Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH EVOLUSI

“Biogeografi”

Kelompok 3 :

Diyah Aulia Sidik/1514442001


Muhammad Ainun Chaer/1614441003

Pendidikan Biologi ICP


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kelompok yang berjudul “Biogeografi” tepat pada waktunya.
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan kepada tim penulis. Untuk itu tim
penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada dosen pengampu mata
kuliah Evolusi yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada tim
penulis, kemudian terima kasih kepada teman-teman Pendidikan Biologi ICP
yang telah memberikan bantuan serta motivasi kepada tim penulis.
Makalah ini ditujukan untuk melengakapi bahan bacaan bagi mahasiswa
dan sebagai tugas kuliah pada mata kuliah Evolusi. Kami sebagai tim penulis
menyadari bahwa materi yang disajikan dalam makalah kelompok ini masih
banyak memilki kekurangan, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman tim penulis. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat tim penulis harapkan dari pembaca
supaya makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata, kami ucapkan
terimakasih.

Makassar, Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan masalah ..................................................................... 2

C. Tujuan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

A. Pengertian Biogeografi ............................................................. 3

B. Teori yang melandasari ilmu geografi ...................................... 4

C. Dasar persebaran makhluk Hidup ............................................ 5

D. Bukti evolusi secara biogeografi .............................................. 6

E. Daerah biogeografi di dunia ..................................................... 10

F. Proses Terjadinya Persebaran Makhluk Hidup Di Bumi……… 12

G. Persebaran flora dan fauna di Indonesia ................................... 15

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 20

A. Kesimpulan ............................................................................... 19

B. Saran ......................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 20

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evolusi adalah konsep terpenting dalam biologi. Bahkan, seorang ahli
genetika, Dodzhansky dalam Luthfi dan Khusnuryani (2005) mengatakan bahwa
tidak ada yang masuk akal dalam biologi kecuali ditinjau dari sudut pandang
evolusi. Teori evolusi menjelaskanmengapa jutaan spesies dapat eksis. Prinsip ini
mempersatukan keseluruhan sejarah kehidupan. Secara ringkas evolusi
menyatakan bahwa keanekaragaman bentuk kehidupan muncul sebagai hasil
perubahan susunan genetikanya. Organisme-organisme modern merupakan
keturunan dari bentuk-bentuk kehidupan sebelumnya yang mengalami modifikasi.
Studi evolusi biologi memerlukan banyak pemahaman mengenai genetika,
biokimi, embriologi, biogeografi, geologi, biologi, paleontologi, bioologi
molekuler, dan lain sebagainya. Dalam makalah ini akan dijelaskan pengenai
pemahaman evolusi dalam biogeografi.
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di
muka bumi. Biogeografi terbagi atas : Zoografi (Biogeografi Hewan) dan
Fitografi (Biogeografi Tumbuhan). Studi tentang penyebaran spesies
menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun selanjutnya
menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut mengadakan diferensiasi
selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang
ditempatinya.
Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan
tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu
tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang pertama kali
mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah
tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an ia
menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup
di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena masing-
masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biogeografi?
2. Teori apakah yang melandasi ilmu biogeografi?
3. Apa sajakah yang menjadi dasar persebaran makhluk hidup?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi persebaran makhluk hidup?
5. Apa saja bukti-bukti evolusi secara biogeografi?
6. Di bagian mana sajakah daerah biogeografi di dunia?
7. Bagaimana persebaran flora dan fauna di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian biogeografi
2. Mengetahui teori yang melandasi ilmu biogeografi
3. Mengetahui dasar-dasar persebaran makhluk hidup
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran makhluk hidup
5. Mengetahui bukti-bukti evolusi secara biogeografi
6. Mengetahui daerah biogeografi di dunia
7. Mengetahui persebaran flora dan fauna di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biogeografi
Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran secara
makhluk hidup pada saat yang lalu dan saat ini. Untuk tujuan praktis sesuai
dengan pembagian makhluk hidup menjadi tumbuhan dan hewan, biogeografi
pada umumnya dibagi atas “geografi tumbuhan” (fitogeografi) dan “geografi
hewan” (zoogeografi). Fitogeografi dan Zoogeografi adalah bagian dari ilmu
pengetahuan biogeografi yang mempelajari studi dan deskripsi perbedaan
fenomena distribusi vegetasi di bumi termasuk semua faktor yang mengubah
permukaan bumi oleh faktor fisik, iklim atau oleh interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya (Campbell, 2004).
Biogeografi merupakan kombinasi dari kata “Bios” dan “Geografi”. Bios
berarti hidup atau makhluk hidup, sedangkan Geograf merupakan studi dan
deskripsi perbedaan- perbedaan dan agihan fenomena di bumi, yang mana
mencakup semua yang mengubah dan mempengaruhi permukaan bumi, termasuk
sifat-sifat fisiknya, iklim dan hasil- hasil, baik yang bersifat hidup atau tidak.
Selain itu, biogeografi dapat diartikan pula sebagai studi tentang hubungan antara
pola dan proses sebaran organisme dalam ruang dan waktu, atau bisa juga
diartikan sebagai kajian organisme baik masa lampau maupun sekarang, atau bisa
juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mencoba untuk menggambarkan
dan memahami banyaknya pola dalam distribusi spesies dan kelompok
taksonomi yang lebih besar (Supriana, 2008).
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk
hidup dengan daerah/ wilayah tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel
Wallace. Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya
pola penyebaran makhluk hidup di bumi. Biogeografi merupakan salah satu
cabang dari ilmu Biologi yang mempelajari makhluk hidup dan geografi dalam
kaitannya terhadap penyebaran dan distribusi hewan dan tumbuhan berikut

