Dari analisis statistik perhitungan jenis
diambil dari 12 RT. Jenis data yang sampah organik sering ditemui di rumah
digunakan yaitu : jumlah dan jenis sampah dapat diketahui bahwa terdapat 2%
keluarga, peran anggota keluarga dalam responden yang menyatakan jenis sampah
pengelolaan sampah, pengelolaan sampah organik pernah ditemui di rumah, 39%
rumah tangga dan sistem pengelolaan responden menjawab kadang-kadang, 41%
sampah rumah tangga di Kelurahan Kota lagi responden menjawab sering dan
Medan. Teknik pengumpulan data adalah jumlah responden yang menyatakan sangat
dengan menggunakan angket, observasi sering yaitu 39% (Gambar 1).
(pengamatan langsung) serta pedoman Berdasarkan hasil perhitungan jenis
wawancara tidak terstruktur. Setelah data sampah anorganik sering ditemui di rumah
terkumpul, kemudian data dianalisis dapat diketahui bahwa 1% responden
menggunakan : analisis statistik dan menjawab sampah anorganik pernah
analisis SWOT/EFAS. Analisis stastistik ditemui di rumah, 34% responden
ini digunakan untuk mengolah data menjawab kadang-kadang, sedangkan 47%
kuantitatif yang diperoleh dari lagi menyatakan sering dan 18%
angket/kuesioner yang disebarkan kepada menyatakan sangat sering (Gambar 2).
responden dalam penelitian tentang strategi Dukungan terhadap pengelolaan
pengelolaan sampah rumah tangga di sampah rumah tangga sangat bermanfaat
Kelurahan Kota Medan. Sedangkan sekali untuk mengurangi timbunan
analisis SWOT menjelaskan proses analisis sampah. Berdasarkan hasil perhitungan
kasus berikut perumusan strategi formulasi dukungan terhadap pengelolaan sampah
rekomendasi yang dipilih. Menurut rumah tangga dapat diketahui bahwa 39%
Rangkuti (2000), Analisis SWOT adalah responden cukup, 48% responden
identifikasi terhadap berbagai faktor secara menyatakan mendukung dan 13%
sistematis untuk merumuskan strategi yang menyatakan sangat mendukung
dipilih. Analisis ini didasarkan pada logika pengelolaan sampah rumah tangga
yang dapat memaksimalkan kekuatan (Gambar 3).
(Strengths) dan Peluang (Oppurtunities),

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 37


ISSN: 2302 - 6715XXX - YYY

Tidak Pernah Pernah menyatakan kurang ingin mengolah


0% 2% sampah rumah tangga menjadi bermanfaat,
45% responden menjawab cukup ingin,
Kadang-
responden yang menyatakan ingin 47%
Kadang
Sangat dan 5% responden lagi menyatakan sangat
Sering 18%
ingin mengolah sampah rumah tangga
39% menjadi bermanfaat (Gambar 4)
.
Sering
Sangat Ingin
41% Kurang Ingin
Tidak Ingin 5%
3%
0%
Gambar 1. Hasil Perhitungan Jenis Sampah
Organik Sering Ditemui di
Rumah
Ingin Cukup Ingin
47% 45%
Tidak Pernah
0% Pernah
Sangat Sering
1%
18%
Kadang-
Kadang Gambar 4. Hasil Perhitungan Ketertarikan
34% Mengolah Sampah Rumah
Sering Tangga Menjadi Bermanfaat
47%
Ketertarikan mengelola sampah rumah
tangga menjadi kompos terdapat 1%
Gambar 2. Hasil Perhitungan Jenis Sampah responden yang kurang ingin mengelola
Anorganik Sering Ditemui di sampah rumah tangga menjadi kompos,
Rumah 54% responden menyatakan cukup ingin,
44% lagi responden menyatakan ingin dan
1% responden menjawab sangat ingin
Tidak Kurang mengelola sampah rumah tangga menjadi
Mendukung Mendukung kompos (Gambar 5).
Sangat 0% 0%
Mendukung
13%
Sangat Tahu
Cukup Tahu 0% Tidak Tahu
Mendukung 0%
9%
39%
Mendukung
48%
Cukup Tahu Kurang Tahu
50% 41%
Gambar 3. Hasil Perhitungan Dukungan
Terhadap Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga

Berdasarkan hasil perhitungan Gambar 5. Hasil Perhitungan Mengetahui


ketertarikan mengolah sampah rumah Cara Mengelola Sampah
tangga menjadi bermanfaat diketahui Rumah Tangga Menjadi
bahwa 3% responden menjawab Kompos

