Anda di halaman 1dari 24

Topik Bahasan :

 Aliran Sirkuler Pendapatan dan Pengeluaran


Perekonomian Terbuka
 Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka
 Ekspor dan Impor
 Keseimbangan Pendapatan Nasional dan Multiplier
Dalam Perekonomian Terbuka

Jusmer Sihotang 1
 Dalam Model Perekonomian Tertutup (Closed Economy), yaitu Perekonomian Dua
Sektor (Bab 4) dan Perekonomian Tiga Sektor (Bab 5), negara diasumsikan tidak
melakukan perdagangan dengan negara-negara lain atau belum terlibat dalam
perdagangan internasional. Model perekonomian tertutup ini tentu belumlah lengkap
karena belum memasukkan pelaku ekonomi luar negeri.
Dalam model perekonomian tertutup barang/jasa yang diperdagangkan hanyalah
yang bersumber dari produksi dalam negeri saja. Produksi dalam negeri hanya dijual
di pasar dalam negeri (pasar domestik) belum ada yang dijual ke pasar internasional.
 Model Perekonomian Empat Sektor (Perekonomian Terbuka =Open Economy),
terdiri dari 4 pelaku ekonomi, yaitu Rumah Dalam Negeri, Perusahaan Dalam Negeri,
Pemerintah Dalam Negeri dan Luar Negeri (Catatan : di Luar Negeri juga terdapat
rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah, namun dalam model kita sebut saja
semuanya menjadi sektor Luar Negeri).
Dalam model perekonomian terbuka, barang/jasa yang diperdagangkan bukan hanya
yang bersumber dari produksi dalam negeri saja, tetapi juga yang bersumber dari luar
negeri (barang/jasa impor)). Produksi dalam negeri sebagian di jual di pasar domestik
dan sebagian lagi dijual ke pasar internasional (barang/jasa ekspor).
Jusmer Sihotang
2
Pendapatan Faktor Produksi (Y)

Pajak (T) Pajak (T)

Pengeluaran Pengeluaran
Pemerintah (G) Pemerintah (G)

Konsumsi Rumah Tangga


Terhadap Produk Domestik (Cd)

Impor (M) Ekspor (X)

Tabungan (S) Investasi (I)

Pinjaman

3
Jusmer Sihotang
Keterangan Gambar :
 Sektor Rumah Tangga (RT) dalam negeri memperoleh pendapatan (sebesar Y) dari penjualan
faktor-faktor produksi ke perusahaan dalam negeri. Pendapatan RT tersebut digunakan untuk:
konsumsi barang/jasa ke perusahaan (C = Consumption), tabungan ke Lembaga Keuangan
atau Bank (S = Saving), membayar pajak kepada pemerintah (T = Tax), dan membeli
barang/jasa dari luar negeri (M = Import).

 Sektor Perusahaan memperoleh pendapatan dari penjualan barang/jasa ke sektor rumah


tangga dalam negeri (= C), penjualan barang/jasa ke pemerintah dalam negeri (= G), dan
penjualan barang/jasa ke luar negeri (sebesar X = Export). Penerimaan perusahaan tersebut
digunakan untuk membeli faktor-faktor produksi dari sektor Rumah tangga (sebesar Y) dan
membayar pajak (T) kepada pemerintah.

 Sektor Pemerintah memperoleh pendapatan berupa Pajak (T = Tax) dari sektor RT dan sektor
perusahaan. Pajak yang diperoleh pemerintah, digunakan untuk membayar barang dan jasa
(G = Government Expenditure) yang dibeli dari sektor RT dan dari sektor perusahaan.

 Sektor Luar Negeri (LN) memperoleh pendapatan dari barang/jasa yang mereka jual ke
negara lain (M = Import suatu negara dari LN). Impor tersebut mereka gunakan untuk
membayar barang/jasa yang dibeli dari negara lain (X = Export suatu negara ke LN)
Jusmer Sihotang
4
 Dalam model perkonomian 3 sektor, terdapat 6 variabel
makroekonomi yang kita masukkan dalam menentukan
keseimbangan perekonomian, yaitu: Y, C, S, I, T dan G

 Namun dalam model perkonomian 4 sektor (perekonomian


terbuka), ada 2 variabel baru yang bertambah yaitu X dan
M, sehingga terdapat 8 variabel makroekonomi yang kita
masukkan dalam menentukan keseimbangan perekonomian,
yaitu: Y, C, S, I, T, G, X dan M.

