Membuat Tulisan
Fiksi
Tim Alineaku
Yogyakarta
2019
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
PENDAHULUAN FIKSI....................................................................................... iv
I. JUDUL............................................................................................................1
A. Pengertian Judul ......................................................................................1
B. Judul dalam tulisan Fiksi .........................................................................2
C. Langkah-Langkah Pembuatan Judul dalam Tulisan Fiksi.......................2
II. SUDUT PANDANG ......................................................................................4
A. Pengertian Sudut Pandang .........................................................................4
B. Macam-macam Sudut Pandang ..................................................................4
III. KARAKTER...................................................................................................8
A. Pengertian Karakter ...................................................................................8
B. Karakter dalam Karya Fiksi .......................................................................8
C. Jenis-jenis Karakter dalam Karya Fiksi .....................................................9
IV. DIALOG .......................................................................................................11
A. Pengertian Dialog ...................................................................................11
B. Dialog dalam Karya Fiksi .......................................................................11
C. Langkah-Langkah Menyusun Dialog .....................................................12
D. Kaidah Penulisan Dialog ........................................................................13
V. SETTING ......................................................................................................15
A. Pengertian Setting ....................................................................................15
B. Fungsi Setting dalam Karya Fiksi ............................................................15
C. Dimensi Setting........................................................................................15
VI. KONFLIK .....................................................................................................18
A. Pengertian Konflik ...................................................................................18
B. Fungsi Konflik dalam Sebuah Karya Fiksi ..............................................18
C. Macam-Macam Konflik ...........................................................................19
D. Dimanakah Konflik Sebaiknya Diletakkan? ............................................20
E. Hambatan Penulisan Konflik ...................................................................20
VII. PLOT ............................................................................................................22
A. Pengertian Plot .........................................................................................22
B. Plot dalam Karya Fiksi.............................................................................22
C. Bentuk dan Unsur Plot .............................................................................23
D. Jenis Plot ..................................................................................................25
E. Perbedaan Plot dengan Alur.....................................................................27
VIII. KLIMAKS ....................................................................................................28
A. Pengertian Klimaks ..................................................................................28
B. Klimaks dalam Karya Fiksi .....................................................................28
IX. ENDING .......................................................................................................29
A. Ending dalam Karya Fiksi .......................................................................29
B. Tipe Ending ..............................................................................................29
C. Menentukan Ending Cerita ......................................................................29
X. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................33
iii
PENDAHULUAN
Fiksi merupakan suatu karya sastra yang berisi cerita rekaan atau cerita
khayalan. Sehingga karya fiksi ini merupakan karya naratif yang berisikan
bukanlah kebenaran sejarah.
Fiksi juga diartikan sebagai cerita atau latar yang bersumber dari imajinasi.
Dengan kata lain, karya ini memiliki dasar sejarah atau kenyataan. Fiksi bisa
dalam dibuat beragam format seperti tulisan, film, acara televisi, animasi, serta
juga permainan peran.
Fiksi menyajikan beberapa permasalahan manusia dan kemanusiaan atau
hidup dan kehidupan. Dalam menulis fiksi, kita harus mendalami berbagai
permasalahan dengan sangat bersungguh-sungguh yang selanjutnya diaplikasikan
ke dalam cerita fiksi sesuai dengan apa yang dipandangnya.
Fiksi dimaknai sebagai cerita tentang kehidupan manusia yang sifatnya
fiktif karena hanya dalam bentuk rekaan pengarang. Gaya dalam menceritakan
oleh pengarang bersifat tidak homogen, pengarang atau penceritak tidak harus
yang melakukan penuturan, tetapi memberika nkesempatan terhadap penutur
sekunder untuk bercerita menjadikan dihasilkan dialog.
Dalam menulis karya fiksi memang bisa dibilang gampang-gampang susah.
