Anda di halaman 1dari 110

Tim Penulis:

Dr.H.Edy Sukardy,M.Pd
Ahmad Said Matondang, M.E.Sy
H. Eko Yulianto, S.Pd.I
Siti Suhaerah, S.Pd
Puji Rahayu, S.Pd
Qasthoni Rais, S.Pd
Nurul Fatimah, S.Pd.I
Sri Lestari,S.Ag
Reno Omara S.Pd.I
Jihan Hasanati, S.Pd
Muhammad Hafizh Kamil, S.Pd
Novendri Said, S.Pdi
Imron Roshidi, S.Ag
Subagyo S.Ag
Nur Kholifah, S.Pd.I
H.Muhammad Khaidir, S.Pd.I
Mulyadi Chan, S.Ag
Asih Setyowati, S.Pd
Ali Yusuf Syakir, S.H.I, S.E.Sy, M.H

Editor:

Ahmad Said Matondang


Ali Yusuf Syakir
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Kaum Muslimin yang Mulia

Alhamdulillahi robbil alamin. Kita senantiasa bersyukur atas


segala karunia Allah kepada kita. Walaupun dalam keprihatinan
Pandemic Covid-19 ini, kita masih dapat melaksanakan aktivitas
Ibadah dan kerja selama bulan Ramadhan 1441 H. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tersanjungkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Kaum Muslimin yang Mulia

Mengingat Pandemic Covid-19 ini masih belum berakhir,


sehingga dimungkinkan kita juga akan melaksanakan sholat Idul Fitri
1441 H di rumah bersama keluarga, Para ustaz Limau Bendi School
berkontribusi mengumpulkan Khutbah Idul Fitri 1441 H yang dapat
dijadikan panduan dan rujukan para Ayah atau Ananda yang akan
menjadi khatib dalam pelaksanaan sholat Idul Fitri di Rumah.
Adapaun tata cara pelaksanaan Sholat idul Fitri adalah Sholat Sunnah
dua rekaat dan kemudian Khutbah Idul Fitri. Adapaun Sholat Idul
Fitri terdiri dari dua rekaat yang dalam takbir pertama terdiri dari
tujuh takbir setelah takbiratul Ihrom dan lima takbir setelah takbir
Intiqol yaitu takbir perpindahan dari rekaat pertama menuju rekaat
ke dua.

Dalam rekaat pertama setelah tujuh takbir membaca surah Al-


Fatihah dan surat pilihan. Sama halnya juga di dalam rakaat kedua
setelah lima takbir. Nabi Saw selalu membaca surat Al-A’la dalam
rekaat pertama setelah membaca surah Al-Fatihah dan membaca
surah Al-Ghasyiyah setelah membaca surah Al-fatihah di rekaat

i
kedua. Jika tidak mampu, kaum muslimin dapat membaca ayat Al-
Quran yang palimg mudah dibacanya.

Khutbah ini dibuat simple dan ringan karena jamaah yang di


tuju hanyalah anggota keluarga. Tentu banyak kekurangan dalam
upaya penyajian kumpulan khutbah ini. Atas nama Majelis
Dikdasmen Pcm kebayoran Baru kami memohon dibukakan pintu
maaf yang seluas-luasnya seraya berdoa semoga karya yang kecil ini
dapat bermanfaat bagi kaum muslimin umumnya dan civitas Limau
bendi School pada khususnya.

Terima kasih kami sampaikan kepada para Asatiz yang telah


berkenan mengumpulkan khutbah Idul Fitri 1441 H. semoga Allah
melimpahkan ganjaran pahala yang berlipat ganda.

Assalamualaikumtullahi Wabarakatuh

Ahmad Said Matondang

Ketua Dikdasmen PCM Kebayoran Baru

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Tuntunan Shalat Idul Fitri 1441 H di Rumah 2
Muqaddimah Khutbah 4
Doa Penutup Khutbah 5
Khutbah Idul Fitri 1441 H
1. Keutamaan Ahli Sedekah
Oleh: Ust. Dr. H. Edy Sukardi, M.Pd 8
2. Syukur dan Sabar
Oleh: Ust. Ahmad Said Matondang, M.E.Sy 11
3. Puasa dan Ketaatan Ditengah Musibah
Oleh: Ust. Mulyadi Chan, S.Ag 15
4. Menyikapi Diri Ditengah Menjangkitnya Wabah Corona
Oleh: Ust. H. Novendri Said, S.Pd.I 19
5. Meraih Kebahagiaan
Oleh: Ust. Subagyo, S.Ag 24
6. Makna Fitrah Di Tengah Perubahan Dan Dinamika Kehidupan
Oleh: Ust. H. Eko Yulianto, S.Pd.I 27
7. Mencari Ketenangan Selama Pandemi Covid-19
Oleh: Usth. Sri Lestari, S.Ag 32
8. Musibah Covid 19 Sebagai Ujian Keimanan Ummat Muslim.
Oleh: Usth. Siti Suraerah, S.Pd. 36
9. Tabah Menghadapi Musibah
Oleh: Ust. Imron Roshidi, S.Ag 41
10. Istiqomah Selepas Ramadhan
Oleh: Ust. Muhammad Hafizh Kamil, S. Pd 46
11. Pembentukan Jati Diri Pasca Ramadhan
Oleh: Usth. Puji Rahayu, S.Pd 52

iii
12. Ukhuwah Islamiyah
Oleh: Usth. Nur Kholifah, S. Pd. I 56
13. Ketaqwaan
Oleh: Ust. Reno Omara, S.Pd.I 60
14. Pesan Al Qur’an Pada Penguasa
Oleh: Ust. Qasthoni Rais, S.Pd 67
15. Ciri-Ciri Orang Yang Merugi Saat Idul Fitri
Oleh: Usth. Nurul Fatimah, S.Pd.I 74
16. Hikmah Hari Raya Idul Fitri
Oleh: Ust. H. Muhammad Khaidir, S.Pd 79
17. Air Mata Rasulullah SAW
Oleh: Usth. Asih Setyo Wati, S.Pd. 85
18. Hikmah Dibalik Musibah Covid-19
Oleh: Jihan Hasanati, S.Pd.I. 92
19. Tiga Nilai Ibadah Puasa Ramadhan
Oleh: Ali Yusuf Syakir 98

iv
1|Khutbah Kemenangan
TUNTUNAN SHALAT IDUL FITRI 1441 H

DI RUMAH

Kaifiat sholat Idul Fitri secara berjamaah di Rumah adalah


sebagai berikut:

1. Waktu Shalat Idul Fitri adalah setelah matahari terbit dan


berketinggian dua kali panjangnya penggalah (kurang lebih 6 m,
sekitar setengah jam setelah terbitnya), atau sama dengan waktu
Shalat Dhuha

2. Shalat Idul fitri dilaksanakan dua rakaat, tanpa azan, iqamat,


bacaan ash-shalatul jami'ah (‫)الصالة الجامعة‬, dan tanpa disertai
shalat sunat, baik sebelum maupun sesudahnya

3. Takbir Shalat Idul Fitri, pada rakaat pertama sesudah takbiratul-


ihram tujuh kali dan pada rakaat kedua sesudah takbiratul-
qiyam (intiqal) lima kali, dengan mengangkat tangan pada semua
takbir yang tujuh kali dan lima kali tersebut. Tidak ada tuntunan
bacaan disela-sela takbir tersebut

4. Sesudah membaca al-Fatihah, imam membaca surah al-A‘laa,


atau surah yang dihafal pada rakaat pertama dan surah al-
Ghaasyiyah atau surah yang dihafal pada rakaat kedua

5. Khutbah 'Id dilakukan sesudah shalat ‘Id, hanya satu kali khutbah,
yaitu tidak diselingi dengan duduk antara dua khutbah. Khutbah
dimulai dengan tahmid (membaca al-hamdu lillah), tidak dengan

2|Khutbah Kemenangan
takbir, tetapi dalam khutbah 'Id memang diperbanyak menyelingi
dengan takbir. Khutbah diakhiri dengan doa, dengan mengangkat
jari telunjuk tangan kanan sebagaimana pada khutbah Jum’ah.

3|Khutbah Kemenangan
MUQADDIMAH KHUTBAH

ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬


َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫اَل‬
‫اَهللُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر الَ اِلَهَ ا َِّال هللاُ َوهللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫ص َطفَى َو‬
‫علَى‬ ْ ‫علَى ُم َح َّم ِد ِن ا ْل ُم‬ َّ ‫صالَةُ َوال‬
َ ‫سالَ ُم‬ َّ ‫ا َ ْل َح ْم ُد ِ َّّلِلِ َو َكفَى َوال‬
‫ْق َوا ْل َوفَى‬ ِ ‫ص َحا ِب ِه ا َ ْه ِل‬
ِ ‫الصد‬ ْ َ ‫ا َ ِل ِه َوا‬
‫ب ا ْلكَري ِْم‬ِ ‫قَا َل هللاُ تَعَالَي فِ ْي ِكتَا‬
َ َ‫الرحْ ن‬
‫الر ِحي ِْم‬ َّ ِ‫س ِم هللا‬ ْ ‫ ِب‬. ‫الر ِجي ِْم‬َ ‫ان‬ َ ‫اَع ُْوذُ ِباهللِ ِمنَ ال‬
ِ ‫ش ْي َط‬
َ‫شك ُُرون‬ْ َ ‫ع َلى َما َهدَا ُك ْم َو َلعَلَّ ُك ْم ت‬
َ َ‫َّللا‬َّ ‫َو ِلتُك ِْملُوا ا ْل ِع َّدةَ َو ِلت ُ َك ِب ُروا‬

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Allahuakbar Allahuakbar laa ilaaha illallah wallahuakbar,
Allahuakbar walillahilhamd.
Alhamdulillahi wa kafaa washalatu wassalamu ‘alaa
Muhammadinilmushtafaa wa ‘alaa aalihi waashhabihi
ahlisshidqi wal wafaa.
Qallahllahu ta’aalaa fii kitaabihilkarim
A’udzubillahiminasyaithanirrajim. Bismillahirahmanirrahim.
Walitukmilul’iddata walitukabbrullaha ‘alaa maa hadaakum
walaa’allakum tattakuun.

4|Khutbah Kemenangan
DO’A PENUTUP KHUTBAH

َ َ‫الرحْ ن‬
‫الر ِحي ِْم‬ َّ ِ‫س ِم هللا‬ ْ ِ‫ ب‬. ‫الر ِجي ِْم‬
َ ‫ان‬ ِ ‫ش ْي َط‬ َ ‫اَع ُْوذُ بِاهللِ ِمنَ ال‬
َ ‫َاخ ْذنَا إِن نَّسِينَا أ َ ْو أ َ ْخ َطأْنَا َربَّنَا َوالَ تَحْ ِم ْل‬
‫علَ ْينَا إِص ًْرا َك َما‬ ِ ‫َربَّنَا الَ تُؤ‬
ُ ‫علَى الَّ ِذينَ ِمن قَ ْب ِلنَا َربَّنَا َوالَ ت ُ َح ِم ْلنَا َما الَ َطاقَةَ لَنَا ِب ِه َواع‬
‫ْف‬ َ ُ‫َح َم ْلتَه‬
َ‫علَى ا ْلقَ ْو ِم ا ْلكَافِ ِرين‬ ُ ‫ار َح ْمنَآ أَنتَ َم ْوالَنَا فَان‬
َ ‫ص ْرنَا‬ ْ ‫عنَّا َوا ْغ ِف ْر لَنَا َو‬
َ
”Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan
kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan
kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. ma'afkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah
kami. Sesungguhnya Engkau adalah penolong kami, maka tolonglah
kami dari kejahatan orang-orang kafir.”

َ ُ‫َربَّنَا َظلَ ْمنَا أَنف‬


ِ ‫سنَا َوإِن لَّ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَكُونَنَّ ِمنَ ا ْل َخا‬
َ‫س ِرين‬
“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri,
dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat
kepada kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”

ْ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِل َو ا ِلد ْينَا َو‬


ً َ‫ار َح ْم ُه َما َك َما َربَّيَانَا ِصغ‬
‫ارا‬
“Ya Allah SWT., ampunilah semua dosa-dosa kami dan
dosa-dosa kedua orang tua kami, serta kasihilah mereka berdua
seperti mereka mengasih kami di waktu kecil.”

5|Khutbah Kemenangan
ۡ ‫َربَّنَا َه ۡب لَنَا ِم ۡن أ َ ۡز َٰ َو ِجنَا َوذُ ِر َٰيَّتِنَا قُ َّرةَ أ َ ۡعيُ ٖن َو‬
‫ٱجعَ ۡلنَا ِل ۡل ُمت َّ ِقينَ إِ َما ًما‬
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa"

َ ‫سنَةً َوقِنَا‬
‫عذَابَاالنَّ ِار‬ َ ‫سنَةً َوفِى اْالَ ِخ َر ِة َح‬
َ ‫َربَّنَااَتِنَافِى ال ُّد ْنيَا َح‬
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.

َ‫ب ا ْل َٰعلَ ِم ْين‬


ِ ‫ا َ ْل َح ْم ُد ِ هّلِلِ َر‬
ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬
َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫اَل‬

6|Khutbah Kemenangan
7|Khutbah Kemenangan
KEUTAMAAN AHLI SEDEKAH
Ust. Dr. H. Edy Sukardi, M.Pd
(Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebayoran Baru)

*Muqaddimah

‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬


Kita baru saja menyelesaikan tugas mulia ibadah puasa di
bulan ramadhan serta amalan yang mengikutinya. Tadarus,
qiyamullail, zakat fitrah serta infak shadakoh.

Semoga kita semua menjadi insan-insan yang bertaqwa.


Sebagaimana target dari tarbiyah ramadhan, bahwa semua kita yg
telah menunaikan kewajiban puasa akan menjadi insan-insan yang
bertaqwa. (QS 2: 83).

Pada kesempatan ini saya ingin mengajak kita semua untuk


merenungkan, memahami dan mengamalkan satu saja dari sekian
banyak ajaran Islam. Di akhirat nanti, para ulama akan membawa
pahala ilmunya, ahli shalat akan membawa pahala shalatnya, ahli
puasa akan membawa pahala puasanya, ahli Qur'an akan membawa
pahala tilawahnya, sementara ahli sedekah akan membawa semua
pahala, ahli ilmu, ahli shalat, ahli puasa dan ahli Qur'an.

Mengapa ahli sedekah membawa semua pahala? Karena ahli


sedekah, membantu penyebaran ilmu, dengan hartanya dia membantu
pembiayaan pembangunan masjid tempat para ahli shalat melakukan

8|Khutbah Kemenangan
shalat. Dengan hartanya, dia memberi makan orang-orang yang
berpuasa, dengan hartanya dia meraih pahala orang-orang yang
berpuasa. Dengan hartanya ia mencetak Al Qur'an dan ilmunya para
ulama. Pahala mereka akan diraih oleh ahli sedekah.

‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬


Ahli sedekah orang yang paling berbahagia di akhirat dengan
pahala sedekahnya. Ia mendapat pahala besar, pahala yang tak
disangka-sangka. Barang siapa yang bersedekah, walau sebiji kurma
dari harta yang baik. Allah menerima sedekah dan melipatgandakan
pahala sedekah tersebut. Allah tidak melihat seberapa besar sedekah
itu, namun Allah melihat ketaqwaan kita. Keikhlasan kita.

‫ض‬ ْ ‫س َم َاواتُ َو‬


ُ ‫األر‬ َّ ‫ض َها ال‬ َ ‫عوا ِإلَى َم ْغ ِف َرةٍ ِم ْن َربِِّ ُك ْم َو َجنَّ ٍة‬
ُ ‫ع ْر‬ ُ ‫ار‬
ِ ‫س‬
َ ‫َو‬
ْ ‫أ ُ ِعد‬
َ‫َّت ِل ْل ُمتَّقِين‬
Wasari'u ilaa magfiratim min rabbikum wajannatin 'arduha Al
samaawaatu wal 'ardhu U'iddat Lil muttaqiin.

َ َ‫ظ َو ْالعَافِين‬
‫ع ِن‬ َ ‫اظ ِمينَ ْالغَ ْي‬
ِ ‫اء َوالض ََّّرا ِء َو ْال َك‬ َّ ‫الَّذِينَ يُ ْن ِفقُونَ فِي ال‬
ِ ‫س َّر‬
َ‫َّللاُ ي ُِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين‬
َّ ‫اس َو‬ِ َّ‫الن‬
Allazina yunfiquuna fis sharra'i wadharraa'i wal kaazimiinal ghaizha
wal aafiina Anin naas, Wallahu yuhibbul Muhsinin.

(Q.S. Ali Imaran: 133 – 134)

“Bersegeralah kami menuju ampunan dari Tuhanmu dan


mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang

9|Khutbah Kemenangan
disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa (133). yaitu orang-
orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahny, dan memaafkan
(kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebaikan. (134).”

‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬


Mari kita menuju ampunan Allah, dan bersedekah, berinfak,
baik kondisi kita dalam lapang, dalam berpunya atau dalam
keterbatasan. Sebagai sekarang ini.