 Dengan demikian, syarat untuk menentukan keseimbangan


dalam model perekonomian terbuka adalah sbb:

Jusmer Sihotang
5
Syarat Keseimbangan :
Sebagaimana sudah dijelaskan dalam model perekonomian 2 sektor
dan 3 sektor, dalam perekonomian 4 sektor (perekonomian terbuka)
juga digunakan dua pendekatan untuk menentukan keseimbangan
perekonomian, yaitu:
(I) Pendekatan AS dan AD, dan
(II) Pendekatan Bocoran (Leakage) dan Suntikan (Injection)

I. Pendekatan AS dan AD
Dalam model perekonomian terbuka, penawaran agregat (AS) yaitu
barang/jasa yang dijual di dalam negeri terdiri dari 2 sumber, yaitu
barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri (PDB atau Y), dan
barang dan jasa yang diimpor dari LN (M), jadi dapat ditulis :

AS = Y + M
Jusmer Sihotang
6
Kemudian permintaan agregat (AD) yaitu pembelian terhadap barang/
jasa yang dijual dalam negeri terdiri dari: barang/jasa dalam negeri
yang dibeli oleh rumah tangga (Cd), barang/jasa impor yang dibeli oleh
rumah tangga (M), barang/jasa yang dibeli oleh perusahaan (I),
barang/jasa yang dibeli oleh pemerintah (G), dan barang/jasa yang
dibeli oleh LN (X), jadi dapat ditulis :

AD = Cd + M + I + G + X

Cd + M adalah merupakan konsumsi barang/jasa secara total (C),


yang dilakukan oleh rumah tangga, jadi Cd + M = C. Dengan demikian
AD dapat ditulis menjadi :

AD = C + I + G + X
Jusmer Sihotang
7
Perekonomian seimbang apabila :
AS = AD
Y + M = C + I + G + X atau
Y = C + I + G + (X – M)

(X - M) disebut dengan Ekspor Bersih (Net Exports) atau juga disebut


sebagai Neraca Perdagangan (Trade Balance). Ada 3 kemungkinan
posisi Neraca Perdagangan, yaitu surplus, defisit atau seimbang.
Jika X > M : Neraca Perdagangan Surplus
Jika X < M : Neraca Perdagangan Defisit
Jika X = M : Neraca Perdagangan Seimbang

Jusmer Sihotang
8
II. Pendekatan Bocoran dan Suntikan
 Bocoran adalah pendapatan sektor rumah tangga yang tidak
digunakan untuk membeli barang/jasa ke perusahaan. Dalam
perekonomian terbuka, bocoran tersebut adalah: Tabungan Rumah
tangga ke Lembaga Keuangan atau Bank (S), pajak ke pemerintah
(T), dan impor dari luar negeri (M), sehingga Bocoran = S + T + M
 Suntikan adalah pendapatan sektor perusahaan bukan karena
menjual barang/jasa ke sektor rumah tangga. Dalam perekonomian
terbuka suntikan tersebut adalah: investasi yang dilakukan oleh
investor ke perusahaan (I), barang/jasa yang dibeli pemerintah dari
perusahaan (G), dan barang/jasa yang dibeli luar negeri dari
perusahaan (X), sehingga Suntikan = I + G + X

Menurut pendekatan ini, perekonomian seimbang apabila :


Bocoran = Suntikan
S+T+M = I+G+X
Jusmer Sihotang
9
Ekspor dan Impor
Penentu Ekspor :
Faktor apa yang menentukan besar kecilnya ekspor suatu negara?
1. Apakah barang-barang yang mau diekspor tersebut semakin diperlukan negara lain
2. Kemampuan suatu negara untuk memproduksi barang-barang yang dapat bersaing
(mutu dan harga) di pasar internasional
Sama halnya dengan I dan G, X juga dianggap merupakan variabel otonom, artinya
tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional.
X  Ekspor mula-mula = X
 Jika barang yang mau diekspor semakin
diperlukan negara lain atau jika negara
X2 mampu memproduksi barang-barang yang
dapat bersaing di pasar internasional, maka
X X naik menjadi X2
 Jika barang yang mau diekspor semakin
X1 tidak diperlukan negara lain atau jika
negara tidak mampu memproduksi barang-
Y barang yang dapat bersaing di pasar
0 internasional, maka X turun menjadi X1
Jusmer Sihotang 10
Ekspor dan Impor
Penentu Impor :
Faktor apa yang menentukan besar kecilnya impor suatu negara?
1. Apakah barang-barang impor tersebut kompetitif atau mampu bersaing (mutu
dan harga) dengan produksi domestik (barang impor semakin kompetitif)
2. Kesanggupan suatu negara untuk membayar barang impor yang ditunjukkan
oleh tingkat pendapatan nasionalnya
Impor (M) dianggap merupakan fungsi positif dari tingkat pendapatan nasional (Y),
artinya jika Y naik maka M juga naik dan sebaliknya jika Y turun maka M juga akan
turun, sehingga fungsi M dapat ditulis menjadi : M = mY
 Impor mula-mula = M M M2
 Jika barang impor suatu negara
semakin kompetitif atau jika Y
suatu negara meningkat, maka M
M negara tsb naik menjadi M2
 Jika barang impor suatu negara
semakin tidak kompetitif atau
M1
jika Y suatu negara menurun,
maka M nya turun menjadi M2
Jusmer Sihotang
Y 11
Y =AD
AD
AD = C + I + G + X - M

