Anda di halaman 1dari 34

Topik Bahasan :

 Aliran Sirkuler Pendapatan dan Pengeluaran


Perekonomian Terbuka
 Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka
 Ekspor dan Impor
 Keseimbangan Pendapatan Nasional dan
Multiplier Dalam Perekonomian Terbuka

Jusmer Sihotang 1
 Dalam Model Perekonomian Tertutup  Dalam Model Perekonomian Terbuka (Open
(Closed Economy), yaitu Perekonomian Economy) juga disebut Model Perekonomian
Dua Sektor (Bab 4) dan Perekonomian Empat Sektor ada 4 pelaku ekonomi, yaitu
Tiga Sektor (Bab 5), diasumsikan bahwa Rumah Tangga Dalam Negeri, Perusahaan
negara belum terlibat dalam Dalam Negeri, Pemerintah Dalam Negeri dan
perdagangan internasional. Model Luar Negeri (Catatan : di Luar Negeri juga
perekonomian tertutup ini tentu terdapat rumah tangga, perusahaan, dan
belumlah lengkap karena belum pemerintah, namun dalam model kita sebut
memasukkan pelaku ekonomi luar saja semuanya menjadi sektor Luar Negeri).
negeri.  Dalam model perekonomian terbuka,
 Dalam model perekonomian tertutup barang/jasa yang diperdagangkan bukan
barang/jasa yang diperdagangkan hanya yang bersumber dari produksi dalam
hanyalah yang bersumber dari negeri saja, tetapi juga yang bersumber dari
produksi dalam negeri saja. Produksi luar negeri (barang/jasa impor)). Produksi
tersebut hanya dijual di dalam pasar dalam negeri sebagian di jual dalam pasar
dalam negeri (pasar domestik) belum domestik dan sebagian lagi dijual pada pasar
ada yang dijual ke pasar internasional. internasional (barang/jasa ekspor)

Jusmer Sihotang
2
Pendapatan Faktor Produksi (Y)

Pajak (T) Pajak (T)

Pengeluaran Pengeluaran
Pemerintah (G) Pemerintah (G)

Konsumsi Rumah Tangga


Terhadap Produk Domestik (Cd)

Impor (M) Ekspor (X)

Tabungan (S) Investasi (I)

Pinjaman

3
Jusmer Sihotang
Keterangan Gambar :
 Sektor Rumah Tangga (RT) dalam negeri memperoleh pendapatan (sebesar Y) dari penjualan
faktor-faktor produksi ke perusahaan dalam negeri. Pendapatan RT tersebut digunakan untuk:
konsumsi barang/jasa ke perusahaan (C = Consumption), tabungan ke Lembaga Keuangan
atau Bank (S = Saving), membayar pajak kepada pemerintah (T = Tax), dan membeli
barang/jasa dari luar negeri (M = Import).

 Sektor Perusahaan memperoleh pendapatan dari penjualan barang/jasa ke sektor rumah


tangga dalam negeri (= C), penjualan barang/jasa ke pemerintah dalam negeri (= G), dan
penjualan barang/jasa ke luar negeri (sebesar X = Export). Penerimaan perusahaan tersebut
digunakan untuk membeli faktor-faktor produksi dari sektor Rumah tangga (sebesar Y) dan
membayar pajak (T) kepada pemerintah.

 Sektor Pemerintah memperoleh pendapatan berupa Pajak (T = Tax) dari sektor RT dan sektor
perusahaan. Pajak yang diperoleh pemerintah, digunakan untuk membayar barang dan jasa
(G = Government Expenditure) yang dibeli dari sektor RT dan dari sektor perusahaan.

 Sektor Luar Negeri (LN) memperoleh pendapatan dari barang/jasa yang mereka jual ke
negara lain (M = Import suatu negara dari LN). Impor tersebut mereka gunakan untuk
membayar barang/jasa yang dibeli dari negara lain (X = Export suatu negara ke LN)
Jusmer Sihotang
4
 Dalam model perkonomian 3 sektor, terdapat 6 variabel
makroekonomi yang kita masukkan dalam menentukan
keseimbangan perekonomian, yaitu: Y, C, S, I, T dan G

 Namun dalam model perkonomian 4 sektor (perekonomian


terbuka), ada 2 variabel baru yang bertambah yaitu X dan
M, sehingga terdapat 8 variabel makroekonomi yang kita
masukkan dalam menentukan keseimbangan perekonomian,
yaitu: Y, C, S, I, T, G, X dan M.

