Anda di halaman 1dari 29

DEMOGRAFI UMUM DAN TEKNIK

Laporan Tugas Akhir Demografi Provinsi Jawa Tengah SUPAS 2015


Dosen Pengampu : Dra. Sri Agustin, M.Si

Disusun Oleh :
Fadli Arya Wisnu Baradi
17405244006

Jurusan Pendidikan Geografi


Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tugas akhir mata kuliah
Demografi Umum Dan Teknik dengan dosen pembimbing Ibu Sri Agustin.
Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang selalu memberikan motivasi belajar kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini.
2. Ibu Sri Agustin selaku dosen pembimbing mata kuliah Demografi Umum
Dan Terapan.
3. Teman-teman yang selalu mendukung dalam proses pembuatan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami selaku penulis dan
pembaca agar dapat mengimplementasikan hal positif yang didapat ke dalam
kehidupan sehari-hari.

Yogyakarta, Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................. ii
Gambaran Umum Jawa Tengah .............................................................. 1
Profil Penduduk Jawa Tengah SUPAS 2015 ..........................................
1. Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin ....................................................................................... 2
2. Sex Ratio ..................................................................................... 2
3. Dependency Ratio ....................................................................... 4
4. Umur Median .............................................................................. 5
5. Memecah Umur ........................................................................... 5
6. Kepadatan Penduduk ................................................................... 6
a. Kepadatan Penduduk Aritmatik ............................................. 6
b. Kepadatan Penduduk Fisiografis ............................................ 7
7. Migrasi ........................................................................................ 8
a. Migrasi Risen Masuk .............................................................. 8
b. Migrasi Risen Keluar .............................................................. 10
c. Migrasi Risen Total ................................................................ 12
8. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ............................................ 13
9. Tingkat Pengangguran ................................................................ 14
10. Indeks Pembangunan Masyarakat ............................................... 14
11. Laju Pertumbuhan Penduduk ...................................................... 17
12. Proyeksi Penduduk ...................................................................... 17
13. Daftar Pustaka ............................................................................. 19
14. Lampiran ..................................................................................... 21

ii
GAMBARAN UMUM JAWA TENGAH
Jawa Tengah (disingkat Jateng) adalah sebuah provinsi Indonesia yang
terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Ibu kotanya adalah Semarang. Provinsi ini
berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan
Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan
Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 28,94% dari
luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di
sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun
Jawa di Laut Jawa.
Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga
mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai
"jantung" budaya Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa
lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di
daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga Tionghoa-Indonesia,
Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.
Menurut BPS (2016) Jumlah penduduk provinsi Jawa Tengah hasi sensus
penduduk tahun 2000 sebanyak 31.223.528 jiwa. Sepuluh tahun kemudian
berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 meningkat menjadi 32.382.657 jiwa, yang
terdiri dari 16.091.112 jiwa penduduk laki-laki dan 16.291.545 jiwa penduduk
perempuan. Sedangkan dari hasil SUPAS 2015 yang menjadi data utama pada
laporan akhir ini adah 33.735.023 jiwa penduduk dengan rincian penduduk laki-
laki sebanyak 16.740.035 jiwa sementara penduduk perempuan sebanyak
17.012.988 jiwa.

1
1. Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Piramida Penduduk Jawa Tengah Data Supas 2015

70 - 74

60 - 64

50 - 54
Umur

40 - 44

30 - 34

20 - 24

10 - 14

0-4
2000000 1500000 1000000 500000 0 500000 1000000 1500000 2000000
Jumlah Penduduk

Perempuan Laki-laki

Dari bentuk piramida penduduk Jawa Tengah menurut kelompok


umur dan jenis kelamin di atas, dapat disimpulkan piramida tersebut
termasuk kedalam jeni stasioner. Hal tersebut dibuktikan oleh jumlah
penduduk muda hampir sama dengan jumlah penduduk tua.
2. Sex Ratio
Tabel 1.1 Penduduk Jawa Tengah Menurut Kelompok Umur Dan Jenis
Kelamin Provinsi Jawa Tengah SUPAS 2015