Oleh karena itu, penulis pemula harus memahami dasar-dasar materi fiksi, seperti
yang akan dibahas dalam ebook ini. Selamat menyimak!
iv
I. JUDUL
A. Pengertian Judul
Menurut KBBI judul merupakan nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam
buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu. Selain
itu, judul merupakan kepala karangan (cerita, drama, dan sebagainya) atau disebut
juga dengan tajuk.
Dari pengertian KKBI tersebut, dapat disimpulkan bahwa judul adalah
cerminan mengenai suatu permasalahan yang diangkat dalam sebuh tulisan. Judul
berbeda dengan tema dan topik berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai penarik minat
pembaca. Karena judul yang baik akan menarik pembaca dan menimbulkan
keingintahuan akan isi dan permasalahan yang dibahas. Selain itu, judul memiliki
cakupan yang lebih sempit dan spesifik.
Secara umum, syarat pembuatan judul dapat dijelaskan dalam poin-poin
berikut:
1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada
pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga
menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang
panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat.
Usahakan judul tidak lebih dari lima kata. Jika pengarang tidak dapat
menghindakna dari judul yang panjang (terpaksa), maka dapat menemouh jalan
keluar dengan menciptakan judul utama yang singkat, tetapi judul tambahan
yang panjang.
4. Tidak boleh menggunakan judul yang sudah ada atau yang sudah pernah dibuat,
bila terpaksa bisa juga dicarikan sinonimnya, akan tetapi jangan sampai sama
persis.
Page 1
5. Relevan. Sesudah selesai menulis, diharapkan si penulis membaca ulang
kerangkanya, kemudian barulah cari judul yang relevan yang sesuai dengan
karangan (haruslah memiliki keterkaitan dengan temanya).
6. Provokatif
Judul haruslah menarik, tidak boleh terlalu sederhana, agar calon pembaca tidak
mudah menduga isi karangan.
7. Singkat
Judul janganlah terlalu panjang atau bertele-tele, judul sebaiknya singkat dan
langsung menuju pada inti kerangka yang ingin dipaparkan, agar maksud yang
akan disampaikan bisa tercermin lewat judul.
Page 2
karena tokoh utama Kugy yang gemar sekali membuat perahu kertas. Atau seperti
Pidi Baiq dengan Dilan-nya. Menarik, bukan?
Page 3
II. SUDUT PANDANG
Page 4
a. Sudut Pandang Orang Pertama (Tokoh Utama)
Sesuai dengan namanya sudut pandang orang pertama (tokoh utama), si penulis
seolah-olah ‘masuk’ dalam cerita tersebut sebagai tokoh utama/tokoh sentral dalam
cerita (first person central). Segala hal yang berkaitan dengan pikiran, perasaan,
tingkah laku, atau kejadian yang tokoh “aku" lakukan akan digambarkan pada cerita
tersebut. Ia akan menjadi pusat kesadaran dan pusat dari cerita. Jika ada
peristiwa/tokoh di luar diri “aku", peristiwa/tokoh itu akan diceritakan sebatas
keterkaitan dengan tokoh “aku".
Contoh sudut pandang orang pertama tokoh utama :
Aku sedang mengamati lemari jam yang berdiri kaku di pojok ruangan.
Ukiran jati bertuliskan huruf Jawa kuno menjadi saksi bisu kelahiranku.
Ditempat ini, 20 tahun lalu aku dilahirkan, dan seterusnya.
Page 5
pertama, Anda seakan-akan menjadi salah satu tokoh dalam cerita yang sedang
dibuat. Si pembaca pun akan merasa melakoni setiap cerita yang dikisahkan.
Page 6
argumen dengan sang ayah yang memang memiliki watak keras. Keduanya
sempat bersitegang sebelum akhirnya dipisahkan oleh sang ibu dengan derai
air mata.
Page 7
III. KARAKTER
A. Pengertian Karakter
Page 8
memiliki kebebasan sebebas-bebasnya dalam menciptakan seorang tokoh, maupun
alur ceritanya.
