Anda di halaman 1dari 18

TOPIK DAN KERANGKA KARANGAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah MPK Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Vitria Marsela, M.Pd.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 7

1. Gilang Ramdhani (06061382328073)


2. Fashbir Des Rizal (06061382328088)
3. Afreno Sinaga (06061381328096)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun
makalah “TOPIK DAN KERANGKA KARANGAN” ini dengan baik serta tepat
waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah MPK
Bahasa Indonesia.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya


kepada dosen pengampu Vitria Marsela, M.Pd. yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah yang kami buat bisa membantu serta menolong


pengetahuan menjadi lebih luas lagi. Kami menyadari jika makalah yang kami
susun masih belum sempurna. Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Atas
perhatiannya serta waktunya, kami sampaikan terima kasih.

Palembang, 14 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.3 Tujuan .............................................................................................................2
BAB II .....................................................................................................................3
PEMBAHASAN .....................................................................................................3
2.1 Topik...............................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Topik .................................................................................3
2.1.2 Sumber Topik ......................................................................................4
2.1.3 Pembatasan Topik ...............................................................................5
2.1.4 Kriteria Topik yang Baik ....................................................................6
2.1.5 Langkah Membuat Topik ....................................................................7
2.1.6 Tujuan Penulisan .................................................................................8
2.2 Kerangka Karangan ........................................................................................9
2.2.1 Pengertian Kerangka Karangan...........................................................9
2.2.2 Macam dan Bentuk Karangan ...........................................................10
2.2.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan ..............................................11
BAB III ..................................................................................................................14
PENUTUP .............................................................................................................14
3.1 Simpulan .......................................................................................................14
3.2 Saran .............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menulis merupakan keterampilan yang penting dalam berbagai aspek


kehidupan, baik dalam lingkup akademis maupun profesional. Salah satu hal
yang menjadi kunci keberhasilan dalam menulis adalah pemilihan topik yang
tepat dan penyusunan kerangka karangan yang baik. Topik yang menarik dan
relevan akan membuat pembaca tertarik untuk membaca seluruh karangan,
sedangkan kerangka karangan yang baik akan membantu penulis dalam
menyusun ide-ide secara terstruktur dan logis.

Pemilihan topik yang tepat dapat dilakukan dengan memperhatikan minat


pribadi, kebutuhan penulisan, dan arahan tugas yang diberikan. Sementara itu,
penyusunan kerangka karangan yang baik melibatkan penyusunan ide-ide
utama dan pendukung secara terstruktur, sehingga karangan memiliki alur yang
jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. Dalam konteks pendidikan,
pemahaman tentang topik dan kerangka karangan menjadi penting bagi para
siswa dalam mengembangkan kemampuan menulis mereka. Dengan
memahami konsep ini, para siswa akan dapat menulis dengan lebih efektif dan
efisien, serta dapat menghasilkan karangan-karangan yang berkualitas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang di atas penulis merumuskan masalah dalam makalah


ini sebagai berikut :

1. Apa itu topik?


2. Apa itu kerangka karangan?

1
1.3 Tujuan
Dalam makalah ini, penulis memiliki tujuan umum. Secara umum, penulisan
makalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui dan memahami topik.
2. Untuk mengetahui dan memahami kerangka karangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Topik

Hakikat dari sebuah topik adalah inti atau inti dari apa yang dibahas atau
ditulis dalam sebuah karangan, esai, pidato, atau pembicaraan. Dalam sebuah
karangan, topik biasanya menjadi fokus utama dari keseluruhan tulisan dan
menjadi titik sentral yang mengikat semua bagian atau paragraf dalam karangan
tersebut. Topik dapat berupa suatu permasalahan, ide, konsep, atau tema yang
ingin disampaikan atau dibahas oleh penulis. Pentingnya topik dalam sebuah
karangan adalah untuk memberikan arah dan fokus yang jelas sehingga
pembaca dapat memahami dengan baik apa yang ingin disampaikan oleh
penulis. Selain itu, topik juga menjadi penanda bagi penulis dalam menyusun
kerangka karangan dan mengorganisir isi tulisannya.