Kelompok Umur Age Laki-laki / Perempuan Jumlah / Sex Ratio


Group Male / Female Total

0–4 1.414.113 1.316.725 2.730.838 107


5–9 1.428.658 1.380.544 2.809.202 103
10 – 14 1.513.390 1.426.303 2.939.693 106
15 – 19 1.372.002 1.306.247 2.678.249 105
20 – 24 1.239.354 1.230.929 2.470.283 100
25 – 29 1.243.652 1.235.151 2.478.803 100
30 – 34 1.164.842 1.250.977 2.415.819 93
35 – 39 1.243.719 1.276.827 2.520.546 97

2
40 – 44 1.165.196 1.244.346 2.409.542 93
45 – 49 1.179.699 1.223.001 2.402.700 96
50 – 54 1.038.752 1.084.874 2.123.626 95
55 – 59 897.633 918.655 1.816.288 97
60 – 64 709.981 687.232 1.397.213 103
65 – 69 410.991 483.390 894.381 85
70 – 74 335.276 418.438 753.714 80
75 + 382.777 529.349 912.126 72
Total 16.740.035 17.012.988 33.753.023 98

Contoh Perhitungan :
Total Jumah laki−laki
Rumus Sex Ratio = x 100
Total Jumah Perempuan
1.243.652
SR (25-29) = 1.235.151 x 100

SR (25-29) = 100
Artinya, dalam 100 penduduk perempuan (usia 25-29 tahun) terdapat 100
penduduk laki-laki.
Analisis :
Sex ratio merupakan rasio perbandingan jumlah pria dan wanita
(sirusa.bps.go.id). Sex ratio dapat dihitung dengan data kependudukan
menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Dari hasil perhitungan sex ratio
provinsi Jawa Tengah di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah pria lebih
banyak atau setara sampai rentang usia 24 – 29 tahun. Hal tersebut
dibuktikan dengan hasil sex ratio yang menunjukkan angka diatas angka
100. Dan setelah rentang tahun tersebut terjadi penurunan sampai angka
terakhir pada rentang usia diatas 75 tahun hasi sex ratio berjumlah 72.
Terdapat beberapa faktor penyebab penurunan sex ratio seiring
bertambahnya umur yakni yang angka kelahiran dan kematian. Pada usia
muda banyak kelahiran bayi laki-laki daripada bayi perempuan yang
menyebabkan sex ratio usia muda menjadi tinggi. Sex ratio bertambah turun
karena resiko kematian pria lebih tinggi dibandingkan perempuan. Dilansir
dari media berita BBC (2015) menyatakan penyebab pria lebih tinggi
resikonya karena pria memiliki DNA dominan daripada perempuan yang

3
berakibat resiko terserang penyakit pada usia tua semakin tinggi. Resiko
kecelakaan kerja pria juga lebih tinggi daripada wanita.
Faktor migrasi juga berpengaruh terhadap hasil sex ratio penduduk
Jawa Tengah. Pada usia produktif sex ratio Jawa Tengah menurun bisa jadi
disebabkan karena migrasi keluar penduduk pria usia produktif dengan
faktor mencari pekerjaan dan ditambah migrasi masuk penduduk wanita
yang memperkecil nilai sex ratio penduduk Jawa Tengah.

3. Dependency Ratio
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 (0−14 𝑑𝑎𝑛 65+)
DR = x 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 (15−64)
8.479.733+2.560.221
DR = x 100
22.713.069
11.039.954
DR = x 100
22.713.069
DR = 48,60617471
DR = 48

Anaisis :
Rasio ketergantungan (Defedency Ratio) adalah perbandingan
antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumah
penduduk 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan kerja)
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-16 tahun (angkatan kerja)
(sirusa.bps.go.id).
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan
rasio ketergantungan bernilai 48 yang artinya setiap 100 orang usia
produktif menanggung 48 orang usia non produktif. Angka ketergantungan
Jawa Tengah dapat dikategorikan tinggi karena lebih dari 40. Hal tersebut
disebabkan banyaknya penduduk usia dewasa (non produktif) sampai tua
dibandingkan dengan penduduk usia muda (produktif). Hal tersebut
dibuktikan dengan bentuk piramida penduduk Jawa Tengah menurut
kelompok umur dan jenis kelamin berbentuk stasioner. Selain itu tidak tidak

4
hanya disebabkan oleh penduduk usia tua saja, laju kelahiran yang tinggi
membuat DR semakin tinggi juga.

