Anda di halaman 1dari 24

Oleh : M.

Lutfi Fadillah (200912066) Program Studi Akuntansi

9 Januari 2014

Indonesia Banking School

Teori Agensi ( Jensen & Meckling, 1976) : hubungan kontraktual antara pihak principal dengan pihak manajemen.

Dari hubungan keagenan tersebut maka akan menimbulkan suatu konflik kepentingan atau biasa disebut dengan konflik agen.

Apabila GCG tersebut dapat berjalan sesuai dengan prosedurnya maka akan berdampak positif terhadap nilai perusahaan dan begitu juga sebaliknya apabila GCG tidak dapat berjalan sesuai prosedurnya maka akan berdampak negatif terhadap nilai perusahaan.

Dengan adanya fenomena kasus-kasus fraud seperti kasus bank century, kasus money laundering yang dilakukan oleh Malinda Dee dan masih banyak kasus fraud lainnya yang terjadi di perbankan indonesia itu menandakan bahwa pengimplementasian GCG belum berjalan dengan efektif sehingga hal itulah yang melatarbelakangi penelitian ini.

Agar meminimalisirkan konflik kepentingan tersebut maka Bank Indonesia membuat suatu peraturan yang dikenal sebagai Good Corporate

Governance (GCG).

Tujuan GCG adalah untuk menciptakan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan yang tercermin dalam nilai perusahaan. (Cadbury

Committee of United Kingdom, 1992)

GCG (Cadbury Committee of United Kingdom, 1992) : seperangkat aturan yang mendefinisikan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan stakeholders lainnya yang berkaitan dengan hak dan tanggung jawab atau sistem dimana perusahaan diarahkan dan dikontrol.

1. Apakah kepemilikan institusional secara parsial dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah kepemilikan manajerial secara parsial dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah kualitas audit secara parsial dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah komisaris independen secara parsial dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 5. Apakah good corporate governance : kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kualias audit dan komisaris independen secara simultan dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

AGENCY THEORY

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Nilai Perusahaan
(Keown, 2008) mengemukakan bahwa perusahaan haruslah bertujuan memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan cara memaksimalkan harga saham perusahaan. Tujuan ini tidak hanya merupakan kepentingan bagi para pemegang saham semata, tetapi juga akan memberikan manfaat baik bagi masyarakat. Ini akan terjadi ketika sumber daya yang langka diarahkan ke pemanfaatan yang paling produktif dalam menciptakan kekayaan. Ada beberapa pengertian tentang nilai, antara lain: 1. Nilai buku 2. Nilai likuiditas 3. Harga pasar 4. Nilai intrinsik atau nilai ekonomi

Menurut (Jensen & Good corporate governance yang merupakan konsep yang Meckling, 1976) Teori Agensi itu menjelaskan didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa tentang hubungan berfungsi sebagai alat untuk kontraktual antara memberi keyakinan kepada investor bahwa mereka akan pihak yang menerima return atas dana mendelegasikan yang mereka investasikan. keputusan tertentu Good corporate governance berkaitan dengan bagaimana yakni pihak pemilik investor yakin bahwa manajer perusahaan dengan akan memberikan keuntungan pihak yang menerima bagi investor, yakin bahwa pendelegasian manajer tidak akan mencuri/ menggelapkan atau tersebut yakni pihak menginvestasikan ke dalam manajemen.

proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengendalikan para manajer. (Sheifer dan Vishny 1997)

Lanjutan.....
Kepemilikan Institusional
Menurut Jensen dan Meckling (1976), kepemilikan institusional merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi agency conflict. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional, maka akan semakin kuat tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan, sehingga agency cost yang terjadi di dalam perusahaan semakin berkurang dan nilai perusahaan juga semakin meningkat.

Kepemilikan Manajerial
Jensen dan Meckling (1976) menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang saham. Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya. Dengan semakin berkurangnya manajer berperilaku memanipulasi laba diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepercayaan pemegang saham yang hasil akhirnya akan menaikkan nilai perusahaan.

Kualitas Audit De Angelo (1981) mendefinisikan audit quality (kualitas audit) sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan independensi auditor tersebut. De Angelo (1981) mengasumsikan bahwa auditor dengan kemampuannya akan dapat menemukan suatu pelanggaran dan kuncinya adalah auditor tersebut harus independen. Tetapi tanpa informasi tentang kemampuan teknik (seperti pengalaman audit, pendidikan, profesionalisme, dan struktur audit perusahaan), kapabilitas dan independensi akan sulit dipisahkan.