 Dengan demikian, syarat untuk menentukan keseimbangan


dalam model perekonomian terbuka adalah sbb:

Jusmer Sihotang
5
Syarat Keseimbangan :
Sebagaimana sudah dijelaskan dalam model perekonomian 2 sektor
dan 3 sektor, dalam perekonomian 4 sektor (perekonomian terbuka)
juga digunakan dua pendekatan untuk menentukan keseimbangan
perekonomian, yaitu:
(I) Pendekatan AS dan AD, dan
(II) Pendekatan Bocoran (Leakage) dan Suntikan (Injection)

I. Pendekatan AS dan AD
Dalam model perekonomian terbuka, penawaran agregat (AS) yaitu
barang/jasa yang dijual di dalam negeri terdiri dari 2 sumber :
(1) barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri (PDB atau Y)
(2) barang dan jasa yang diimpor dari LN (M).
Jadi dapat ditulis : AS = Y + M

Jusmer Sihotang
6
Kemudian permintaan agregat (AD) yaitu pembelian terhadap barang/
jasa yang dijual dalam negeri terdiri dari:
(1) barang/jasa dalam negeri yang dibeli oleh rumah tangga (Cd)
(2) barang/jasa impor yang dibeli oleh rumah tangga (M)
(3) Barang/jasa yang dibeli oleh perusahaan (I)
(4) Barang/jasa yang dibeli oleh pemerintah (G), dan
(5) Barang/jasa yang dibeli oleh LN (X).
Jadi dapat ditulis : AD = Cd + M + I + G + X
Cd + M adalah merupakan konsumsi barang/jasa secara total (C),
yang dilakukan oleh rumah tangga, jadi Cd + M = C. Dengan
demikian AD dapat ditulis menjadi :

AD = C + I + G + X

Jusmer Sihotang
7
Perekonomian seimbang apabila :
AS = AD
Y + M = C + I + G + X atau
Y = C + I + G + (X – M)

(X - M) disebut dengan Ekspor Bersih (Net Exports) atau juga disebut


sebagai Neraca Perdagangan (Trade Balance). Ada 3 kemungkinan
posisi Neraca Perdagangan, yaitu surplus, defisit atau seimbang.
Jika X > M : Neraca Perdagangan Surplus
Jika X < M : Neraca Perdagangan Defisit
Jika X = M : Neraca Perdagangan Seimbang

Jusmer Sihotang
8
II. Pendekatan Bocoran dan Suntikan
 Bocoran adalah pendapatan sektor rumah tangga yang tidak
digunakan untuk membeli barang/jasa ke perusahaan. Dalam
perekonomian terbuka, bocoran tersebut adalah: Tabungan Rumah
tangga ke Lembaga Keuangan atau Bank (S), pajak ke pemerintah
(T), dan impor dari luar negeri (M), sehingga Bocoran = S + T + M
 Suntikan adalah pendapatan sektor perusahaan bukan karena
menjual barang/jasa ke sektor rumah tangga. Dalam perekonomian
terbuka suntikan tersebut adalah: investasi yang dilakukan oleh
investor ke perusahaan (I), barang/jasa yang dibeli pemerintah dari
perusahaan (G), dan barang/jasa yang dibeli luar negeri dari
perusahaan (X), sehingga Suntikan = I + G + X

Menurut pendekatan ini, perekonomian seimbang apabila :


Bocoran = Suntikan
S+T+M = I+G+X
Jusmer Sihotang
9
Ekspor dan Impor
Penentu Ekspor :
Faktor apa yang menentukan besar kecilnya ekspor suatu negara?
1. Apakah barang-barang yang mau diekspor tersebut semakin
diperlukan negara lain
2. Kemampuan suatu negara untuk memproduksi barang-barang yang
dapat bersaing (mutu dan harga) di pasar internasional

Sama halnya dengan I dan G, X juga dianggap merupakan variabel


otonom, artinya tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional.