Page 9
Tokoh bulat atau biasa disebut dengan tokoh kompleks memiliki sifat yang
lebih luas, baik dari sifat atau wataknya juga dari sisi kehidupannya. Tokoh ini
menampilkan sifat dan watak-watak tertentu yang berbeda, membuat efek kejutan
juga sulit terduga oleh pembaca. Dibandingkan dengan tokoh sederhana, tokoh bulat
biasanya sulit untuk ditebak atau dideskripsikan oleh pembaca, juga lebih
menunjukkan sebagaimana tokoh manusia di dunia nyata.
Page 10
IV. DIALOG
A. Pengertian Dialog
Page 11
- Dialog menghubungkan fakta-fakta.
- Dialog menyamarkan kejadian-kejadian yang akan datang.
- Dialog menghubungkan adegan-adegan dan gambar-gambar sekaligus.
Page 12
D. Kaidah Penulisan Kalimat Dialog
Penulisan dialog dalam karya fiksi tentunya wajib mengikuti kaidah penulisan
dalam PUEBI. Berikut adalah cara penulisan kalimat dialog yang benar:
1) Setiap awal kalimat dialog huruf besar.
2) Setiap dialog baru, harus dibuat alinea/paragraf baru walau cuma satu
kata/kalimat.
3) Jika ada dua dialog satu kalimat, dialog kedua awalnya huruf kecil, sebagai
contoh : "Aku harus mulai sekarang," aku ragu-ragu, "tapi bisa tidak,
diundur saja sampai besok?"
4) Penulisan tanda ellipsis, 3 titik (...) hanya untuk kelimat yang terputus. Perlu
diperhatikan bahwa penggunaan tanda ellipsis harus seminimal mungkin.
Cara penulisannya harus ditulis berjarak (spasi) dengan kata sebelum dan
sesudahnya. Contoh: "Aku ingin pulang ... tak usah kau pergi lagi," aku ragu
menatap matanya.
5) Setiap sapaan keluarga (ayah, ibu, bapak, anak, nak, paman, om, emak,
mande, mamak, mbah, saudara, dll.) baik dalam kalimat dialog maupun
narasi/deskripsi ditulis kapital/huruf besar.
Contoh 1: "Kau harus kuat, Nak," kata Ibu sembari membelai rambutku.
Contoh 2: Setiap kali Ibu membujukku untuk makan, aku selalu mencari-
cari alasan.
Contoh 3: "Ibu dan Ayah akan ke Pekanbaru siang ini." Kuiringi langkah
kaki Ibu dan Ayah sampai pagar halaman.
6) Perhatikan baik-baik PENULISAN dan LETAK tanda baca (koma, titik,
kutip ("), tanda tanya (?) dan tanda seru (!) dalam kalimat dialog.
• Setelah tanda tanda (?) atau tanda seru (!) setelah ditutup dengan tanda
kutip, tidak ada koma atau titik lagi.
Penulisan yang salah: "Kau pergi sekarang?", tanyaku kepada Andi.
Sedangakn penulisan yang benar : "Kau pergi sekarang?" tanyaku kepada
Page 13
Andi.
• Tanda kutip dengan kata sebelum dan sesudahnya tidak ada spasi. Contoh
penulisan tanda kutip yang salah. " Aku pergi, " kataku pada Andi. Yang
benar. "Aku pergi," kataku kepada Andi.
Page 14
V. SETTING
A. Pengertian Setting
Setting atau tempat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita, merupakan
penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya sebuah cerita (Wiyanto,
2002:28). Dalam karya sastra setting merupakan satu elemen pembentuk cerita yang
sangat penting, karena elemen tersebut akan dapat menentukan situasi umum sebuah
karya (Abrams, 1981:1975) dalam (Fananie. 2002:95). Nurgiyantoro (2002:216
dalam Santosa, 2011:7 mengemukanan bahwa setting merupakan dasar yang
mengarah pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial temapat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
C. Dimensi Setting
Menurut Santosa (2008) dan Wiyanto (2002), setting meliputi tiga dimensi
yaitu : (a) Setting tempat (tempat terjadinya cerita) : tempat di Jawa, di dalam kamar.