4. Umur Median
𝑁⁄
2− ∑𝐹𝑘
Umur median = 1md + ( ) i
𝐹𝑚𝑑
33.753.023⁄
2− 1.708.374
Umur median = 30 + ( )5
2.478.803
Umur median = 32 tahun

Analisis :
Umur median (median age) merupakan umur yang membagi dua
bagian jumah penduduk dengan jumah yang sama, yaitu bagian pertama
ebih muda daripada umur median dan bagian kedua lebih tua dari umur
median. Dalam menentukan struktur penduduk, apakah termasuk dam usia
penduduk muda (≤20 tahun) atau struktur penduduk tua (≥30 tahun).
Dari hasil perhitungan di atas, umur median provinsi Jawa Tengah
Data SUPAS 2015 adaah 32 tahun yang termasuk dalam kategori
menengah.

5. Memecah Umur
Kelompok
Umur Jumlah Konstanta Hasil
0-4 2730838 0,0064 17477,36
5-9 2809202 0,0336 94389,19
12 Tahun
10 - 14 2939693 0,2544 747857,9
15 - 19 2678249 -0,0366 -98023,9
20 - 24 2470283 0,0064 15809,81
Total : 777510,3
Kelompok
Umur Jumlah Konstanta Hasil
13 Tahun 0-4 2730838 0,0064 17477,36
5-9 2809202 0,0416 116862,8
10 - 14 2939693 0,2224 653787,7

5
15 - 19 2678249 0,0144 38566,79
20 - 24 2470283 -0,0016 -3952,45
Total : 822742,2
Kelompok
Umur Jumlah Konstanta Hasil
0-4 2730838 0,0016 4369,341
5-9 2809202 -0,0240 -67420,8
14 Tahun
10 - 14 2939693 0,1504 442129,8
15 - 19 2678249 0,0848 227115,5
20 - 24 2470283 -0,0128 -31619,6
Total : 574574,2

Analisis :
Memecah kelompok umur berfungsi untuk memperkirakan jumlah
penduduk pada umur tunggal. Pada perhitungan di atas diketahui bahwa
kelompok umur yang dihitung adalah kelompok umur 10-14 tahun untuk
mengetahui jumah penduduk usia 12, 13, dan 14 tahun.
Dengan demikian diketahui jumlah penduduk usia 12 tahun
sebanyak 777.510, usia 13 sebanyak 822.742 penduduk dan usia 14
sebanyak 574.574. Pemecahan usia 12 – 14 tahun dikarenakan untuk
mengetahui jumah siswa SMP, usia tersebut siswa rata-rata memasuki
Sekolah Menengah Pertama.

6. Kepadatan Penduduk
a. Kepadatan Penduduk Aritmatik/ Kasar
Kepadatan Penduduk Aritmatik/ Kasar (Crude Popouation
Density) yiatu menunjukkan banyaknya jumlah penduduk untuk setiap
kiometer persegi luas wilayah. Dalam buku Jawa Tengah Dalam Angka
(BPS Jawa Tengah) disebutkan bahwa luas wilayah Jawa Tengah 3,2
Juta Hektar atau 32.500 Km2.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
Kepadatan aritmatik =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ (𝑘𝑚2)
33.753.023
Kepadatan aritmatik =
32500

6
Kepadatan aritmatik = 1038,55
Kepadatan Artimatik = 1038
Artinya setiap 1 kilometer persegi terdapat 1038 penduduk.
Menurut Undang-undang No. 56 PRP tahun 1960 Tentang
Penetapan Luas Tanah Pertanian membuat kategori kepadatan sebagai
berikut, Kepadatan penduduk tiap kilometer persegi golongan daerah a.
0 sampai 50, b. 51 sampai 250, c. 251 sampai 400, d. 401 Keatas tidak
padat kurang padat cukup padat sangat padat.
Dari hasil perhitungan kepadatan penduduk kasar diatas,
Jawa Tengah sangat padat. Hal tersebut dimungkingkan karena jumlah
pertumbuhan penduduk yang cepat ditambah laju migrasi yang tinggi,
karena jawa dinilai sebagai pusat peradaban.
b. Kepadatan Penduduk Fisiologis
Kepadatan Fisiologis (Physiological Density), yang menyatakan
banyaknya penduduk untuk setiap kilometer persegi wilayah lahan
yang ditanami (cultivable land) (Sirusa.bps.go.id).
Dalam buku Jawa Tengah Dalam Angka 2015 (BPS Jawa
Tengah) disebutkan bahwa luas lahan yang dapat ditanami terdiri dari
sawah dan ladang dengan luas sawah sebesar 9.920 Km2 dan ladang
sebesar 719.358 Km2 dengan total Cutivable Land sebesar 729.278
Km2.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
Kepadatan fisiologis = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛(𝑘𝑚2)
33.753.023
Kepadatan fisiologis =
729.278
Kepadatan fisiologis = 46,2
Kepadatan fisiologis = 46