Asyhadu an laa ilaaha ILLALLAH

Astagfirullah

As aluka ridhaka wal Jannah

wa na'uzubika minan naar.

Allahumma innaka afuwun

tuhibbul afwa fa'fuanni.

Semoga Allah menerima ibadah kita, dan Allah memberi


ampunan buat kita.

Amin, Allahumma amin.

*Do’a dan Penutup

10 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
SYUKUR DAN SABAR
Ust. Ahmad Said Matondang, M. E. Sy
(Ketua Majelis Dikdasmen PCM Kebayoran Baru)

*Muqaddimah

Puja dan puji serta syukur senantiasa kita panjatkan


kehadirat Allah SWT. Swt yang telah memberikan kesempatan,
kesehatan dan kesabaran hingga kita dapat menjalankan Ibadah puasa
satu bulan lamanya dimasa pandemic Covid-19.
Selawat teriring salam semoga selalu tersanjungkan kepada
al Mushtafa nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan sahabat-
sahabatnya yang terpuji.

‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬


Ramadhan kita tahun ini adalah Ramadhan yang berada
dalam keprihatinan. Sudah lebih dari 2 bulan kita berada di rumah
dalam rangka untuk menghindari diri dari terpapar virus corona atau
sebaliknya kita menghindari diri sebagai penyebar virus corona
melalui phisical distancing. Puasa, sholat tarawih, tilawah al-Quran
dan seluruh aktivitas kita pusatkan di rumah. Rasa tentu berkecamuk
didalam diri. Bahkan Sholat hari raya ini kita lakukan juga di dalam
rumah demi menghindari diri dan keluarga jatuh dalam kebinasaan.
Karena itu marilah kita senantiasa selalu bersyukur dan bersabar
dalam menghadapi wabah covid-19 ini. Syukur dan sabar adalah dua
kunci sukses dunia dan akhirat.

11 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬
Suatu ketika Al-Ashmai yang merupakan menteri Khalifah
Al-Mansur yang terpisah dari rombongan pemburu di gunung sahara,
tercekam rasa haus. Ia mendatangi sebuah gubug di tengah padang
sahara. Ia mengetuk pintu seraya berteriak meminta air karena sangat
kehausan. Terdengar suara wanita dari dalam seraya berkata:
Suamiku sedang tidak berada di rumah. Aku akan berikan air yang
aku letakkan di depan pintu. Ambil dan pergilah. Setelah mengambil
air, dari kejauhan terlihat seorang laki-laki yang memacu kudanya
menghampiri gubug tersebut. Keluarlah perempuan yang ternyata
sangat cantik menyambut laki-laki yang merupakan suaminya. Ia
sambut suaminya yang sangat tidak sepadan dengan kecantikannya
itu dengan penuh kasih sayang, walaupun kata-kata kasar selalu
keluar dari mulut suaminya. Sebelum meninggalkan gubug tersebut,
Al-Ashmai bertanya kepada waita cantik tersebut,” engkau cantik dan
baik, Mengapa engkau korbankan dirimu untuk melayani laki-laki
buruk dan kasar tersebut. Wanita cantik tersebut menjawab,
Rasulullah saw kekasihku bersabda bahwa Sempurnanya Agama
seseorang itu terdiri dari Syukur dan Sabar. Aku bersyukur atas
karunia Allah SWT. kepadaku yang telah memberiku kecantikan dan
kelembutan. Dan aku ingin menyempurnakan agamaku dengan
bersabar menerima kenyataan.

‫هللاُ ا َ ْك َب ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬


Kisah ini memberikan pelajaran kepada kita terutama dalam
kondisi saat ini agar senantiasa mengedepankan sikap syukur dan

12 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
sabar. Kita bersyukur masih dapat merayakan lebaran berkumpul
bersama keluarga di rumah disaat banyak saudara kita yang
keluarganya menjadi korban keganasan virus ini. Kita bersyukur
masih dapat melaksanakan ibadah bersama-sama disaat banyak
saudara kita yang lain harus hidup dipinggir jalan karena tidak
mampu membayar sewa kos atau kontrakannya yang jatuh tempo
pembayarannya. Kita bersyukur masih dapat menikmati makanan ala
kadarnya disaat saudara kita yang lain kelaparan karena dampak di
PHK atau sulitnya mencari nafkah akibat covid-19 ini. Dengan
bersyukur Allah SWT. akan tambahkan nikmatnya kepada kita.
Sebagaimana janji Allah SWT. dalam Al-Quran:

َ ‫لَئِ ْن‬
‫سك َْرتُم َالَ ِز ْي َدنَّكُم‬
“Siapa saja yang bersyukur diantara kalian, pasti akan kami tambah
nikmat kami kepada kalian.”

‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬


Sikap yang kedua agar sempurnanya agama seseorang
adalah Bersabar. Sabar artinya adalah menahan diri. Orang yang
sabar adalah mampu menahan dirinya untuk melakukan perbuatan
yang dilarang oleh Allah SWT. swt. Disaat wabah seperti ini, ia
mampu menahan dirinya untuk mematuhi aturan yang berlaku.
Walaupun ia dalam kesusahan ia tetap mampu menahan diri untuk
tidak melakukan perbuatan kriminal dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Ia bersabar ketika sakit menghampirinya dengan senantiasa
berhusnuzzhon kepada Allah SWT.. Allah SWT. berfirman:

َ‫صابَر ْين‬
َّ ‫ب ال‬
ُّ ‫َوهللاُ يُ ِح‬

13 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
”Allah SWT. mencintai orang-orang yang sabar.”

Akhirnya marilah kita akhiri khutbah ini dengan berdoa


kepada Allah SWT.

*Do’a dan Penutup

14 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
PUASA DAN KETAATAN DITENGAH
MUSIBAH
Ust. Mulyadi Chan, S. Ag
(Ketua Majlis Tarjih Dan Tabligh PCM Kebayoran Baru)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Pada saat ini kita semua patut bersyukur bahwa bulan suci
Ramadhan baru saja kita lalui bersama dengan baik meski suasana
Ramadhan dan 1 Syawal 1441 H hari ini lain dari pada yang lain. Kita
semua memang sedang diuji oleh Allah dengan mewabahnya virus
Corona yang sangat berbahaya sehingga banyak amal ibadah yang
lazimnya kita jalankan dengan berjamaah di masjid, seperti shalat
lima waktu, shalat Jumat, shalat tarawih dan shalat Idul Fitri, tetapi
dalam suasana seperti ini semua ibadah itu kita laksanakan di rumah
sesuai dengan petunjuk dari para ulama dan umara yang berwenang.

Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Selama sebulan penuh kita telah menjalani puasa Ramadhan


sesuai dengan perintah Allah SWT di dalam Al-Qur’an, surat Al-
Baqarah, ayat 183, yang berbunyi:

‫الصيا ُم كما ُكتِب على الَّذِين ِمن‬


ِ ‫يا أيُّها الَّذِين آمنُوا ُكتِب علي ُك ُم‬
‫قب ِل ُكم لعلَّ ُكم تتَّقُون‬
15 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.”

Ibadah puasa memang dimaksudkan untuk membentuk kita


semua menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah. Di dalam bulan
Ramadhan banyak hal yang dalam kondisi normal kita boleh
melakukannya karena hukumnya mubah. Tetapi selama puasa di
siang hari kita dilarang melakukannya seperti makan, minum dan hal-
hal lain yang membatalkan puasa. Semua itu untuk melatih kita
menjadi manusia yang mampu menahan diri. Jika terhadap hal-hal
yang sebenarnya kita boleh melakukannya namun kita menahan diri,
maka apalagi terhadap hal-hal yang memang dilarang. Tentu kita
mampu meninggalkan larangan itu.

Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, surat


An-Nisa’, ayat 59 sebagai berikut:

‫سول وأُو ِلي اْلم ِر ِمن ُكم‬ َّ ‫يا أيُّها الَّذِين آمنُوا أ ِطيعُوا اللَّـه وأ ِطيعُوا‬
ُ ‫الر‬
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan kepada para pemimpin di antara kamu.”

Sudah dua bulan lebih kita terkurung dalam rumah sehingga


kita tidak bebas berkegiatan di luar rumah termasuk dalam
menjalankan ibadah shalat berjamaah. Saat ini pun kita melaksanakan
shalat Idul Fitri di dalam rumah dan bukannya di masjid sebagaimana
lazimnya. Kita harus sabar menerima kenyataan ini karena apa yang

16 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
kita lakukan tidak lain adalah dalam rangka menaati Allah,
Rasulullah, para ulama dan umara yang intinya agar kita selamat dari
ancaman wabah virus Corona.

Memang sebagai orang beriman, kita wajib taat kepada Allah.


Ketaatan kepada Allah membawa konsekuensi kita juga harus taat
kepada Rasul-Nya sebagaimana ditegaskan dalam ayat tersebut.
Tidak hanya itu, taat kepada Rasul-Nya membawa konsekuensi kita
juga harus taat kepada ulama sebagai pewarisnya dan konsekuensi
berikutnya kita harus taat kepada ulil amri atau pemerintah yang sah.

Kita berdoa semoga ketaatan kita kepada semua pihak tersebut


termasuk yang terkait dengan kebijakan karantina atau social
distancing untuk menghindari bahaya virus Corona akan dibalas oleh
Allah dengan segera dilenyapkan-Nya wabah ini dari muka bumi ini.
Amin ya rabbal alamin.

Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Ibadah puasa erat sekali hubungannya dengan pengampunan


dari Allah subhanahu wa ta’ala. Hal ini sebagaimana ditegaskan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadits beliau
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu sebagai
berikut:

ُ ‫من صام رمضان إِيمانًا واحتِسابًا‬


‫غ ِفر لهُ ما تقدَّم ِمن ذنبِ ِه‬
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan
mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu.”

17 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Jadi dengan selesainya kita melaksakankan ibadah puasa,
maka dosa-dosa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala telah
diampuni-Nya. Tinggal masalahnya sekarang bagaimana kita
menghapuskan dosa-dosa kita kepada sesama manusia agar di hari
Idul Fitri ini kita meraih kembali kesucian kita dari dosa sebagaimana
kita di waktu bayi dahulu, maka seusai shalat Idul Fitri ini, kita
hendaknya saling berikrar untuk saling memaafkan di antara kita,
khususnya dalam internal keluarga. Apabila mungkin bisa diperluas
dengan tetangga, saudara-saudara, dan teman-teman setidaknya
secara online.

Sekali lagi kita berdoa semoga ketaatan kita kepada Allah,


Rasulullah, Ulama dan Umara termasuk yang terkait dengan
kebijakan karantina atau social distancing untuk menghindari bahaya
virus Corona dan ikrar kita untuk saling memaafkan akan dibalas oleh
Allah dengan segera dilenyapkan-Nya wabah ini dari muka bumi ini,
khususnya dari bumi pertiwi Republik Indonesia yang kita cintai
bersama. Amin ya rabbal alamin.

*Do’a dan Penutup

18 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
MENYIKAPI DIRI DITENGAH
MENJANGKITNYA WABAH CORONA
Ust. H. Novendri Said, S. Pd. I
(Guru ISMUBA SMP Muhammadiyah 9)

*Muqaddimah

‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬


Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia
Marilah senantiasa kita bersyukur kepada Allah SWT.,
karena dengan kita bersyukur secara benar kepada Allah SWT. dan
tulus, maka akan menjadikan kita selalu berbahagia dalam setiap
keadaan (‘ala kulli haal). Sekalipun saat ini kita beridhul fitri
ditengah berjangkitnya wabah corona ini. Hal ini jangan sampai
mengurangi semangat kita untuk senantiasa bersyukur kepadaNya.
Betapa banyak nikmat yang sudah ada belum sempat kita syukuri,
namun telah datang pula nikmat yang baru.
Marilah senantiasa kita bertakwa kepada Allah SWT. sesuai
kemampuan kita masingmasing secara maksimal (mastatha’tum),
demikianlah cara kita untuk bersyukur terhadap nikmat yang Allah
SWT. berikan kepada kita. Kenikmatan yang tidak akan pernah bisa
dikalkulasi dengan alat hitung apapun. Jika engkau menghitung
hitung nikmat Allah SWT. ranting ranting pohon yang menjadi
pulpennya dan lautan sebagai tintannya tentulah tidak akan sanggup
kamu menghitung nikmat tersebut. Maka nikmat Tuhanmu yang
manalagi yang kamu dustakan.

19 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬

Dalam kondisi seperti saat ini, di mana Virus Corona


(Covid-19) telah menjadi wabah yang menjadi perhatian dunia, kita
harus waspada. Wabah ini dimulai dari Wuhan kota di negara China
(Shina dalam bahasa Arab) yang kemudian negera itu terus berjibaku
untuk meminimalisasi wabah ini agar tidak menjadi besar.
Akan tetapi, karena begitulah keadaan dunia sekarang, di
mana antarnegara sudah sedemikian dekatnya, sehingga dari satu
negera ini kemudian menjalar ke hampir seluruh negara di dunia,
Termasuk negara kita ini. Beberapa negara yang telah terjangkiti ini
telah melakukan berbagai upaya. Dan ternyata harus ada persamaan
langkah dan persepsi antara pemerintah dan rakyatnya.
Seperti misalnya di Italia. Pada tahap awal rakyatnya tetap
merasa biasa-biasa saja, tetapi kemudian pada tahap berikutnya
wabah ini telah menyerang di satu daerah di sana yang kemudian oleh
pemerintah Italia ditetapkan sebagai zona merah. Dengan ditetapkan
sebagai zona merah inilah banyak di antara mereka meninggalkan
daerah itu, padahal kebanyakan dari mereka telah terjangkiti Virus
Corona ini. Maka akibatnya bisa dibayangkan wabah ini menjadi
epidemik dan akhirnya sampai pada pendemik karena sudah
sedimikan luasnya menjalar.
Begitulah akhirnya mereka baru menyadari setelah merasa
kewalahan terhadap penyebaran virus ini yang begitu cepatnya. Islam
mengajarkan untuk kita mengambil langkah antisipatif terhadap virus
seperti Corona ini.

20 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
‫ قال رسول الل صلى الل عليه‬:‫ع َْن أبي هريرة رضي الل عنه قال‬
َ ‫ “ َال‬:‫وسلم‬
‫ وفر من المجذوم‬,‫عد َْوى وال طيرة وال هامة وال صفر‬
‫كما تفر من ا ْلسد” أخرج الحديث البخاري بسنده في كتابه‬
‫(الصحيح) في كتاب الطب باب الجذام‬

Dari Abu Hurairah RadliyAllah SWT.u ‘anhu, beliau


berkata, Rasulullah ShallAllah SWT.u ‘alaihi wa Sallama bersabda:
“Tidak ada ‘adwa (penyakit menular), tidak thiyarah (merasa sial),
tidak ada haamah (burung hantu), tidak ada Shafar (sial di bulan
shafar), dan larilah dari penyakit kusta/lepra sebagaimana engkau
lari dari singa.
(HR Bukhari).
Covid-19 merupakan penyakit yang dapat menyebar dengan
cepat dari satu orang ke banyak orang lainnya. Dan begitu seterusnya.
Maka diperlukan langkah antisipatif agar virus ini tidak menjadikan
semua orang terjangkitinya. Dalam hadits di atas, Rasulullah
menagajarkan untuk kita lari dari penyakit judzam atau kusta seperti
larinya kita dari kejaran singa.
Di antara upaya agar kita terhindar adalah dengan cara
mengisolasi diri dan keluarga kita. Sehingga semua aktivitas sehari-
hari yang sudah berjalan bisa jadi dihentikan seketika. Sampai
keadaan sudah dinyatakan aman dan virus ini sudah tidak menjangkiti
salah seorang pun. Dalam kaidah ushul disebutkan:

21 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
‫درء المفاسد أولى من جلب المصالح‬
“Menolak atau mencegah kerusakan lebih utama dari menarik
manfaat kebaikan. Yakni jika kita dihadapkan pada mafsadah dan
mashlahah, maka yang harus didahulukan adalah mencegah
terhadap mafsadah yang ada.”
Karena mafsadah dipastikan membawa mudharat atau sesuatu yang
membahayakan. Apalagi jika dihubungkan dengan kepentingan
masyarakat luas.
Dalam hadits yang Rasulullah bersabda: Dari Abu Hurairah,
‘Abdurrahman bin Shakhr radhiAllah SWT.u ‘anh, ia berkata: Aku
mendengar Rasulullah bersabda: “Apa saja yang aku larang kamu
melaksanakannya, hendaklah kamu jauhi dan apa saja yang aku
perintahkan kepadamu, maka lakukanlah menurut kemampuan kamu.
Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena
banyak bertanya dan menyalahi nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan
patuh)” (HR Bukhari Muslim)
Kita diajarkan untuk tidak takut kepada apa dan siapapun
dalam kehidupan kita, kecuali hanya kepada Allah SWT. Subhanahu
wa Ta’ala. Akan tetapi Allah SWT. juga mengajarkan agar kita tidak
menjatuhkan diri dalam kebinasaan.