3
beserta cara dan asal penyebarannya. Dengan kata lain, biogeografi merupakan
cabang ilmu yang mempelajari distribusi organisme di permukaan bumi. Menurut
ilmu biogeografi, kemunculan suatu spesies baru berawal pada suatu tempat, baru
kemudian menyebar keluar dari tempat asalnya. Namun, penyebaran spesies ini
tidak dapat melewati batas-batas alami yang dipisahkan oleh daerah biogeografis
yang besar. Sehingga, walaupun suatu lingkungan atau suatu daerah biogegrafis
itu memiliki kemiripan dengan daerah asal spesies tersebut atau identik dengan
daerah yang lain, spesies yang menempatinya tidaklah sama.
B. Teori yang Melandasi Ilmu Biogeografi

Gambar 1. Proses Terbentuknya Benua (Sumber : Solomon, 2008 dalam


Priyambodo, 2016)
Teori Pangea = Gondwana dan Laurasia
Lapisan bumi yang tersusun dari berbagai proses secara sedemikian rupa,
nampaklah bagian-bagian yang di antaranya bagian terluar yang keras dan bagian
bawah yang relatif cair. Kita merasakan seolah – oleh permukaan bumi sesuatu
yang kaku dan diam (tidak bergerak). Ternyata sejak zaman dulu, permukaan
bumi yang diam ini telah mengalami perjalanan atau pergeseran yang jauh dari
bentuknya semula. Di antara para ilmuwan yang memberikan gagasan tentang

4
adanya pergeseran di bumi yaitu Antonio Snidar – Pellegrini yang mengamati
benua-benua Afrika dan Amerika Selatan merupakan benua yang pernah bersatu.
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912),
dalam teorinya yang terkenal yaitu teori pengapungan benua (Continental drift
theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 225 juta tahun lalu, di bumi baru
ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua raksasa ini dinamakan
pangea, sedangkan kawasan samudera yang mengapitnya dinamakan panthalassa.
Sedikit demi sedikit pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar
135 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, yaitu pecahan
benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan dinamakan
gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit yang dinamakan
Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini merupakan jalur cebakan minyak
bumi di sekitar laut-laut di kawasan Timur Tengah.
Baik Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi menjadi
daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan dengan kecepatan
gerak berkisar antara 1 – 10 cm pertahun . Dalam sejarah perkembangan planet
bumi, sekitar 65 juta tahun lalu, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua
yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan bumi utara), meliputi
Eurasia, Amerika Utara, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana
merupakan cikal bakal benua-benua di belahan bumi selatan, meliputi Amerika
Selatan, Afrika, Sub benua India, Australia, dan Antartika, hingga terbentuklah
benua-benua yang kita saksikan saat ini.
C. Dasar-dasar Persebaran Makhluk Hidup
Studi tentang Penyebaran Spesies menunjukkan Spesies berasal dari suatu
tempat yang selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. organisme tersebut
kemudian melakukan diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok
terhadap daerah yang ditempatinya.
Biogeografi berguna dalam mengetahui dan menentukan faktor yang
menyebabkan atau membatasi penyebaran suatu jenis makhluk hidup. Faktor-
faktor yang memungkinkan timbulnya varietas baru merupakan pengetahuan
dasar untuk memahami terjadinya species baru. Jika dua individu yang