Lanjutan.....
Kualitas Audit De Angelo (1981) mendefinisikan audit quality (kualitas audit) sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan independensi auditor tersebut. De Angelo (1981) mengasumsikan bahwa auditor dengan kemampuannya akan dapat menemukan suatu pelanggaran dan kuncinya adalah auditor tersebut harus independen. Tetapi tanpa informasi tentang kemampuan teknik (seperti pengalaman audit, pendidikan, profesionalisme, dan struktur audit perusahaan), kapabilitas dan independensi akan sulit dipisahkan. LAPORAN KEUANGAN Menurut PSAK Nomor 1 revisi tahun 2012, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok di dalam laporan keuangan yaitu : 1. Dapat dipahami 2. Relevan 3. Dapat diandalkan 4. Dapat diperbandingkan KONSEP PERBANKAN 1.Kasmir (2003) secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. 2.Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 3.Menurut PSAK No.31 Tahun 2012 mengenai akuntansi perbankan menyebutkan bahwa bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihakpihak yang memerlukan dana serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

NAMA PENELITI Vinola Herawaty (2008)

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian membuktikan Corporate Governance berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan dengan variabel komisaris independen, kepemilikan institusional dan kualitas audit. Sementara Kepemilikan manajerial akan menurunkan nilai perusahaan.

Okta Rezika Praditia (2008)

Hasil penelitian membuktikan Kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.sedangkan, komisaris independen berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian membuktikan Mekanisme manajerial secara negatif berpengaruh terhadap nilai perusahaan,dewan komisaris secara positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Freddy Samuel Kawatu (2009)

Governance yang terdiri dari:kepemilikan

Corporate

Lanjutan..... NAMA PENELITI Angraheni Niken Susanti, dkk (2010) HASIL PENELITIAN Hasil penelitian : Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variabel komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian : secara parsial menunjukkan variabel kualitas audit mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, variabel komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, Namun hasil penelitian secara simultan menjelaskan bahwa praktik good corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Eva Larasati (2010)

Good Corporate Governance

Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Manajerial Nilai Perusahaan Kualitas Audit Komisaris Independen

Ho1 : Ha1 : Ho2 : Ha2 : Ho3 : Ha3 : Ho4 : Ha4 : Ho5 : Ha5 :

Kepemilikan institusional secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan Kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan Kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan Kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan Kualitas audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan Kualitas audit secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan Komisaris Independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan Komisaris Independen secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan Mekanisme corporate governance dalam hal ini kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kualitas audit, dan komisaris independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan Mekanisme corporate governance dalam hal ini kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kualitas audit, dan komisaris independen berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan

METODOLOGI PENELITIAN
Objek Penelitian Industri Perbankan go publik sebanyak 11 Perusahaan Jenis dan Sumber data Data sekunder bersifat kuantitatif (sumber: www.idx.co.id) Jenis Penelitian Studi empiris Variabel penelitian : Variabel Dependen Nilai Perusahaan (Qit)

Variabel Independen 1. 2. 3. 4.

Kepemilikan Institusional (KepIns) Kepemilikan Manajerial (KepMan) Kualitas Audit (DKA) Komisaris Independen (KomInd)

METODOLOGI PENELITIAN
Model Penelitian :

Lanjutan.....

Teknik Analisis Data :


1. Uji Kualitas Data Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedasitas Uji Autokorelasi 2. Analisis Regresi Uji Parsial ( Uji t) Uji Simultan (Uji f)

Q Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. 1.110233 1.080000 1.400000 0.950000 0.126839

KEP_INS 0.620691 0.674200 0.975500 0.104000 0.269296

KEP_MAN 0.018533 0.002750 0.171400 1.00E-05 0.043269

DKA 0.767442 1.000000 1.000000 0.000000 0.427463

KOM_IND 0.551860 0.500000 0.750000 0.330000 0.082643

Skewness Kurtosis

1.052885 2.983678

-0.518897 2.317539

2.801011 9.161818

-1.266108 2.603030

0.278234 3.581444

Series: Standardized Residuals Sample 2009 2012 Observations 43 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability
-0.1 0.0 0.1 0.2

-0.000437 -0.032591 0.267718 -0.158691 0.114054 0.898821 2.849008 5.830646 0.054187

Uji Chow Hasil : Tidak Menggunakan Common/Fixed Effect


Redundant Fixed Effects Tests Equation: EQ01 Test cross-section fixed effects

Effects Test

Statistic

d.f.

Prob.

Cross-section F Cross-section Chi-square

11.402824 69.824320

(10,28) 10

0.0000 0.0000

Uji Hausman Hasil : Menggunakan Random Effect


Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: EQ01 Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq. Statistic

Chi-Sq. d.f.

Prob.

