Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian Perekonomian Terbuka


Perkonomian terbuka adalah suatu sistem ekonomi yang di dalamnya terdapat
kegiatan ekspor dan impor yang tentunya dilakukan antara satu negara dengan negara
lainnya. Dalam pengertian lain perekonomian terbuka juga disebut sebagai
perekonomian empat sektor yang memang mencakup empat kriteria, yaitu rumah
tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Ekonomi terbuka berarti bahwa ada
pasar keempat didalam proses perekonomian yaitu pasar luar negeri. Adanya pasar luar
negeri mempunyai konsekuensi yang lebih lanjut terhadap pasar-pasar lainnya.
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang
buatan dalam negeri ke luar Negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan
aliran pengeluaran yang masuk ke sektor perusahaan. Dengan demikian pengeluaran
agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan
pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional.
Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukkan barang dari luar negeri
ke dalam negeri atau ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ininakan
menimbulkan aliran keluar dari aliran pengeluaran dari sektor rumah tangga ke sektor
perusahaan. Aliran keluar ini yang akan menyebabkan menurunnya pendapatan
nasional.
Dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka pengeluaran agregat meliputi
lima jenis pengeluaran, yaitu:
1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga keatas barang barang yang dihasilkan didalam
negeri (Cdn).
2) Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan
menghasilkan barang dan jasa.
3) Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri. (G)
4) Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan
didalam negeri. (X)
5) Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M)
Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka adalah
pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi, pengeluaran
pemerintah, pengeluaran ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor). Pengeluaran
agregat ini tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus:
AE = Cdn + I + G + X + M.
2. Faktor-Faktor Penentu Ekspor Impor
a) Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor
Suatu Negara dapat mengekspor barang produksinya ke Negara lain apabila
barang tersebut diperlukan Negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi
barang tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri.
Ada faktor terpenting yang menentukan ekspor suatu Negara yaitu kemampuan dari
Negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam
pasaran luar negeri, baik dalam mutu, harga barang yang diekspor paling tidak
sedikit sama baiknya dengan yang diperjual-belikan dalam pasaran luar negeri,
serta cita rasa masyarakat luar negeri terhadap barang yang diekspor.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kemerosotan pada ekspor, yaitu biasa
terjadinya perubahan cita rasa penduduk luar negeri, merosotnya keupayaan
bersaing di pasar luar negeri serta terjadi permasalahan ekonomi yang sedang
dialami diluar negeri.
b) Faktor-faktor yang Menentukan Impor
Impor suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin
tinggi pendapatan, semakin banyak impor yang akan dilakukan. Inflasi juga dapat
menyebabkan secara keseluruhan barang buatan dalam negeri menjadi lebih mahal.
Serta kemampuan suatu Negara menghasilkan barang yang lebih baik mutunya
merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perubahan impor terhadap tingkat
pendapatan nasional.
3. Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka
Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai jika keadaan dimana: a)
Penawaran Agregat Sama Dengan Pengerluaran Agregat.
Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di
dalam negeri terdiri dari dua golongan barang, yaitu: Yang di produksi di dalam
negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y) dan Yang di impor dari luar negeri.
Dengan demikian dalam perekonomian terbuka Penawaran Agregat (AS) terdiri
dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M), dalam rumus : terbuka telah
menunjukkan bahwa pengeluaran agregat (AE) meliputi lima komponen berikut :
pengeluaran rumah tangga ke atas barang produksi dalam negeri (Cdn), investasi
swasta (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X), dan pengeluaran keatas impor
(M), dalam rumus:
AE = Cdn + I + G + X + M
Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam
negeri (C) dan pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian
terbuka berlaku persamaan berikut: C = Cdn + M atau AE = C + I + G + X
Dalam setiap perekonomian keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila
penawaran agregat (AE). Dengan demikian, dalam perekonomian terbuka
keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai apabila:
Y + M = C + I + G + X atau Y = C + I + G + (X– M) b) Suntikan
dan Bocoran dalam Perekonomian Terbuka
Dalam pendekatan suntikan dan bocoran, keseimbangan pendapatan nasional
dalam perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut: I + G + X = S + T +
M. Untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian
terbuka diperlukan pencapaian dalam kesamaan, yaitu pendapata nasional (Y) yang
telah dikurangi oleh pajak pendapatan perusahaan serta pendapatan nasional yang
mengalir ke sector rumah tangga dikurangi pula oleh pajak pendapatan individu.