Kemudian (b) Setting waktu dalam drama: waktu pagi, siang, sore atau hari, tanggal,
Page 15
dan tahun terjadinya cerita. (c) Setting peristiwa :zaman/periode sejarah yang terjadi
di cerita dalam drama. (d) Setting suasana : tegang, haru, gembira dan lain-lain.
a. Setting Tempat
Setting tempat adalah tempat yang menjadi latar peristiwa cerita itu terjadi.
Peristiwa dalam cerita adalah peristiwa fiktif yang menjadi hasil rekaan penulis.
Gambaran tempat kejadian peristiwa ini terletak pada keterangan yang diberikan oleh
penulis naskah dan dalam imajinasi pembaca. Analisis latar tempat dapat dilakukan
dengan mencermati dialog-dialog peran yang sedang berlangsung dalam satu adegan,
babak atau dalam keseluruhan drama tersebut.
b. Setting Waktu
Setting waktu adalah waktu yang menjadi latar belakang peristiwa, adegan, dan
babak itu terjadi. Mengarah pada “kapan” terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya sastra. Misalnya :
Waktu hari. Apakah cerita terjadi di pagi hari, siang, atau malam? Setiap
bagian waktu memiliki asosiasi spesifik seperti perbedaan tindakan
dan/atau perilaku karakter.
Waktu tahun. Cerita terjadi di musim penghujan, kemarau, musim dingin,
atau musim panas? Atau pada hari libur, seperti Libur Lebaran atau Natal.
Waktu berlalu yaitu transisi waktu yang terjadi dalam cerita meliputi
pergantian jam atau bulan.
c. Setting Peristiwa
Setting peristiwa adalah peristiwa yang melatari adegan itu terjadi dan bisa juga
yang melatari drama itu terjadi. Unsur ini lebih mengarah pada perilaku kehidupan
sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan, misalnya kebiasaan hidup, adat
istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir, dan sikap. Setting
Page 16
peristiwa ini bisa sebagai realita bisa juga fiktif yang menjadi imajinasi penulis
drama. Setting peristiwa yang nyata digunakan oleh penulis drama untuk
menggambar peristiwa yang terjadi secara nyata pada waktu itu sebagai dasar dari
dramanya.
d. Setting Suasana
Adiwardoyo (1990:11) menambahkan satu setting yaitu setting suasana
atau mood yang terdapat dalam suatu peristiwa biasanya erat hubungannya dengan
setting cerita. Setting cerita tertentu dapat menimbulkan suasana tertentu. Suasana ini
dapat berupa suasana batin dan dapat pula berupa suasana lahir. Wujud suasana batin
misalnya rasa tegang, benci, senang, acuh, simpati, sedih dan sebagainya. Sedangkan
wujud suasana lahir misalnya kesepian kota, keramaian kota, kesuburan di daerah
pegunungan dan sebagainya.
Page 17
VI. KONFLIK
A. Pengertian Konflik
Konflik adalah pertikaian atau pertentangan antara dua karakter tokoh yang
berbeda. Kita sudah mengetahi bahwa dalam suatu cerita ada yang dinamakan
karakter protagonis dan karakter antagonis. Perbedaan inilah yang biasanya
memunculkan konflik.
Dalam karya fiksi baik cerpen maupun novel, konflik dapat didefinisikan secara
sederhana sebagai masalah-masalah yang terdapat dalam cerita tersebut. Kebanyakan
masalah tersebut dapat diselesaikan di akhir cerita, namun banyak juga para penulis
yang menggantungkan solusi kepada pembaca. Sehingga masalah pada akhir cerita
terkesan tidak selesai.