7
7. Migrasi
a. Migrasi Risen

Analisis :
Migrasi risen adalah mereka yang pernah pindah dalam
kurun 5 tahun terakhir (mulai dari 5 tahun sebelum pencacahan).
Keterangan ini diperoleh dari pertanyaan tempat tinggal tahun yang lalu
dan tempat tinggal sekarang. Jika kedua tempat berlainan maka
dikategorikan sebagai migran risen yang juga merupakan bagian dari
migrasi total, hanya saja waktunya dam kurun 5 tahun terkahir. Umur
merupakan karakteristik penduduk yang paling melekat. Struktur umur
mempunyai pengaruh penting terhadap tingkah laku demografis

8
maupun sosial ekonomi. Ananta dan Anwar (1995) menjelaskan bahwa
pola migrasi penduduk berbeda menurut kelompok umur, dimana
peluang penduduk kelompok umur muda dan umur produktif untuk
melakukan migrasi lebih besar. Selain itu jika motivasi ekonomi
merupakan utama migrasi, maka persentase orang yang melakukan
migrasi risen adalah usia produktif.

Berdasarkan hasil SUPAS 2015 terlihat bahwa pada usia 15-


44 tahun persentase migran masuk risen menapai 72,57 persen. Dari
kelompok umur tersebut, jumlah tertinggi ada di umur 25-29 tahun. Hal
ini dikarenakan pada kelompok usia tersebut merupakan periode
mencari pekerjaan dan melanjutkan sekolah. Dan ketika usia tua,
mereka lebih senang bekerja di tempat tinggal sendiri. Anak-anak
umumnya ikut orang tua, sehingga angka migran untuk kelompok umur
anak-anak kecil turut naik. Penduduk pada usia produktif lebih banyak
yang menjadi mover (migran risen) (Ananta, 1995).
Untuk angka migrasi neto risen yang bernilai negatif ini
mengandung arti bahwa jumlah migran keluar risen lebih banyak
daripada jumlah migran masuk risen. Kesempatan kerja dan upah yang
tinggi menjadi daya tarik tersendiri bagi tenaga kerja asal Jawa Tengah
untuk melakukan migrasi dalam 5 tahun terkahir ke provinsi-provinsi
yang lain, sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Todaro (1976)
bahwa upah yang tinggi menjadi daya tarik migran di tempat tujuan

9
b. Migrasi Seumur Hidup

Analisis :
Seseorang dikatakan migran semasa hidup jika provinsi atau
kabupaten/kodya tempat ia dilahirkan berbeda dengan provinsi atau
kabupaten/kodya tempat tinggalnya sekarang (pada saat pencacahan).
Dalam buku Profil Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015
dijelaskan bahwa pola migrasi seumur hidup dari waktu ke waktu
hampir sama, beberapa provinsi terlihat sebagai daerah pengirim migran
dan sebagian lainnya berpola sebagai daerah penerima migran. Jawa
Tengah memiliki angka migrasi seumur hidup neto negatif yang berarti

10
lebih banyak migran yang keluar daripada yang masuk dari suatu
daerah. Berdasarkan analisis dari Lee (1966) mengatakan bahwa
terdapat 4 faktor yang mendasari seseorang memutuskan untuk
bermigrasi yaitu faktor di tempat asal, faktor di tempat tujuan, tintangan
antara dan faktor individu. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor
sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, maupun politik. Jawa Tengah
dimungkingkan banyaknya migrasi keluar disebabkan faktor ekonomi,
karena sebagian besar dari masyarakat Jawa Tengah yang masih
bermatapencaharaian petani atau dalam sektor agraris.