Pendekatan
E0
AS = AD
Y = C + I + G + (X - M)

45o
o Y0 Y
S+T+M , I+G+X S+T+M
Pendekatan
I+G+X
Bocoran = Suntikan E0
S+T+M=I+G+X
o Y
Y0

Jusmer Sihotang
12
Perubahan Keseimbangan Perekonomian :
Dari 2 Sektor ke 3 Sektor dan ke 4 Sektor
AD Y = AD
E3 AD = C + I + G + X - M
AD = C + I + G + X

AD = C + I + G
-M
E2 AD = C + I

+X
E1 : kseimbangan 2 sektor
+G E1 E2 : kseimbangan 2 sektor
E3 : kseimbangan 2 sektor

45o
o Y
Jusmer Sihotang
Y1 Y2 Y3 13
Y = C+I+G+X-M
Y = C+I+G+X–M = a + b Yd + Io + Go + Xo - mY
C = a + b Yd
Yd = Y-T = a + b(Y – tY) + Io + Go +Xo – mY
T = tY Y - bY + bt Y + mY = a + Io + Go + Xo
I = Io
G = Go (1 - b + bt + m) Y = a + Io + Go + Xo
X = Xo
M = mY
a + Io + Go + Xo
Y =
1 – b + bt + m

Jusmer Sihotang
14
14
Rumus menghitung Y : Pengaruh I, G dan X
thdp Y = positif

a + Io + G0 + X0 1
Y = atau Y = (a + Io + G0 + X0 )
1 - b + bt + m 1 - b + bt + m
Y = pendapatan nasional
a = konsumsi
b = MPC Multiplier
t = persentase pajak proporsional (m)
m = persentase impor
I0 = investasi
G0 = pengeluaran pemerintah
X0 = ekspor

Berdasarkan rumus Y di atas, pengaruh perubahan investasi (∆I), perubahan pengeluaran pemerintah (∆G),
dan perubahan pungutan pajak pemerintah (∆T), perubahan ekspor (∆X) dan perubahan impor (∆M)
terhadap perubahan pendapatan nasional (∆Y) dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus multiplier sbb :

Jusmer Sihotang 15
1
ΔY = ( ΔI)  Multiplier Investasi
1 – b + bt + m

1
ΔY = ( ΔG)  Multiplier Peng. Pem
1 – b + bt + m

1
ΔY = ( ΔX)  Multiplier Ekspor
1 – b + bt + m

Jusmer Sihotang
16
-b
ΔY = ( ΔT)  Multiplier Pajak
1 – b + bt + m

-1
ΔY = (ΔM)  Multiplier Impor
1 – b + bt + m

Jusmer Sihotang
17
Selanjutnya kita lebih khusus untuk membahas
Multiplier Ekspor dan Impor sbb :

1. Multiplier Ekspor (X)


1
Jika X dinaikkan sebesar ∆G, maka : ∆Y = (∆X)
1 - b + bt + m

[1 / (1 - b + bt + m)] disebut
multiplier X = m X
(m X = positif)

Multiplier Ekspor (m X) bernilai positif, berarti :

 Jika X naik sebesar ∆X, maka Y akan naik sebesar [ 1 / (1 - b + bt + m) ] (∆X)

 Jika X turun sebesar -∆X, maka Y akan turun sebesar[ 1 / (1 - b + bt + m) ] (-∆X)