2.1.1 Pengertian Topik

Pengertian topik adalah pokok pembahasan atau subjek utama yang


menjadi fokus dalam suatu tulisan, pembicaraan, atau penelitian. Topik
ini menjadi titik sentral yang mengikat semua informasi yang
disampaikan dalam konteks tertentu. Beberapa ahli memberikan
pemikiran mereka mengenai pengertian topik sebagai berikut:

a. Budi Wahyono dalam bukunya "Dasar-Dasar Komunikasi Ilmiah"


(2017), topik adalah subjek atau pokok pembicaraan yang dijadikan
sebagai tema utama dalam suatu tulisan atau diskusi.
b. Abdul Chaer dalam bukunya "Linguistik Umum" (2010), topik
adalah bagian dari kalimat yang menjadi pusat perhatian
pembicaraan dan biasanya diidentifikasi melalui pertanyaan "Apa
yang dibicarakan?"

3
c. M. Arifin dalam buku "Panduan Menulis Karya Ilmiah" pada Bab
"Pemilihan Topik Karya Ilmiah" (2015), topik merupakan masalah
yang akan dibahas dalam karya ilmiah yang menjadi pokok
perhatian peneliti.
d. Randy L. Joyner, William A. Rouse, dan Allan A. Glatthorn (2012),
topik adalah gagasan atau isu yang menjadi fokus dari penulisan
tesis atau disertasi.

Dapat disimpulkan bahwa topik adalah subjek atau pokok


pembicaraan yang menjadi fokus dalam suatu tulisan atau penelitian.
Topik juga dapat diidentifikasi melalui pertanyaan "Apa yang
dibicarakan?" atau "Apa yang menjadi pusat perhatian pembicaraan?"

2.1.2 Sumber Topik

Sumber topik adalah tempat atau asal-usul ide, informasi, atau


konsep yang menjadi pokok pembahasan dalam suatu tulisan,
presentasi, atau karya lainnya. Sumber topik dapat berasal dari berbagai
macam sumber, baik itu dari buku, jurnal ilmiah, artikel, wawancara,
observasi, pengalaman pribadi, data statistik, atau sumber lainnya.
Pentingnya sumber topik dalam suatu karya adalah untuk memberikan
dasar yang kuat dan kredibel bagi pembahasan yang dilakukan. Sumber
topik yang baik dapat memberikan dukungan dan legitimasi pada
argumen atau ide yang disampaikan oleh penulis. Selain itu, sumber
topik juga dapat membantu pembaca atau pendengar untuk memahami
lebih dalam tentang suatu topik dan melihatnya dari berbagai sudut
pandang yang berbeda. Dalam menentukan sumber topik, penting
untuk memilih sumber yang relevan, kredibel, dan terpercaya. Hal ini
akan membantu memperkuat argumentasi dan keabsahan dari topik
yang dibahas. Selain itu, penting juga untuk mencantumkan referensi
dengan benar agar tidak terjadi plagiarisme dan untuk memberikan
penghargaan kepada pemilik asli ide atau informasi tersebut.

4
Untuk membantu menentukan topik, menurut Wayne N. Thompson
dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis dapat menentukan sumber
topik dengan cara sebagai berikut: 1) Pengalaman pribadi, 2) Hobi dan
keterampilan, 3) Pengalaman pekerjaan atau profesi, 4) Pelajaran
sekolah atau kuliah, 5) Pendapat pribadi, 6)Peristiwa hangat atau
pembicaraan publik, 7) Masalah abadi, 8) Kilasan biografi, 9) Kejadian
khusus, dan 10) Minat khalayak

2.1.3 Pembatasan Topik

Pembatasan topik adalah proses mempersempit cakupan atau ruang


lingkup topik yang akan dibahas dalam sebuah karangan atau karya
tulis. Hal ini dilakukan untuk menjaga fokus dan kejelasan tulisan serta
menghindari pengembangan topik yang terlalu luas atau tidak
terkendali. Pembatasan topik juga membantu penulis untuk
menghindari penjelasan yang berlebihan atau tidak relevan dengan
tujuan karangan.

Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini dapat berarti bahwa
penulis sudah memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan
dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti Akhadiah (1994:211), ada lima
hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:

1. Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu dan profesi,


2. Cukup menarik untuk dibahas,
3. Dikenal dengan baik,
4. Bahannya mudah diperoleh dan
5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.

Menurut Keraf (1979:113) merumuskan kiat pembatasan topik


adalah langkahnya sebagai berikut:

1. Tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.

5
2. Ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan
sentral itu masih bisa diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian
dilakukan berulang sampai di peroleh topik yang sangat khusus.
3. Tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan, apakah sektor tadi masih perlu diperinci
lebih lanjut atau tidak demikian dilakukan berulang sampai
diperoleh topik yang sangat khusus

Pembatasan topik membantu penulis untuk lebih terfokus dalam


menyampaikan ide-ide utama dan menghindari pembahasan yang
terlalu umum atau terlalu luas.