11
c. Migrasi Total

Analisis :
Seseorang dikatakan sebagai migran total (MT) apabila provinsi
tempat tinggal sebelumnya berbeda dengan provinsi tempat tinggal
sekarang (sirusa.bps.go.id). Angka migrasi ini bermanfaat untuk
mengetahui banyaknya psenduduk yang tempat tinggal sebelumnya berbeda
dengan tempat tinggalnya sekarang. Semakin tinggi angka migrasi total,
maka jumlah penduduk yang tempat tinggalnya sekarang berbeda dengan
tempat tinggalnya sebelumnya semakin banyak.

12
Berdasarkan hasil SUPAS 2015, penduduk berstatus migran total
yang melakukan migrasi sebagian besar adalah penduduk kelompok umur
35-39 tahun dengan persentase sebesar 12,72 persen, kemudian diikuti oleh
kelompok umur 40-44 tahun (11,31%), 30-34 tahun (11,23%) dan 25-29
tahun (10,68%). Terdapat perbedaan struktur usia antara migran risen dan
migran total, pada migran risen usia yang memiliki kecenderungan
bermigrasi adalah usia-usia produktif sedangkan migran total lebih ke usia
tua. Hal ini disebabkan oleh pada migrasi total terdapat didalamnya migran
kembali sehingga usia produktif yang bermigrasi akan kembali ke daerah
asal menjelang usia tua (masa pensiun).

8. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja


Tingkat partisipasi angkatan kerja merupakan persentase penduduk
usia 15 tahun ke atas yang merupakan angkatan kerja (sirusa.bps.go.id).
Angkatan kerja
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑇𝑃𝐴𝐾 = 𝑥 100
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑈𝑠𝑖𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

Dari rumus tersebut diketahui bahwa terdapat Angkatan kerja dan


Penduduk Usia Kerja. Menurut BPS (bps.go.id) definisi Penduduk Usia
Kerja adalah penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun ke atas, sedangkan
Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang

13
bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan
pengangguran.
Jawa Tengah dalam data SUPAS 2015 memiliki jumlah angkatan
kerja sebanyak 22.713.069 dan memiliki usia kerja sebanyak 25.273.290
sehingga TPAK Jawa Tengah sebagai berikut :
22.713.069
𝑇𝑃𝐴𝐾 = 𝑥 100
25.273.290
TPAK = 89 %
Jadi tingkat partisipasi angkatan kerja Jawa Tengah cukup besar
yakni 89 persen.

9. Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran merupakan persentase jumlah pengangguran
terhadap jumlah angkatan kerja.

Diketahui berdasarkan hasil SUPAS 2015 jumlah pengangguran


terbuka di Jawa Tengah Terdapat 863.783 dan jumlah angkatan kerja
berjumlah 22.713.069.
863.783
TPT = 𝑥 100
22.713.069
TPT = 3,8 %
Berdasarkan perhitungan diatas, persentase pengangguran
dibandingkan dengan angkatan kerja lebih kecil. Hal ini menandakan bahwa
masyarakat Jawa Tengah produktif bekerja atau banyak lapangan pekerjaan.
10. Indeks Pembangunan Masyarakat
Indeks Pembangunan Masyarakat menurut BPS adalah nilai yang
menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan
dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
IPM dibentuk oleh 3 dimensi dasar :
1. Umur panjang dan hidup sehat

14
2. Pengetahuan
3. Standar hidup layak.
Klasifikasi indeks pembangunan manusia menurut BPS (2014)
dalam Fauzi (2017) dikatakan rendah jika IPM < 60, sedang 60 < IPM <70,
tinggi 70 IPM <80, dan > 80 Sangat tinggi.

Diketahui dalam berita statistik BPS Jawa Tengah bahwa komponen


dasar perhitungan IPM Jawa Tengah sebagai berikut, Angka harapan hidup
saat lahir (AHH) sebesar 73,96. Harapan lama sekolah (HLS) dan Rata-rata
lama sekolah (RLS) sebesar 12,38 dan 7,03. Indeks Pengeluaran per kapita
disesuaikan sebesar 9.930.
Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung
indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen
IPM adalah sebagai berikut :

Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM


digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel
berikut :