ۛ ‫سنُ ٓو ۟ا‬ ۟ ُ‫سبِي ِل ٱ َّّلِلِ َو َال ت ُ ْلق‬


ِ ْ‫وا بِأ َ ْيدِي ُك ْم ِإلَى ٱلت َّ ْهلُ َك ِة ۛ َوأَح‬ َ ‫وا فِى‬ ۟ ُ‫َوأَن ِفق‬
َ‫سنِين‬ ِ ْ‫ب ٱ ْل ُمح‬
ُّ ‫إِنَّ ٱ َّّلِلَ يُ ِح‬

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah SWT., dan


janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,

22 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah SWT. menyukai
orangorang yang berbuat baik.”
(QS. Al-Baqarah:195)

Maka dalam menghadapi virus ini kita dianjurkan untuk


memiliki langkah antisipatif agar tidak tejangkit virus ini dan
berharap tetap dalam keadaan sehat. Dengan sehat kita dapat berbuat
kebaikan yang lebih banyak lagi demi memberikan manfaat kepada
sesama. Mari kita akhiri khutbah ini dengan sama” berdoa:

*Do’a dan Penutup

23 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
MERAIH KEBAHAGIAN

Ust. Subagyo, S.Ag


(Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia.

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah yang telah


memberikan nikmat kepada kita semua .salawat dan salam kita
sampaikan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw. yang
telah membawa kita dari alam jahiliyah kepada alam kemIslaman.
Pagi hari ini kita telah selesai melaksanakan ibadah puasa di
bulan suci ramadhan , sholat tarawih , zakat, shodaqoh, infaq dsb.
Dan dilaksanakan shalat ’Idul fitri bersama –sama. Do’a kita
semua mudah-mudahan ibadah kita mampu menjadikan kita orang-
orang yang bertaqwa sebenar-benarnya taqwa, untuk meraih
kebahagiaaan hidup di dunia dan kelak di akhirat aamin –aamiin
ya rabbal ‘aalamin.

Setelah kita melaksanakan ibadah di rumah mari kita sinari


rumah kita dengan shalat, qiroatil, tilawah, dan tadarus Al- Qur’an
dan shalawat serta menjauhkan diri dari godaan syaiton. Sabda
Rasulullah SAW: “Janganlah engkau jadikan rumah –rumahmu
sebagai kuburan karena sesungguhnya syaitaon akan lari dari

24 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
rumah-rumah yang di bacakan di dalamnya ada lantunan suara-suara
bacaan Al-Qur’an.”

Di tengah–tengah Suasana covid 19 ini mari kita


laksanakan ajakan Pemerintah untuk menjaga kesehatan ,dengan
membudayakan pola hidup bersih dan sehat serta makanan yang
bergizi , memakai masker , mencuci tangan dengan sabun dan tetap
beribadah , belajar dan bekerja di rumah saja. Allahu akbar , Allahu
akbar walillahilhamd .

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia.

Ada sebuah kisah yang menarik 14 abad yang silam


bahwa suatu waktu Rasulullah SAW pernah membacakan aamin ,
aamiin, aamiin sementara para sahabat tidak tahu apa yang di
aamiinkan Rasulullah Saw, lalu mereka (para sahabat) bertanya-
tanya mengapa Engkau (ya Rasulullah) membaca aamiin-aamiin-
aamiin sampai 3x. Maka Rasulullah SAW menjawab: “ketahuilah
bahwa tadi Malaikat Jibril berdo’a “Ya Allah janganlah Engkau
terima amal ibadahnya seorang anak yang tidak berbakti kepada
kedua orang tuanya. Ya Allah janganlah Engkau terima ibadahnya
orangn Tua yang tidak punya rasa kasiih sayang terhadap
anaknya , Ya Allah jangan Engkau terima ibadahnya seorang
Istri yang tidak berbakti kepada suami dan keluarganya.” Meng-
aamiinkan doanya sebanyak 3 x.

25 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Selanjutnya konsep untuk meraih kebahagiaan
sebagaimana Hadits Rasulullah Saw yang artinya : “Apabila Allah
SWT menghendaki keluarga yang bahagia dunia dan akhirat maka
hendaknya memahami dan mempelajari agamanya dengan baik,
saling menghormati dalam kasih sayang antara anak dengan Orang
Tua , mencari rizqi yang halal dan baik , ada waktu bekerja , ada
waktu belajar, da nada waktu untuk bermasyarakat.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia.

Marilah kita berdo’a kepada Allah SWT agar kita diberi


kebahagiaan dunia dan akhirat. Innallaha wamalaaikatu a’lannabih
yaa ayyuhalladzinaamanu sollu a’laihi wasallimu tasliima . Marilah
di khutbah yang kedua berdoa kepada Allah SWT. Semoga kita
semua di jauhkan dari Segala musibah covid 19 dan penyakit-
penyakit lainya , aamiin –aamiin ya rabbal ‘aalamiin.

*Do’a dan Penutup

26 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
MAKNA FITRAH DI TENGAH
PERUBAHAN DAN
DINAMIKA KEHIDUPAN
H. Eko Yulianto, S.Pd.I
(Guru ISMUBA SMP Muhammadiyah 8)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Dalam suasana pagi hari yang khidmat berselimut rahmat dan


kebahagiaan ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke
hadhirat Allah swt, atas segala curahan rahmat dan nikmat-Nya
kepada kita semua, sehingga di pagi hari ini kita dapat menunaikan
ibadah shalat ‘idul fitri dengan khusyu’ dan tertib walau dalam
suasana pandemi Covid 19 ini.

Selawat teriring salam semoga selalu tersanjungkan kepada al


Mushtafa nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan sahabat-
sahabatnya yang terpuji.

Hari ini, takbir dan tahmid berkumandang,


mengagungkan asma Allah swt. Kumandang takbir dan tahmid itu
sesungguhnya adalah wujud kemenangan dan rasa syukur kaum
muslimin kepada Allah swt atas keberhasilannya meraih

27 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
fitrah (kesucian diri) melalui mujahadah (perjuangan lahir dan
bathin) dan pelaksanaan amalan ibadah selama bulan suci.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Idul Fitri pada hakikatnya memberikan pesan kepada kita,
bahwa syari’at Islam mengajarkan kepada kesucian, keindahan,
kebersamaan dan mengarahkan umatnya memiliki kepedulian sosial
yang tinggi. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Duduk sama
rendah, berdiri sama tinggi. Rukun dalam kebersamaan dan bersama
dalam kerukunan.

Oleh karena fitrah manusia dapat berubah dari waktu ke waktu


karena pergaulan, karena pengaruh budaya dan lingkungan, karena
latar belakang pendidikan dan faktor-faktor lainnya. Maka, agar fitrah
itu tetap terpelihara kesuciannya, hendaknya ia selalu mengacu pada
pola kehidupan Islami yang berlandaskan al-Qur’an, al-Sunnah dan
teladan para ulama’.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Adapun tujuan final disyari’atkannya ibadah puasa adalah
untuk membentuk pribadi muttaqin. Ibadah shaum pada hakikatnya
merupakan suatu proses penempaan dan pencerahan diri, yakni upaya
yang secara sengaja dilakukan untuk mengubah prilaku setiap
muslim, menjadi orang yang semakin meningkat ketakwaannya.

Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

28 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Hal lain yang perlu kita sadari dalam mengarungi samudra
kehidupan ini adalah, bahwa telah menjadi sunnatullah bila
kehidupan ini diwarnai dengan susah dan senang, tangis dan tawa
rahmat dan bencana, menang dan kalah, peluang dan tantangan, yang
acap kali menghiasi dinamika kehidupan kita. Orang bijak sering
berkata “hidup ini laksana roda berputar”, sekali waktu bertengger
di atas, pada waktu yang lain tergeser di bawah. Kemarin sebagai
pejabat, sekarang kembali menjadi rakyat, suatu saat pernah menjadi
kaya dan pada saat yang lain hidup sengsara, kemarin sehat bugar,
saat ini berbaring sakit tidak berdaya, bahkan mungkin tetangga kita,
saudara-saudara kita, orang tua kita, suami/istri kita, anak-anak kita
tahun kemarin masih melaksanakan nikmatnya shalat ‘ied di samping
kita, sekarang mereka, orang-orang yang kita cintai itu telah
meninggalkan kita kembali keharibaan Allah swt. Kehidupan ini
tidak ada yang kekal, semua akan terus bergerak sesuai denga
kehendak dan ketentuan rabbul ‘alamin, Allah Jalla Sya’nuhu.

Suatu saat Lukman al-Hakim, seorang shalih yang namanya


diabadikan Allah di dalam al-Qur’an pernah menyampaikan tausyiah
kepada putranya:

َ‫ فا َ َجعَل‬،‫َاس َكثِي ٌْر‬ ٌ ‫ق َوقَ ْد غ ََرقَ فِ ْي َها أُن‬ َ ‫يَابَنِ ْي إِ َّن الدُّ ْنيَا بِ َح ِر‬
ِ ‫ع ِم ْي‬
ِ‫علَى هللا‬ ِ ْ ‫ش ْوهَا‬
َ ‫اْل ْي َمانَ َوش ََرا ِع َها اَلت َّ َو َك ْل‬ ُ ‫س ِف ْينَتَكَ فِ ْي َها ت َ ْق َوى هللاُ َو ِح‬
َ
‫لَعَلَّكَ ت َ ْن ُج َو‬
“Wahai anakku, sesungguhnya dunia ini laksana lautan yang
sangat dalam dan telah banyak manusia yang tenggelam di

29 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
dalamnya, oleh karenanya, jadikanlah takwa kepada Allah sebagai
kapal untuk mengarunginya, iman sebagai muatannya, dan tawakkal
sebagai layarnya, niscaya engkau akan selamat sampai tujuan.”
[Kitab al-Tahrir wa al-Tanwir, Bab 19, Juz 11, hlm. 130]

Hadirin, pada akhirnya marilah kita tampil pada hari ini


dengan sebaiknya untuk saling memaafkan. Maka sebarkan rasa
damai dan kasih sayang, hapuslah luka lama, tinggalkan dendam
permusuhan dan kita hapus rasa kebencian. Idul fitri hanya pantas
dirayakan oleh orang-orang yang telah berpuasa Ramadhan dan
orang-orang yang ikhlas untuk saling memaafkan, dan mau berlapang
dada menerima kembali kehadiran orang-orang yang dulu sangat
dibencinya. Sebaliknya bersedihlah orang-orang yang gagal
memenuhi undangan Ramadhan, orang-orang yang tidak mau
meminta maaf atau enggan memberi maaf pada orang lain.

Allah swt selalu memanggil hamba-hamba-Nya yang beriman


agar mau membuka diri dan toleran seperti firman-Nya dalam surat
an-Nuur ayat 22:

ٌ ُ ‫غف‬
‫ور َر ِحي ٌم‬ ْ َ‫َو ْليَ ْعفُوا َو ْلي‬
َ ُ‫صفَ ُحوا أَالَ ت ُ ِحبُّونَ أ َ ْن يَ ْغ ِف َر هللاُ لَ ُك ْم َوهللا‬
“Dan hendaklah mereka mema`afkan dan berlapang dada. Apakah
kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

(QS. an-Nuur : 22)

Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

30 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Untuk menutup khutbah Idul Fitri tahun 2020 ini, marilah kita
bersama-sama menengadahkan tangan berdo’a kepada Allah swt
dengan penuh harapan dan keikhlasan kita kepada Allah SWT.

*Do’a dan Penutup

31 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
MENCARI KETENANGAN SELAMA
PANDEMI COVID-19

Usth.Sri Lestari S. Ag
(Guru ISMUBA SMP Muhammadiyah 8 Jakarta)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur


kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita
dapat berkumpul disini menunaikan shalat berjamah.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada


Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah
menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia.
Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu
berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput
kita.

Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Ramadhan yang kita rasakan pada tahun ini sungguh berbeda


dengan Ramadhan-Ramadhan sebelumnya, pasalnya pada Ramadhan
tahun ini kita diberi ujian dengan adanya pandemic Covid-19. Sesuai
dengan anjuran pemerintah, untuk membantu memutus penyebaran

32 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
virus ini kita dianjurkan untuk tetap di rumah. Sebagai warga negara
yang baik, kita juga diharuskan untuk taat kepada para pemimpin.
Seperti yang sudah Allah SWT sampaikan dalam firman-Nya dalam
QS. An-Nisa: 59

‫سو َل َوأُو ِلي ْاأل َ ْم ِر‬ ُ ‫الر‬َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ِطيعُوا اللَّـهَ َوأ َ ِطيعُوا‬
‫سو ِل إِن ُكنت ُ ْم‬ َّ ‫ش ْيءٍ فَ ُردُّوهُ إِلَى اللَّـ ِه َو‬
ُ ‫الر‬ َ ‫ِمن ُك ْم ۖ فَإِن تَنَازَ ْعت ُ ْم فِي‬
َ ْ‫تُؤْ ِمنُونَ بِاللَّـ ِه َو ْاليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر ۚ َٰذَلِكَ َخي ٌْر َوأَح‬
ً ‫س ُن ت َأ ْ ِو‬
‫يال‬
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan kepada para pemimpin di antara kamu. Kemudian jika
kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah dan RasulNya, jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik
akibatnya.” (QS. An-Nisa: 59)

Walaupun kita dianjurkan untuk tetap di rumah, kita juga


harus tetap melakukan kebaikan dan harus senantiasa berzikir
(mengingat) Allah. Karena dengan kita menghadirkan Allah dalam
diri kita, InsyaAllah hati kita akan selalu diberikan ketenteraman.
Seperti yang sudah Allah sampaikan dalam Firman-Nya dalam Q.S
Ar-Ra’d: 28

۟ ُ ‫ٱ ل َّ ِذ ي َن َء ا َم ن‬
ِ َّ‫وا َو ت َطْ َم ئ ِ ُّن ق ُ ل ُ و ب ُ هُ م ب ِ ِذ كْ ِر ٱ ّللَّ ِ ۗ أ َ َال ب ِ ِذ كْ ِر ٱ ّلل‬
ُ ‫ت َطْ َم ئ ِ ُّن ٱ لْ ق ُ ل ُ و‬
‫ب‬

33 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d: 28)

Zikir dalam arti sempit yang dilakukan lisan yaitu menyebut-


nyebut Allah disertai dengan kehadiran hati tentang kebesaran-Nya.
Zikir dalam arti luas adalah kesadaran tentang kehadiran Allah di
mana saja dan kapan saja dalam situasi dan kondisi apapun.

Terdapat 2 hadist yang menyebutkan keutaman Zikir:

Muadz Ibnu Jabal berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Amal yang


diperbuat anak Adam tidak ada yang menyelamatkannya dari azab
Allah selain zikir kepada Allah,” (H.R Ibnu Abu Syaibah dan Ath-
Thabrani)

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda, “suatu kaum


tidak duduk dalam suatu tempat untuk berzikir kepada Allah, kecuali
mereka dikelilingi para malaikat dan diliputi rahmat, dan Allah
menyebut mereka termasuk orang-orang yang ada di dekat-Nya.”
(H.R Muslim)

Untuk mendapatkan ketenangan pada diri kita, kita bisa


membaca do’a berikut ini

َ ‫علَ ْينَا‬
ْ ِّ‫صب ًْرا َّوث َ ِب‬
‫ت‬ ْ ‫َولَ َّما بَ َر ُز ْوا ِل َجالُ ْوتَ َو ُجنُ ْود ِٖه قَالُ ْوا َربَّنَا ٓ ا َ ْف ِر‬
َ ‫غ‬
َ‫علَى ْالقَ ْو ِم ْال َٰك ِف ِريْن‬ ُ ‫ا َ ْقدَا َمنَا َوا ْن‬
َ ‫ص ْرنَا‬
“Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya,
mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkan lah kesabaran kepada

34 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
kami, kukuhkan lah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi
orang-orang kafir."

Selain itu, umat Islam juga bisa membaca doa ketenangan hati
yang diriwayatkan oleh Muslim, dari 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash
berkata bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:

‫اح ٍد‬ ٍ ‫الرحْ َم ِن َكقَ ْل‬


ِ ‫ب َو‬ َ َ ‫صبَعَي ِْن ِم ْن أ‬
َّ ِ‫صابِع‬ ْ ِ‫وب بَنِي آدَ َم ُكلَّ َها بَيْنَ إ‬
َ ُ‫إِ َّن قُل‬
‫سلَّ َم اللَّ ُه َّم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ْث يَشَا ُء ث ُ َّم قَا َل َر‬
ُ ‫ص ِ ِّرفُهُ َحي‬َ ُ‫ي‬
َ‫عتِك‬ َ ‫علَى‬
َ ‫طا‬ َ ‫ف قُلُوبَنَا‬
ْ ‫ص ِ ِّر‬َ ‫ب‬ ِ ‫ف ْالقُلُو‬
َ ‫ص ِ ِّر‬
َ ‫ُم‬
“Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua
jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahhu
wa Ta'ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya.
Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa;
"Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa 'ala tho'atik"
(Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami
kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!)

Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan, mudah-


mudahan bermanfaat, terutama bagi diri kami dan jama’ah
sekalian. Semoga kita tetap didalam golongan hamba-hamba
Allah yg shaleh.