X  Ekspor mula-mula = X
X2  Jika barang yang mau diekspor semakin diperlukan
negara lain atau jika negara mampu memproduksi
barang-barang yang dapat bersaing di pasar
X internasional, maka X naik menjadi X2
 Jika barang yang mau diekspor semakin tidak
X1 diperlukan negara lain atau jika negara tidak mampu
memproduksi barang-barang yang dapat bersaing di
pasar internasional, maka X naik menjadi X1
0
Jusmer Sihotang Y 10
Ekspor dan Impor
Penentu Impor :
Faktor apa yang menentukan besar kecilnya impor suatu negara?
1. Apakah barang-barang impor tersebut kompetitif atau mampu bersaing (mutu
dan harga) dengan produksi domestik (barang impor semakin kompetitif)
2. Kesanggupan suatu negara untuk membayar barang impor yang ditunjukkan
oleh tingkat pendapatan nasionalnya
Impor (M) dianggap merupakan fungsi positif dari tingkat pendapatan nasional (Y),
artinya jika Y naik maka M juga naik dan sebaliknya jika Y turun maka M juga akan
turun, sehingga fungsi M dapat ditulis menjadi : M = mY
 Impor mula-mula = M M M2
 Jika barang impor suatu negara
semakin kompetitif atau jika Y
suatu negara meningkat, maka M
M negara tsb naik menjadi M2
 Jika barang impor suatu negara
semakin tidak kompetitif atau
M1
jika Y suatu negara menurun,
maka Mnya turun menjadi M1
Jusmer Sihotang
Y 11
AD Y =AD
AD = C + I + G + X - M

I. Pendekatan AS = AD E0

Y = C + I + G + (X - M)

45o
o Y
Y0
S+T+M , I+G+X
S+T+M
II. Pendekatan Bocoran = Suntikan
S+T+M = I+G+X E0
I+G+X

o Y
Y0
Jusmer Sihotang
12
Y = C+I+G+X-M
= a + b Yd + Io + Go + Xo - mY
Y = C+I+G+X–M
= a + b(Y – tY) + Io + Go +Xo – mY
C = a + b Yd
Yd = Y-T = a + bY – btY + Io + Go +Xo – mY
T = tY Y - bY + bt Y + mY = a + Io + Go + Xo
I = Io (1 - b + bt + m) Y = a + Io + Go + Xo
G = Go
X = Xo a + Io + Go + Xo
M = mY Y =
1 – b + bt + m

Note : Untuk a – bTo + Io + Go + Xo


Pajak Tetap Y=
Jusmer Sihotang (T = T0) 1 – b + bt 13
13
Rumus menghitung Y : Pengaruh I, G dan X
thdp Y = positif

a + Io + G0 + X0 1
Y = atau Y = (a + Io + G0 + X0 )
1 - b + bt + m 1 - b + bt + m
Y = pendapatan nasional
a = konsumsi
b = MPC Multiplier
t = persentase pajak proporsional
m = persentase impor
I0 = investasi
G0 = pengeluaran pemerintah
X0 = ekspor

Berdasarkan rumus Y di atas, pengaruh perubahan investasi (∆I), perubahan pengeluaran pemerintah (∆G),
dan perubahan pungutan pajak pemerintah (∆T), perubahan ekspor (∆X) dan perubahan impor (∆M)
terhadap perubahan pendapatan nasional (∆Y) dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus multiplier sbb :

Jusmer Sihotang 15
1
ΔY = ( ΔI)  Multiplier Investasi
1 – b + bt + m

1
ΔY = ( ΔG)  Multiplier Pengeluaran
1 – b + bt + m Pemerintah

1
ΔY = ( ΔX)  Multiplier Ekspor
1 – b + bt + m
Jusmer Sihotang
16
-b
ΔY = ( ΔT)  Multiplier Pajak
1 – b + bt + m

-1
ΔY = (ΔM)  Multiplier Impor
1 – b + bt + m

Jusmer Sihotang
17
Selanjutnya kita lebih khusus untuk membahas
Multiplier Ekspor dan Impor sbb :

1. Multiplier Ekspor (X)


1
Jika X dinaikkan sebesar ∆X, maka : ∆Y = (∆X)
1 - b + bt + m

[1 / (1 - b + bt + m)] disebut
multiplier X = m X
(m X = positif)

Multiplier Ekspor (m X) bernilai positif, berarti :

 Jika X naik sebesar ∆X, maka Y akan naik sebesar [ 1 / (1 - b + bt + m) ] (∆X)