2.1.4 Kriteria Topik yang Baik

Kriteria topik yang baik dapat bervariasi tergantung pada konteks


dan tujuan penulisan. Pada tahap ini tentu saja kita sudah menentukan
topik yang akan dikembangkan menjadi satu karangan. Maka
selanjutnya, pertimbangkanlah apakah topik tersebut menarik untuk
dijadikan suatu tulisan dan apakah mampu untuk menuliskannya
sebagai sebuah karangan. Untuk menentukan topik yang baik, hal-hal
berikut ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur:

1. Topik harus sesuai dengan latar belakang penulisnya: Pastikan


bahwa topik yang hendak dibahas benar-benar sudah dikuasai
materinya.
2. Topik harus sesuai dengan minat Anda: Topik yang menarik minat
Anda akan membuat Anda lancar menuliskannya. Selain itu, jika
Anda menarik menuliskannya tentu akan membuat Anda semangat
untuk mencari referensinya.
3. Topik harus menarik minat pembaca: Percuma saja menulis sesuatu
yang kira-kira tidak membuat orang tertarik untuk membacanya.
Meskipun minat membaca seseorang tentulah berkaitan dengan
latar belakang pengetahuannya, akan tetapi jika Anda menulis

6
sesuatu yang baru, eksotis, menyodorkan alternatif lain,
menimbulkan rasa ingin tahu, membuat seseorang terlibat
emosional, dan hal eksotis ini akan menarik orang untuk
membacanya.
4. Topik harus dapat di tunjang dengan referensi lain: Suatu topik
yang belum ada sama sekali referensi akan sangat merepotkan Anda
sendiri, untuk itu, sedapat mungkin hindarilah topik yang seperti
itu.
5. Topik harus dibatasi ruang lingkupnya: Topik yang terlalu luas akan
menyulitkan Anda sendiri dan akan menyita banyak waktu Anda.
Lagi pula pembicaraan Anda tidak akan terfokus. Hal ini akan
membuat tulisan Anda akan bertele-tele.
2.1.5 Langkah Membuat Topik

Sebelum mengangkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan,


pengarang harus benar-benar mengetahui pokok permasalahannya.
Agar pembicaraan pengarang tidak melantur, hendaknya topik
dipersempit sesuai dengan rencana. Dengan itu, akan diperoleh salah
satu aspek untuk diangkat menjadi pokok pembahasan karangan.
Contoh berikut adalah cara untuk mempersempit topik supaya lebih
spesifik dari topik sebelumnya:

1. Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus dari pada dunia:


Jakarta lebih terbatas dari pulau Jawa. Topik “pulau Jawa sebelum
Indonesia merdeka” lebih sempit menjadi “Jakarta sebelum
Indonesia merdeka”.
2. Menurut waktu/periode/zaman: “kebudayaan Indonesia”
dipersempit menjadi “seni patung pada zaman kerajaan Hindu”.
3. Menurut hubungan sebab-akibat: “Dekadensi moral di kalangan
Muda-mudi” dapat dipersempit menjadi “pokok pangkal timbulnya
krisis moral di kalangan muda-mudi”.

7
4. Menurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial,
ekonomi, kebudayaan, agama, kesenian, dll. Karangan tentang
“usaha pemerintah dalam bidang ekonomi” di perkhusus menjadi
“kebijaksanaan diregulasi di bidang ekonomi selama ganti”.
5. Menurut aspek khusus umum: individual kolektif: “pengaruh siaran
televisi terhadap kaum tani di Jawa Timur” dapat dipersempit
menjadi “pengaruh siaran televisi di Boyolali”.
6. Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah
bahan yang dibicarakan; objek formal ialah sudut dari mana bahan
itu kita tinjau, misalnya: “kesussastraan Indonesian (objek material)
di tinjau dari sudut gaya bahasanya (objek formal). Kepemimpinan
di tinjau dari sudut pembentukan kader-kader baru; keluarga
berencana di tinjau dari segi Agama.
2.1.6 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan adalah tujuan atau maksud yang ingin dicapai oleh
penulis melalui tulisannya. Tujuan ini dapat bervariasi tergantung pada
jenis tulisan dan konteksnya. Pada dasarnya tujuan penulisan dapat
dikelompokkan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
bersifat informatif. Adapun Tujuan khusus adalah tujuan yang
dijabarkan dari tujuan umum. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh
berikut:

Topik : Pentingnya Menjaga Perdamaian

Judul : Damai itu Indah

Tujuan umum : Argumentasi

Tujuan Khusus:

a. Memberi keyakinan pada pembaca bahwa damai memberi


ketenangan dan kenyamanan dalam kehidupan kita.
b. Memberi keyakinan kepada pembaca bahwa damai membuat
kehidupan menjadi lebih indah.