*Do’a dan Penutup

35 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
MUSIBAH COVID 19 SEBAGAI UJIAN
KEIMANAN UMMAT MUSLIM
Usth. Siti Suhaerah, S. Pd
(Guru ISMUBA SMA Muhammadiyah 3)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Puji syukur ke hadirat Allah SWT Yang Maha penyayang dan


pengasih yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk
kembali merasakan hari yang penuh bahagia yaitu Idul Fitri. Meski
pada tahun ini, ada yang berbeda. Kita merayakan Hari Raya Idul Fitri
di tengah musibah pandemi covid 19.

Selawat teriring salam semoga selalu tersanjungkan kepada al


Mushtafa nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan sahabat-
sahabatnya yang terpuji.

Iman dan taqwa adalah kunci mendapatkan ridho dan magfirah


Allah SWT, dengan iman dan taqwa niscaya hidup kita akan tenang,
tentram dan penuh berkah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam
QS. Al-A’raf ayat 96:

36 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
‫س َما ٓ ِء‬ ٖ ‫علَ ۡي ِهم بَ َر َٰ َك‬
َّ ‫ت ِ ِّمنَ ٱل‬ َ ‫ى َءا َمنُواْ َوٱتَّقَ ۡواْ لَفَت َۡحنَا‬ ٓ َٰ ‫َولَ ۡو أ َ َّن أ َ ۡه َل ۡٱلقُ َر‬
َ‫ض َو َٰلَ ِكن َكذَّبُواْ فَأَخ َۡذ َٰنَ ُهم ِب َما َكانُواْ يَ ۡك ِسبُون‬ ِ ‫َو ۡٱأل َ ۡر‬
“Jikalausekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al
A’raf :96)

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Banyak sekali dampak yang kita rasakan dari adanya wabah


covid 19, salah satunya, banyak pedagang yang tidak bisa berjualan
dan menghasilkan uang, karena sudah beberapa pekan tidak
berjualan. Ada pengusaha yang merugi karena omset perusahaannya
menurun, ada banyak karyawan di PHK perusahaannya karena
perusahaan tidak sanggup menggaji mereka. Ada banyak driver
online yang sepi orderan disebabkan orang-orang tidak keluar rumah
karena diterapkannya Pembatasan berskala besar atau PSBB. Tentu
banyak sekali kesulitan yang kita rasakan akibat covid ini, namun
Allah SWT. sudah memperingatkan kita bahwa setiap dari manusia
akan diuji dengan suatu musibah, sebagaimana Allah SWT. Beriman
dalam QS. Al-Baqarah ayat 155:

37 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
ٍ ْ ‫ج وع ِ َو ن َ ق‬
‫ص ِم َن‬ ُ ْ‫ف َو ال‬ ِ ‫ي ٍء ِم َن الْ َخ ْو‬ ْ َ‫َو ل َ ن َ بْ ل ُ َو ن َّ ك ُ ْم ب ِ ش‬
‫ت ۗ َو ب َ شِِّ ِر ال صَّ ا ب ِ ِر ي َن‬ِ ‫األ َنْ ف ُ ِس َو ال ث َّ َم َر ا‬
ْ ‫األ َ ْم َو ا ِل َو‬ ْ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan


sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar”.

Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Wabah ini juga bisa jadi sebagai ketetapan dan pilihan Allah
yang terbaik untuk kita. Di mana tidak menutup kemungkinan yang
dikira sesuatu yang tidak baik itu, justru sesuatu yang sangat baik
yang sedang Allah rencanakan dan tetapkan untuk kemaslahatan
hidup di dunia dalam menggapai kebahagiaan yang hakiki dan abadi
di Akhirat nanti (QS Al Baqarah 216)

‫شيْـًٔا‬ ۟ ‫س َٰ ٓى أَن ت ُ ِحب‬


َ ‫ُّوا‬ َ ‫شيْـًٔا َو ُه َو َخي ٌْر لَّ ُك ْم ۖ َو‬
َ ‫ع‬ َ ‫وا‬ ۟ ‫س َٰ ٓى أَن ت َ ْك َر ُه‬ َ ‫ع‬ َ ‫… َو‬
َ‫ٱّللُ َي ْعلَ ُم َوأَنت ُ ْم َال ت َ ْعلَ ُمون‬
َّ ‫َو ُه َو ش ٌَّر لَّ ُك ْم ۗ َو‬
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui”

Kehadiran wabah covid-19 sangat mungkin adalah ketetapan


dan pilihan terbaik bagi sebagian mukmin untuk meraih predikat
syahid. Sebagaimana yang dijanjikan Alah lewat sabda Rasul-Nya,

38 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
dalam hadist yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, di
mana suatu ketika beliau bertanya kepada Rasulullah SAW perihal
wabah pandemi, di mana Rasulullah SAW menyatakan wabah seperti
itu merupakan bagian dari azab yang ditimpakan Allah kepada orang-
orang yang Dia kehendaki. Namun, Allah menjadikan wabah juga
sebagai rahmat bagi orang-orang mukmin. Maka jika wabah pandemi
terjadi di suatu daerah, lalu seorang mukmin menahan diri untuk tetap
tinggal di daerah tempat tinggalnya dengan sabar, disertai keyakinan,
bahwasanya musibah tidak akan pernah menimpa dirinya, kecuali
jika Allah SWT menetapkannya, maka ia akan memperoleh pahala
seperti pahala orang yang mati syahid". (HR Bukhari)

Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Musibah wabah ini bisa jadi juga sebagai teguran dan


peringatan dari Allah SWT yang disebabkan kesalahan dan dosa yang
telah diperbuat. Kemungkinan pun wujud dari kasih sayang Allah
SWT kepada hamba-hamba yang dicintai-Nya, agar bersegera
bertaubat dan kembali ke shirotol mustaqiim sebelum tiba saat
sakratul, di mana pintu taubat sudah ditutup.

Untuk itu, maka mari kita bersama menyikapi kehadiran


wabah covid-19 sebagai ujian keimanan, mudah-mudahan kita lulus
bahkan berhasil meraih pahala syahid bagi yang wafat maupun yang
selamat. Lalu kita hadapi juga dengan bersabar, bertawakkal dan
bertaubat kepada Allah, di antaranya dengan masing-masing
memperbanyak beristighfar dan berupaya kembali ke jalan kehidupan

39 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
yang diridhoi Alloh SWT sesuai petunjuk Alquran dan as-sunnah
dalam seluruh aspek hidup dan kehidupan. Walllohu musta'aan.

*Do’a dan Penutup

40 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
TABAH MENGHADAPI MUSIBAH
Ust. Imron Roshidi, S.Ag.
(Guru ISMUBA SMP Muhammadiyah 8)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


kepada kita hidayah dan Kesehatan sehingga kita telah selesai
melaksanakan ibadah puasa, shalat Tarawih, menunaikan zakat dan
dirangkai dengan jamaah shalat Idulfitri bersama-sama sekeluarga
dimasa ini.

Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan


kita Nabi Muhaamad SAW dan keluarganya yang terpuji.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Dalam hidup dan kehidupan ini, Allah telah menetapkan takdir


dan ajal seluruh makhluk-Nya termasuk kita manusia, Dia mengatur
dan menentukan segala amal perbuatan serta tindak-tanduk kita. Lalu
Allah membagi-bagikan rezeki dan harta duniawi kepada kita. Allah
menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian, untuk
menentukan siapa di antara kita yang terbaik amalannya. Allah juga
menjadikan iman terhadap qadha dan takdir-Nya sebagai salah satu

41 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
rukun iman. Setiap sesuatu yang bergerak atau berdiam di langit dan
di bumi, pasti menuruti kehendak dan keinginan Allah.

Ketahuilah bahwa dunia ini sarat dengan kesulitan dan


kesusahan; diciptakan secara fitrah untuk dipenuhi dengan beban dan
ancaman, aral rintangan serta berbagai cobaan terutama penyakit
yang sangat ganas yaitu corola. Begitu juga tak ubahnya dingin dan
panas, yang memang harus dirasakan oleh para hamba-Nya. Allah
berfirman:

‫شيْئ منَ ْالخ َْوف َو ْال ُج ْوع َونَ ْقص منَ االَ ْم َول َو ْاالَ ْنفُس‬
َ ‫َولَنَ ْبلُ َون ُك ْم ب‬
َ‫ َوبَشر الصبريْن‬, ‫َوالث َمرت‬
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar.”
(Q.S. Al-Baqarah: 155)
Berbagai musibah itu adalah batu ujian, untuk menentukan
siapa di antara hamba-Nya yang benar dan yang tidak benar. Allah
SWT berfirman:

َ‫الناس ا َ ْن يُتْ َر ُك ْواا َ ْن َيقُ ْولُ ْواا َمنا َو ُه ْم الَيُ ْفتَنُ ْون‬
ُ َ ‫ا َ َح‬
‫سب‬
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji
lagi?” (Q.S. Al-Ankabut: 2)

42 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Setiap orang dalam menghadapi cobaan penyakit ini pasti akan


merasakan susah, mukmin maupun kafir. Hidup ini memang
dibangun di atas berbagai kesulitan dan marabahaya. Maka janganlah
membayangkan bahwa kita akan terbebas dari kesusahan dan cobaan.
Setiap orang pasti merasakannya, walau dengan ukuran yang berbeda,
sedikit atau banyak. Seorang mukmin diberi ujian sebagai tempaan
baginya, bukan siksaan. Terkadang cobaan itu ada dalam kesenangan,
terkadang juga ada dalam kesusahan. Allah berfirman:

َ‫سنت َوالسيات لَ َعل ُه ْم َي ْرجعُ ْون‬ ْ ‫َو َبلَ ْون ُه ْم‬


َ ‫بال َح‬
“Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan
(bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada
kebenaran…”
(Q.S. Al-A’raaf: 168)

Satu hal yang dibenci kadang mendatangkan kesenangan,


satu hal yang disukai kadang mendatangkan kesusahan. Oleh
karenanya, janganlah merasa aman dengan kesenangan, karena bisa
saja ia menimbulkan kemudaratan dan juga jangan merasa putus asa
karena kesulitan, karena bisa jadi akan mendatangkan kesenangan.
Firman Allah,

43 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
‫شيْأ َو ُه َو‬ ْ ُ ‫سى ا َ ْن ت‬
َ ‫حبوا‬ َ ‫ َو‬, ‫شيْأ َو ُه َو َخي ٌْرلَ ُك ْم‬
َ ‫ع‬ َ ‫عسى ا َ ْن ت َ ْك َر ُه ْوا‬ َ ‫َو‬
َ‫ َوهللاُ يَ ْعلَ ُم َوا َ ْنت ُ ْم الَت َ ْع َل ُم ْون‬, ‫شَرلَ ُك ْم‬
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia
amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Segala cobaan itu ada batasnya di sisi Allah. Janganlah


sampai kita mengucapkan kata-kata makian, karena satu kata yang
mengalir dari lidah, dapat membinasakan seseorang. Seorang
mukmin yang kuat akan tegar menghadapi beban berat. Hatinya tidak
akan berubah dan lisannya tidak akan mengutuk. Orang-orang yang
tabah, akan mendapatkan pahala terbaik. Firman Allah:

َ‫سن َماكانُ ْوا يَ ْع َملُ ْون‬ َ َ‫َولَنَجْ زيَن الديْن‬


َ ْ‫صبَ ُر ْوااَجْ َر ُه ْم باَح‬

“Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-


orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nahl: 96)

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

44 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Allah tidak pernah menahan sesuatu untuk kita, melainkan
karena Allah akan memberi sesuatu yang lain. Allah hanya menguji,
untuk memberikan keselamatan kepada kita. Allah hanya memberi
cobaan, untuk membersihkan diri kita. Selama masih ada umur,
rezeki pasti akan datang.
Seorang ulama mengungkapkan: “Orang yang diciptakan
untuk masuk Surga, pasti akan merasakan banyak kesulitan. Musibah
yang sesungguhnya adalah yang menimpa agama seseorang.
Sementara musibah-musibah selain itu merupakan jalan keselamatan
baginya. Ada yang berfungsi meningkatkan pahala, ada yang menjadi
pengampun dosa.
Marilah kita tutup khutbah Idul Fitri ini dengan berdoa mudah-
mudahan Allah SWT mengangkat penyakit corona ini dan
menjadikan negara kita ini negara yang bebas dari penyakit untuk
tahun yang akan datang. Amin.

*Do’a dan Penutup

45 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
ISTIQOMAH SELEPAS RAMADHAN
Ust. Muhammad Hafizh Kamil, S. Pd
(Guru ISMUBA SMP Muhammadiyah 8 Jakarta)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Puja dan puji serta syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat


Allah Swt yang telah memberikan kesempatan, kesehatan dan
kesabaran hingga kita dapat menjalankan Ibadah puasa satu bulan
lamanya dimasa pandemic Covid-19.

Selawat teriring salam semoga selalu tersanjungkan kepada al


Mushtafa nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan sahabat-
sahabatnya yang terpuji.

Hari ini kita berada dalam hari besar, hari perayaan, hari di
mana kita kembali berbuka puasa, yaitu hari Idul Fitri. Suatu nikmat
yang besar, kita dapat menjalankan ibadah shiyam, ibadah puasa
sebulan penuh. Kali ini kita berada pada awal Syawal 1441 H.

Ingatlah …

Sebagaimana para ulama di masa silam seringkali berkata:

“Hari ini suatu kaum telah kembali dalam keadaan


sebagaimana ibu mereka melahirkan mereka.”

46 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Seorang mukmin sudah sepatutnya terus meminta pada Allah
keistiqamahan. Itulah yang kita pinta dalam shalat minimal 17 kali
dalam sehari lewat doa,

َ ‫ْال ُم ْست َ ِق‬


(6)‫يم‬ َ ‫ص َرا‬
‫ط‬ ِّ ِ ‫ا ْه ِدنَا ال‬
“Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus.” (QS. Al-
Fatihah: 6)

Ini pertanda kita butuh untuk terus istiqamah. Artinya, terus


berada dalam jalur yang benar, tetap dalam ibadah pada Allah walau
sudah mengakhiri Ramadhan. Apa keistimewaannya?

Disebutkan dalam kitab Hilyah Al-Auliya’ beberapa


perkataan ulama berikut.

Ibnul Mubarak menceritakan dari Bakkar bin ‘Abdillah, ia


berkata bahwa ia mendengar Wahb bin Munabbih berkata, ada
seorang ahli lewat di hadapan ahli ibadah yang lain. Ia pun berkata,
“Apa yang terjadi padamu?” Dijawablah, “Aku begitu takjub pada si
fulan, ia sungguh-sungguh rajin ibadah sampai-sampai ia
meninggalkan dunianya.” Wahb bin Munabbih segera berkata,
“Tidak perlu takjub pada orang yang meninggalkan dunia seperti itu.
Sungguh aku lebih takjub pada orang yang bisa istiqamah.”

(Hilyah Al-Auliya’, 4: 51)

47 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Lalu bagaimana biar bisa terus istiqamah? Ada beberapa kiat


yang secara singkat kami terangkan berikut ini.

Pertama: Selalu berdoa pada Allah karena istiqamah itu


hidayah dari-Nya. Kita butuh doa agar bisa istiqamah karena hati kita
bisa saja berbolak-balik. Oleh karenanya, do’a yang paling sering
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan adalah,

َ ‫ت قَ ْلبِّى‬
َ‫علَى دِّينِّك‬ ِّ ‫ب ْالقُلُو‬
ْ ‫ب ث َ ِّب‬ َ ‫َيا ُمقَ ِّل‬
“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat
yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas
agama-Mu).”

Adapun doa yang diajarkan dalam Al-Qur’an,

َ‫غ قُلُوبَنَا َب ْعدَ ِإ ْذ َهدَ ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَدُ ْنكَ َرحْ َمةً ِإنَّكَ أ َ ْنت‬
ْ ‫َربَّنَا َال ت ُ ِز‬
ُ ‫ْال َو َّه‬
‫اب‬
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong
kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena
sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”

(QS. Ali Imron: 8)

48 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Kedua: Berusaha menjaga keikhlasan dalam ibadah. Amalan


yang dilakukan ikhlas karena Allah itulah yang diperintahkan
sebagaimana disebutkan dalam ayat,

َّ ‫صينَ لَهُ ال ِدِّينَ ُحنَفَا َء َويُ ِقي ُموا ال‬


َ ‫صالة‬ ِ ‫َّللاَ ُم ْخ ِل‬ َّ ‫َو َما أ ُ ِم ُروا إِال ِليَ ْعبُدُوا‬
‫ِين ْالقَيِِّ َم ِة‬
ُ ‫الز َكاة َ َوذَلِكَ د‬َّ ‫َويُؤْ تُوا‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan
salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda,

ً‫ع َمال‬ َ ‫ش ِْر ِك َم ْن‬


َ ‫ع ِم َل‬ ِّ ‫ع ِن ال‬ ِ ‫ش َر َك‬
َ ‫اء‬ ُّ ‫اركَ َوتَعَالَى أَنَا أ َ ْغنَى ال‬ َّ ‫قَا َل‬
َ َ‫َّللاُ تَب‬
َ ‫أ َ ْش َركَ فِي ِه َم ِعى‬
ُ‫غي ِْرى ت ََر ْكتُهُ َو ِش ْر َكه‬
“Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: Aku sama sekali tidak
butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang
menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan
meninggalkannya (maksudnya: tidak menerima amalannya, pen) dan
perbuatan syiriknya.” (HR. Muslim, no. 2985)

49 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Ketiga: Rutin beramal walau sedikit. Amal yang dilakukan


ajek (kontinu) walaupun sedikit itu lebih dicintai Allah dibandingkan
amalan yang langsung banyak namun tak ajek. Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam bersabda,

‫َّللاِ تَعَالَى أَد َْو ُم َها َو ِإ ْن قَ َّل‬


َّ ‫أ َ َحبُّ األ َ ْع َما ِل ِإلَى‬
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah
amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Bukhari, no. 6465;
Muslim, no. 783).