 Jika X turun sebesar -∆X, maka Y akan turun sebesar[ 1 / (1 - b + bt + m) ] (-∆X)

Jusmer Sihotang 18
2. Multiplier Impor (M)
-1
Jika M dinaikkan sebesar ∆M, maka : ∆Y = (∆M)
1 - b + bt + m

[ -1 / (1 - b + bt + m)]
disebut multiplier M = m M
(m M = negatif)

Multiplier Impor (m M) bernilai negatif, berarti :

 Jika M naik sebesar ∆M, maka Y akan turun sebesar [ - 1 / (1 - b + bt + m) ] (∆M)

 Jika M turun sebesar -∆M, maka Y akan naik sebesar[ - 1 / (1 - b + bt + m) ] (-∆M)

Jusmer Sihotang 19
Contoh Angka :
Diketahui model makroekonomi Keynes dalam
perekonomian terbuka adalah sbb :
C = 1000 + 0,8 Yd
T = 25% Y
I = 800
G = 500
X = 700
M = 10%Y

1. Hitung tingkat pendapatan nasional keseimbangan


2. Hitung M, T, Yd, C dan S pada keseimbangan tersebut, dan bagaimana posisi
neraca perdagangan ?
3. Hitung perubahan Y dan berapa perubahan M, T, Yd, C, dan S sebagai akibat
dari perubahan Y tersebut apabila :
(a) X naik sebesar 200
(b) M turun sebesar 100
Jusmer Sihotang
20
1. Tingkat pendapatan nasional keseimbangan (Y)
a + Io + G o + X o 1000 + 800 + 500 + 700
Y = = = 6000
1 – b + bt + m 1 – 0,8 + 0,8(0,25) + 0,1

2. M, T, Yd, C dan S pada keseimbangan (Y = 6000)


M = 10% Y = 10% (6000) = 600
T = 25% Y = 25% (6000) = 1500
Yd = Y – T = 6000 – 1500 = 4500
C = 1000 + 0,8 Yd = 1000 + 0,8 (4500) = 4600
S = Yd – C = 4500- 4600 = - 100

Posisi Neraca Perdagangan


M = 600 X > M (Neraca Perdagangan Surplus sebesar 100)
X = 700
Jusmer Sihotang
21
3. (a) Jika ΔX = 200, berapa ΔY dan ΔM, ΔT, ΔYd, ΔC, ΔS ?
1
Jika ΔX = 200, maka : ΔY = ( ΔX)
1 – b + bt + m

1
ΔY = (200) = 400
1 - 0,8 + 0,8(0,25) + 0,1

Kenaikan X sebesar 200 atau ΔM = 10% ΔY = 10% (400) = 40


ΔX = 200 akan menaikkan Y ΔT = 25% ΔY = 25% (400) = 100
sebesar 400 atau ΔY = 400 ΔYd = ΔY – ΔT = 400 – 100 = 300
dan akibatnya terhadap ΔM, ΔC = 0,8 ΔYd = 0,8 (300) = 240
ΔT, ΔYd, ΔC, ΔS adalah sbb :
ΔS = ΔYd – ΔC = 300- 240 = 60
Jusmer Sihotang
22
3. (b) Jika ΔM = -100, berapa ΔY dan ΔM, ΔT, ΔYd, ΔC, ΔS ?
-1
Jika ΔM = - 100, maka : ΔY = ( ΔM)
1 – b + bt + m

-1
ΔY = (- 100) = 200
1 - 0,8 + 0,8(0,25) + 0,1

Penurunan M sebesar 100 atau


ΔM = 10% ΔY = 10% (200) = 20
ΔM = - 100 akan menaikkan Y ΔT = 25% ΔY = 25% (200) = 50
sebesar 200 atau ΔY = 200 dan ΔYd = ΔY – ΔT = 200 – 50 = 150
akibatnya terhadap ΔM, ΔT, ΔC = 0,8 ΔYd = 0,8 (150) = 120
ΔYd, ΔC, ΔS adalah sbb : ΔS = ΔYd – ΔC = 150 - 120 = 30
Jusmer Sihotang
23
Diketahui model makroekonomi Keynes dalam
perekonomian terbuka adalah sbb :
C = 370 + 0,75Yd
T = 12%Y
I = 230
G = 225
X = 175
M = 16%Y
1. Hitung tingkat pendapatan nasional keseimbangan
2. Hitung M, T, Yd, C dan S pada keseimbangan tersebut,
dan bagaimana posisi neraca perdagangan ?
3. Hitung perubahan Y, M, T, Yd, C, dan S apabila :
a. X naik sebesar 50
b. M turun sebesar 75