38 Volume 1 Nomor 1, Juni 2012


ISSN: XXX - YYY

Hasil perhitungan pernah mengolah Pengelolaan sampah merupakan


sampah rumah tangga menjadi barang yang perlakuan terhadap sampah untuk
bernilai jual di pasaran 1% responden memperkecil atau menghilangkan masalah-
menyatakatn tidak pernah mengolah masalah yang dalam kaitannya dengan
sampah rumah tangga menjadi barang yang lingkungan yang ditimbulkannya. Karena
bernilai jual di pasaran, 40% responden itu pengelolaan atau penanganan sampah
menyatakan pernah, 58% reponden dapat berbentuk semata-mata membuang
menyatakan kadang-kadang dan 1% sampah atau mengembalikan (Recyling)
menyatakan sering (Gambar 6). sampah menjadi bahan-bahan yang
bermanfaat. Tahap pertama pengelolaan
Sangat Sering sampah adalah mengumpulkkan sampah
0% Tidak Pernah dari berbagai tempat ke suatu lokasi
Sering
1% pengumpulan, sesudah itu diadakan
1%
pemisahan komponen sampah menurut
jenisnya (Hadiwiyoto, 1990).
Pernah Analisis SWOT/EFAS Strategi
40% Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di
Kadang-
Kelurahan Kota Medan Kecamatan Kota
Kadang
Manna Kabupaten Bengkulu Selatan
58%
1. Kekuatan (Strengths)
a. Sampah organik dapat diolah lagi
menjadi kompos.
Gambar 6. Hasil Perhitungan Pernah b. Sampah anorganik bisa
Mengolah Sampah Rumah dimanfaatkan kembali untuk
Tangga Menjadi Barang Yang membuat berbagai macam kerajinan
Bernilai Jual di Pasaran atau bisa dijual langsung.

Tabel 1. Matrik SWOT Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan


Kota Medan Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan

INTERNAL Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)


(S) (W)

EKSTERNAL

Peluang Strategi Kekuatan Peluang Strategi Kelemahan Peluang (W-O)


(Oppurtunities) (S-O) 1. Kesempatan bagi masyarakat untuk
(O) 1. Mengolah sampah organik menjadi kreatif dan bisa memanfaatkan sampah
kompos dan sampah anorganik sehingga bisa menambah penghasilan
menjadi kerajinan/bisa dijual di keluarga.
pasar. 2. Adanya perhatian pemerintah dalam
2. Mengubah pola pikir masyarakat pengelolaan sampah khususnya
untuk peduli terhadap lingkungan. masalah penumpukan sampah.
Ancaman (Threats) Strategi Kekuatan Ancaman (S-T) Strategi Kelemahan Ancaman (W-T)
(T) 1. Masyarakat mengetahui cara 1. Pengelolaan sampah menjadi kompos
mengelola sampah organik menjadi dan pembuatan kerajinan/barang yang
kompos dan sampah anorganik bisa di jual dipasar bisa mengurangi
menjadi kerajinan atau barang yang volume sampah.
bisa di jual. 2. Adanya perhatian pemerintah terhadap
2. Mencegah dampak negatif sampah-sampah yang tidak dikelola
terhadap lingkungan dan kesehatan sehingga dapat mencegah dampak
akibat sampah-sampah yang tidak negatif yang ditimbulkan.
dikelola.

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 39


ISSN: 2302 - 6715XXX - YYY

2. Kelemahan
a. Masih terdapatnya masyarakat yang DAFTAR PUSTAKA
belum mengetahui cara mengelola
sampah organik menjadi kompos. Assilawati, 2010. Pengelolaan Sampah
b. Masih perlunya perhatian Secara Komunal dalam Menunjang
pemerintah dalam pengelolaan Kebersihan Lingkungan di
sampah. Kelurahan Kota Medan Kecamatan
3. Peluang Kota Manna Kabupaten Bengkulu
a. kemungkinan mengubah pola pikir Selatan. Tesis, Program Studi
masyarakat untuk peduli terhadap Pascasarjana Sumberdaya Alam dan
lingkungan. Lingkungan, Fakultas Pertanian
b. Kesempatan bagi masyarakat untuk Universitas Bengkulu.
kreatif dan bisa memanfaatkan Ecolink. 1996. Penanganan dan
sampah yag ada untuk diolah Pengelolahan Sampah. Jakarta:
menjadi barang yang bermanfaat Gramedia.
dan benilai jual di pasar, sehingga Hadiwiyoto. 1990. Cara Praktis Membuat
bisa menambah penghasilan Kompos. Jakarta: Agro Media
keluarga. Pustaka.
4. Ancaman Kantor Camat Kota Manna. 2011.
a. Apabila tidak ada strategi Nisandi. 2007. Pengantar Ilmu Kesehatan
pengelolaan sampah tersebut, maka Lingkungan. Jakarta: Yayasan
volume sampah di kelurahan kota Mutiara.
medan akan semakin bertambah Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 8
banyak. Tahun 2002. Retribusi Pelayanan
b. Sampah-sampah yang tidak Kebersihan.
dikelola tersebut akan menumpuk Poerwardarminta. 1976. Model
dan menimbulkan dampak yang Pengelolaan Sampah. Bandung: Bina
negatif terhadap lingkungan dan Cipta.
kesehatan. Prihanto. 1996. Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga. Jakarta: Swadaya.
Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT Teknik
KESIMPULAN Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Umum.
Kesimpulan penelitian ini adalah Slamet. 2000. Klasifikasi dan
strategi pengelolaan sampah rumah tangga Penggolongan Jenis Sampah :
di Kelurahan Kota Medan Kecamatan Kota Jakarta : Gramedia.
Manna Kabupaten Bengkulu Selatan agar Soemarwoto. 1989. Penanganan dan
tercipta lingkungan yang bersih dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta:
meningkatkan pendapatan keluarga dengan Yayasan Idayu.
cara mengelola sampah organik menjadi ...............,1994. Kamus Istilah lingkungan.
kompos dan sampah anorganik menjadi
kerajinan/barang yang benilai jual di pasar.

40 Volume 1 Nomor 1, Juni 2012

Anda mungkin juga menyukai