5
mempunyai varietas suatu species tertentu menghuni dua tempat yang berbeda
tidak memungkinkan dapat melakukan hubungan reproduksi, mereka akan
mengalami perubahan-perubahan dan akhirnya menjadi dua species yang berbeda,
misal :
1. Munculnya berbagai species burung Finch di kepulauan Galapagos,
diperkirakan nenek moyangnya berasal dari daratan Amerika
2. Unta yang terdapat di Asia, Afrika dan Ihana di Amerika Selatan,
diperkirakan nenek moyangnya berasal dari Asia-Afrika.
3. Monyet dunia baru Amerika Selatan dan monyet dunia lama di Asia-Afrika,
diperkirakan nenek moyangnya berasal dari Asia-Afrika
Alfred Russel Wallace adalah naturalis Inggris yang hidup pada tahun 1856-
1993. Wallace adalah orang pertama yang berbagi teori dengan Charles Darwin
tentang evolusi. Bahkan laporan Walace dari Indonesia yang memberi inspirasi
kepada Charles Darwin untuk menulis evolusinya. Perjalanan di Indonesia antara
tahun 1854-1962 telah menjelajahi Nusantara sejauh 22.000 km, mengumpulkan
125.000 spesies mamalia, reptil, aves, kupu-kupu dan berbagai macam serangga.
Ia adalah perintis dalam menentukan batas biogeografi. Tahun 1863, ia menulis
batas fauna di Indonesia yang disebut Wallace (nama garis ini diambil dari
namanya sendiri sebagai penghargaan atas penemuan dibidangnya). Kemudian 41
tahun setelah gagasan Wallace, lahirlah garis Weber. Kedua garis ini sebagai
pemisah persebaran makhluk hidup di Indonesia. Garis Wallace membatasi fauna
Asiatis dengan fauna Peralihan dan garis Weber membatasi fauna Australis
dengan fauna peralhan. Wallace juga membagi bumi menjadi 6 wilayah
biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang
khas dan unik.

D. Bukti-bukti Evolusi Secara Biogeografi


Studi biogeografis memperlihatkan bahwa suatu spesies baru muncul pada
satu tempat dan kemudian menyebar menuju keluar dari titik atau tempat asal.
Beberapa spesies kemudian menjadi lebih luas distribusinya, tetapi mereka tidak
dapat melewati barier-barier alami yang terpisah antar-daerah biogeografis yang

6
besar. Oleh karena itu, meskipun lingkungan hidup sesungguhnya identik pada
daerah biogeografis berbeda, jarang ditempati oleh spesies yang sama. Buktinya,
setiap daerah geografi besar di dunia mempunyai karakteristik kelompok
tanaman dan hewan (Supriana, 2008).
Edwards (1964), proses evolusi biogeografis yang terjadi pada makhluk
hidup dapat dilihat dari bukti-bukti berikut ini
1. Bentuk Paruh Burung Finch Di Kepulauan Galapagos
Jika diamati, burung Finch yang hidup di kepulauan Galapagos memiliki
bentuk paruh yang mirip dengan bentuk paruh nenek moyang burung Finch
yang hidup di Amerika Serikat.
Kemungkinan di masa lalu mereka bermigrasi ke Galapagos kemudian
beradaptasi dengan lingkungan dan jenis makanan yang tersedia di pulau
tersebut. Proses adaptasi inilah yang kemudian memunculkan 14 spesies burung
Finch dengan bentuk dan ukuran paruh yang berbeda.