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Keempat: Rajin koreksi diri (muhasabah). Ibnu Katsir


rahimahullah berkata, “Hisablah (koreksilah) diri kalian sebelum
kalian itu dihisab. Siapkanlah amalan shalih kalian sebelum berjumpa
dengan hari kiamat di mana harus berhadapan dengan Allah.” (Tafsir
Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 235)

Kelima: Memilih teman yang shalih. Teman bergaul amat


penting, itulah yang memudahkan kita untuk istiqamah. Diriwayatkan
dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

50 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
‫ير‬ ِ ‫ب ْال ِمس‬
ِ ‫ْك َو ِك‬ ِ ‫اح‬ ِ ‫ص‬ َ ‫س ْو ِء َك َمث َ ِل‬ ِ ‫صا ِلحِ َو ْال َج ِل‬
َّ ‫يس ال‬ ِ ‫َمث َ ُل ْال َج ِل‬
َّ ‫يس ال‬
ِ ‫ب ْال ِمس‬
,ُ‫ْك إِ َّما ت َ ْشت َِري ِه أ َ ْو ت َِجدُ ِري َحه‬ ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ الَ يَ ْعدَ ُمكَ ِم ْن‬، ‫ْال َحدَّا ِد‬
ً‫ير ْال َحدَّا ِد يُحْ ِر ُق بَدَنَكَ أ َ ْو ث َ ْوبَكَ أ َ ْو ت َِجدُ ِم ْنهُ ِري ًحا َخبِيثَة‬
ُ ‫َو ِك‬
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan
orang yang jelek bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi
dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu;
engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau
mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau
tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal
engkau mendapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 2101)

Akhirnya marilah kita memohon kepada Allah Ta’ala agar


senantiasa diberikan petunjuk dan taufik untuk tetap beramal shalih
selepas Ramadhan ini.

Moga amalan kita di bulan Ramadhan yaitu amalan shalat


malam, membaca Al-Qur’an, bersedekah dan lainnya diterima oleh
Allah. Moga kita diberi keistiqamahan serta diberi keistimewaan
untuk bertemu dengan bulan Ramadhan berikutnya.

Mari kita tutup khutbah Idul Fitri dengan doa, moga Allah
perkenankan setiap doa kita di hari penuh kebaikan ini.

*Do’a dan Penutup

51 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
PEMBENTUKAN JATI DIRI PASCA
RAMADHAN
Usth. Puji Rahayu, S. Pd
(Guru ISMUBA SMA Muhammadiyah 3)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Dengan bersyukur ke hadirat Allah SWT atas karunia dan


rahmat-Nya pagi hari yang berbahagia ini kita menyambut
kedatangan hari yang agung, hari raya fitri, hari raya kemuliaan dan
kesucian.

Selawat teriring salam semoga selalu tersanjungkan kepada al


Mushtafa nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan sahabat-
sahabatnya yang terpuji.

Pagi ini, kita merayakan Idul Fitri, hari raya kesucian yang
dinantikan kehadirannya oleh setiap insan yang beriman, dengan
demikian kita kembali kepada fitrah, yaitu kemurnian dan kesucian.

. Ibadah shiyam dapat membentu jati diri Muslim yang pari


purna dengan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.
Iman dan takwa itu dibuktikan dengan senantiasa berpegang teguh
kepa petunjuk-Nya, melaksanakan segala perintah dan meninggalkan
segala larangan-Nya. Dengan mempertahankan kelestarian iman dan

52 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
taqwa, kita meniti jalan yang lurus untuk mencapai keridhaan Allah
SWT, keridhaan yang senantiasa didambakan oleh setiap manusia
yang beriman. Menuju keridhaan yang agung dan luhur itu harus
ditempuh dengan melaksankan ibadah dan amal shaleh secara ikhlas
dan jujur, sesuai dengan ikrar kita yang selalu kita ucapkan dalam
do’a iftitah yang dibaca pada saat awal melaksanakan shalat.
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu baginya dan demikian
itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama kali menyerahkan diri (kepada Allah) (QS. al-An’am : 162-
163).

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Puasa Ramadhan yang baru saja kita jalani membentuk setiap


diri umat Islam agar memiliki kemampuan untuk mengendalikan
hawa nafsu dan dapat meningkatkan potensi kesucian rohaninya.

Pembentukan jati diri dalam ibadah shiyam merupakan


aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan seorang mukmin,
karena dengan jati diri itulah kita akan bersikap istiqomah dalam
menjalani ajaran agama.

53 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Ada tiga macam nafsu yang sering menjerumuskan seseorang


ke lembah kehinaan yaitu nafsu dari dorongan perut, libido seksual,
dan hawa nafsu yang menyesatkan. Nabi SAW sangat
mengkhawatirkan umatnya terjerembab dalam tiga macam nafsu
yang menghancurkan itu, sehingga beliau bersabda:

ِ ‫طو ِن ُك ْم َوفُ ُر‬


‫وج ُك ْم‬ ِّ َ‫ت ْالغ‬
ُ ُ‫ي ِ فِي ب‬ َ ‫إِ َّن ِم َّما أ َ ْخشَى‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم‬
ِ ‫ش َه َوا‬
‫ت ْال َه َوى‬
ِ ‫ض َّال‬
ِ ‫َو ُم‬
“Sesungguhnya aku mengkhawatiri kamu sekalian
terjerembab dalam keinginan hawa nafsu dari dorongan perutmu,
dorongan seksualmu dan hawa nafsu yang menyesatkan. (HR.
Ahmad. No Hadis:18951)

Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Kembali kepada fitrah yang suci dan bersih itulah yang


sesungguhnya kita jalani sekarang ini. Hari yang amat berbahagia ini
dinamakan ‘Idul Fitri’, yaitu kesucian dan keutuhan yang telah kita
peroleh kembali setelah kita melakukan puasa Ramadhan sebulan
penuh. Karena itu hari ini adalah hari kemenangan dan kejayaan bagi
kita semua, karena kita telah berusaha meningkatkan iman dan taqwa
kita kepada Allah SWT, ucapan yang paling tepat kita ikrarkan pada
hari ini adalah suatu do’a:

54 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
َ‫اللِّ ُه َّم اجْ عَ ْلنَا ِمنَ ْالعَآئِ ِديْنَ َو ْالفَآئِ ِزيْنَ َو ْال َم ْقب ُْو ِليْن‬
“Wahai Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang
kembali kepada fitrah yang memperoleh sukses dan kemenangan
serta diterima amal ibadahnya oleh Allah Swt”.

Semoga kita semua senantiasa dapat mengikuti petunjuk Allah


dan senantiasa memperoleh rahmat-Nya. Amiin. Marilah kita akhiri
khutbah kita dengan berdoa.

*Do’a dan Penutup

55 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
UKHUWAH ISLAMIYAH
Usth. Nur Kholifah, S. Pd. I
(Guru ISMUBA SMA Muhamamdiyah 3)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Segala puji bagi Allah Swt Tuhan semesta alam yang telah
memberikan hidayah serta inayahnya. Sehingga kita dapat
dipertertemukan kembali dengan Ramadhan tahun ini, ditengah suatu
pandemi namun tidak mengurangi keistiqomaham ibadah kita demi
mendapat ridho Allah Swt.

Sholawat serta salam marilah kita curahkan kepada nabi besar


Muhammad Saw.

Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Ramadhan kali ini adalah Ramadhan yang sangat istimewa,


berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ramadhan kali ini ditengah
sebuah pandemi, sebagian orang menganggap ini adalah bencana atau
musibah, sebagian lagi menganggap ini sebuah teguran atau ujian,
namun ada sebagian lain yang menganggap ini adalah kenikmatan.

ٍ ‫ف َو ْٱل ُجوعِ َونَ ْق‬


‫ص ِ ِّمنَ ْٱأل َ ْم َٰ َو ِل َو ْٱألَنفُ ِس‬ ِ ‫َىءٍ ِ ِّمنَ ْٱلخ َْو‬ ْ ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُكم بِش‬
َ ‫صبِ ِرين‬ َّ َٰ ‫ش ِِر ٱل‬ ِ ‫َوٱلث َّ َم َٰ َر‬
ِّ َ‫ت ۗ َوب‬

56 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Dalam firman Allah Swt QS Al Baqarah ayat 155, bahwa


musibah dalam bentuk apa pun pasti akan dialami manusia, yang jika
menimpa orang-orang kafir, maka mutlak sebagai azab Sebaliknya,
jika menimpa orang-orang mukmin, pasti bagian dari bentuk kasih
sayang Allah SWT. Maka ditengah pandemi ini jangan kamu berkecil
hati, karena Allah Swt sedang memberi bentuk kasih sayangNya,
dengan kita harus bisa memperkuat Ukhuwah Islamiyah.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Ukhuwah Islamiyah adalah sebuah istilah yang menunjukkan


persaudaraan antara sesama muslim/mukmin. Agar ukhuwah
islamiyah dapat tegak dengan kokoh diperlukan setidaknya empat
tiang penyangga yaitu: ta’aruf, tafahum, ta’aruf, dan takaful.

1. Ta’aruf

Saling kenal mengenal, tidak hanya perkenalan fisik dan


identitas saja namun lebih dari itu. Mengenal lebih jauh lagi satu
sama lain untuk mendapatkan suatu kenyamanan diantaranya.

57 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
2. Tafahum

Saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan


dan kelemahan masing-masing, sehingga segala macam
kesalahpahaman dapat dihindari.

3. Ta’awun

Saling tolong-menolong. Yang kuat menolong yang


lemah, yang mempunyai kelebihan menolong yang kekurangan.

4. Takaful

Saling memberi jaminan, sehingga menimbulkan rasa


aman, tidak ada rasa kekhawatiran dan kecemasan menghadapi
hidup ini karena ada jaminan dari sesama saudara untuk
memberikan pertolongan.

Dengan keempat tiang persaudaraan di atas, umat Islam akan


saling mencintai, bahu-membahu, tolong-menolong dalam menjalani
dan menghadapi tantangan kehidupan. Bahkan mereka sudah menjadi
seperti satu batang tubuh yang masing-masing bagian tubuh ikut
merasakan penderitaan bagian tubuh lainnya.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

58 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Demikianlah khutbah idul fitri pagi hari ini. Semoga keadaan
pandemi saat ini bisa membawa hikmah, memperkuat ukhuwah
islamiya setiap mukmin.

Marilah saudara muslim wal muslimat kita panjatkan doa


dipagi ini untuk mengakhiri Ramadhan penuh berkah dan mengawali
bulan syawal dengan keistiqomahan ibadah yang telah kita bangun
selama Ramadhan kemarin.

*Do’a dan Penutup

59 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
KETAQWAAN
Ust. Reno Omara, S.Pd.I
(Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Ramadhan tahun ini mugkin adalah Ramadhan yang akan kita


ingat sepanjang waktu, dikarenakan pandemic COVID 19 yang
belum juga berlalu. Tidak seperti ramadan tahun lalu, ada yang
bekerja dirumah ditemani anak dan cucu, ada juga anak dan orantua
yang saling menahan rindu dikarenakan terhalang PSBB hingga
keduanya dilarang bertemu. Ya Allah ya tuhan kami dihari yang fitri
ini kami bersimpu, karna hanya padamu kami mengadu, agar
pandemic COVID 19 ini berlalu dan kita dapat menjalani keseharian
seperti dahulu. Aamiin Ya Robbalalamin.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Seperti yang telah kita ketahui hakikat puasa adalah


peningkatan ketaqwaan untuk muslimin dan muslimat. Dalam surah
Al Baqorah Allah berfirman:

60 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
‫علَى ٱلَّذِينَ ِمن قَ ْب ِل ُك ْم‬ ِّ ِ ‫علَ ْي ُك ُم ٱل‬
َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬
َ ‫ب‬ ۟ ُ‫َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬
َ ِ‫وا ُكت‬
َ ‫ب‬
َ‫لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertakwa.”

Dengan berpuasa secara tidak lansung kita telah menjalani


tahap ketaqwaan hingga kita dapat dikatakan bertaqwa kepada Allah
SWT

Pertama: Syahadah (Kesaksian)

Disaat berpuasa segala ibadah akan dilipat gandakan


pahalanya oleh Allah SWT, terlebih lagi ibadah sholat, sholat sunnah
mendapat pahala wajib dan sholat wajib dilipatgandakan pahalanya.
Dalam sholat wajib yang kita lakukan lima waktu sehari semalam
jelas pada bacaan yang berulang kali kita baca adalah kesaksian kita
bahwasanya tiada tuhan Allah SWT dan Nabi Muhammad Saw
Utusan Allah SWT. Jauh sebelum kita dilahirkan manusia juga telah
bersaksi seperti firman Allah dalam surat Al A’rof ayat 172

َ ‫ور ِه ْم ذُ ِ ِّريَّت َ ُه ْم َوأ َ ْش َهدَ ُه ْم‬


‫علَ َٰ ٓى‬ ِ ‫ظ ُه‬ ُ ‫َو ِإ ْذ أ َ َخذَ َربُّكَ ِم ۢن بَنِ ٓى َءادَ َم ِمن‬
۟ ُ‫ش ِه ْدنَا ٓ ۛ أَن تَقُول‬
‫وا يَ ْو َم ْٱل ِق َٰيَ َم ِة ِإنَّا ُكنَّا‬ ۟ ُ‫أَنفُ ِس ِه ْم أَلَ ْستُ ِب َر ِبِّ ُك ْم ۖ قَال‬
َ ۛ ‫وا بَلَ َٰى‬
َ َٰ ‫ع ْن َٰ َهذَا‬
َ‫غ ِفلِين‬ َ
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian

61 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat
kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Kedua: Muraqabah (Kedekatan)

Nabi ketika ditanya mengenai “Ihsan”: “Bahawasanya engkau


menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, maka jika
engkau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Ia melihat engkau.”
(Hadis riwayat Muslim)

Pengertian muraqabah sebagaimana yang dinyatakan oleh Al-


Quran dan Al-Hadis ialah menghadirkan (merasakan) kebesaran
Allah di setiap waktu dan keadaan seterusnya mendampingi kepada-
Nya diketika tersembunyi ataupun secara terang-terangan.
Muraqabah: yaitu seorang mukmin mengamati dirinya sebelum
beliau memulakan pekerjaan dan di pertengahan amalnya. Apakah
gerakannya dalam mengerjakan amal ketaatan itu semata-mata untuk
kepentingan dirinya atau mencari puji-pujian dan dilihat orang, atau
geraknya untuk beramal itu semata-mata untuk mencari keridhoan
Allah dan kurnia balasan-Nya.

Sekiranya amalan yang hendak dilakukannya itu adalah


semata-mata kerana Allah, ia akan terus melakukannya. Tetapi

62 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
sekiranya amalan tersebut adalah semata-mata untuk kepentingan
hawa nafsunya, ia tidak akan melakukannya. Seterusnya beliau
memperteguhkan niat dan keazaman

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Ketiga: Muhasabah (Evaluasi diri )

Muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisab, yang


artinya secara etimologis adalah melakukan perhitungan. Muhasabah
merupakan sebuah upaya evaluasi diri (introspeksi) terhadap
kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya. Baik hal tersebut
bersifat vertikal, hubungan manusia dengan Allah. Maupun
horizontal, yaitu hubungan manusia dengan manusia lainnya dalam
kehidupan sosial.

Para ulama juga memberikan perhatian serius tentang muha-


sabah. Menurut Imam Al-Ghazali, bahwa Allah Swt., selalu memer-
hatikan setiap hamba-Nya dan kelak akan mengadili, menimbang dan
menghisab setiap amal termasuk kedipan mata dan getaran hati.
Manusia tidak akan selamat dari pertanggungjawaban kecuali dengan
bermuhasabah. Jika di dunia ini selalu bermuhasabah maka di akhirat
akan ringan dalam menghadapi pertanggungjawaban.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Alquran berbunyi,

۟ ُ‫ت ِلغَ ٍد ۖ َوٱتَّق‬


َّ ‫وا‬
ۚ َ‫ٱّلل‬ ُ ‫ٱّللَ َو ْلت َن‬
ٌ ‫ظ ْر نَ ْف‬
ْ ‫س َّما قَدَّ َم‬ ۟ ُ‫وا ٱتَّق‬
َّ ‫وا‬ ۟ ُ‫يَا َيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬

ٌ ۢ ِ‫ٱّللَ َخب‬
َ‫ير ِب َما ت َ ْع َملُون‬ َّ ‫ِإ َّن‬

63 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan" (QS.Al-Hasyr):18).