Cross-section random

4.271303

0.3705

Uji Asumsi Klasik : Multikolinearitas Hasil : Bebas dari Masalah multikolinearitas


Q KEP_INS KEP_MAN DKA KOM_IND

1.000000

-0.002021

-0.342794

0.409420

-0.005039

KEP_INS

-0.002021

1.000000

-0.147844

0.443003

0.118389

KEP_MAN

-0.342794

-0.147844

1.000000

-0.613422

0.525858

DKA

0.409420

0.443003

-0.613422

1.000000

-0.331192

KOM_IND

-0.005039

0.118389

0.525858

-0.331192

1.000000

Uji Asumsi Klasik : Heterokedastisitas

Hasil : Belum Terbebas Dari Masalah Heterokedastisitas


Heteroskedasticity Test: White

F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS

3.623101 26.61373 19.26275

Prob. F(13,29) Prob. Chi-Square(13) Prob. Chi-Square(13)

0.0019 0.0140 0.1152

Uji Asumsi Klasik : Heterokedastisitas + AR (1) Hasil : Telah Bebas Dari Masalah Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White

F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS

1.106593 21.55108 26.20840

Prob. F(20,21) Prob. Chi-Square(20) Prob. Chi-Square(20)

0.4090 0.3654 0.1590

Uji Asumsi Klasik : Autokorelasi Hasil : Belum Terbebas Dari Masalah Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic Obs*R-squared

8.291328 13.56063

Prob. F(2,36) Prob. Chi-Square(2)

0.0011 0.0011

Uji Asumsi Klasik : Autokorelasi + AR (1) Hasil : Telah Bebas Dari Masalah Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic Obs*R-squared

0.085716 0.210706

Prob. F(2,34) Prob. Chi-Square(2)

0.9181 0.9000

Uji Parsial dan Simultan


Dependent Variable: Q? Method: Pooled Least Squares Date: 12/15/13 Time: 01:06 Sample: 2009 2012 Included observations: 4 Cross-sections included: 11 Total pool (unbalanced) observations: 43

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C KEP_INS? KEP_MAN? DKA? KOM_IND?

0.964380 -0.052926 -1.330126 0.059972 0.282356

4.27E-07 2.29E-07 1.70E-06 1.78E-07 7.70E-07

2260312. -230849.0 -782206.7 337229.1 366804.7

0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic

1.000000 1.000000 3.35E-07 4.14E-12 583.3661 1.21E+12

Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat

1.110233 0.126839 -26.85424 -26.60849 -26.76361 2.607508

Hasil Uji Hipotesis :

Hipotesis Ha1, Hipotesis Ha2, Hipotesis Hipotesis Ha4 dan Hipotesis Ha5 diterima.

Ha3,

Implikasi Manajerial :
Jadi implikasi manajerial untuk kedepannya yang didasarkan pada hasil penelitian ini adalah
(1) apabila perbankan memiliki jumlah komisaris independen kurang dari 30% sesuai dengan peraturan BAPEPAM No: KEP 315/BEJ/062000 yang disempurnakan dengan surat keputusan No: KEP 339/BEJ/07 2001 segeralah untuk menambahkan jumlah komisaris independen di dalam perusahaannya, tetapi apabila perbankan sudah cukup memiliki jumlah komisaris di atas atau sama dengan 30% harap tetap dipertahankan atau kalau bisa ditambahkan agar lebih semakin independen dalam hal monitoring. (2) jika suatu perbankan belum menggunakan KAP yang masuk ke dalam kategori big four maka segeralah untuk menggunakan KAP tersebut guna menghasilkan laporan keuangan audit yang berkualitas sehingga dapat menarik para calon investor baru untuk menanamkan modalnya yang pada hasil akhirnya akan terjadi kenaikan harga saham per lembar yang artinya bahwa nilai perusahaannya naik pula, tetapi apabila perbankan sudah menggunakan KAP big four maka tetap dipertahankan agar laporan keuangan hasil auditnya tetap berkualitas

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan : Secara parsial, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, beda halnya dengan kualitas audit dan komisaris independen yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, seluruh variabel penelitian jika diuji secara bersama/simultan maka akan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Saran : 1.Bagi perusahaan, berdasarkan laporan keuangan untuk menghitung persentase kepemilikan manajerial diharapkan lebih terbuka dan terperinci siapa-siapa saja yang memilikinya dan jumlahnya berapa persen atau jumlah tertentu. 2.Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya menambahkan tahun sampel penelitian dan menambahkan jumlah variabel independen lainnya yang terkait mekanisme good corporate governance seperti dewan direksi, dewan komisaris, komite audit, dan lain-lainnya agar hasilnya lebih kuat dan representatif. sebaiknya laporan mengenai pelaksanaan good corporate governance perusahaan dapat dijadikan salah satu acuan untuk pengambilan keputusan dalam melakukan penanaman modal pada sebuah perusahaan. 3.Bagi Investor,

Anda mungkin juga menyukai