Gambar 5. Bentuk Paruh Burung Finch di Galapagos (Sumber : google.com)

2. Keberadaan Hewan Sejenis Kanguru (Marsupial ) Di Australia.


Di Australia terdapat hewan sejenis kanguru (marsupial) yang memiliki
kantong sebagai tempat menyusui anaknya. keberadaan kanguru ini tidak
ditemukan di tempat lain hanya ada di Australia saja.
3. Keberadaan Tanaman Kaktus Di Amerika Utara
Keberadaan habitat tanaman kaktus (family Cactaceae) dalam jumlah besar
hanya terdapat di gurun pasir sebelah tenggara Amerika Serikat dan gunung pasir

7
Andes. Habitat kaktus ini tidak ditemukan di tempat lain, dimanapun di bumi
selain di tempat ini.
4. Kepunahan Harimau di Pulau Jawa
Pada tahun 1980-an, Harimau Jawa mengalami penurunan jumlah yang
cukup drastis akibat perburuan dan perkembangan lahan pertanian oleh
masyarakat dan pemerintah di pinggiran habitatnya. Sebagian peneliti
memperkirakan Harimau Jawa telah punah mengingat catatan terakhir yang
diketahui tahun 1950-an disebutkan bahwa jumlah Harimau Jawa diperkirakan
hanya tinggal 25 ekor jenis harimau ini di habitatnya. Selain Harimau Jawa,
adapun beberapa jenis satwa endemik Indonesia yang dilansir mengalami
kepunahan seperti, Harimau Bali (Panthera tigris sondaica Bali) tahun 1925,
Kuau Bergaris Ganda (Argusianus bipunctatus) ,Tikus Hidung Panjang (Flores
Paulamys naso Flores ) dan Verhoeven’s Giant Tree Rat (Papagomys theodor
verhoeveni) di Flores 1996.

5. Bioma
Bioma yang bermacam-macam merupakan bukti evolusi makhluk hidup
yang berada di dalamnya.
a. Bioma Tundra adalah bioma yang terdapat di daerah lingkaran kutub utara
dan selatan. Pada bioma ini tidak terdapat perpohonan yang dapat tumbuh,
yang ada hanya tumbuhan kecil sejenis rumput dan lumut.
- Ciri-cirinya :
1. Hampir semua wilayahnya tertutup oleh salju/es
2. Memiliki musm dingin yang panjang dan gelap serta musin panas yang
panjang dan terang.
3. Usia tumbuh tanaman sangat pendek, berkisar antara 30-120 hari (1-4
bulan)
b. Bioma Gurun adalah bioma yang di dominasi oleh batu/pasir dengan tumbuh
sangat jarang. Bioma ini paling luas sekitar 20derajat LU melalui dari pantai
Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah. Sepanjang daerah itu terdapat

8
kompleks Gurun Sahara, Gurun Arab & Gurun Gobi dengan luas mencapai
10 juta km.
- Ciri-cirinya :
1. Curah hujan sangat rendah, <250mm/tahun dengan itensitas panas
matahari sangat tinggi.
2. Tingkat penguapan (evaporasi) lebih tinggi dari curah hujan.
3. Air tanah cenderung asin, karena lautan garam dalam tanah tidak
cenderung berpindah baik karena pencucian oleh air maupun rainase
4. Tumbuhan yang hidup didaerah gurun umumnya yang mempunyai
daun kecil seperti duri dan berakar panjang
c. Bioma Padang Rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah
subtropika yg curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan
- Ciri-cirinya :
1. Curah hujan tidak teratur, antara 250-500m/tahun
2. Tanah pada umumnya tidak mampu menyimpan air yang di sebabkan
oleh rendahnya tingkat potensitas tanah dan sistem penyaluran yang
kurang baik sehingga menyebabkan rumput- rumput tumbuh dengan
subur
3. Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5
4. Memiliki pohon yang lebat yaitu Akasia
5. Wilayah persebaran bioma stepa meliputi Afrika, Amerika Selatan,
Amerika Serikat Bagian Barat, Argentina, dan Australia
d. Bioma Taiga banyak ditemukan di belahan negara Rusia dan Kanada.
Bioma Taiga merupakan bioma terluas dari bioma-bioma yg lain yang ada
di bumi
- Ciri-cirinya :
1. Mempunyai musim dingin yg cukup panjang dan musim kemarau yang
panas dan sangat singkat
2. Jenis tumbuhan yang hidup sangat sedikit, biasanya hanya terdiri dari
dua atau tiga jenis tumbuhan