Jusmer Sihotang
24
Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang impor,
berikut ditampilkan suatu penelitian dengan judul :

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO,


TINGKAT INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH ATAS
US DOLLAR TERHADAP IMPOR INDONESIA
PERIODE 2010.Q1 – 2017.Q4

(Peneliti: Jusmer Sihotang)

25
Jusmer Sihotang
Latar Belakang Penelitian
Perdagangan ekspor impor memegang peranan sangat penting dalam
suatu perekonomian. Peran impor di Indonesia, antara lain :
pemenuhan konsumsi barang dengan kualitas lebih baik, pemenuhan
konsumsi barang yang produksinya terbatas/tidak diproduksi di DN,
sumber perolehan bahan baku, sumber teknologi modern dari luar
negeri, menjaga kestabilan harga di dalam negeri, meningkatkan kerja
sama dengan negara lain. Akan tetapi, peningkatan impor yang
berlebihan dan tidak terkendali dapat menimbulkan berbagai dampak
negatif, antara lain: (1) dapat memperlambat perkembangan industri
dalam negeri karena tidak mampu berkompetisi dengan produk-
produk impor, (2) dapat mengurangi kegiatan memproduksi dan
menurunkan pendapatan para produsen domestik, (3) dapat
mengurangi kesempatan penciptaan lapangan kerja yang dapat
menambah angka pengangguran, (4) dapat mendorong konsumerisme
terutama untuk konsumsi atas barang-barang mewah,
Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja perekonomian secara
nasional, selain kebijakan yang mendorong ekspor, pemerintah juga
perlu melakukan kebijakan yang dapat mengendalikan kegiatan impor.

Jusmer Sihotang 26
25
Perumusan Masalah Penelitian
Bagaimanakah arah dan pengaruh dari PDB, tingkat
inflasi, dan nilai tukar rupiah atas US Dollar terhadap
impor Indonesia periode tahun 2010.Q1 – 2017.Q4 ?

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui arah dan pengaruh dari PDB, tingkat
inflasi, dan nilai tukar rupiah atas US Dollar terhadap
impor Indonesia periode tahun 2010.Q1 – 2017.Q4 ?

Manfaat Penelitian
1. Bagi pemerintah, sebagai dasar strategi kebijakan
untuk mengelola impor Indonesia
2. Bagi pelaku bisnis (importir), sebagai acuan untuk
aktivitas bisnis yang menguntungkan.
3. Bagi peneliti, sebagai tambahan referensi
Jusmer Sihotang 27
26
Metodologi Penelitian

Objek Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada analisis tentang arah dan


pengaruh perubahan masing-masing variabel independen (PDB
Indonesia, tingkat Inflasi di Indonesia, dan nilai tukar rupiah
atas US Dollar) terhadap variabel dependen (Impor Indonesia).

Data dan Sumber Data Penelitian :


Data yang digunakan dalam peneltian adalah data sekunder
deret waktu (time series) selama 32 kuartal (2010.Q1 – 2017.Q4
yang bersumber dari Website BPS, Website BI, Website The
Fed, dan Publikasi lainnya yg relevan

28
Jusmer Sihotang
Spesifikasi Model dan Metode Pendugaan Model

Spesifikasi Model Penelitian (Persamaan Regresi Berganda):


IMPt = b0 + b1 PDBt + b2 INFt + b3 NTRt + U (t = 1, ... , 32)
dimana:
IMPt = Impor Indonesia pada kuartal ke-t (USD juta)
PDBt = Produk Domestik Bruto riil Indonesia pada kuartal ke-t (Rp miliar)
INFt = Tingkat inflasi di Indonesia pada kuartal ke-t (%)
NTRt = Nilai tukar rupiah terhadap US Dollar pada kuartal ke-t (Rupiah/USD)
U = Peubah penggangu.

Hipotetis (harapan teoretis) : b1, b2 > 0 (positif) dan b3 < 0 (negatif)

Pendugaan Model persamaan regresi menggunakan metode OLS (Ordinary Least


Square), data diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistics
Package for Social Science for Windows 24.0).