Page 18
C. Macam-Macam Konflik
Secara garis besar, konflik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : konflik eksternal
dan konflik internal.
a. Konflik internal disebut juga dengan konflik kejiwaan. Konflik ini merupakan
konflik yang terjadi karena pertentangan hati atau jiwa seorang tokoh dengan
tokoh yang lain. Konflik batin ini terjadi dalam diri seseorang tokoh itu sendiri.
b. Konflik eksternal yang terjadi antara tokoh yang satu dengan orang di luar
tokoh utama. Konflik-konflik eksternal adalah komponen kuat dalam fiksi-fiksi
bergenre, fantasi, petualangan, misteri, kejahatan, dan beberapa fiksi sejarah.
Konflik juga dibagi menjadi 3 macam, yaitu konflik antar pelaku dengan alam,
konflik antar pelaku, dan konflik dengan diri sendiri.
a. Konflik dengan alam
Konflik dengan alam maksudnya konflik yang terjadi ketika tokoh cerita
menghadapi dan mengatasi masalah yang disebabkan oleh lingkungan atau alam.
b. Konflik sesama tokoh
Konflik sesama tokoh adalah konflik yang timbul akibat adanya pertentangan
antar tokoh (tokoh yang satu dengan tokoh yang lain). Konflik semacam ini dapat
berbentuk konflik fisik semisal perkelahian atau juga konflik ide semisal
pertentangan pendapat.
c. Konflik dengan dirinya sendiri/konflik batin
Konflik batin adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.
Konflik ini terjadi saat di dalam batin tokoh muncul kekuatan-kekuatan yang
bertentangan. Misalnya, keberanian melawan katakutan, kejujuran melawan
kebohongan, dan sebagainya.
Page 19
D. Dimanakah Sebaiknya Konflik Diiletakkan?
Setiap penulis tentunya punya cara penulisan masing-masing termasuk
bagaimana penulis meletakkan konflik di ceritanya. Secara umum, ada 3 tempat
seorang penulis dapat meletakkan konflik:
a. Meletakkan konflik di awal cerita
b. Menempatkan di tengah cerita atau di belakang.
c. Menempatkan di tempat-tempat tertentu
Tetapi penempatan suatu konflik dalam sebuah novel itu tidak menjadi acuan
utama dalam novel sejauh penulis dapat membuat dan menempatkan konflik secara
menarik. Hal yang paling yang harus diingat oleh penulis pemula adalah mendesain
alur isi cerita dan disusun seolah-olah alur tersebut satu-satunya strategi agar novel
itu dapat dinikmati
Page 20
3. Jangan Pikirkan Pembaca
Penulis Pemula cenderung memikirkan kesan pembaca yang akan membaca
karyanya dan merasa tidak percaya diri. Penulis seharusnya perlu membebaskan
pikiran dan ide-ide yang ditulisnya. Sehingga konflik-konflik yang dibuat dalam
tulisan akan terkesan alami. Konflik yang terkesan dipaksakan biasanya ditulis
dengan memikirkan bagaimana tulisannya dibaca pembaca.
Page 21
VII. PLOT
A. Pengertian Plot
Page 22
sebuah cerita karena plot wajib mengandung unsur-unsur konflik, kesatuan cerita
yang utuh, dan ending.
Tatanan plot dalam sebuah cerita yang lebih rinci menurut Mochtar Lubis
(1981:17) meliputi:
1. Perkenalan. Dalam bagian perkenalan berisi mengenai tokoh, konflik, dan latar
dari cerita yang dibahas dalam novel.
2. Pemaparan masalah yaitu bagian dimana cerita mulai berkembang sebelum
konflik mencapai puncak.
Page 23
3. Klimaks. Pada bagian menjelaskan permasalahan dalam novel mencapai
puncaknya.
4. Anti klimaks adalah merupakan permasalahan dalam cerita dan mulai ada
solusinya.