9
e. Bioma Sabana merupakan padang rumbut yang diselingi oleh pohon-
pohon yang tumbuh menyebar, biasanya pohon palem dan akasia. Sabana
merupakan salah satu sistem biotik terbesar dibumi yang menempati
daerah luas di Benua Afrika, Amerika Serikat, dan Australia. Sabana pada
umumnya terbentuk di daerah tropik sampai subtropik.
- Ciri-cirinya :
1. Bersuhu panas sepanjang tahun
2. Hujan terjadi secara musiman, dan menjadi faktor penting bagi
terbentuknya sabana.
E. Daerah Biogeografi di Dunia
Menurut Alfred Russel Wallace (dalam Wiliams, 2008), berdasarkan adanya
persamaan fauna di daerah-daerah tertenut di bumi, maka dapat dibedakan 6
daerah biogeografi dunia, yaitu sebagai berikut:
1. Zona Neartik
Wilayah fauna Neartik terdapat di belahan bumi utara, tepatnya di wilayah
benua Amerika bagian utara dan seluruh wilayah Grennland. Pada wilayah
persebaran ini terdapat bioma yang mendominasi kawasannya antara lain :
a. Amerika Utara bagian timur banyak ditumbuhi oleh vegetasi hutan gugur
b. Amerika Utara bagian tengah terdiri atas bioma padang rumput
c. Amerika Utara bagian utara didominasi oleh bioma taiga yang memiliki hutan
conifee yang sangat luas.
d. Lingkungan fisik wilayah Greenland tertutup oleh salju dengan ketebalan
yang sulit ditentukan

Beberapa jenis fauna khas di wilayah Neartik antara lain : Antelop bertanduk
cabang tiga, praire dog sejenis tupai dari Amerika Utara, Kolkum (kalkun),
burung biru, salamnader, bison, karibou mocking bird, dan muskox.
2. Zona Paleatrik
Wilayah persebaran fauna Paleatrik meliputi hampur seluruh daratan
Eurasia dan beberapa daerah lain seperti kawasan pegunungan Himalaya,
Afganisthan, Afrika, Inggris, dan Jepang. Keadaan lingkungan di wilayah ini
cukup bervariasi, antara lain memiliki perbedaan suhu yang tinggi dan curah

10
hujan yang berbeda-beda. Beberapa jenis fauna yang hidup di wilayah Paleatrik
antara lain :
a. Fauna khas seperti tikus, bison, landak dan menjangan kutub
b. Fauna yang terbatas penyebarannya seperti unta, rusa kutub, dan berunag
kutub
c. Beberapa jenis reptil yang berhubungan dengan fauna Ethiopian dan Oriental
d. Fauna endemik yang hanya terdapat di daerah cina, yaitu beruang panda.
3. Zona Neotropik
Wilayah fauna Neotropik tersebar di meksiko bagian selatan sampai
Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kondisi wilayah Neotropik sebagian besar
beriklim tropis dan di Amerika Selatan lebih banyak yang beriklim sedang.
Beberapa jenis fauna kas di wilayah fauna ini antara lain : kukang, armadilo,
alpaka, kelelawar penghisap darah, orang utan, siamang, trenggiling, menjangan,
sejenis babi, kuda, dan tapir (berbeda dengan tapir Asia terutama pada
punggungnya).
4. Zona Oriental
Wilayah fauna oriental meliputi benua Asia beserta pulau-pulau
disekitarnya meliputi Srilangka, Filipina dan wilayah fauna Indonesia bagian
barat dan tengah yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
Kondisi lingkungan fisik wilayah oriental cukup bervariasi sebagian besar
beriklim tropis sehingga banyak terdapat hutan tropis yang kaya akan flora dan
fauna. Beberapa fauna khas yang hidup di wilayah oriental antara lain :
a. Harimau, gajah, siamang, orang utan, bekantan, monyet, badak bercula satu,
menjangan, antelop, tapir, babi rusa.
b. Terdapat beberapa fauna endemik yang hanya hidup di daerah tertentu,
misalnya anoa di Sulawesi dan komodo yang hanya terdapat di pulau
Komodo dan pulau-pulau kecil disekitarnya.
5. Zona Ethiopian
Wilayah fauna Ethiopian meliputi seluruh daratan benua Afrika,
Madagaskar dan daratan Arab bagian selatan. Keadaan lingkungan wilayah
Ethiopian relatif seragam. Dibagian utara wilayah Ethiopian terdapat gurun sahara