Penjelasan di atas juga diperkuat dalam sebuah hadis yang


berasal dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah Saw., bahwa beliau
berkata, "Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi)
dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian.
Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa
nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT". (HR. Imam
Turmudzi).

Muhasabah akan mewariskan nilai tambah dalam berpikir


(basirah), kecerdikan, dan mendidik untuk mengambil keputusan
yang lebih cepat dan tepat. Selain itu, muhasabah mampu memper-
luas pengetahuan dan itu semua didasarkan pada kemampuan hati
untuk mengontrol setiap keputusan ataupun kebijakan yang diambil.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Keempat: Mujahadah (Kesungguhan)

Tidakkah kita mengambil contoh dari uswah hasanah kita dan


para sehabatnya dengan kesungguhan beliulah dalam beribadah dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT, keridhoan serta keberkahan

64 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
selalu ada pada diri Rasulullah dan padra sahabatnya. Seperti
ditunjukkan oleh junjungan baginda s.a.w.,

Sebagaimana yang diriwayatkan daripada ‘Aisyah bahawa


Baginda Ar-Rasul berdiri di waktu malam (ber ibadat) sehinggakan
bengkak-bengkak kaki baginda, lalu ‘Aisyah bertanya: “Untuk
apakah ini semua sedangkan engkau sesungguhnya telah di
ampunkan Allah terhadap apa yang telah dan akan engkau lakukan.
Lalu baginda menjawab; “Bukankah aku merupakan seorang hamba
yang bersyukur.”

Dan Ibn Umar r.a., bahawa beliau telah lalai darisembahyang


berjamaah. Oleh itu sebagai deraan ke atas kealpaannya beliau
sembahyang keseluruhan malam tersebut. Adalah “Amir bin Abd
Qais” sembahyang seribu rakaat setiap hari. Begitu juga “Al-Aswad
bin Yazid, “berpuasa sehingga pucat mukanya keletihan”. Ketika Haj
“Masruq” tidak tidur melainkan bersujud.”

Adalah “Karazun bin Wabarah”, mengkhatamkan Al-Quran tiga kali


sehari. Dan masih banyak lagi kesunguhan kesungguhan yang
dilakukan orang orang sholeh lainnya hanya untuk mendapatkan
keridhoan dan kasih sayang Allah SWT.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Dengan puasa yang telah kita lakukan senantiasa kita telah


menjalani Langkah Langkah ketaqwaan kepada Allah SWT, dan bisa

65 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
selalu istiqomah dalam beribadah di sebelas bulan yang akan datang.
Aamin Ya Robbalalamin.

Akhirnya, marilah kita akhiri ibadah shalat Id kita pada hari


ini dengan sama-sama berdoa.

*Do’a dan Penutup

66 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
PESAN AL-QUR’AN PADA PENGUASA
Ust. Qasthoni Rais, S.Pd
(Guru ISMUBA SMP Muhammadiyah 9)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Mengawali khutbah ini, terlebih dahulu marilah kita memuji


kebesaran Ilahi dengan mengucapkan, “Alhamdulillahi Rabbil
‘Alamin”. Segala ungkapan puji dan syukur kita tujukan hanya
kepada Allah, Pengatur dan Penguasa alam semesta. Atas berkat
rahmat Allah-lah, sehingga pada hari ini kita dapat menjalankan
perintah agama, yaitu melaksanakan shalat Idul Fitri berjamaah di
tempat ini.

Kemudian, kita sampaikan shalawat dan salam kepada


pemimpin para Rasul dan penutup para Nabi, Muhammad shallalhu
‘alaihi wasallam yang telah diutus Allah subhanahu wa
ta’ala sebagai uswah hasanah, tauladan hidup terbaik, bagi manusia.
Shalawat dan salam juga kita sampaikan pada keluarga beliau, para
shahabat, tabi’in dan tabi’ut-tabi’in serta seluruh kaum Muslimin
yang istiqamah berpegang teguh pada ajaran Islam hingga hari
kiamat.

67 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Sebagai Muslim, kita ridha Islam sebagai agama dan Nabi
Muhammad sebagai utusan Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga kita
semua yang telah menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan
melaksanakan shalat Idul Fitri pada hari ini, mendapatkan ampunan
Allah dan terbebas dari dosa. Kita mohon kepada Allah subhanahu
wa ta’ala agar berkenan menjadikan ibadah Ramadhan kita sebagai
saksi yang meringankan kelak di yaumul akhir

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Di mana pun di dunia ini, rakyat tentu mendambakan seorang


Pemimpin, apakah ia Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota, Camat,
Kepala Desa, lurah dan lain sebagainya, yang dalam jiwanya
mengalir nilai-nilai kemanusian, kebenaran dan keadilan.

Pemimpin merupakan penentu hidup dan pola perilaku


masyarakat yang dipimpinnya. Di tangan pemimpinlah warna
kehidupan bangsa/Negara sangat tergantung. Jika seorang pemimpin
adil, keadilan akan dengan sangat mudah merayap dalam tatanan
kehidupan masyarakat. Begitupun sebaliknya, bila pemimpinnya
zalim, maka kehidupan rakyat tertindas dan sengsara.

Dalam mahakaryanya, Ihya Ulumuddin, hujjatul Islam Imam


al-Ghazali mengingatkan. “Sesungguhnya, kerusakan rakyat
disebabkan oleh kerusakan para penguasanya. Dan kerusakan
penguasa disebabkan oleh kerusakan ulama. Dan kerusakan ulama
disebabkan oleh cinta harta dan kedudukan. Dan barang siapa

68 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
dikuasai oleh ambisi duniawi, ia tidak akan mampu mengurus rakyat
kecil, apalagi penguasanya. Allah-lah tempat meminta segala
persoalan.”

Dalam kaitan ini, Allah mengamanahkan pada para penguasa


negara dengan firman-Nya:

‫الز َكاة َ َوأ َ َم ُروا‬


َّ ‫ص َالة َ َوآت َُوا‬َّ ‫ض أ َ َقا ُموا ال‬ ِ ‫الَّذِينَ ِإن َّم َّكنَّا ُه ْم ِفي ْاأل َ ْر‬
ِ ‫عا ِق َبةُ ْاأل ُ ُم‬
‫ور‬ َ ِ‫ع ِن ْال ُمن َك ِر ۗ َو ِ َّّلل‬
َ ‫وف َونَ َه ْوا‬ ِ ‫ِب ْال َم ْع ُر‬
“Orang-orang mukmin adalah orang-orang yang ketika Kami
beri kekuasaan di muka bumi, mereka melaksanakan shalat,
membayar zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah
kemungkaran. Di akhirat kelak, hanya Allah-lah pemberi balasan
atas semua amal manusia.” (Q.s. Al-Hajj: 41)

Inilah pesan Al-Qur’an kepada para penguasa. Ayat ini secara


spesifik mengingatkan kepada penguasa muslim, yang mendapat
amanah kekuasaan mengelola pemerintahan negara, agar mereka
melaksanakan shalat, menunaikan zakat, serta menyuruh anggota
masyarakatnya agar berbuat yang ma’ruf serta mencegah dari yang
munkar. Penguasa berkewajiban memfasilitasi rakyatnya untuk
melakukan kebaikan dan menjauhi segala bentuk kemungkaran.

Al-Qur’an telah menjadikan amar ma’ruf nahi munkar, yaitu


menyuruh manusia berbuat baik, mencegah perbuatan jahat, sebagai
identitas generasi terbaik di dunia. Oleh karena itu, para penguasa

69 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
pusat maupun daerah, harus menjadikan perintah ini sebagai program
utama pemerintahannya.

Islam tidak menghendaki manusia berkubang dalam dosa,


sehingga masyarakat harus diselamatkan dari kemungkaran dan
kemaksiatan. Allah berfirman:

َّ ‫صةً ۖ َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن‬


َ‫َّللا‬ َ َ‫صيبَ َّن الَّذِين‬
َّ ‫ظلَ ُموا ِمن ُك ْم خَا‬ ِ ُ ‫َواتَّقُوا ِفتْنَةً َّال ت‬
ِ ‫شدِيدُ ْال ِعقَا‬
‫ب‬ َ
“Wahai kaum mukmin, janganlah kalian membiarkan adanya
kemungkaran di sekitar kalian. Sebab jika adzab Allah turun, tidak
hanya menimpa orang-orang yang berbuat kemungkaran saja,
bahkan juga menimpa orang-orang shalih yang berada di tengah
mereka. Ketahuilah bahwa adzab Allah itu sangat keras”. (Q.s. Al-
Anfal: 25)

Selanjutnya, Imam al-Ghazali menekankan, bahwa aktivitas


amar ma’ruf dan nahi munkar adalah kutub terbesar dalam urusan
agama. Ia adalah sesuatu yang penting, dan karena misi itulah, maka
Allah mengutus para nabi. Jika aktivitas amar ma’ruf nahi munkar
hilang, maka syiar kenabian hilang, agama menjadi rusak, kesesatan
meluas, kebodohan akan merajalela, satu negeri akan binasa.

Jujur diakui, di zaman ini kema’rufan telah digerus oleh


derasnya arus kemunkaran. Begitu mudahnya kemunkaran masuk ke
dalam rumah-rumah kaum muslimin, melalui media cetak dan
elektronik, yang setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat.

70 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Nampaknya, sebagian besar dari poin-poin yang diperingat-
kan Rasulullah shallalhu ‘alaihi wasallam kini sudah terjadi. Seorang
istri atau suami selingkuh sudah sering kita dengar. Begitupun,
terjadinya pelacuran, seks bebas dikalangan remaja, LGBT, miras,
narkoba, pencuri, perampok, pembunuhan, judi, korupsi, dekadensi
moral, sudah jadi budaya. Sementara pemuda fasiq yang
menyebarkan paham sesat atheisme, liberalisme, zionisme, salibisme,
sehingga yang ma’ruf menjadi munkar, dan yang munkar menjadi
ma’ruf, sudah tersebar di negeri kita.

Sebaliknya yang terjadi, dakwah kepada Islam dan syari’atnya


dianggap radikal atau garis keras. Dan para da’i pun dituduh sebagai
fundamentalis, ekstrimis, fanatik, yang posisinya selalu tertuduh.
Bahkan ada upaya pihak tertentu membenturkan ulama dengan
penguasa; dengan membentuk tim asistensi hukum, yang tugasnya
memantau, mengawasi manakah ucapan, aksi dan perbuatan
masyarakat yang dapat dkategorikan melanggar hukum untuk
ditindak hingga dipenjara.

Lebih buruk dari semua ini manakala hati masyarakat telah


mati atau sakit, setelah lamanya bergaul dengan kemungkaran dan
mendiamkannya, sehingga kehilangan rasa religiusitasnya.

Oleh karena itu, barang siapa yang diberikan kekuasaan oleh


Allah, lalu ia menjalankan perintah Allah, maka ia akan memperoleh
akibat yang baik. Sebaliknya, barang siapa yang diberikan kekuasaan
oleh Allah, namun ia mengedepankan hawa nafsunya, maka

71 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
meskipun ia memperoleh kekuasaan dalam waktu tertentu, namun
akibatnya tidak baik dan kepemimpinannya tercela.

Ulama dan Umara menjadi barometer yang menentukan lemah


atau kuatnya sebuah negara. Apabila masyarakat dan negara dipimpin
oleh penguasa yang zalim, sedangkan ulamanya menjadi corong
penguasa, sementara Syariat Islam dicampakkan dan dimusuhi, maka
kehancuran negara dan masyarakat sudah berada di depan mata.
Sebaliknya, apabila penguasanya adil, para ulamanya bersikap tegas,
berani dan ikhlas, menjaga pelaksanaan Syariat Islam, maka itulah
sebaik-baiknya masyarakat dan negara yang kita dambakan bersama.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Maka di akhir khutbah ini saya ingin mengajak hadirin


sekalian marilah kita tetap teguh dalam keislaman kita. Janganlah
terbawa arus kehidupan dan terombang ambing oleh keadaan
sekeliling kita. Marilah kita rajut lagi benang yang pernah kusut,
marilah tegakkan lagi persatuan dan kesatuan sebagai bangsa
Indonesia. Kembalilah kepada tugas kita masing masing dengan
penuh kesungguhan dan kejujuran. Biarlah Allah yang akan
menghukumi siapa yang bersalah. “fa’fuu wash fahu hatta ya’tia
Allah bi amrihi. InnAllaha ‘ala kulli syai’in qodiro” Maka
maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan
perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 109)

72 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Marilah kita berdo’a dengan meluruskan niat, membersih-kan
hati dan menjernihkan pikiran, semoga Allah berkenan menerima
ibadah puasa Ramadhan kita dan mengampuni dosa-dosa kita.

*Do’a dan Penutup

73 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
CIRI-CIRI ORANG YANG MERUGI SAAT
IDUL FITRI

Usth. Nurul Fatimah, S.Pd.I


(Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah


Allah anugerahkan kepada kita sekalian, sehingga kita bisa
merampungkan puasa pada Ramadan kemarin dan hari ini kita
bertemu dengan hari raya Idul Fitri, yang moga bawa berkah bagi kita
semua.

Shalawat dan salam semoga tercurah pada suri tauladan kita


dan menjadi akhir zaman, Nabi besar kita Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, juga kepada istri beliau—Ummahatul Mukminin—
dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum, serta yang mengikuti mereka
dengan baik hingga akhir zaman.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Dengan gema takbir, tanda bahwa kita telah menyelesaikan


puasa wajib di bulan Ramadan. Moga amal-amal kita diterima,

74 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
amalan puasa kita diterima, shalat malam kita diterima, serta sedekah
dan kebaikan kita lainnya di bulan Ramadan, dan kita harap bisa
istiqamah setelah itu.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Di hari Idul Fitri 1441 H, kami ingin menyampaikan khutbah


yang cukup sederhana yaitu ciri - ciri orang yang merugi saat Idul
Fitri ini. Siapa saja mereka? Kita berharap, kita tidak termasuk di
dalamnya dan selamat dari sifat-sifat jelek yang ada.

Pertama: Yang belum sadar Shalat Fardu hingga Idul Fitri

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َّ ‫ ت َْركَ ال‬، ‫ش ْر ِك َوال ُك ْف ِر‬


‫صالَ ِة‬ ِّ ِ ‫الر ُج ِل َوبَيْنَ ال‬
َّ َ‫إِ َّن بَيْن‬
“Sesungguhnya batas antara seseorang dengan syirik dan
kufur itu adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim, no. 82)

Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan, “Jika seseorang


meninggalkan shalat, maka tidak ada antara dirinya dan kesyirikan itu
pembatas, bahkan ia akan terjatuh dalam syirik.” (Syarh Shahih
Muslim, 2:64)

75 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Kedua: Yang belum pernah menginjakkan kakinya di masjid
hingga Ramadhan usai

Padahal jika kita dalam keadaan sehat, punya penglihatan


yang jelas, tidak ada penghalang untuk ke masjid tentu wajib untuk
menunaikan shalat berjamaah di masjid.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,


“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kedatangan seorang lelaki yang
buta. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku tidak memiliki seorang
penuntun yang menuntunku ke masjid.’ Maka ia meminta kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberinya
keringanan sehingga dapat shalat di rumahnya. Lalu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya keringanan
tersebut. Namun ketika orang itu berbalik, beliau memanggilnya, lalu
berkata kepadanya, “Apakah engkau mendengar panggilan shalat?’
Ia menjawab, ‘Ya.’ Beliau bersabda. “Maka penuhilah panggilan
azan tersebut.’ (HR. Muslim, no. 503)

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Ketiga: Yang memikirkan ibadah hanya di bulan Ramadhan saja

Di antara salaf, ada yang bernama Bisyr pernah menyatakan,

‫صا ِل َح الَّذِي‬
َّ ‫ضانَ إِ َّن ال‬ َ ‫س القَ ْو ُم الَ يَ ْع ِرفُ ْونَ هللاَ َحقًّا إِالَّ فِي‬
َ ‫ش ْه ِر َر َم‬ َ ْ‫بِئ‬
‫سنَةَ ُكلَّ َها‬
َّ ‫يَتَعَبَّدُ َو يَجْ ت َ ِهدُ ال‬

76 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
“Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah di bulan
Ramadhan saja. Ingat, orang yang shalih yang sejati adalah yang
beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun.” (Lathaif Al-
Ma’arif, hlm. 390)

Keempat: Yang merugi tidak mendapatkan lailatul qadar, hanya


memikirkan persiapan lebaran saja dengan berada di mall-mall

Ada yang malam ke-27 Ramadan malah satu keluarga jalan-


jalan ke mall di saat masjid-masjid penuh dengan orang yang iktikaf.
Mereka yang di masjid sibuk mencari Lailatul Qadar, karena Lailatul
Qadar di masa Nabi pernah terjadi di malam ke-27. Apa kerugiannya?