29
Jusmer Sihotang
Hasil Pendugaan Model

Konstanta/Koefisien Koefisien t-statistik Signifikansi


Variabel Bebas Regresi
(constant) 21391,238 2,470 0,020**)
PDBt 0,033 4,169 0,000*)
INFt 2034,018 4,059 0,000*)
NTRt -5,474 -5,356 0,000*)
F-statistik = 14,195 0,000*)

IMPt = 21.391,238 + 0,033 PDBt + 2.034,018 INFt – 5,474 NTRt


(R2 = 0,603; DW = 0,529; N = 32)
*) koefisien regresi signifikan pada taraf α = 1%)
**) konstanta signifikan pada taraf α = 1%)

Sumber: diolah dari data penelitian, data deret waktu 2010.Q1 – 2017.Q4

30
29
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
1. Produk Domestik Bruto riil berpengaruh positif dan signifikan
terhadap impor Indonesia dengan koefisien regresi 0,033, berarti
setiap terjadi peningkatan Produk Domestik Bruto riil sebesar Rp
10 miliar, ceteris paribus, akan dapat meningkatkan impor
Indonesia sebesar USD 0,33 juta.
2. Tingkat inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap impor
Indonesia dengan koefisien regresi sebesar 2.034,018, berarti
apabila terjadi kenaikan tingkat inflasi sebesar satu persen, ceteris
paribus, maka akan dapat meningkatkan impor Indonesia sebesar
USD 2.034 juta.
3. Nilai tukar rupiah atas US Dollar berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap impor Indonesia dengan koefisien regresi
sebesar -5,474, berarti apabila terjadi peningkatan nilai tukar
rupiah terhadap US Dollar (makin banyak jumlah rupiah yang harus
ditukarkan untuk mendapatkan satu unit US Dollar atau dengan
kata lain rupiah mengalami depresiasi) misalnya sebesar Rp 100 per
US Dollar, ceteris paribus, maka akan menurunkan impor
Indonesia sebesar USD 547,4 juta.
Jusmer Sihotang 31
Saran
1. Peningkatan Produk Domestik Bruto riil akan dapat meningkatkan
impor Indonesia. Oleh karena itu, kebijakan untuk mendorong
produksi dalam negeri sebagai substitusi terhadap produk impor,
terutama untuk produk-produk impor untuk tujuan konsumsi perlu
dilakukan, misalnya dengan meningkatkan daya saing produksi dalam
negeri dengan cara meningkatkan kualitas produk dan dengan
mengendalikan kenaikan biaya produksi di dalam negeri.
2. Dari segi jumlah ternyata kenaikan impor sebagai akibat dari
kenaikan inflasi di Indonesia adalah cukup besar. Oleh karena itu,
pemerintah diharapkan supaya tetap konsisten mempertahankan
kebijakan dalam target inflasi yang rendah dan stabil. Kebijakan ini
selain mengurangi laju kenaikan impor sebagai akibat inflasi tersebut,
sekaligus diharapkan akan dapat memperbaiki posisi neraca
perdagangan Indonesia.
3. Pengaruh negatif dari nilai tukar rupiah atas US Dollar terhadap
impor Indonesia perlu diantisipasi dengan cara meningkatkan daya
saing produk-produk dalam negeri terhadap produk-produk impor.
Dengan demikian ketika rupiah mengalami apresiasi tidak serta
merta akan berdampak terhadap peningkatan produk-produk impor.
32
Jusmer Sihotang
DAFTAR PUSTAKA
Anggaristyadi, Galih, 2011, Analsisis Pengaruh Pendapatan Perkapita, Nilai Tukar Rupiah
Terhadap Dolar, Cadangan Devisa, dan Inflasi Terhadap Perkembangan Impor Indonesia
Tahun 1985-2008, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Universitas Sebelas Maret.
Anggit, Iswari, 2019, Sepanjang 2018, Ini Deretan Barang Impor yang Banjiri RI,
https://www.cnbcindonesia.com/market/20190115172626-17-50798/sepanjang-2018-ini-
deretan-barang-impor-yang-banjiri-ri (diakses 19 Maret 2019).
Anggraeni, Rina, 2019, Awal Tahun 2019, Neraca Perdagangan Indonesia Defisit USD 1,16 Miliar,
https://ekbis.sindonews.com/read/1378925/33/awal-tahun-2019-neraca-perdagangan-indonesia-
defisit-usd116-miliar-1550201405 (diakses 18 Maret 2019).
Anonymous, 2018, Impor Januari-Agustus 2018 Melonjak 25%,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/09/18/impor-januari-agustus-2018-
melonjak-25 (diakses 17 Maret 2019).
Brata, I Gede Chandra Surya, 2015, Derajat Keterbukaan Impor Dan Derajat Konsentrasi
Komoditas Kedelai Di Indonesia, Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 4, Nomor 8,
Agustus 2015, Universitas Udayana.
Brian, Rio, 2019, Perdagangan Internasional: Pengertian, Manfaat, Jenis dan Faktor
Pendorongnya, https://www.maxmanroe.com/pengertian-perdagangan-internasional.html
(diakses 19 Maret 2019).
Fair, Ray C, dan Karl E. Case, 2007, Prinsip-Prinsip Ekonomi, Jilid 1, Edisi Kedelapan, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
33
32
Gujarati dan Porter, 2012, Dasar-Dasar Ekonometrika, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
Hadi AR, Abdul, 2014, Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan Impor Indonesia, Disertasi,
Fakultas Ekonomi Syiah Kuala.
Imam, Adlin, 2013, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Barang Konsumsi di Indonesia, Jurnal
Ekonomi Pembangunan, Universitas Negeri Padang.
Indrawati, Sri Mulyani, 2019, Ekspor dan Impor Menyusut, Pemerintah Segera Evaluasi Kebijakan,
https://www.jawapos.com/ekonomi/18/03/2019/ekspor-dan-impor-menyusut-pemerintah-
segera-evaluasi-kebijakan (diakses 19 Maret 2019).
Lumbangaol, Ester Rumondang Hot Tua, 2012, Pengaruh Produk Domestik Bruto, Nilai Tukar Rupiah,
Dan Inflasi Terhadap Nilai ImporMigas Dan Non Migas Indonesia, Tesis, Universitas
Sumatera Utara.
Mankiw, N. Gregory, 2007, Makroekonomi, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Meydianawati, Luh Gede (et.al.), 2014, Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Impor Barang
Konsumsi di Indonesia, E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol. 3, No. 12,
Desember 2014, ISSN: 2303-0178.
Krugman, Paul R. and Maurice Obstfeld, 1999, Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan, Edisi
Kedua Alih Bahasa oleh Haris Munandar dan Faisal Basri, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Nugroho, Deo Aldy, 2016, Analisis Permintaan Impor Barang Modal di Indonesia, Skripsi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Bandar Lampung.