11
yang merupakan padang pasir terluas di dunia. Gurun ini menjadi barier atau
pembatas antara wilayah Ethiopian dengan wilayah Paleartik. Wilayah Ethiopian
memiliki kurang lebih 160 vertebrata darat, dan memiliki beberapa fauna khas.
a. Fauna khas di wilayah daratan Afrika misalnya gajah, singa, hyena, cheetah,
jerapah, zebra, unta, dan badak afrika.
b. Fauna yang mirip dengan daerah oriental adalah jenis kucing dan anjing,
lemur, baboon, gorila dan simpanse.
c. Fauna khas pulau Madagaskar misalnya kuda nil kecil (Pygmyhippopotamus)
dan beberapa burung endmik seperti burung gajah besar.
6. Zona Australis
Wilayah persebaran fauna Australis sebagian besar kondisi lingkungannya
tropis dan sebagian lagi beriklim sedang. Kondisi lingkungan di wilayah Australia
yang cukup mencolok disebabkan oleh letaknya yang terpisah jauh dari benua
lainnya. Wilayah persebaran fauna Australis meliputi : benua Australia, Selandia
Baru, Papua, Maluku dan pulau-pulau kecil di sekitarnya serta kepulauan-
kepulauan di samudera Pasifik di sebelah selatan garis Khatulistiwa.
Beberapa hewan khas wilayah Australis antara lain, Nokdiak (landak Irian)-
wallaby, cendrawasih dan kangguru, selain itu juga terdapat fauna endemik yang
hanya terdapat di satu wilayah, yaitu Tuatura ( Sphenodon punctatus) sejenis
amphibi purba yang hanya terdapat di Selandia Baru dan Tazmanian Devil
terdapat di pulau tasmania.
F. Proses Terjadinya Persebaran Makhluk Hidup Di Bumi

Proses atau cara terjadinya persebaran (biogeografi) merupakan suatu

proses yang terjadi berkaitan dengan asal-usul dan proses perubahan yang terjadi

pada berbagai spesies di belahan dunia ini. Oleh karena itu, perlu diketahui proses

atau cara persebaran baik tumbuhan maupun hewan. Proses persebaran tumbuhan

maupun hewan diawali timbulnya varietas baru yang merupakan pengetahuan

dasar untuk memahami terjadinya spesies baru. Diawali dengan terjadinya evolusi

yang disebabkan adanya mutasi

12
gen. Mutasi gen adalah mekanisme evolusi yang sangat penting.

Pewarisan sifat dari induk ke generasi berikutnya terjadi melalui gamet induk.

Kenyataan ini menyebabkan setiap gamet mengandung beribu-ribu gen, setiap

individu menghasilkan beribu-ribu gamet, sehingga jumlah generasi yang terjadi

sedemikian banyak selama masih adanya spesies tersebut.

Evolusi memunculkan individu-individu (spesies-spesies) yang berbeda

pada setiap masanya. Sama halnya dengan evolusi, munculnya mutasi gen yang

menguntungkan akan muncul pula individu-indvidu baru dengan daya adaptasi

yang tinggi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

Terjadinya isolasi geografik juga merupakan cara pembentukan spesies

baru karena dengan terjadinya isolasi (pemisahan) tempat hidup dengan kondisi

lingkungan yang berbeda mengakibatkan munculnya perbedaan ciri.

Terbentuknya spesies baru ini disebut spesiasi. Terdapat dua jenis spesiasi, dua

jenis spesiasi alami tersebut adalah: spesiasi alopatrik dan spesiasi simpatrik.

1. Spesiasi Alopatrik

Spesiasi jenis ini terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara

geografis. Halangan/Barier geografis ini memungkinkan populasi terpengaruh

oleh faktor lingkungan seperti ketersediaan makanan dan lain-lain. Karena

keterbatasan ketersediaan makanan, terjadi fragmentasi habitat atau populasi

13
spesies tersebut sehingga melakukan migrasi (terpecah atau terpisah-pisah dalam

kelompoknya). Contoh spesiasi alopatrik adalah tupai antelope di Grand Canyon,

dimana pada tebing selatan hidup tupai Antelope harris (Ammospermophillus

harris). Beberapa mil dari daerah itu pada sisi tebing utara hidup tupai Antelope

harris berekor putih (Ammospermophillus leucurus). Kedua jenis tupai ini tidak

bisa bersatu karena mereka tidak dapat melewati Negara tersebut.