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

‫غ ِف َر لَهُ َما تَقَد ََّم ِم ْن ذَ ْن ِب ِه‬ َ ِ‫ام لَ ْيلَةَ ْالقَد ِْر إِي َمانًا َواحْ ت‬
ُ ‫سابًا‬ َ َ‫َم ْن ق‬
“Barang siapa melaksanakan shalat pada malam lailatul
qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-
dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)

Keutamaan seperti ini juga rugi tidak ia dapatkan,

‫ش ْه ٍر‬ ِ ‫لَ ْيلَةُ ْالقَد ِْر َخي ٌْر ِم ْن أ َ ْل‬


َ ‫ف‬
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al
Qadar: 3).

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

77 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Padahal bulan Ramadan itu penuh ampunan dan rahmat,
sehingga jika keluar dari Ramadan, keadaan seharusnya adalah
mendapatkan banyak ampunan lewat amalan puasa, shalat tarawih,
shalat pada malam lailatul qadar, dan membayar zakat fitrah. Qatadah
mengatakan, “Siapa saja yang tidak diampuni di bulan Ramadhan,
maka sungguh di hari lain ia pun akan sulit diampuni.” (Lathaif Al-
Ma’arif, hlm. 370-371)

Ulama salaf mengatakan kepada sebagian saudaranya ketika


melaksanakan shalat Id di tanah lapang, “Hari ini suatu kaum telah
kembali dalam keadaan sebagaimana ibu mereka melahirkan
mereka.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 366)

Apa yang harus kita lakukan ba’da Ramadan adalah berusaha


istiqamah, berdoa agar amal kita diterima, dan berharap agar bisa lagi
berjumpa dengan Ramadan berikutnya.

Sebagian ulama sampai-sampai mengatakan, “Para salaf biasa


memohon kepada Allah selama enam bulan agar dapat berjumpa
dengan bulan Ramadhan. Kemudian enam bulan sisanya, mereka
memohon kepada Allah agar amalan mereka diterima.”

*Do’a dan Penutup

78 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
HIKMAH HARI RAYA IDUL FITRI
Ust. H. Muhammad Khaidir, S.Pd.
(Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Ramadhan telah meninggalkan kita, banyak pesan dan kesan


yang tentunya melekat dihati kita. Hari kemenangan Idul fitri yang
pagi ini kita rayakan, ibaratnya adalah sebagai puncak proses
kehidupan terhadap perjalanan rohani kita, pada bulan-bulan
sebelumnya kita telah menempuh perjalanan hidup, naik turunnya
perjalanan, menyelesaikan permasalahan dan menikmati
keberhasilan, berlari mengejar kesuksesan dan berdiam diri
menyesali kegagalan.

Puasa ramadhan yang baru saja kita lalui, adalah ibarat tangga
yang terus kita daki, untuk mengantarkan tingkatan derajat kita, ke
tempat yang tertinggi, yaitu “fitrah”. Yang artinya adalah kembali
suci, tidak memiliku dosa apapun.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Oleh karena itu, kesucian dan kebersihan jiwa adalah modal


utama untuk melangkah, melanjutkan proses perjalanan hidup,

79 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
menghadapi permasalahan-permaslahan yang ada dihadapan kita,
maka sangat disayangkan bila jiwa kita yang sudah bersih ini kita
kotori lagi dengan hal-hal yang berbau maksiat, kejahatan dan sifat-
sifat buruk didalam diri.

Dengan berpuasa, kita seperti masuk dalam sebuah kelas


training center, kita di didik untuk bersikap yang luhur,
mengendalikan diri, menahan hawa nafsu, menahan amarah yang tak
tentu arah, maka akan melahirkan sikap manusia yang berkarakter.
Begitu juga dengan kebiasaan menahan lapar dan dahaga, kita dilatih
untuk memiliki kepekaan dan empati, serta berperasa kepada orang
lain yang serba kekurangan.

Maka Ramadhan ibarat lembaga training center yang


sempurna, lulusannya menghasilkan pribadi-pribadi insan yang
berkarakter.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Puasa ramadhan yang kita laksanakan sebulan penuh,


hendaknya membekas dan berkesan didalam kehidupan kita, kita
harus mempraktekkan ibadah-ibadahnya diluar bulan ramadhan,
seperti menahan amarah, sabar, tidak berbuat maksiat adalah ibadah
puasa batiniyah, sedangkan ibadah zhohiriyah adalah kebiasaan
qiyamul lail atau terawih, perbanyak shalat sunnah dan tadarus al-
qur’an. Dan inilah yang sesungguhnya, yaitu puasa menghadapi
kehidupan.

80 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Kita harus menyadari bahwa setan tidak akan pernah tinggal
diam, menyaksikan umat manusia merayakan kemenangan Idulfitri,
dia selalu menjerumuskan kita, dengan berbagai umpan dan godaan,
dengan berbagai macam kesenangan, kemeriahan, dan sikap yang
berlebih-lebihan.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Sebagai orang yang beriman tentu kita menginginkan adanya


peningkatan dan perbaikan kualitas hidup dan ibadah kita, yang
mengarah kepada sebutan “manusia yang bertakwa dihadapan
Tuhannya”.

Nilai ketaqwaan adalah pintu dari segala amal soleh dan amal
ibadah yang kita lakukan. Ketaqwaan yang kita bina hendaknya
memberikan efek positif bukan saja untuk diri pribadi kita, namun
juga untuk masyarakat dan lingkungan kita. Amal soleh atau
perbuatan-perbuatan yang dianjurkan setelah sholat iedul fitri ini
adalah:

Pertama: Saling bermaaf maafan

Seperti tertuang dalam Q.S. An-Nuur ayat 22, yang artinya


adalah “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada,
apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Memberi maaf kepada orang lain juga termasuk akhlak yang


mulia, maka hendaknya kita menjadi orang yang berjiwa besar untuk

81 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
mau meminta maaf atau memberi maaf kepada orang lain
sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-A’raf ayat 199:

َ‫ع ِن ْال َجا ِهلِين‬ ِ ‫ُخ ِذ ْالعَ ْف َو َوأْ ُم ْر بِ ْالعُ ْر‬


ْ ‫ف َوأَع ِْر‬
َ ‫ض‬
"Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang-orang
mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang
bodoh."

Firman tersebut maknanya adalah engkau harus memaafkan


orang yang mendzalimimu, engkau harus memberi kepada orang
yang kikir kepadamu dan engkau harus menjalin hubungan dengan
siapapun yang memutuskan hubungan denganmu.

Kedua: Bersilaturrahmi

Banyak cara untuk menyambung tali silaturahmi. Misalnya


dengan cara saling berziarah (berkunjung), saling memberi hadiah,
apalagi dizaman era digital saat ini tehnologi bisa kita manfaatkan
dengan gawai, terkait pula dimasa pandemic saat ini, atau dengan
pemberian yang lain. Sambunglah silaturahmi itu dengan berlemah
lembut, berkasih sayang, wajah berseri, memuliakan, dan dengan
segala hal yang sudah dikenal manusia dalam membangun
silaturahmi. Dengan silaturahmi, pahala yang besar akan diproleh dari
Allah Azza wa Jalla. Silaturahim menyebabkan seseorang bisa masuk
ke dalam surga. Silaturahim juga menyebabkan seorang hamba tidak
akan putus hubungan dengan Allah di dunia dan akhirat. Disebutkan
dalam Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim,

82 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Dari Abu Ayyûb al-Anshârî: “Bahwasanya ada seseorang
berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai
Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa
memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,”
maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia
telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi
yang engkau katakan?” Lalu orang itupun mengulangi
perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak
menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat,
membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah
orang itu pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia
melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk
surga”.

Silaturahmi juga merupakan faktor yang dapat menjadi


penyebab umur panjang dan banyak rizki.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ِ َ‫سأ َ لَهُ فِي أَث َ ِر ِه فَ ْلي‬


ُ‫ص ْل َر ِح َمه‬ َ ‫ط لَهُ فِي ِر ْزقِ ِه أ َ ْو يُ ْن‬ َ ‫س َّرهُ أ َ ْن يُ ْب‬
َ ‫س‬ َ ‫َم ْن‬
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan
dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali
silaturahmi”. [Muttafaqun ‘alaihi].

83 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Di hadits lain Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َ َ‫َّللاُ َو َم ْن ق‬
‫ط َعنِي‬ َّ ُ‫ص َله‬ َ ‫الر ِح ُم ُم َعلَّقَةٌ ِب ْال َع ْر ِش تَقُو ُل َم ْن َو‬
َ ‫صلَنِي َو‬ َّ
َ ‫َق‬
َّ ُ‫ط َعه‬
ُ‫َّللا‬
“Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata: “Barang siapa
yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan
barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan
dengannya”. [Muttafaqun ‘alaihi].

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Demikianlah di antara uraian khutbah pada pagi hari yang


penuh berkah ini, kita berharap semoga Allah SWT memberikan
taufik, hidayah dan karunianya kepada keluarga kita, dan masyarakat
Indonesia. Dan kita selalu diberikan kesabaran atas segala situasi dan
kondisi yang melingkupi kita saat ini.

*Do’a dan Penutup

84 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
AIR MATA RASULULLAH SAW
Usth. Asih Setiyo Wati, S.Pd.
(Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Pada kesempatan melaksanakan haji wada, Rasulullah


shallallahu alaihi wasallam berkhotbah dan beliau menyinggung
tentang wahyu terakhir yang baru saja diterimanya dari Malikat Jibril.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan bahwa Jibril
tidak akan datang lagi menemuinya. Mendengar berita itu, para
sahabat menjadi sangat gembira sebab menganggap bahwa Islam
telah sempurna. Sebaliknya, Abu Bakar justru tidak memperlihatkan
kegembiraan. Ia nampak sedih dan menahan duka yang mendalam.
Saat itu juga ia langsung pulang dan mengunci diri dalam kamar
sambil menumpahkan segala kesedihannya.

Melihat Abu Bakar bersikap demikian, para sahabat cepat


memburu ke rumahnya dan menanyakan kepada Abu Bakar mengapa
ia bersedih dan tidak menampakkan kegembiraan. Abu Bakar
menjawab: “Apakah kalian tidak tahu bahwa agama ini telah
sempurna kata Rasulullah? apakah kalian juga tidak menyadari jika
datang kesempurnaan itu pertanda akan datang kekurangan?
Tidakkah kalian sadari bahwa hal itu merupakan isyarat bahwa tidak

85 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
lama lagi Rasulullah akan berpisah dengan kita selamanya? Bila
Rasulullah telah tiada, apa yang akan terjadi? Tiada lain, akan muncul
berbagai persoalan baru. Sanggupkah kita mengatasi berbagai
persoalan itu? itulah yang aku pikirkan.” kata Abu Bakar panjang
lebar.

Mendengar perkataan Abu Bakar tersebut, para sahabat


kemudian bergegas menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
dan bertanya: “Benarkah apa yang dikatakan Abu Bakar itu ya
Rasul?” “Benar.” jawab Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Mendengar jawaban tersebut, para sahabat tak kuasa menahan tangis.
Mereka merasakan kesedihan yang mendalam karena akan
ditinggalkan oleh manusia yang amat mereka cintai.

Betapa tidak, siang dan malam jiwa dan raga dipertaruhkan


untuk melindungi keselamatan Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam. Cinta mereka kepada nabinya melebihi segala-galanya.
Mereka rela mempertaruhkan jiwa dan raga hanya untuk melindungi
keselamatan Rasulullah yang amat mereka cintai. Mereka ikhlas
memberikan harta kekayaan miliknya demi perjuangan menegakkan
Islam. Sementara yang amat mereka cintai itu kini berada di ambang
kematian.

Tak lama setelah itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam


pun sakit keras dan berada dalam keadaan kritis. Rasulullah saat itu
sangat tidak berdaya berada di pangkuan putrinya Siti Fatimah. Sesaat
ketika malaikat maut menjemput, Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam masih sempat berwasiat dengan ucapan: “Ummati, ummati,

86 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
ummati (Ummatku, ummatku, ummatku)”. Beliaupun kemudian
menghembuskan nafasnya yang terakhir, kembali ke haribaan yang
menciptakannya. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’un.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Dari ucapannya yang singkat itu, tampak seperti ada yang


dicemaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terhadap
ummat yang akan ditinggalkannya. Apa sebenarnya yang beliau
risaukan? Apakah beliau khawatir meninggalkan jabatan
kenabiannya, meninggalkan harta kekayaan, meninggalkan istri-istri
yang mencintainya, ataukah beliau khawatir meninggalkan putra-
putrinya? Tidak kaum muslimin.

Rasulullah tidak pernah cemas meninggalkan kedudukannya


sebagai nabi dan rasul serta sebagai kepala pemerintahan saat itu,
sebab Rasulullah bukanlah orang yang haus akan jabatan dan
kedudukan. Beliau justru merisaukan ummatnya yang memegang
jabatan dan kedudukan tertentu, karena kedudukan dan jabatan
terkadang menjadi penyebab putusnya tali silaturrahmi. Karena
kedudukan, manusia bisa melupakan Tuhannya. Karena kedudukan,
manusia berani menggadaikan akidahnya. Karena kedudukan, barang
yang haram dapat menjadi halal, judi dikemas menjadi sumbangan
berhadiah, prostitusi disulap sebagai panti pijat. Bahkan karena
kedudukan pula terkadang manusia sampai hati menjerumuskan
saudaranya yang seiman.

87 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Apakah Rasulullah cemas karena akan meninggalkan harta
kekayaan? Tidak sama sekali. Sebab Nabi sendiri bukanlah orang
kaya. Bahkan beliau dikenal sebagai Abu Masaakin, bapaknya para
fakir dan miskin.

Yang dirisaukan Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah


ummatnya yang telah ditunggangi dan dikendaliakan oleh harta
kekayaan. Sehingga ada manusia yang hidup dan matinya semata-
mata untuk memburu kekayaan, ia tidak lagi ingat untuk beribadah
kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Rasulullah risau terhadap perilaku manusia yang kekenyangan


sementara tetangganya berada dalam kelaparan. Rasulullah pun risau
kepada orang yang selalu bermasa bodoh terhadap saaudaranya yang
berada dalam kesusahan.

Rasulullah pun sangat khawatir meninggalkan orang yang


mabuk kekayaan, yang dengan kekayaannya itu ia sanggup membeli
apa saja yang diinginkannya tanpa memperhatikan batasan halal dan
haram.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Apakah Rasulullah bersedih karena akan meninggalkan istri-


istrinya? Tidak. Karena beliau sangat mengetahui dan percaya akan
bakti dan kesetiaan istri-istrinya itu. Yang justru beliau risaukan
adalah para istri dan para wanita di akhir zaman nanti. Sebab banyak
istri yang tidak lagi merasa berdosa apabila berbuat kesalahan kepada

88 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
suaminya. Ia merasa memiliki hak yang sama dalam segala hal
dengan suaminya, maka untuk keluar rumah pun, ia tidak lagi merasa
perlu meminta izin kepada suaminya.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Pada hari ini, Allah subhanahu wa ta'ala membukakan pintu


taubat bagi siapa saja yang berimana dan bertakwa kepada-Nya.
Melalui ibadah ramadhan, dosa kita kepada Allah akan terampuni.
Tetapi kita tidak hanya berbuat dosa kepada Allah semata, melainkan
juga kepada sesama manusia. Dan Allah subhanahu wa ta'ala tidak
akan memberi ampunan sebelum kita meminta maaf kepada yang
bersangkutan.

Mengapa kita diwajibkan untuk memuliakan ayah dan ibu.


Rasanya tak cukup waktu untuk menjawabnya. Namun secara ringkas
dapat dijelaskan bahwa ibu telah mengandung kita sembilan bulan
lamanya, tak pernah merasa jengkel dan terbebani karena ada jabang
bayi dalam perutnya. Ia bersih dari pamrih, tak berharap balasan dari
sang bayi yang dikandungnya itu. Sebaliknya, ibu akan merasa
bahagia jika anaknya merasakan kebahagiaan, dan ibu akan turut
merasakan kesedihan jika anaknya mengalami kesusahan. Sang ibu
tak akan makan sebelum anaknya makan, dan tak akan berpakaian
bagus jika anaknya belum dibelikannya pakaian.

Pantaslah kiranya jika air mata kebahagiaan seorang ibu akan


menjadi rahmat dan jaminan kebahagiaan bagi anaknya. Sebaliknya,

89 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
air mata kepedihan seorang ibu karena ulah sang anak, akan menjadi
laknat bagi kehidupan sang anak.

Pengorbanan seorang ayah juga tak ada tandingannya.


Baginya tak ada istilah hina dalam menekuni pekerjaan, demi agar
sang anak menjadi manusia berguna. Akan tetapi sayangnya, ada
sebagian orang yang merasa rendah diri dan hina jika keadaan dan
penampilan ayahnya tidak sehebat ayah temannya. Padahal sang ayah
sendiri tidak lagi perduli akan keadaan dirinya. Sang ayah tak lagi
memperhatiakan sehat dan sakit, asalkan anak dan istrinya dapat
hidup dengan layak.