8
c. Mengajak pembaca untuk selalu menjaga perdamaian itu

2.2 Kerangka Karangan

Kerangka karangan merupakan struktur dasar yang digunakan untuk


menyusun ide-ide utama dan pendukung dalam sebuah tulisan. Hakikat dari
kerangka karangan adalah sebagai panduan atau rencana awal dalam menulis,
yang membantu penulis dalam menyusun ide-ide secara terstruktur dan logis
sehingga dapat membentuk sebuah karangan yang utuh dan mudah dipahami
oleh pembaca.

2.2.1 Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah struktur dasar yang digunakan untuk


menyusun sebuah karangan atau tulisan. Struktur ini mencakup
pengaturan ide-ide utama dan pendukung dalam urutan yang logis
sehingga membentuk alur cerita atau argumen yang jelas. Dalam
kerangka karangan, ide-ide utama diorganisasikan secara hierarkis,
diikuti oleh ide-ide pendukung yang mendukung setiap ide utama.
Dengan adanya kerangka karangan, seorang penulis dapat memiliki
panduan yang jelas dalam menulis karangan. Kerangka karangan
membantu penulis untuk memastikan bahwa semua ide yang ingin
disampaikan dapat disusun dengan baik dan tidak terlupakan. Selain itu,
kerangka karangan juga membantu dalam memperbaiki alur cerita atau
argumen sebelum penulisan secara keseluruhan dilakukan.

Kerangka karangan dapat membantu pengarang atau penulis dalam


hal-hal seperti berikut:

1. Mempermudah pengarang maenuliskan karangannya,


2. Membatasi pengarang menuliskan karangannya,

9
3. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak keluar dari
sasaran yang telah ditetapkan,
4. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang
berbeda-beda di dalam karangannya, juga menata detail karangan,
dan
5. Sebagai miniatur dari keseluruhan karangan, pembaca dapat
melihat intisari ide serta struktur suatu karangan.

Kerangka karangan dapat berupa outline sederhana yang hanya


mencakup poin-poin utama dan sub-poin, atau dapat berupa diagram
atau peta konsep yang menunjukkan hubungan antara ide-ide tersebut.
Dalam penulisan akademis atau ilmiah, kerangka karangan biasanya
mencakup bagian-bagian utama seperti pendahuluan, isi, dan
kesimpulan, beserta sub-bagian yang lebih rinci di dalamnya.

2.2.2 Macam dan Bentuk Kerangka Karangan

Kerangka karangan ada dua macam yaitu: kerangka topik dan


kerangka kalimat.

1. Kerangka topik

Dalam praktik pemakaian, kerangka yang banyak di pakai


adalah kerangka topik. Kerangka topik terdiri atas kata, frasa, koma
atau klausa, yang di dahului dengan tanda-tanda atau kode tertentu
untuk menyatakan hubungan antar gagasan. Tanda baca akhir (.)
tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat tidak lengkap.
Kerangka kalimat lebih bersifat resmi berupa kalimat lengkap.
Pemakaian lengkap menunjukkan diperlukannya pemikiran yang
lebih luas daripada yang dituntut di dalam kerangka topik. Tanda
baca titik harus dipakai pada akhir setiap kalimat yang di pakai
untuk menuliskan judul dan sub bab.

10
2. Kerangka kalimat

Kerangka kalimat banyak di pakai pada proses awal


penyusunan outline. Bila outline sudah selesai, kerangka kalimat itu
dapat di padatkan menjadi kerangka topik, demi kepraktisan.
Pemakaian kalimat dapat saja untuk menulis judul sub bab. Jadi
kerangka bisa saja berbentuk gabungan kerangka kalimat dan
kerangka topik. Meskipun pemakaian kerangka topik lebih
dominan, tidaklah dipantang mencampur dengan kerangka kalimat,
meski hanya untuk penulisan judul-judul sub bab.

Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode


tertentu. Hubungan antara gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka
dinyatakan dengan serangkaian kode yang berupa huruf dan angka.
Bagian utama biasanya di dahului dengan angka tertentu (misalnya
angka romawi), sedangkan bagian bawahnya (subbagian)
menggunakan tanda yang lain. Ada juga kerangka yang hanya
menggunakan angka arab saja, jika karangannya tidak terlalu
panjang, misalnya untuk makalah atau artikel sederhana. Kode-
kode itu akan lebih kompleks di dalam karangan yang benar-benar
seperti skripsi, thesis, disertasi dan buku.