15
Komponen Satuan Min Max
Angka Harapan Hidup Tahun 20 85
(AHH)
Harapan Lama Sekoah Tahun 0 18
(HLS)
Rata-rata Lama Sekoah Tahun 0 15
(RLS)
Pengeluaran per Kapita Rupiah 1007436 26257352
Disesuaikan
Sumber : BPS Jawa Tengah
I Kesehatan :
: (73,96 – 20) / (85 – 20)
: 0,8302
I Pendidikan :
HLS : (12,38 – 0) / (18 – 0)
: 0,6878
RLS : (7,03 – 0) / (15 – 0)
: 0,4687
I Pendidikan : 0, 6878 + 0,4687 / 2
: 0,5782
I Pengeluaran : (9930000 - 1007436) / ( 26572352 – 1007436)
: 0,6992

IPM : ∛0,8302 x 0,5782 x 0,6992 x 100


: 69,49515133
Jadi berdasarkan perhitungan IPM Jawa Tengah Data SUPAS 2015
sebesar 69 yang termasuk kategori sedang. Berarti pembangunan
masyarakat masih perlu dikembangkan lagi dari segi pendidikan, kesehatan
serta ekonomi.

16
11. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan
tingkat pertambahan penduduk pertahun daam jangka waktu tertentu.
Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar. Laju
pertumbuhan penduduk dapat dihitung menggunakan tiga metode, yaitu
aritmatik, geometrik dan eksponensial. Metode yang paling sering
digunakan di BPS adalah metode geometrik (sirusa.go.id).

Diketahui jumlah penduduk Jawa Tengah hasil SUPAS 2015 adalah


33.753.023 dan pada tahun 2010 hasil sensus 2010 sebesar 32.382.657
penduduk.
33.753.023 1
𝑟=( )↑ – 1
32.382.657 5
r = 0,008323849
r = 0,83 %
Laju pertumbuhan penduduk (LPP Indonesia saat ini memiliki
kecenderungan menurun. Kebijakan pemerintah dengan program KB untuk
menekan LPP yang diluncurkan pada tahun 80an. Jawa Tengah termasuk
provinsi yang memiliki laju pertumbuhan pendudukan yang rendah yang
hanya 0.83 persen tiap tahunnya.

12. Proyeksi Penduduk


Proyeksi penduduk merupakan perhitungan ilmiah yang didasarkan
pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu
kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi) (BPS, 2018).
Dengan kata lain proyeksi penduduk adalah perhitungan kondisi
masa depan dengan asumsi-asumsi yang telah dijelaskan di atas. Terdapat 3
metode menghitung proyeksi penduduk yakni Model Aritmatik, Model
Geometrik dan Model Eksponensial.

17
1. Model Aritmatik 2. Model Geometrik
Pt = P0 (1 + r.t ) Pt = P0 (1 + r )t
P2020 = 33.753.023 P2020 = 33.753.023
(1 + 0,0083.5) (1 + 0,0083 )5
P2020 = 33.753.023 P2020 = 33.753.023
(1.0415) (1 + 0,0083 )5
P2020 = 35.153,773 P2020 = 35.177.219

3. Model Eksponensial
Pt = P0 (2,7182818)r.t
Pt = 33.753.023 (2,7182818) 0,0083.5
Pt = 35.183.245

18
Daftar Pustaka

Ananta. A & Anwar, E.N. 1995. Perubahan dan Besaran Migrasi Provinsi =
Indonesia, 1975-1980 dan 1980 -1985. Dalam Secha Alatas.
Migrasi dan Distribusi Penduduk di Indonesia. Jakarta Kantor
Menteri Negara Kependudukan/BKKBN.
BPS. 2015. Jawa Tengah Dalam Angka 2015: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah
BPS. 2016. Profil Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015: BPS
BPS. 2016. Profil Penduduk Jawa Tengah Hasil SUPAS 2015: CV. Pelita
BPS. 2016. Statistik Migrasi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik
Dependency Ratio https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=95
Diakses pukul 02.00, 10 Januari 2019
Diakses pukul 02.00, 10 Januari 2019
Fauzi, Fatkhurokhman & Darsyah, Moh & Wahyu, Tiani. (2017). KLASIFIKASI
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/KOTA
SE-INDONESIA DENGAN PENDEKATAN SMOOTH
SUPPORT VECTOR MACHINE (SSVM) KERNEL RADIAL
BASIS FUNCTION (RBF). Seminar Nasional Pendidikan, Sains
dan Teknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam:
Universitas Muhammadiyah Semarang.
http://www.bbc.com/future/story/20151001-why-women-live-longer-than-men di
akses pukul 21.00 tanggal 9 Januari 2019
https://www.bbc.com/indonesia/vert_fut/2015/11/151111_vert_fut_umur_wanita
di akses pukul 20.56 tanggal 9 Januari 2019
Kepadatan Penduduk https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=85
Diakses pukul 02.00, 10 Januari 2019
Lee, E. S. (1966). A Theory of Migration (Suatu teori migrasi) (Cetakan ke 4 ed.).
(H. Daeng, Trans.) Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan
Migrasi Risen https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=istilah/view&id=2238 Diakses
pukul 02.00, 10 Januari 2019