Jika kita hitung dengan penuh kesadaran, maka betapa ayah


dan ibu telah mengorbankan segalanya untuk hidup anaknya.
Pantaslah jika kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
menggariskan bahwa ridha dan laknat Allah tergantung pada ridha
ayah dan ibu. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam: Ridhallaahi fii ridha waalidayni. Wa sukhatul llahi fii
sukhatil waalidayni. Artinya: “Keridhaan Allah tergantung pada
keridhaan ibu bapak, dan kebencianNya pun ada pada kebencian
keduanya.” (HR. Tirmidzi)

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Dengan saling memaafkan dalam merayakan idul fithri ini,


kita akan kembali kepada fitrah kesucian. Dosa-dosa yang kita miliki
terhadap sesama manusia terhapuskan sudah, dan tercipta kembali

90 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
suasana kekeluargaan dan persaudaraan yang akan menentramkan
batin. Dimana anak terisak dipangkuan orang tuanya, suami istri
merajut kembali cinta kasih yang mulai pudar, begitu pula sesama
saudara, teman, kerabat, tetangga dan relasi saling bertegur sapa
menghidupkan kembali solidaritas dan kepekaan sosial demi
terciptanya ketentraman kehidupan keluarga dan masyarakat.

Allah subhanahu wa ta'ala memberikan ujian kepada


hambaNya dengan adanya wabah pandemi Covid-19 pada Ramadhan
1441 H. Bencana yang kian meraja mengingatkan kita sebagai
hambaNya yang telah banyak melakukan dosa dan kesalahan. Tak
sedikit air mata yang tumpah atas berbagai ujian yang diberikan oleh
Allah, namun hal itu harus mampu membuat kita semakin bersyukur
dan mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Dengan
ribuan doa kita memohon ampun kepada Allah atas segala kekhilafan
yang selama ini manusia perbuat.

Marilah kita syukuri nikmat karunia Allah subhanahu wa


ta'ala kepada kita hari ini, dimana kita telah sampai dan dapat
berlebaran dengan penuh limpahan rahmat dan anugerahNya. Marilah
pula kita panjatkan doa kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala,
mengakui segala kekurangan dan kelemahan kita sembari memohon
ampun dan taubat atas segala dosa dan kesalahan yang kita lakukan
di masa-masa silam.

*Do’a dan Penutup

91 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
HIKMAH DIBALIK MUSIBAH COVID 19
Usth. Jihan Hasanati, S.Pd.I
(Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Hari ini kita umat Islam di seluruh dunia tengah merayakan


Hari Raya Idul Fitri 1441 H. Lantunan takbir, tahmid, dan tahlil yang
mengagungkan asma Allah berkumandang menyambut hari raya ini.
Jutaan manusia, dari berbagai etnik, suku, dan bangsa di seluruh
penjuru dunia, mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai
ungkapan rasa syukur dan sikap penghambaan manusia kepada Allah
SWT.

Namun, ada yang berbeda dari bulan Ramadhan dan Idul Fitri
kali ini, Allah SWT memberikan umat nya cobaan yang berat,
manusia berada dalam suasana pandemi global. Hal ini dirasakan oleh
hampir seluruh dunia termasuk Indonesia. Dalam masa pandemi
corona ini umat Islam diinstruksikan untuk berpuasa dan
melaksanakan ibadah yang mengiringinya di rumah, termasuk dalam
pelaksanaan Sholat Idul Fitri.

Sebagaimana diberitakan bahwa virus corona ini bisa


menyerang siapa pun. Tua, muda, kaya, miskin, laki-laki, perempuan,
muslim, non muslim, orang yang shalat, orang yang tidak shalat.

92 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Siapa pun tanpa terkecuali. Hal ini mengingatkan kita akan apa yang
ditanyakan Zainab binti Jahsy radliyallahu ‘anhu kepada Baginda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

َّ ‫أَنَ ْه ِلكُ َوفِينَا ال‬


‫صا ِل ُحونَ ؟‬
“Apakah kita akan binasa, padahal di antara kita masih ada
orang-orang yang shalih?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab:

ُ ‫نَ َع ْم ِإذَا َكث ُ َر ْال َخ َب‬


‫ث‬
“Iya, jika dosa dan maksiat sudah banyak dilakukan” (HR
Muslim).

Melalui wabah virus corona, kita diingatkan bahwa dosa,


maksiat, dan kemungkaran telah mewabah di lingkungan kita, di
masyarakat kita. Melalui virus ini, kita juga ditegur bahwa banyak di
antara kita yang acuh tak acuh terhadap kemungkaran yang menjalar
di tengah-tengah kita. Kemungkaran, dosa dan maksiat itulah yang
mengundang azab Allah kepada kita semua. Kita diingatkan untuk
lebih giat lagi dalam beramar makruf dan bernahi mungkar. Tentu
amar makruf kita harus dilandasi ilmu sehingga kita dapat beramar
makruf dengan cara yang makruf, dengan cara yang baik, dan bernahi
mungkar dengan cara yang tidak mungkar.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

93 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Melalui virus corona, kita juga diingatkan untuk semakin
mendekatkan diri kita kepada Allah dengan ibadah, dzikir dan lain
sebagainya. Ibadah akan menenteramkan jiwa dan menenangkan hati.
Ketenteraman dan ketenangan hati inilah yang menjadi salah satu
faktor yang membuat daya tahan tubuh kita semakin kuat dan sistem
imun dalam tubuh kita bekerja dengan baik. Kita diingatkan untuk
tawakal kepada Allah. Tawakal adalah menyerahkan hasil akhir
ikhtiar kita kepada Allah. Karena kita hanya bisa berusaha, tapi Allah-
lah yang menentukan segalanya. Melakukan tindakan-tindakan
pencegahan supaya kita terhindar dari virus corona tidaklah
bertentangan dengan tawakal kepada Allah. Tawakal dilakukan
setelah ikhtiar yang maksimal dari kita. Dalam Shahih Ibnu Hibban
diceritakan bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam: Apakah aku melepas (tidak mengikat)
untaku dan bertawakal kepada Allah?. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab: “Ikatlah dan bertawakkal-lah kepada Allah”
(HR Ibnu Hibban).

Virus corona mengingatkan kepada kita untuk selalu menjaga


kesucian dan kebersihan. Penelitian membuktikan bahwa menjaga
kebersihan adalah salah satu tindakan preventif yang efektif untuk
menangkal berbagai virus, kuman dan bakteri yang membahayakan
tubuh kita. Islam menganjurkan kita untuk hidup bersih dan suci
melalui wudlu yang wajib maupun wudlu sunnah, mandi wajib dan
sunnah, menyucikan benda yang terkena najis dan lain sebagainya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

94 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
َ‫ظافَة‬
َ َّ‫يف ي ُِحبُّ الن‬
ٌ ‫إِ َّن هللاَ ن َِظ‬
“Sesungguhnya Allah Mahasuci dari segala kekurangan, dan
mencintai kebersihan (badan dan pakaian)” (HR at-Tirmidzi)

Virus corona juga mengingatkan kita akan arti penting sabar


dan syukur. Bersyukur apabila kita dihindarkan dari segala macam
musibah dan bersabar pada saat kita ditimpa musibah. Syukur dan
sabar adalah senjata bagi seorang mukmin dalam mengarungi
kehidupan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ْس ذَلِكَ أل َ َح ٍد ِإالَّ ِل ْل ُمؤْ ِم ِن‬


َ ‫ع َجبًا أل َ ْم ِر ْال ُمؤْ ِم ِن ِإ َّن أ َ ْم َرهُ ُكلَّهُ لَهُ َخي ٌْر َولَي‬
َ
‫صبَ َر‬
َ ‫ض َّرا ُء‬ َ ُ‫صابَتْه‬ َ َ ‫ش َك َر فَ َكانَ َخي ًْرا لَهُ َوإِ ْن أ‬ َ ‫س َّرا ُء‬ َ ُ‫صابَتْه‬ َ َ ‫إِ ْن أ‬
ُ‫فَ َكانَ َخيْرا ً لَه‬
“Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin,
sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya, dan hal itu
tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang mukmin. Jika diberi
sesuatu yang menggembirakan, ia bersyukur, maka hal itu
merupakan kebaikan baginya, dan apabila ia ditimpa suatu musibah
ia bersabar, maka hal itu juga baik baginya” (HR Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

‫علَ ْي ِه‬ ِ ‫ظ ْه ِر ْاأل َ ْر‬


َ ‫ض لَي‬
َ ‫ْس‬ َ ‫علَى‬ َ ‫َو َما َيزَ ا ُل ْال َب َال ُء ِب ْال َع ْب ِد َحتَّى َي ْمش‬
َ ‫ِي‬
ٌ‫َط ْيئ َة‬
ِ ‫خ‬

95 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
“Bala’ akan terus menimpa seorang hamba sehingga ia
berjalan di atas muka bumi dalam keadaan tidak mempunyai dosa
sama sekali” (HR Ahmad dan lainnya).

Di tengah-tengah suasana COVID-19 ini, mari kita laksanakan


himbauan Pemerintah untuk menjaga kesehatan dengan
membudayakan hidup bersih dan sehat serta makanan yang bergizi,
memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan tetap beribadah,
belajar dan bekerja di rumah. Sabda Rasulullah SAW: “Janganlah
Engkau jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan karena
sesungguhnya Syaitan akan lari dari rumah-rumah yang di dalamnya
dibacakan Surat Al Baqarah”.

Setelah kita melaksanakan ibadah di rumah, mari kita sinari


rumah kita dengan shalat, qiroatul Qur’an dan shalawat serta
menjauhkan diri dari godaan syaitan. Kini tinggallah harapan dan
doa, semoga Allah SWT Yang Maha Pengampun berkenan
mencurahkan magfirah atas segala dosa dan kesalahan kita, sehingga
sejak pagi ini kita memulai kehidupan baru, kehidupan yang diwarnai
dengan kebersihan dan kesucian jiwa. Tidak ada perpisahan yang
lebih mengharukan dari pada perpisahan dengan Ramadhan.
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Di dalamnya kita semua
dihantarkan secara perlahan menuju kepada titik fitrah, yaitu titik
penciptaan kita yang bersih dan suci. Karena itu tidaklah mungkin
manusia akan mencapai kesempurnaan dirinya tanpa kembali ke titik
asal diciptakannya. Itulah titik di mana manusia benar-benar menjadi
manusia. Bukan manusia yang penuh lumuran dosa dan kekejaman.

96 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Bukan manusia yang dipenuhi gelimang kemaksiatan dan
kedzaliman.

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Mengakhiri khutbah ini, marilah kita berdoa kepada Allah


SWT mengakui segala kekurangan dan kelemahan kita sembari
memohon ampun dan taubat atas segala dosa dan memohon agar
musibah wabah covid 19 cepat berakhir.

*Do’a dan Penutup

97 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
TIGA NILAI IBADAH PUASA
Ust. Ali Yusuf Syakir, S. H. I, S. E. Sy, M. H
(Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)

*Muqaddimah

‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬
َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬
Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia.

Ibadah puasa Ramadhan memberi nilai pendidikan yang


amat penting dalam kehidupan manusia. Paling tidak ada tiga nilai
pembinaan ibadah puasa yang akan kita bahas dalam kesempatan
khutbah yang singkat ini.

Pertama, ibadah puasa membina kita untuk memperkokoh


hubungan vertikal atau hubungan ke atas yakni kepada Allah SWT.
yang sering disebut dengan hablum minallah. Sebenarnya Allah
SWT. telah menyatakan bahwa dia amat dekat dengan manusia.
Begitu dekatnya sehingga Allah SWT selalu mengetahui apa yang
dilakukan oleh manusia. Bahkan mengetahui pembicaraan mereka
yang bersifat rahasia termasuk apa yang ada dalam hatinya yang
tersembunyi. Ini berarti manusia tidak lepas dari pengawasan Allah
SWT. Manusia menyadari betapa Allah SWT. begitu dekat dan selalu
tahu atas apa yang dilakukannya niscaya manusia tidak akan
melakukan penyimpangan dari ketentuan ketentuannya.

98 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Setidaknya begitulah yang ditunjukkan oleh seorang
pengembala pada masa Umar Bin Khattab menjadi khalifah yang
tidak mau menjual susu kambing apalagi kambingnya, karena
kambing itu milik majikannya bukan miliknya sekalipun upahnya
besar dan majikannya tidak akan mengetahuinya. Bahkan ada seorang
gadis penjual susu murni yang begitu jujur dan tidak mau mencampur
susu murni itu dengan air karena hal itu sebagai bentuk penipuan
kepada konsumen. Hal ini membuat Khalifah Umar terkagum-kagum
pada gadis anak tukang susu itu. Sehingga ia menjadikannya sebagai
menantu yang dari sini lahir keturunan yang cemerlang yang
kemudian menjadi Khalifah. Yakni Umar bin Abdul Aziz.

Namun amat disayangkan adalah manusia tidak merasa


dekat dengan Allah SWT. Sehingga manusia begitu berani
melakukan penyimpangan. Bahkan teknologi yang semakin canggih
dengan komputerisasi sekalipun ternyata masih bisa disiasati. Hal ini
seperti yang dilakukan pengusaha pompa bensin yang mengurangi
takaran setengah sampai 1 liter dari setiap pembelian 10 liter.
Disamping itu sistem administrasi juga bisa dimanipulasi seorang
pegawai seperti seorang pegawai yang di tugaskan membeli barang
seharga Rp. 2.000.000,- tetapi ia meminta dituliskan senilai itu dalam
faktur atau kwitansi pembelian meskipun harga pembelian
sebenarnya hanya Rp. 1.500.000,-. Lebih-lebih saat ini pada masa
Pandemi Covid-19 dimana ada oknum-oknum yang menimbun alat-
alat pencegah maupun pelindung yang dibutuhkan masyarakat.
Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.

99 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Oleh karena itu ibadah puasa Ramadan mendidik kita untuk
menjadi orang-orang yang merasa dekat dengan Allah SWT. Ini
menjadi momentum penting untuk menyadarkan kita semua agar
tidak melakukan penyimpangan, yang tidak hanya merugikan
masyarakat dan bangsa, tetapi juga merugikan diri dan keluarga kita
sendiri. Dalam rangkaian ayat tentang puasa Allah SWT. berfirman:

ِ ‫يب َدع َْوةَ الدَّاعِ ِإذَا َدع‬


ۖ ‫َان‬ ٌ ‫سأ َ َلكَ ِعبَادِي عَنِي فَ ِإنِي قَ ِر‬
ُ ‫يب ۖ أ ُ ِج‬ َ ‫َوإِذَا‬
َ‫ش ُدون‬ ْ َ‫فَ ْلي‬
ُ ‫ست َ ِجيبُوا ِلي َو ْليُ ْؤ ِمنُوا بِي لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر‬
“Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang
aku, maka sesungguhnya aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila dia berdoa kepadaku. Hendaklah mereka itu
memenuhi perintahku dan beriman kepadaku, agar mereka
memperoleh kebenaran.”

(Q.S. Al Baqarah: 186)

Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Nilai pembinaan yang kedua yang kita peroleh dari ibadah


puasa Ramadan adalah mendidik kita untuk memiliki kebersamaan
dengan sesama manusia, yang sering disebut dengan habluminannas
atau hubungan horizontal. Dalam berpuasa lapar dan haus kita
rasakan bersama, Bahkan dalam waktu yang sama. karenanya
hubungan dengan sesama manusia khususnya dengan sesama muslim
harus kita jalin dengan sebaik-baiknya. karena itu dalam rangkaian
ibadah Ramadan kita diperintahkan pula untuk menunaikan zakat
infaq dan sedekah. apalagi kedekatan hubungan dengan sesama

100 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Muslim kita perkokoh melalui frekuensi pertemuan di masjid dan
Mushola yang semakin banyak.

Ibadah puasa menyadarkan betapa kita tidak pantas berlaku


sombong. karena sahabat apapun kita bila ternyata tidak makan dan
minum hanya dalam beberapa jam kondisi fisik kita menjadi lemah.
kita bisa membayangkan Bagaimana seandainya Allah SWT. tidak
memberi rezeki kepada manusia. karena baru berkurang saja Rezeki
itu kita sudah merasakan kesulitan yang sangat.

Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia

Makna penting yang ketiga yang harus kita peroleh dari ibadah
Ramadan adalah Pertama kaum muslimin harus betul-betul disiplin
dalam melaksanakan nilai-nilai kebenaran yang datang dari Allah
SWT. Kedua adalah disiplin dalam waktu menggunakan waktu
sebaik mungkin dalam konteks Pengabdian kepada Allah SWT.
Disiplin yang ketiga adalah dalam menaati hukum. Oleh karena itu
berbahagia lah kita mendapatkan kesempatan sekali lagi untuk
membina diri melalui ibadah Ramadhan. Demikian khutbah singkat
ini semoga bermanfaat.

*Do’a dan Penutup

101 | K h u t b a h K e m e n a n g a n
Keluarga Besar Limau Bendi School

Mengucapkan:

“Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H”


Taqabballahu minna waminkum, Taqabbal
Yaa Kariim

Anda mungkin juga menyukai