5. Penyelesaian masalah. Merupakan bagian dimana permasalahan dalam cerita
dapat diselesaikan.
c. Konflik
Ketika topik dikenali dan lebih mengerucut sehingga pembaca mengenalinya,
maka kejadian selanjutnya dalam sebuah tulisan adalah terjadinya konflik. Ia
merupakan lontaran masalah yang pertama kali timbul sejak pertama kali tulisan
Page 24
dimulai. Seringkali, konflik pun dihadirkan agar tulisan menjadi lebih menarik dan
menantang pembacanya untuk melanjutkan dan menyelesaikan bacaannya.
d. Klimaks
Setiap tulisan pasti memiliki puncak yang paling menjadi daya tarik dari tulisan
tersebut. Entah itu situasi yang makin menegang seperti dalam tulisan fiksi, ataupun
perbandingan pendapat para ahli yang hadir dalam tulisan nonfiksi. Apapun
bentuknya, klimaks haruslah memiliki unsur paling menarik dan paling “WAH”
dibanding bagian-bagian lainnya. Klimaks adalah momen-momen penting dalam
tulisan, di mana pembaca mengalami pengalaman puncak emosi ataupun rasa ingin
tahu.
e. Anti Klimaks
Tensi yang terus dibangun melalui fase perkenalan hingga klimaks pun “harus”
turun dengan membuat antiklimaks. Hal ini dimaksudkan agar tulisan menjadi lebih
“menyenangkan” bagi pembaca karena tak harus terus dirundung oleh hype dari
tulisan. Antiklimaks juga dimaksudkan agar pembaca tulisan memiliki kesempatan
untuk menarik napas sekaligus menunggu akan seperti apa akhir dari tulisan kita.
f. Penyelesaian
Ketika semua unsur dari plot tulisan sudah muncul, maka penyelesaian adalah
jalan yang paling baik. Dengan membuat fase penyelesaian, maka tulisan akan
menjadi lengkap karena dapat berisikan kesimpulan pada tulisan nonfiksi maupun
juga bagian akhir dari cerita fiksi yang bisa dipilih apakah berakhir bahagia, sedih,
ataupun menggantung.
D. Jenis Plot
Terdapat 3 macam alur yang paling utama dan dikenal serta sering digunakan
oleh kebanyakan penulis. Maju, mundur, serta campuran. Ketiga jenis plot tersebut
memiliki karakteristik masing-masing yang dapat membangun setiap tulisan sehingga
terlihat lebih menarik bagi para pembacanya.
Page 25
a. Plot maju
Plot maju adalah plot yang paling umum dan sering digunakan di setiap tulisan.
Ia memiliki ciri tulisan yang bergerak urut dari awal hingga akhir tulisan. Setiap
bagian dari tulisan tertata dengan baik, sehingga pembaca tulisan pun takkan
kehilangan setiap momen. Runutan peristiwanya membuat impresi yang dibangun
oleh penulis seperti mendaki gunung kemudian menuruninya kembali. Perkenalan,
pemunculan masalah, konflik, klimaks, antiklimaks, penyelesaian adalah fase plot
yang disusun secara urut dan tidak berloncatan.
b. Plot Mundur
Kebalikan dari plot maju, tentu adalah plot mundur yang susunannya sudah
tentu merupakan kebalikan dari plot maju. Penyelesaian, antiklimaks, klimaks,
konflik, pemunculan masalah, dan perkenalan sebagai urutan fase terbalik yang sudah
barang tentu akan membuat tulisan menjadi “berbeda” karena tuturan cerita akan
terbalik dengan ditampilkannya amanat ataupun kesimpulan cerita terlebih dahulu,
baru kemudian mengetahui masalah yang diakhiri dengan keterangan pelaku masalah
tersebut.
c. Plot Campuran
Plot campuran yang merupakan hasil paduan dari maju dan mundur ini,
tentunya masih menggunakan 6 unsur penyusun plot. Meski demikian, susunannya
dapat diganti dan disusun ulang tanpa berurutan. Namun, apapun awalnya
penyelesaian akan tetap hadir di bagian belakang. Contohnya plot campuran antara
lain konflik – pemunculan masalah – perkenalan – klimaks – antiklimaks –
penyelesaian.