19
Migrasi Seumur Hidup https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=92
Diakses pukul 02.00, 10 Januari 2019
Migrasi Total https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=94 Diakses
pukul 02.00, 10 Januari 2019
Nuraini, dkk. 2015. Profil Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015: Badan Pusat
Statistik
Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Provinsi Jawa Tengah
https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=336&wid=330000
0000 Di akses pukul
Sex Ratio https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=istilah/view&id=1495 Diakses
pukul 02.00, 10 Januari 2019
Tenaga Kerja https://www.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html Diakses pukul
02.00, 10 Januari 2019
Todaro, M.P. 1976. Internal Migration in Development Countries= A Review of
Theory, evidence, Methodology and Research Priority. Geneva BIT

UNDANG-UNDANG NO. 56 PRP TAHUN 1960 TENTANG PENETAPAN


LUAS TANAH PERTANIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20
Lampiran

21
PENDUDUK MENURUT UMUR DAN KELAMIN TAHUN 1960
Population by Age and Sex
Seluruh Indonesia/All Indonesia
Sebelum Perapian
Laki-
Umur/Age laki/Male Perempuan/Female Jumlah/Total
0-4 8461949 8580361 17042310
5-9. 7683534 7639422 15322956
10-14. 4318543 3860869 8179412
15-19 3834117 3874058 7708175
20-24 3452362 4338603 7790965
25-34 7333617 8542102 15875719
35-44 5719856 5363334 11083190
45-54 3559007 3483325 7042332
55-64 1897510 1850396 3747906
65-74 795730 829027 1624757
75+ 377747 406609 784356
Tidak diketahui/Unknown 59882 56869 116751
Jumlah/Total 47493854 48824975 96318829

Setelah Perapian
Laki-
Umur/Age laki/Male Perempuan/Female
0-4 8472231 8590787
5-9. 7692870 7648704
10-14. 4323790 3865560
15-19 3838776 3878765
20-24 3456557 4343875
25-34 7342528 8552481
35-44 5726806 5369851
45-54 3563331 3487558
55-64 1899816 1852644
65-74 796697 830034
75+ 378206 407103

22
PENDUDUK MENURUT UMUR DAN KELAMIN TAHUN 1970 INDONESIA
SEBELUM PERAPIAN SESUDAH PERAPIAN
Age Male Female Both Sexes Male Female
0–4 9606158 9492535 19098893 9607380,424 9493742,965
5–9 9525224 9236857 18762081 9526436,125 9238032,429
10 – 14 7353370 6826167 14179537 7354305,747 6827035,658
15 – 19 5587606 5737887 11325493 5588317,046 5738617,17
20 -24 3601830 4429441 8031271 3602288,348 4430004,665
25 – 29 3977739 4947147 8924886 3978245,184 4947776,545
30 -34 3689877 4213681 7903558 3690346,552 4214217,209
35 -39 3947886 4031228 7979114 3948388,385 4031740,991
40 – 44 3063990 3037799 6101789 3064379,906 3038185,573
45 – 49 2426868 2222758 4649626 2427176,829 2223040,855
50 – 54 1902778 1961054 3863832 1903020,137 1961303,552
55 – 59 1126094 1099943 2226037 1126237,3 1100082,972
60 - 64 1082325 1256172 2338497 1082462,73 1256331,853
65 – 69 549263 593693 1142956 549332,896 593768,5499
70 – 74 510180 528383 1038563 510244,9226 528450,239
75 + 380399 406459 786858 380447,4074 406510,7236
T.T./Hot Stated 7057 8002 15059 7057,898033 8003,018288
Jumlah/Total 58338644 60029206 118367850