2. Spesiasi simpatrik

Spesiasi simpatrik adalah proses pembentukan spesies baru tanpa adanya

isolasi geografik. Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen

yang sedikit akan menghilangkan perbedaan genetika antara satu bagian populasi

dengan bagian populasi lainnya. Salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan

perkawinan silang dua spesies yang berkerabat, menghasilkan spesies hibrid. Hal

ini tidaklah umum terjadi pada hewan karena hewan hibrid bisanya mandul. Salah

satu contoh kejadian spesiasi ini adalah ketika tanaman Arabidopsis

thaliana dan Arabidopsis arenosa berkawin silang, menghasilkan spesies

baru Arabidopsis suecica.

Adapun proses penyebaran sehingga terbentuknya spesies baru yaitu radiasi


adaptif. Radiasi adaptif adalah kecenderungan sekelompok individu (populasi)
untuk berkembang menjadi bentuk yang berbeda sebagai respon terhadap tekanan
selektif dan beradaptasi dengan lingkungan mereka dengan cara yang berbeda.
Contoh radiasi adaptif, yaitu burung Finch di kepulauan Galapagos. Awalnya
burung Finch berasal dari satu spesies burung Finch yang ada di daratan Amerika
Selatan yang bermigrasi ke kepulauan Galapagos

14
Gambar 2. Daerah Biogeografi di Dunia (Sumber : google.com)
G. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Sejak tahun 1858 Walade telah menyadari perubahn-perubahan geologi
yang terjadi di wilayah Indonesia bagian tengah dan implikasinya kepada
penyebaran fauna. Tahun 1910, tiga tahun sebelum Wallace meninggal dalam
bukunya “The World of Life” (Chapman dan Hall, London), Wallace menggeser
garisnya di sektor sulawesi lebih ke timur lagi sebab di Sulawesi barat masih
cukup dominan ditemukan fauna-fauna Asia. Dari penelitian-penelitian yang
dilakukan selanjutnya yang dilakukan oleh ahli flora dan fauna ditemukan bahwa :
Garis Wallace ini tidak pernah tegas, tetapi dapat bergese-geser ke timur atau
barat di Sulawesi; tetapi jelas meyakinkan bahwa Sulawesi adalah wilayah
pertemuan sekaligus perbatasan zona-zona biogeografi (Hugget, 1998).
Maeskimun (1985) menyatakan beberapa cirri khas fauna dan flora di wilayah
Indonesia sebagai berikut:
1. Persebaran Fauna
a. Fauna Indonesia Barat

15
Fauna Indonesia barat adalah berbagai jenis hewan yang terdapat
di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Macam-macam fauna Indonesia barat sebagai berikut.
Pulau Jenis Fauna
Sumatera gajah, harimau, tapir, badak, orang utan, kera,
pelanduk, siamang, kijang, ular, kambing,
burung kakaktua, kutilang, tekukur, dan gereja
Jawa harimau, badak, tapir, domba, kambing, rusa, kerbau
liar, monyet, ular, musang, burung gereja dan burung
belibis.
Kalimantan orang utan, kukang, monyet bekantan, kijang,
musang, pelanduk, buaya, burung elang,
pekakak, kakatua, rajawali, serta ular piton dan kobra.

b. Fauna Indonesia Tengah


Fauna Indonesia tengah meliputi berbagai jenis hewan yang terdapat di
pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara. Fauna Indonesia tengah
sebagai berikut.
Pulau Jenis Fauna
Sulawesi dan rusa, anoa, musang, dan monyet
sekitarnya
Kepulauan Nusa sapi, rusa, komodo, domba, burung
tenggara kakaktua, jalak, dan nuri

c. Fauna Indonesia Timur


Fauna Indonesia timur meliputi jenis-jenis fauna yang ditemukan
di Papua, Maluku, dan pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia timur
bercorak australis. Berikut ini fauna Indonesia timur.