Page 26
E. Perbedaan Plot dengan Alur
Beberapa perbedaan antara alur dan plot:
1. Alur berisi kronologis cerita, walau susunannya bisa maju, kilas balik atau
gabungan.
2. Alur hanya rangkaian cerita dari awal sampai akhir.
Alur bisa dijabarkan dengan gaya narasi, deskripsi, eksposisi dan narasi.
Sedangkan plot sebagian besar dengan narasi dan dialog.
Plot adalah pergerakan cerita dari satu kejadian demi kejadian yang saling
berkaitan, bahkan terkadang sengaja dibenturkan untuk menimbulkan adanya
ketegangan, klimaks (puncak konflik), antiklimak (penurunan konflik) sampai
ending.
3. Alur adalah badan cerita sedangkan plot adalah ruh yang menggerakan cerita.
4. Alur ada pada jenis tulisan lain seperti feature dan esai. Sedangkan plot khusus
ditemukan dalam cerpen dan novel.
Page 27
VIII. KLIMAKS
A. Pengertian Klimaks
Secara umum, arti klimaks suatu gagasan mula - mula yang diperinci dengan
sebuah gagasan bawahan yang dianggap lebih rendah kedudukannya, kemudian
berangsur-angsur disusun dengan sebuah gagasan lain hingga ke gagasan yang paling
tinggi kedudukannya atau kepentingannya. Dengan kata lain, gagasan-gagasan
bawahan disusun sekian macam sehingga gagasan berikutnya lebih tinggi
kedudukannya dari gagasan-gagasan sebelumnya.
Bisa juga, klimaks adalah merupakan bagian dalam cerita yang melukiskan
peristiwa hingga mencapai puncaknya. Bagian ini dapat berupa bertemunya dua
tokoh yang sebelumnya saling mencari atau dapat berupa terjadinya "perkelahian"
antara dua tokoh yang saling bersebrangan.
Page 28
IX. ENDING
B. Tipe Ending
Ada 3 tipe ending yang bisa anda berikan dalam cerita :
a. Happy Ending
Tokoh yang kita sukai berhasil melewati masa sulit dan akhirnya hidup
bahagia.
b. Sad Ending
Ending ini melibatkan akhir yang tidak bahagia pada tokoh.
c. Cliffhanger
Cliffhanger (menggantung), yakni sebuah akhir cerita yang tidak tuntas atau
menggantung dan mempersilakan pembaca untuk menafsirkan sendiri kelanjutannya.
Page 29
b. Berkaitan erat dengan konflik cerita.
Ending harus sesuai dan sejalan dengan konflik yang muncul. Ending harus
serealistis mungkin dengan konflik yang dimunculkan sehingga tidak membuka celah
pertanyaan bagi pembaca.
Page 30
Inilah beberapa materi dasar dan tips menulis karya fiksi. Semoga dengan
adanya ebook ini, akan semakin memotivasi Anda untuk belajar menulis.
Jika “IYA”
Page 31
Jangan khawatir, semua permasalahan anda ada solusinya.
Perkenalkan kami “Kelas Menulis Online Alineaku” yang telah memiliki lebih
dari 5.000 member dari seluruh Indonesia bahkan beberapa dari luar negeri.
Lalu kapan anda mau memulai mewujudkan mimpi anda ? Mimpi yang pasti
membutuhkan awalan dan proses untuk mewujudkannya. Dan kami Alineaku
siap mendampingi anda.
Mari mulai dari sekarang, jangan ditunda. Semakin anda menunda, maka
semakin jauh mimpi anda terwujud.
Jika anda penasaran ingin tau apa itu Kelas Menulis Online Alineaku dan
tertarik untuk bergabung maka segera, secepatnya hubungi kami melalui
kontak WA ini.
Page 32
DAFTAR PUSTAKA
Admin tiga serangkai. 2017. Membuat Akhir (Ending) Cerita yang Menarik.
http://www.tigaserangkai.com/id/?p=2287. Diakses tanggal 31 Maret, pukul
11.00 WIB.
Anonim. 2017. Jenis Konflik dalam Novel Fiksi.https://ellenconny.com/2017/08/10/5-
jenis-konflik-dalam-novel-fiksi/. Diakses tanggal 29 Maret, pukul 15.00 WIB.