34
33
Pakpahan, Asima Ronitua Samosir, 2012, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor
Daging Sapi di Indonesia, Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 1, Nomor 2, November
2012, Universitas Negeri Semarang.
Prima, Benedicta, 2018, Impor Migas dan Non-Migas Masih Tinggi, Defisit Neraca Dagang
Melebar, https://nasional.kontan.co.id/news/impor-migas-dan-non-migas-masih-tinggi-
defisit-neraca-dagang-melebar (diakses 17 Maret 2019).
Salvatore, Dominick, 2014, Ekonomi Internasional, Edisi 9, Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Samuelson, Paul A., dan Nordhaus, William D., 2004, Ilmu Makroekonomi, Edisi Tujuh Belas,
Diterjemahkan oleh Gretta, Theresa Tanoto, Bosco Carvallo, dan Anna Elly, PT. Media
Global Edukasi, Jakarta.
Sihotang, Jusmer (at.al.), 2018, Pengantar Mikroekonomi, Edisi Pertama, Cetakan Keenam,
Universitas HKBP Nommensen, Medan.
Siregar, Athiah Ramadhani, 2010, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor di Indonesia,
Tesis, Universitas Sumatera Utara.
Sukirno, Sadono, 2012, Makroekonomi Modern Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga
Keynesian Baru, Edisi 1, Cetakan ke-5, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Wiguna, Ida Bagus Wira Satrya, 2014, Pengaruh Devisa, Kurs Dollar AS, PDB Dan Inflasi
Terhadap Impor Mesin Kompressor Dari China, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 3,
Nomor 5, Mei 2014. Universitas Udayana.

34
35

Anda mungkin juga menyukai