Jumlah Penduduk Non TT 118352991 Prorating 1,000127254


Jumlah Penduduk – TT 118337932

23
PENDUDUK MENURUT UMUR DAN KELAMIN TAHUN 1980
SEBELUM PERAPIAN SESUDAH PERAPIAN
UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN
0-4 10815974 10374698 21190672 10817478 10376140
5-9 10832383 10399544 21231927 10833889 10400990
10-14 9131871 8487163 17619034 9133140 8488343
15-19 7512541 7770694 15283235 7513585 7771774
20-24 5978576 7022969 13001545 5979407 7023945
25-29 5612684 5730862 11343546 5613464 5731659
30-34 4022625 4144456 8167081 4023184 4145032
35-39 4190944 4358927 8549871 4191527 4359533
40-44 3644053 3775910 7419963 3644560 3776435
45-49 3012756 3137481 6150237 3013175 3137917
50-54 2717883 2692259 5410142 2718261 2692633
55-59 1720501 1669778 3390279 1720740 1670010
60-64 1559230 1669397 3228627 1559447 1669629
65-69 811113 902772 1713885 811226 902897
70-74 689074 841584 1530658 689170 841701
75+ 688422 836951 1525373 688518 837067
TT 11040 9358 20398
JUMLAH 72951670 73824803 146776473
Jumlah Penduduk Non TT 146756075
Jumlah Penduduk - TT 146735677
Prorating 1,000139012

24
PENDUDUK MENURUT UMUR DAN KELAMIN TAHUN 1990
SEBELUM PERAPIAN SETELAH PERAPIAN
UMUR MALE FEMALE TOTAL MALE FEMALE
0-4 10760859 10224285 20985144 10761124 10224537
5-9. 11928095 11294963 23223058 11928389 11295241
10-14. 11044127 10438014 21482141 11044399 10438271
15-19 9520440 9406543 18926983 9520675 9406775
20-24 7583305 8545057 16128362 7583492 8545267
25-29 7457150 8166380 15623530 7457334 8166581
30-34 6584325 6661469 13245794 6584487 6661633
35-39 5788441 5395776 11184217 5788584 5395909
40-44 4010254 4071381 8081635 4010353 4071481
45-49 3723922 3841742 7565664 3724014 3841837
50-54 3289190 3398396 6687586 3289271 3398480
55-59 2321621 2510076 4831697 2321678 2510138
60-64 2219069 2307382 4526451 2219124 2307439
65-69 1329162 1420562 2749724 1329195 1420597
70-74 945876 1083150 2029026 945899 1083177
75+ 867636 1104720 1972356 867657 1104747
TT 2205 2210 4415
TOTAL 89375677 89872106 179247783
Jumlah Penduduk Non TT 179243368
Jumlah Penduduk - TT 179238953
Prorating 1,000024632

25
PENDUDUK MENURUT UMUR DAN KELAMIN TAHUN 2000
SEBELUM PERAPIAN SESUDAH PERAPIAN
UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN
0-4 10295701 10006675 20302376 10296307,17 10007264,16
5-9 10433865 10060226 20494091 10434479,31 10060818,31
10-14 10460908 9992824 20453732 10461523,9 9993412,341
15-19 10649348 10500169 21149517 10649974,99 10500787,21
20-24 9237464 10020637 19258101 9238007,868 10021226,98
25-29 9130504 9510433 18640937 9131041,571 9510992,94
30-34 8204302 8195418 16399720 8204785,039 8195900,516
35-39 7432840 7471386 14904226 7433277,619 7471825,888
40-44 6433438 6034410 12467848 6433816,777 6034765,284
45-49 5087252 4568753 9656005 5087551,519 4569021,992
50-54 3791185 3593783 7384968 3791408,211 3593994,589
55-59 2883226 2795438 5678664 2883395,754 2795602,585
60-64 2597076 2723943 5321019 2597228,906 2724103,376
65-69 1666191 1898735 3564926 1666289,099 1898846,791
70-74 1368190 1468847 2837037 1368270,554 1468933,48
75+ 1257526 1459459 2716985 1257600,039 1459544,928
TT 5946 5901 11847
JUMLAH 100934962 100307037 201241999
Jumlah Penduduk Non TT 201230152
Jumlah Penduduk - TT 201218305
Prorating 1,000058876

26

Anda mungkin juga menyukai