Anonim. 2018. Teks Cerita Fiksi : Pengertian, Unsur, Struktur, Kaidah.
https://www.yuksinau.id/teks-cerita-fiksi-pengertian-unsur-struktur-kaidah/#!.
Diakses tanggal 1 April, pukul 10.00 WIB.
Anonim. 2019. Membuat Judul Cerita yang Bagus.https://wikihow.com/Membuat-
Judul-Cerita-yang-Bagus?amp=13aiinfo. Diakses tanggal 29 Maret 2019, pukul
10.00 WIB.
Anonim. 2019. Pengertian Fiksi, Ciri, Fungsi, dan Jenisnya(Pembahasan Lengkap).
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/04/pengertian-fiksi-ciri-ciri-fungsi-
jenis-jenis.html. Diakses tanggal 1 April 2019 pukul 11.00 WIB.
Anonim. 2019. Temukan Pengertian. https ://www.temukanpengertian.com. Diakes
tanggal 19 Maret 2019, pukul 20.00 WIB.
As-Saofy, Ismawati. 2019. Membuat Konflik untuk Penulis
Pemula.https://www.tulismenulis.com/membuat-konflik-dalam-novel-untuk-
penulis-pemula/.Diakses tanggal 30 Maret 2019, pukul 16.00 WIB.
Azzahra,L.F. 2017. Kekuatan Dialog dalam Sebuah Karya
Fiksi.https://www.kompasiana.com/elfat67/5bf8ed3012ae940a9715d333/kekuat
an-dialog-dalam-sebuah-karya-fiksi/page=1. Diakses tanggal 29 Maret 2019,
pukul 10.00 WIB
Fajrin, M.R. 2016. Pengertian Tokoh dan Jenis-Jenis Tokoh dalam Cerita.
www.rifanfajrin.com/pengertian-tokoh-dan-jenis-jenis-tokoh.htmli/m=1.
Diakses tanggal 3 April 2019, pukul 11.00 WIB
Page 33
Firdaus,Ujwar. 2017. Rahasia Membuat Judul Novel yang
Menarik.www.ujwar.com/2017/12/9-rahasia-membuat-judul-novel-
supaya.html?m=1. Diakses tanggal 29 Maret 2019 pukul 14.00 WIB.
Fuji, Bang. 2015. Pengertian Plot atau Alur.
https://www.trigonalmedia.com/2015/08/pengertian-plot-atau-alur.html
Lubis,E.R.. 2011. Apa itu Plot?. https://evariyanty.wordpress.com/2011/11/19/apa-
itu-plot/. Diakses tanggal 19 Maret 2019 pukul 13.00 WIB.
Mildaini. 2015. Cara Menuliskan Kalimat Dialog dalam
tulisan.www.mildaini.com/2015/12/cara-menuliskan-kalimat-dialog-
dalam.html?m=1. Diakses tanggal 19 Maret 2019, pukul 12.00 WIB.
Salamadian. 2017. Pengertian Sudut Pandang Novel dan Cerpen.
https://salamadian.com/pengertian-sudut-pandang-novel-cerpen/. Diakses
tanggal 19 Maret 2019, pukul 15.00 WIB.
Setiati, Eni. 2015. Mengatur dan Mengolah Konflik dalam Pembuatan Novel.
https://www.kompasiana.com/www.tokopedia.com/5500ddc8a3331153735123
1f/mengatur-mengolah-konflik-dalam-pembuatan-novel. Diakses tanggal 30
Maret 2019, pukul 16.00 WIB.
Sora. 2015. Pengertian Dialog dan Contohnya Secara Jelas.
http://www.pengertianku.net/2015/06/pengertian-dialog-dan-contohnya-secara-
jelas.html. Diakses tanggal 1 April pukul 10.00 WIB.
Page 34