Pulau Jenis Fauna


Kuskus, burung nuri, cendrawasih
Maluku

16
Papua dan Rusa, kangguru bueung cendrawasih, kakaktua raja,
Sekitarnya
kasuari, dan parkit.

2. Persebaran flora
Tanah yang subur menyebabkan berbagai jenis tanaman dapat
tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia. Flora Indonesia terdiri dari
sekitar 4.000 jenis pohon, 1.500 jenis paku pakuan, dan 5.000 jenis anggrek.
a. Flora Indonesia Barat
Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman
yang tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya. Jenis flora Indonesia bagian barat memiliki persamaan
dengan tumbuhan yang terdapat di Asia.
Pulau Jenis Flora
Sumatera pinus, kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin,
dan raflesia
Jawa jati meranti, mahoni, beringin, pinang, bunga anggrek,
dan bugenvil
Kalimantan ramin, kamper, meranti, besi, jelutung, bakau, pinus, dan
rotan

b. Flora Indonesia Tengah


Flora Indonesia tengah meliputi tumbuhan yang terdapat di
Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara terdapat
padang rumput alami yang baik untuk daerah peternakan. Penyebabnya
adalah curah hujan yang rendah.
Pulau Jenis Flora
Sulawesi eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan,
dan beberapa jenis bunga anggrek
Nusa jati, sandelwood, akasia, cendana, dan beberapa jenis
Tenggara bunga anggrek
Maluku sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu
putih, dan anggrek

17
c. Flora Indonesia Timur
Flora Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di
pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang sering
dijumpai di Papua adalah jenis conifera seperti agatis alba dan obi. Di
daerah dataran rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau.

Gambar 3. Persebaran Flora dan Fauna Di Indonesia (Sumber : google.com)

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan mengenai biogeografi adalah:
1. Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran
secara spesial makhluk hidup pada saat yang lalu dan saat ini.
2. Teori yang melandasi ilmu biogeografi adalah teori pangaea =
Laurasia + Gondwana
3. Dasar dari persebaran makhluk hidup adalah penyebaran spesies
menunjukkan Spesies berasal dari suatu tempat yang selanjutnya
menyebar ke berbagai daerah. organisme tersebut kemudian
melakukan diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies yang
cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
4. Faktor yang mempengaruhi persebaran makhluk hidup ada berupa
faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).
5. Bukti-bukti evolusi secara biogeografi antara lain : Bentuk Paruh
Burung Finch Di Kepulauan Galapagos, Keberadaan Hewan Sejenis
Kanguru (Marsupial ) Di Australia, Keberadaan Tanaman Kaktus Di
Amerika Utara, Kepunahan Harimau di Pulau Jawa dan bioma.
6. Daerah biogeografis di dunia meliputi Neartik, Paleartik, Neotrapik,
Oriental, Ethiopia dan Australis.
7. Persebaran flora dan fauna di Indonesia dibagi atas 3 wilayah yaitu
persebaran di daerah Indonesia Barat, Indonesia Tengah dan
Indonesia Timur.
B. Saran
Dengan memahami bahwa persebaran organisme terjadi, dalam hal ini flora
dan fauna terhadap letak geografisnya, diharapkan kita sebagai manusia mampu
menjaga kelestarian habitat dimana flora dan fauna tersebut hidup, tidak
mencemari lingkungan sekitar dan diharapkan dapat melestarikan komponen-
komponen penyusun lingkungan sekitar kita.

19
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2004. Bilogi Jilid 2. Jakarta: Erlangga


Dobzhansky, T. 1962. Mankind Evolving. New Haven: Yale UP.

Edwards. A.W.F. and Cavalli-Sforw. LL 1064. Reconstruction of evolutionary


trees. In Plrenen‘c and Phylugmwfiv Classification. Heywood. VII. and
McNeil , J. (eds-x). pp. 67-76. Systematics Association pub. no. 6.
London.
Futuyma, D.J. 1986. Evolutionary Biology. 2nd Ed. Sunderland: Sinauer

Huggett R.J. 1998. Fundamentals of Biogeography. Routledge: London


Maeskimun, Taty, 1985, Flora Fauna dan Kelestarian, Bina Karya,
Jakarta.
S, Danang. 1999. LKS Kharisma BIOLOGI Kelas 3. Jakarta : CV. HK Mj. Solo.

Supriana, Jutna. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor


Indonesia

Williams, DM and M.C. Ebach. 2008. Foundations of Systematics and


Biogeography. Springer Science Business. Media LLC, New York,
USA
Yulir Yulmadia. 2005. Geografi kelas 2 SMA . Jakarta : Bumi Aksara

Zefanyageo.blogspot.co.id/2009/07/faktor-yang mempengaruhi persebaran.html


diakses pada tanggal 21 Februari 2018 pukul 09.00

20

Anda mungkin juga menyukai