2.2.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan

Ada dua pola terpenting yang lazim di pakai untuk menyusun


kerangka karangan, yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pertama
disebut alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor
alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola yang
kedua dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan
jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu
berdasarkan logika.

1. Pola alamiah

11
Seperti yang telah diuraikan diatas, penyusunan kerangka
karangan yang berpola alamiah mengikuti keadaan alam yang
berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit
dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang
dan urutan waktu.

a. Urutan ruang: Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian


yang menjabarkan keadaan suatu ruang seperti dari kiri ke
kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang di
pakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang
umpamanya kantor, gedung, lokasi atau wilayah tertentu.
Berikut ini contoh bagian kerangka karangan yang memakai
urutan ruang.
b. Urutan waktu: Urutan waktu dipakai untuk menarasikan
(menceritakan) suatu peristiwa atau kejadian, baik yang berdiri
sendiri maupun merupakan rangkaian peristiwa. Kerangka
tentang sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak
membosankan, urutan waktu seperti di atas dapat divariasikan
dengan susunan terbalik misalnya dari akhir ke awal.

2. Pola logis

Di atas telah disebutkan bahwa pola logis memakai


pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara dalam berpikir
bermacam-macam yaitu bergantung pada sudut pandangnya.
Adapun macam-macam urutan logis adalah masalah-antiklimaks,
sebab-akibat, pemecahan masalah dan umum-khusus.

1. Masalah-Antiklimaks: Urutan ini dimulai dengan pengenalan


masalah atau konflik utama, kemudian menuju ke bagian
puncak atau antiklimaks, diikuti oleh penyelesaian atau
penjelasan dari masalah tersebut. Contoh: "Pencurian di kota

12
telah meningkat. Polisi mengadakan razia besar-besaran, tetapi
tetap saja tidak ada tanda-tanda penurunan aktivitas kriminal."
2. Sebab-Akibat: Urutan ini menggambarkan hubungan sebab-
akibat antara peristiwa atau fenomena. Dimulai dengan
penyebab tertentu, diikuti oleh akibatnya. Contoh: "Kurangnya
pendidikan dapat menyebabkan tingkat pengangguran yang
tinggi di masyarakat."
3. Pemecahan Masalah: Urutan ini digunakan untuk menjelaskan
sebuah masalah atau tantangan yang dihadapi, diikuti dengan
langkah-langkah atau solusi untuk memecahkan masalah
tersebut. Contoh: "Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas,
pemerintah dapat memperluas jaringan transportasi publik dan
menerapkan kebijakan ganjil-genap."
4. Umum-Khusus: Urutan ini dimulai dengan pernyataan umum
atau konsep umum, diikuti dengan rincian atau contoh yang
lebih khusus. Contoh: "Latihan fisik secara teratur memiliki
banyak manfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan kondisi
jantung, meningkatkan kekuatan otot, dan mengurangi risiko
penyakit kronis."

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Topik adalah pokok pembahasan atau subjek utama yang menjadi fokus
dalam suatu tulisan, pembicaraan, atau penelitian. Kriteria topik yang baik dapat
bervariasi tergantung pada konteks dan tujuan penulisan. Tujuan penulisan
adalah tujuan atau maksud yang ingin dicapai oleh penulis melalui tulisannya.
Kerangka karangan adalah struktur dasar yang digunakan untuk menyusun
sebuah karangan atau tulisan. Kerangka karangan ada dua macam yaitu:
kerangka topik dan kerangka kalimat. Ada dua pola menyusun kerangka
karangan, yaitu pola alamiah dan pola logis.

3.2 Saran

Kami sadar di dalam makalah ini bahwa masih banyak kekurangan, baik dari
segi tulisan maupun bahasan yang telah kami sajikan. Oleh karena itu, kami
memohon saran dan masukannya agar makalah ini bisa menjadi lebih baik
sehingga dapat menambah wawasan baru bagi para pembaca dan bermanfaat
bagi kita semua

14
DAFTAR PUSTAKA

Halawa, F. J. (2017, April 17). MAKALAH : tema, topik dan kerangka karangan.
Diambil kembali dari CATATAN KULIAHAN KITA:
https://stmikfjh.blogspot.com/2017/04/tema-topik-dan-kerangka-
karangan.html

15

Anda mungkin juga menyukai