Sisa yang diperoleh merupakan pendapatan disposebel (Yd). maka dengan rumus:
Yd = Y – Pajak perusahaan – Pajak Individu Atau Yd = Y – T
c) Pendapatan Disposebel Tersebut Digunakan untuk Tujuan-Tujuan:

1
1) Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor, dengan rumus:
C = Cdn + M
2) Untuk di tabung (S) Maka dari pernyataan tersebut, yaitu Yd = C + S. Oleh
karena Yd = Y – T, maka dalam ekonomi terbuka berlaku persamaan: Y – Y =
C + S atau Y = C + S + T
Dimana C adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dalam
negeri dan barang impor. Mengenai keseimbangan mengikuti pendekatan
penawaran agregat-pengeluaran agregat menunjukan bahwa keseimbangan di
capai apabila: Y = C + I + G + (X – M)
Dengan demikian dalam perekonomian terbuka yang mencapai keseimbangan
pendapatan nasional berlaku kesamaan:
C + I + G + (X – M) = C + S + T atau I + G + X = S + T + M
4. Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka
Ada pernyataan mengenai keseimbangan pendapat nasional dalam perekonomian
terbuka, yaitu apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri dari tiga sector,
keseimbangan pendapat nasional akan dicapai pada keadaan Y = C + I + G. Dan apabila
perekonomian ini berubah menjadi ekonomi terbuka, akan timbul dua aliran
pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor. Ekspor akan menambah pengeluaran agregat
mana kala impor akan mengurangi pengeluaran agregat.
Dengan demikian, apabila perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke
ekonomi terbuka, pengeluaran agregat akan bertambah semakin banyak Ekspor Neto,
yaitu sebanyak (X – M). Nilai Ekspor Neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi
pengeluaran agregat untuk perekonomian tertutup (AE = C + I + G). Dan akan
diperoleh fungsi pengeluaran agregat untuk ekomoni empat sektor, yaitu AE = C + I +
G + (X – M).
Akibat dari perubahan keseimbangan pendapatan nasional ini menyebabkan
pendapatan nasional meningkat (pendapatan nasional dalam perekonomian tertutup)
menjadi pendapatan nasional untuk perekonomian terbuka. Dan bahwa fungsi AE =C+
I+G+(X–M) tidak sejajar dengan AE = C + I + G dan dengan konsumsi (C). Keadaan
demikian berlaku karena impor (M) nilainya sebanding dengan pendapatan nasional,
maka fungsi dari AE = C + I + G + (X – M).
Misalkan keseimbangan pendapatan nasional menurut pendekatan bocoran yaitu,
jika apabila ekonomi terdiri dari tiga sector maka perubahan dari perekonomian tertutup
menjadi perekonomian terbuka, menyebabkan:
a) Suntikan bertambah sebanyak X, dari I + G menjadi I + G + X. perubahan sejajar
karena ekspor adalah pengeluaran otonomi.
b) Bocoran bertambah sebanyak M, dari S + T dan semakin menjauhi S + T karena M
adalah pengeluaran terpengaruh (sebanding dengan pendapatan nasional).
5. Perubahan-Perubahan Keseimbangan
Perubahan yang terjadi pada pengeluaran rumah tangga, perubahan
komponenkomponen suntikan (I, G, dan X) dan perubahan komponen-komponen

2
bocoran (S,T atau M) akan menimbulkan perubahan ke atas keseimbangan pendapatan
nasional.
Kenaikan dalam pengeluaran rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau
ekspor akan menaikkan pendapatan nasional. Kenaikan pengeluaran agregat juga akan
menimbulkan proses multiplier sehingga pada akhirnya menyebabkan pertambahan
pendapatan nasional adalah lebih besar dari pertambahan pengeluaran agregat yang
berlaku.
Dalam ekonomi empat sector nilai multiplier adalah lebih kecil dari dalam
ekonomi tiga sector.sebabnya adalaha karena dalam perekonomian terbuka misalkan
impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional, yaitu persamaan impor adalah M
= m Y. Nilai m menyebabkan tingkat ‘kebocoran’ (presentasi dari pertambahan
pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk menimbulkan proses
multiplier selanjutnya) menjdi bertambah.
Perubahan komponen yang meliputi bocoran (S, T, atau M) akan menimbulkan
akibat yang sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat.