Jusmer Sihotang 18
2. Multiplier Impor (M)
-1
Jika M dinaikkan sebesar ∆M, maka : ∆Y = (∆M)
1 - b + bt + m

[ -1 / (1 - b + bt + m)]
disebut multiplier M = m M
(m M = negatif)

Multiplier Impor (m M) bernilai negatif, berarti :

 Jika M naik sebesar ∆M, maka Y akan turun sebesar [ - 1 / (1 - b + bt + m) ] (∆M)

 Jika M turun sebesar -∆M, maka Y akan naik sebesar[ - 1 / (1 - b + bt + m) ] (-∆M)

Jusmer Sihotang 19
Contoh Angka :
Diketahui model makroekonomi Keynes dalam
perekonomian terbuka adalah sbb :
C = 1000 + 0,8 Yd
T = 25% Y
I = 800
G = 500
X = 700
M = 10%Y

1. Hitung tingkat pendapatan nasional keseimbangan


2. Hitung M, T, Yd, C dan S pada keseimbangan tersebut, dan bagaimana posisi
neraca perdagangan ?
3. Hitung perubahan Y dan berapa perubahan M, T, Yd, C, dan S sebagai akibat
dari perubahan Y tersebut apabila :
(a) X naik sebesar 200
(b) M turun sebesar 100
Jusmer Sihotang
20
1. Tingkat pendapatan nasional keseimbangan (Y)
a + Io + G o + X o 1000 + 800 + 500 + 700
Y = = = 6000
1 – b + bt + m 1 – 0,8 + 0,8(0,25) + 0,1

2. M, T, Yd, C dan S pada keseimbangan (Y = 6000)


M = 10% Y = 10% (6000) = 600
T = 25% Y = 25% (6000) = 1500
Yd = Y – T = 6000 – 1500 = 4500
C = 1000 + 0,8 Yd = I000 + 0,8 (4500) = 4600
S = Yd – C = 4500- 4600 = - 100

Posisi Neraca Perdagangan


M = 600 X > M (Neraca Perdagangan Surplus)
X = 700
Jusmer Sihotang
21
3. (a) Jika ΔX = 200, berapa ΔY dan ΔM, ΔT, ΔYd, ΔC, ΔS ?
1
Jika ΔX = 200, maka : ΔY = ( ΔX)
1 – b + bt + m

1
ΔY = (200) = 400
1 - 0,8 + 0,8(0,25) + 0,1

Kenaikan X sebesar 200 atau ΔM = 10% ΔY = 10% (400) = 40


ΔX = 200 akan menaikkan Y ΔT = 25% ΔY = 25% (400) = 100
sebesar 400 atau ΔY = 400 ΔYd = ΔY – ΔT = 400 – 100 = 300
dan akibatnya terhadap ΔM, ΔC = 0,8 ΔYd = 0,8 (300) = 240
ΔT, ΔYd, ΔC, ΔS adalah sbb :
ΔS = ΔYd – ΔC = 300- 240 = 60
Jusmer Sihotang
22
3. (b) Jika ΔM = -100, berapa ΔY dan ΔM, ΔT, ΔYd, ΔC, ΔS ?
-1
Jika ΔM = - 100, maka : ΔY = ( ΔM)
1 – b + bt + m

-1
ΔY = (- 100) = 200
1 - 0,8 + 0,8(0,25) + 0,1

Penurunan M sebesar 100 atau


ΔM = 10% ΔY = 10% (200) = 20
ΔM = - 100 akan menaikkan Y ΔT = 25% ΔY = 25% (200) = 50
sebesar 200 atau ΔY = 200 dan ΔYd = ΔY – ΔT = 200 – 50 = 150
akibatnya terhadap ΔM, ΔT, ΔC = 0,8 ΔYd = 0,8 (150) = 120
ΔYd, ΔC, ΔS adalah sbb : ΔS = ΔYd – ΔC = 150 - 120 = 30
Jusmer Sihotang
23
Diketahui model makroekonomi Keynes dalam
perekonomian terbuka adalah sbb :
C = 370 + 0,75Yd
T = 12%Y
I = 230
G = 225
X = 175
M = 16%Y
1. Hitung tingkat pendapatan nasional keseimbangan
2. Hitung M, T, Yd, C dan S pada keseimbangan tersebut,
dan bagaimana posisi neraca perdagangan ?
3. Hitung perubahan Y, M, T, Yd, C, dan S apabila :
a. X turun sebesar 50
b. M naik sebesar 75

Jusmer Sihotang
24

Anda mungkin juga menyukai