Kenaikan tabungan, atau pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses
multiplier akan menyebabkan pendapatan nasional berkurang lebih besar dari kenaikan
kebocoran.
B. Perekonomian Tertutup
1. Pengertian Ekonomi Tertutup
Dalam ekonomi makro, Ekonomi tertutup juga disebut atau yang dikenal dengan
istilah ekonomi tiga sektor. Tiga sektor disini dimaksudkan sebagai jenis perekonomian
yang terjadi dalam sirkulasi rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Jadi, ekonomi
tiga sektor adalah perekonomian yang terjadi pada ruang lingkup rumah tangga,
perusahaan, dan pemerintah. Karena dalam kegiatan perekonomian ini tidak terdapaat
aktifitas ekspor dan impor, maka ekonomi tiga sektor merupakan perekonomian
tertutup. Dalam sirkulasi pendapatan negara, ekonomi tiga sektor memiliki peranan
yang amat penting. Sebab dalam menganalisisnya kita harus memperhatikan peranan
dan pengaruh pemerintah pada kegiatan tersebut.
Analisis pendapatan nasional pada perekonomian tertutup dengan kebijakan
pemerintah membagi aktivitas perekonomian dalam 3 pelaku utama, yaitu rumah tangga
(household), perusahaan (firm), dan pemerintah (government). Dengan kata lain dalam
perekonomian tersebut terdapat campur tangan pemerintah melalui pengeluaran
konsumsi pemerintah.
Adanya unsur pemerintah menimbulkan dua konsekuensi perhitungan pendapatan
nasional, yaitu dari sudut pengeluaran memunculkan pengeluaran pemerintah
(government expenditure) dan dari sudut penerimaan memunculkan komponen pajak
(tax). Sisi pengeluaran dalam perekonomian ini terdiri dari pengeluaran rumah tangga,
pengeluaran perusahaan, dan pengluaran dari sektor pemerintah. Kemudian dari sisi
pendapatan mengggambarkan pendistribusian pendapatan oleh rumah tangga untuk
pengeluaran konsumsi, pengeluaran untuk membayar pajak pada sektor pemerintah dan
sisanya ditabung.

3
Apabila pemerintah memberikan subsidi atau tunjangan lainnya pada sektor rumah
tangga, maka subsidi atau tunjangan lainnya ini ditambahkan kepada masyarakat. Atau
dengan kata lain pendapatan masyarakat akan bertambah apabila terdapat subsidi atau
tunjangan lainnya yang diberikan oleh sektor pemerintah.
• Perhitungan pendapatan dari sudut pengeluaran menjadi: Y = C + I + G Dimana:
C = Consumtion (pengeluaran yang dilakukan rumah tangga)
I = Investmen (pengeluaran yang dilakukan perusahaan)
G = Government expenditure (pengeluaran yang dilakukan pemerintah)
• Sedangkan keseimbangan pendapatan nasional dari sudut penerimaan menjadi:
Y = C + S + T Dimana:
S = Saving atau tabungan
T = Tax atau pajak
Jika pemerintah memberikan subsidi atau tunjangan lainnya (transfer payment/Tp)
kepada rumah tangga maka persamaannya berkembang menjadi: Y = C + S + T – Tp.
Di bawah ini beberapa kebijakan dari pemerintah dalam perekonomian tertutup:
2. Kebijakan Fiskal
Pengertian Kebijakan Fiskal menurut beberapa para ahli, yaitu:
a) Menurut Jaka Wasana dan Kirbrandoko: Kebijakan fiskal yakni segala sesuatu
yang menyangkut penggunaan pengeluaran pemerintah dan kebijakan pajak. Karena
pengeluaran pemerintah akan menambah permintaan agregat sementara pajak
menguranginya, arah perubahan pengeluaran dan perpajakan yang dikehendaki
pada umumnya gampang ditentukan begitu kita mengetahui arah perubahan
pendapatan nasional yang diinginkan.
b) Menurut Thomas F. Dernburg: kebijakan fiskal adalah perubahan dalam
pengeluaran pemerintah dan pajak dirancang untuk mempengaruhi tingkat aktivitas
perekonomian. Kebijakan fiskal memiliki 3 pengaruh yang berbeda. Peningkatan
dalam pengeluaran atau pengurangan pajak secara langsung, menambah
pengeluaran agregat atau secara tidak langsung dengan mempengaruhi
konsumsi.Selain pengaruh-pengaruh pengeluaran ini terdapat dampak finansial
yang dihasilkan oleh metode pembiayaan defisit. Terdapat pengaruh sampingan
penawaran yang mungkin timbul apabila belanja pemerintah meningkatkan
prasarana produktif atau bila pajak yang lebih rendah meningkatkan rangsangan
untuk berproduksi.
3. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter (monetary policy) adalah kebijakan yang dilakukan
pemerintah atau otoritas moneter dengan menggunakan perubah jumlah uang bredar
(money supply) dan tingkat bunga (interes rates) untuk mempengaruhi tingkat
permintaan agregat (aggregate demand) dan mengurangi ketidak stabilan di dalam
perekonomian.
4. Kebijakan Pendapatan
Kebijakan pendapatan (income policy) atau disebut kebijakan harga dan upah
(price and wage policy) adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk
4
mempengaruhi atau mengendalikan tingkat kenaikan harga-harga, upah nominal, dan
bentuk-bentuk pendapatan lainnya. Contoh: kebijakan upah minimum (minimum wages
policy) (di Indonesia UMR), kebijakan harga tertinggi (ceiling price policy) yang
diterapkan untuk beberapa jenis barang kebutuhan pokok, kebijakan harga dasar (floor
price policy) (di Indonesia: kebijakan harga dasar gabah) dan lain-lain.
Jadi, kebijakan fiskal dan moneter merupakan alat utama bagi perencanaan ekonomi
nasional untuk mengendalikan keseimbangan makro perekonomiannya.
5. Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan ekonomi internasional (international economic policy) adalah
kebijakan yang ditunjukan untuk mempengaruhi posisi keuangan dan moneter dari suatu
negara. Di dalam kelompok ini termasuk kebijakan perdagangan (commercial policy)
seperti tarif, kuota, dan lain-lain, dan kebijakan nilai tukar (exchange rate policy) seperti
kebijakan devaluasi dan revaluasi.
Berbagai jenis kebijakan makroekonomi tersebut di atas memiliki beberapa tujuan
atau sasaran, atau yang sering disebut sebagai tujuan kebijakan makroekonomi
(macroeconomic policy goals), yaitu : (1) terciptanya tingkat kesempatan kerja yang
tinggi (high levels of employment atau full employment) atau terciptanya tingkatan
pengangguran yang serendah mungkin (low unemployment rate) (2) terciptanya
setabilitas harga (price stability) atau tingkat inflasi yang relative rendah (low inflation
rate); (3) terciptanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan (high
rates and sustained economic growth); (4) terciptanya keseimbangan di dalam neraca
pembayaran internasional (balance of payment equilibrium) atau disebut juga
keseimbangan eksternal (external balance) dan stabilitas dalam nilai tukar mata uang
(stability in exchange rate); dan (5) terciptanya pembagian pendapatan yang lebih
merata (a more equal distribution of income).
Tujuan yang ketiga yaitu terciptanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan berkelanjutan (high rates and sustained economic growth) dianggap merupakan
tujuan makroekonomi yang amat penting dan menjadi prakondisi bagi tercapai atau
tidaknya tujuan-tujuan makroekonomi yang lainnya. Dalam istilah populernya,
pertumbuhan ekonomi sering disebut sebagai syarat perlu (necessary condition),
walaupun bukan merupakan syarat cukup (sufficient condition).

5
DAFTAR PUSTAKA
Variasy. 2012. Perekonomian Terbuka.
http://variasy.blogspot.co.id/2012/11/perekonomianterbuka.html (Jumat 24 April 2020)
Arif. 2014. Pertumbuhan Uang dan Inflasi Ekonomi Makro Perekonomian
Terbuka. http://ariefwindyarto.students.uii.ac.id/2014/06/08/ekonomi-makro-
perekonomianterbuka/(Jumat 24 April 2020)
Makijar. 2017. Pengertian Macam dan Contoh Kebijakan Fiskal dan Moneter.
http://www.markijar.com/2017/07/pengertian-macam-dan-
contohkebijakan.html (Jumat 24 April 2020)
Firda Amalia.2018.Teori Makro Perekonomian Terbuka Dan Perekonomian
Tertutup.http://alfaridzisalman68.blogspot.com/2018/01/perekonomian-terbuka-
danperekonomian.html (Jumat 24 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai