Anda di halaman 1dari 12

PROBLEMATIKA IMPLEMENTATIF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA

Zumaroh1 & Desi Wahyuni2


Institut Agama Islam Negeri Metro
1, 2

Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Iringmulyo Metro, Lampung


Email: 1zuma@metrouniv.ac.id, 2desiwahyuni152@gmail.com

Abstract: This paper aims to examine the implementation of social responsibility (Corporate Social Responsibility) in
Islamic banks. This study also includes a review of the usefulness of social responsibility (CSR) Sharia banking based on
applicable regulations. Practically, this study is expected to be able to contribute to Islamic Financial Institutions (LKS),
especially Islamic Banks in making decisions and determining Social Responsibility (CSR) programs for the interests of
stakeholders. This type of research is qualitative, with analytical descriptive method and philosophical normative approach.
The results showed that in the implementation of CSR in Islamic banks there were problems in management because
CSR funds were managed together with ZIS funds. With regulations that can be combined, Islamic banks are able to
more effectively carry out their social functions as a form of accountability to all parties involved with the company, both
employees and stakeholders. Optimal application of CSR can improve the sustainability of Islamic banks because of the
increasing image of the bank in the eyes of the general public.
Keywords: Corporate Social Responsibility, Sharia Bank

Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility)
pada bank Syariah. Kajian ini juga meliputi tinjauan kebermanfaatan tanggung jawab sosial (CSR) perbankan Syariah
berdasarkan regulasi yang berlaku. Secara praktis, kajian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi Lembaga Keuangan
Syariah (LKS) khususnya Bank Syariah dalam pengambilan keputusan dan penetapan program tanggung jawab sosial
bagi kepentingan stakeholder. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan metode deskriptif analitis dan pendekatan
normatif filosofis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam implementasi CSR pada bank syariah, terdapat problem
dalam pengelolaan karena dana CSR dikelola menyatu dengan dana ZIS. Seharusnya dengan regulasi yang dapat
dikombinasikan, bank syariah mampu lebih efektif menjalankan fungsi sosialnya sebagai bentuk pertanggung jawaban
terhadap seluruh pihak yang terlibat dengan perusahaan, baik karyawan maupun stakeholders. Penerapan CSR yang
optimal dapat meningkatkan sustainable bank syariah karena meningkatnya citra bank di mata masyarakat umum.
Kata kunci: Tanggungjawab Sosial Perusahaan, Bank Syariah

Pendahuluan pihak-pihak yang dapat mempengaruhi atau di­


Corporate Social Responsibility (CSR) bagi pengaruhi oleh setiap pengambilan keputusan,
perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas pe­netapan kebijakan, serta pelaksanaan berbagai
(PT) merupakan sebuah keniscayaan. Di operasional perusahaan.1
Indonesia Corporate Social Responsibility (CSR) Pada era globalisasi ini kecenderungan me­­­
di­­
kenal dengan istilah tanggung jawab sosial ningkatnya permintaan dari stakeholder ter­
pe­rusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan hadap perusahaan untuk melaksanakan peran
(Corporate Social Responsibility) menjadi salah satu tanggung jawab sosial dan pengungkapan­­ nya
bentuk perwujudan tanggung jawab perusahaan men­ dorong keterlibatan perusahaan dalam
ter­hadap para pihak yang berkepentingan praktik CSR. CSR sendiri merupakan sebuah
(stakeholders). Para pemangku kepentingan
1
Solihin Ismail, Corporate Social Responsibility (CSR),
ter­­
hadap perusahaan terdiri dari orang atau (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 4.

MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi dan Keagamaan 93 |


Volume 6, No. 2, 2019
Zumaroh & Desi Wahyuni

per­nyataan yang menunjukkan kewajiban syariah masih dikelola menjadi satu dengan dana
perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS). Dana CSR
ekonomi dalam operasi untuk menyediakan yang diambil dari keuntungan (profit) kemudian
dan memberikan kontribusi kepada para pe­ dijadikan satu dengan dana ZIS. Setelah dana
megang kepentingan internal dan eksternal tersebut dikelola menjadi satu, selanjutnya akan
perusahaan. Alasan perusahaan khususnya di disalurkan dengan memperhatikan 8 ashnaf
bidang perbankan melakukan pelaporan sosial penerima ZIS terlebih dahulu lalu sisa dana
adalah karena adanya perubahan paradigma tersebut disalurkan untuk kegiatan-kegiatan
pertanggung jawaban dari manajemen ke sosial di daerah beroperasinya Bank Syariah.
pemilik saham menjadi manajemen kepada Pelaporan penggunaan dana CSR pada bank
seluruh stakeholder dan untuk menjaga citra syariah juga masih menyatu dengan pelaporan
perusahaan di masyarakat. penggunaan dana ZIS.
CSR merupakan pengambilan keputusan
perusahaan yang dikaitkan dengan nilai-nilai Kajian Terdahulu tentang Corporate Social
etika, dengan memenuhi kaidah-kaidah dan Responsibility (CSR)
keputusan hukum dan menjunjung tinggi Penelitian yang dilakukan oleh Fadilla
harkat manusia, masyarakat dan lingkungan.2 Purwitasari berjudul “Analisis Pelaporan
Hal ini yang menjadi perhatian terbesar pe­ Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah
rusahaan dalam menjalankan peranan publik di Dalam Perspektif Shariah Enterprise Theory:
masyarakat yaitu meningkatkan kepekaan dan Studi Kasus Pada Laporan Tahunan Bank
kepedulian terhadap lingkungan dan masalah Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia”,
etika. dengan permasalahan yang dituangkan dalam
Bank menerapkan tanggung jawab sosial tiga rumusan masalah yaitu Bagaimana bank
(CSR) sebagai bentuk prtanggung jawaban kepada syariah mengungkapkan tentang tanggung
para pemangku kepentingan (stakeholder). Bank jawab sosial perusahaannya, apakah informasi-
dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber informasi terkait dengan tanggung jawab sosial
daya ekonomi dalam kegiatan operasional untuk yang diungkapkan oleh bank syariah sesuai
menyediakan dan memberikan kontribusi ke­ dengan konsep dan karakteristik pengungkapan
pada para pemegang kepentingan baik pihak tanggung jawab sosial berdasarkan Shariah
internal maupun eksternal. Pelaksanaan CSR Enterprise Theory dan mengapa bank syariah
pada Bank Syariah bukan hanya dalam rangka tidak melaporkan semua poin informasi sesuai
mematuhi serta menjalankan aturan dan regulasi dengan konsep Syariah Enterprise Theory. Dari
yang telah digariskan oleh pemerintah. Namun, hasil penelitian dapat diketahui bahwa penelitian
pelaksanaan CSR pada Bank Syariah dituntut tersebut lebih menekankan kepada meng­analisis
untuk menjadi salah satu lembaga keuangan teks pada laporan pertanggung jawaban sosial
yang dapat mensejahterakan masyarakat, di­ perbankan syariah berdasarkan Shariah Enterprise
mana harus sesuai dengan etika bisnis Islam theory. Jadi, penelitian ini akan membandingkan
yang berlandaskan dengan Alquran dan Sunah. antara temuan makna-makna di dalam laporan
Hal tersebut merupakan perwujudan peran sosial tersebut dengan Shariah Enterprise Theory.3
sosial bank syariah. Penelitian yang lain dilakukan oleh Ainun
Pengelolaan dana CSR pada Bank Syariah Fathimah Anam dengan judul “Corporate
menghadirkan permasalahan tersendiri karena Social Responsibility Perspektif Hukum Islam”,
belum ada aturan spesifik untuk pelaporan
pengeluaran sosial mreka. Dana CSR bank
3
Fadilla Purwitasari, Analisis Pelaporan Corporate Social
Responsibility Perbankan Syariah Dalam Perspektif Shariah
Enterprise Theory: Studi Kasus Pada Laporan Tahunan Bank
2
Erni R. Ernawan, Business Ethics-Etika Bisnis, (Bandung: Syariah Mandiri Dan Bank Muamalat Indonesia, (Semarang:
Alfabeta, 2011), h. 160. Universitas Diponegoro, 2011).

| 94 MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi dan Keagamaan


Volume 6, No. 2, 2019
Problematika Implementatif Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility atau bisa disebut karyawan dan dana dari Unit Pelayanan Zakat
CSR ini bisa dikatakan sudah memenuhi atau (UPZ) BNI Syariah juga merupakan sumber
sudah sesuai dengan salah satu hukum Islam dana untuk pelaksanaan kegiatan CSR di BNI
yaitu maqashid syariah. Yang mana maqashid Syariah. Program kegiatan tanggung jawab
syariah terdiri dari lima yaitu, memelihara sosial oleh BNI Syariah dinamakan manajemen
agama, memelihara jiwa, memelihara akal, syukur yang difokuskan pada peningkatan
me­melihara keturunan dan memelihara harta kualitas pendidikan. Ini dilakukan dengan
benda. CSR sudah memenuhi 3 dari maqashid tujuan agar dengan semakin meningkatnya
syariah tersebut yaitu pertama, memelihara kualitas pendidikan maka, kualitas sumber daya
agama. CSR tidak memandang siapapun yang manusia itu sendiri semakin meningkat pula.
akan diberi dana ini, tidak pernah memandang Sehingga dengan meningkatnya kualitas sumber
apapun agama yang akan dianut oleh daya manusia tersebut dapat memajukan daerah
masyarakatnya. Perusahaan hanya memandang asalnya dan hal tersebut dapat meratakan
siapapun yang membutuhkan, siapapun yang sekaligus memajukan kualitas sumber daya
kekurangan, dana sosial ini siap membantu. manusia di Indonesia, tidak hanya mencakup
Kedua, memelihara jiwa. Disini CSR sangat wilayah kota-kota besar saja, namun juga kota-
menjaga sekali jiwa-jiwa masyarakat yang ada kota kecil.5
di sekitarnya. Perusahaan sebelum melakukan
apapun, mereka tidak lupa untuk memikirkan Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
dampak positif dan negatifnya. Sehingga jiwa- Terdapat beberapa konsep mengenai
jiwa masyarakat yang ada di sekitarnya tidak Corporate Social Responsibility atau disebut juga
merasa dirugikan pada saat perusahaan tersebut tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate
melakukan penyaluran dana CSR tersebut, dan Social Responsibility (CSR) merupakan
bisa mengurangi dampak pikiran negatif dari sebuah komitmen dalam operasi bisnis untuk
masyarakat sekitar. Ketiga, memelihara harta memastikan keberhasilan komersial dalam cara
benda. CSR sendiri juga bisa memlihara harta menghormati nilai-nilai etis, terhadap tanggung
benda milik masyarakat sekitar perusahaan. Pada jawab sosial yang diimplementasikan bentuk
saat perusahaan akan melanjankan penyaluran kepedulian sosial terhadap karyawan, nasabah,
dana sosial berupa CSR, mereka juga akan maupun kepada masyarakat secara luas. Untuk
berpikir dampak positif dan dampak negatif selanjutnya, dalam penelitian ini Corporate Social
dari penyaluran dana tersebut sehingga dampak Responsibility diungkap dengan istilah CSR.
tersebut bisa diketahui masyarakat yang ada di CSR adalah komitmen dunia usaha untuk
sekitar perusahaan tersebut.4 terus menerus bertindak secara etis, beroprasi
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Edwin secara legal, dan berkontributsi untuk pe­ningkatan
Erwanda berjudul “Tanggung Jawab Sosial Pada ekonomi, bersamaan dengan pe­ningkatan kualitas
Organisasi Perbankan Syariah (Studi Kasus hidup dari karyawan, dan keluarganya, sekaligus
Pada Bni Syariah Cabang Malang)”. Bentuk juga peningkatan kualitas komunikasi lokal dan
tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh masyarakat secara lebih luas.6
BNI Syariah ialah berorientasi kepada bidang CSR adalah tanggung jawab moral usaha
sosial khususnya sektor pendidikan. Sumber terhadap masyarakat. Tanggung jawab moral
pendanaan dari kegiatan tanggung jawab sosial usaha tentu bisa diarahkan kepada banyak
yang dilakukan BNI Syariah ialah berasal dari hal; kepada dirinya sendiri, kepada karyawan,
sebagian laba perusahaan. Selain itu donasi dari
5
Edwin Erwanda, Tanggung Jawab Sosial Pada Organisasi
Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bni Syariah Cabang Malang,
4
Ainun Fathimah Anam, Corporate Social Responsibility (Malang: Universitas Brawijaya, 2012).
Perspektif Hukum Islam, (Malang: Universitas Islam Negeri 6
Bukhari Alma, Doni juni Priansa, Manajemen Bank
Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016). Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 10.

MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi dan Keagamaan 95 |


Volume 6, No. 2, 2019
Zumaroh & Desi Wahyuni

kepada perusahaan lain, dan seterusnya.7 dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
Menurut bahasa, Corporate Social Responsibility perseroan sendiri, komunitas setempat,
(CSR) diartikan tanggung jawab sosial perusahaan. maupun masyarakat pada umumnya.10
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
perseroan terbatas memilih menggunakan istilah Tentang Penanaman Modal Pasal 15 yang
tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan untuk menyatakan:
penjabaran dalam pengaturan tersebut. Pada saat Setiap penanaman modal berkewajiban:
ini belum adanya kesatuan bahasa terhadap istilah a) Menerapkan prinsip tatakelola perusahaan
CSR namun secara konseptual semuanya memiliki yang baik
kesamaan yang sama.8 b) Melaksanakan tanggung jawab sosial
Irham Fahmi mengartikan Corporate perusahaan11
Social Responsibility (CSR) sebagai “kewajiban c) Membuat laporan tentang kegiatan
manajemen untuk membuat pilihan dan me­ penanaman modal dan menyampaikannya
ngambil tindakan yang berperan dalam me­ kepada Badan Koordinasi Penanaman
wujudkan kesejahteraan masyarakat. Kewajiban Modal
tersebut dan pada bentuk perhatian perusahaan d) Menghormati tradisi budaya masyrakat
pada masyarakat sekeliling maupun tanggung sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman
jawab pada pemerintah dalam bentuk membayar modal
pajak secara jujurdan tepat waktu.9
e) Mematuhi semua ketentuan Perundang-
Beberapa definisi di atas mengemukakan Undangan12
bahwa Corporate Social Responsibility (CSR)
3. Adapun menurut UU No 21 Tahun 2008
adalah suatu komitmen perusahaan untuk ber­
Tentang Perbankan Syariah, bentuk badan
kontributsi dalam pengembangan ekonomi dan
hukum bank syariah adalah perseroan
kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan,
terbatas (pasal 7). Oleh sebab itu, pe­
dengan memperhatikan tanggung jawab sosial
laksanaan CSR di perbankan syariah
perusahaan dan menitikberatkan pada ke­
memiliki dasar hukum yang kuat, karena
seimbangan antara aspek ekonomi dan sosial.
bank syariah tunduk pada undang-undang
Landasan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Selain itu, pada pasal 4 ayat (2)
secara berlapis dikomposisikan dari berbagai UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
ketentuan, baik Undang-Undang maupun Syariah, disebutkan bahwa bank syariah
Peraturan Perundang-Undangan sebagai berikut: dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial
1. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang dalam bentuk lembaga baitul maal, yaitu
Perseroan Terbatas (“UUPT”) serta Peraturan menerima dana yang berasal dari zakat, infak,
Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang sedekah, hibah atau dana sosial lainnya dan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan menyalurkannya kepada organisasi pengelola
Perseroan Terbatas (PP No. 47/2012”). zakat.13 Dalam undang–undang ini, sangat
Menurut Pasal 1 ayat 3 UUPT, Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan adalah 10
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
komitmen perseroan untuk berperan serta Terbatas pasal 1 ayat 3.
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan 11
Pada UU No. 25 tahun 2007 pasal 15 ayat 2 menyatakan
bahwa setiap penanaman modal berkewajiban melaksanakan
guna meningkatkan kualitas kehidupan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). CSR harus dilakukan
oleh perusahaan dengan memperhatikan kepentingan
7
K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogyakarta: Kanisius, stakeholder, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan.
2000), h. 292. 12
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
8
Tri Budiyono, Hukum Perusahaan, (Salatiga: Griya Media, Penanaman Modal Pasal 15.
2011), h. 107. 13
A. Chairul Hadi, “Corporate Social Responsibility Dan
9
Irham fahmi, Etika Bisnis Teori Kasus Dan Solusi, (Bandung: Zakat Perusahaan Dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam”,
Alfabeta, 2013), h. 81. Ahkam, Vol. XVI, No. 2, Juli 2016, h. 230.

| 96 MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi dan Keagamaan


Volume 6, No. 2, 2019
Problematika Implementatif Corporate Social Responsibility

jelas diterangkan bahwa bank syariah diberi 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah,
amanah menjalankan fungsi sosial yang menjadi sangat potensial apabila dikelola
pada akhirnya harus melaksanakan CSR. dengan baik oleh perbankan syariah. Meskipun
Kehadiran UU perbankan ini memiliki sifatnya sosial, pengelolaannya harus tetap
dampak yang luas. Tidak hanya dilihat dari profesional. Orientasi perusahaan terhadap laba,
sektor makro, melainkan juga sektor mikro, hendaknya diimbangi dengan kepeduian soaial
bahkan penduduk miskin pun memiliki dan konstributsi perusahaan dalam membangun
keterkaitan dengan kehadiran UU ini. masyarakat.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun Menurut Totok Mardikanto Corporate Social
2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Responsibility (CSR) memiliki tiga dimensi,
Lingkungan Perseroan Terbatas pasal 2 yang yaitu “dimensi ekonomi, dimensi sosial, dan
menyatakan “Setiap Perseroan Terbatas selaku dimensi lingkungan.”16 Dimensi tanggung
subjek hukum mempunyai tanggung jawab jawab Corporate Social Responsibility (CSR)
sosial dan lingkungan”.14 Setiap Perseroan tersebut diuraikan sebagai berikut:
untuk wujud kegiatan manusia dalam
bidang usaha, secara moral mempunyai a. Dimensi ekonomi
komitmen untuk bertanggung jawab atas “Pemahaman terhadap dimensi ekonomi CSR
tetap terciptanya hubungan perseroan yang meliputi: tata kelola perusahaan, perlindungan
serasi dan seimbang dengan lingkungan dan konsumen, dan etika investasi.”17 Perusahaan
masyarakat setempat sesuai dengan nilai, harus dikelola dengan baik untuk memberikan
norma, dan budaya masyarakat tersebut.15 keuntungan ekonomi kepada investor dan
Mengacu pada ketentuan diatas, secara karyawan. Di sisi lain, perusahaan juga memiliki
rigid diatur mengenai pelaksanaan Corporate kewajiban kepada konsumen agar produk dan
Social Responsibility pada perusahaan. Kegiatan jasa yang dijanjikan kepada konsumen sesuai
penanaman modal yang berkaitan dengan dengan regulasi yang ditetapkan pemerintah.
kepentingan publik, terkait dengan kewajiban Keberhasilan dunia bisnis ditentukan oleh
untuk melaksanakan tanggung jawab sosial bagaimana kontribusinya terhadap kesejahteraan
(Social Responsibility) dan harus memperhatikan masyarakat umum, bukan semata untuk warga
budaya dan sistem nilai yang berkembang di bisnis itu sendiri. Tanggung jawab bisnis
masyarakat. Dalam konteks tersebut, kegiatan lebih luas dari sekdar pemilik atau investor.
ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan atau Walaupun sikap pemilik menginginkan agar
badan usaha, harus memperhatikan norma pihak manajemen perusahaan bekerja untuk
agama yang berkembang oleh masyarakat se­ memberikan kepuasan yang maksimal kepada
kitarnya. Setiap perseroan memiliki tanggung para pemegang saham. Namun kondisi realitas
jawab moral untuk menjalankan operasional saat ini posisi perusahaan dan masyarakat
perusahaan dengan memperhatikan nilai- telah terbangun kontrak sosial kontrol sosial
nilai dan norma masyarakat di sekitarnya. sebagai kesepakatan implisit yang memberikan
Pengelolaan dana sosial perbankan, yang legitimasi sosial oleh masyarakat atas kehadiran
diperoleh dari zakat, infak, dan sedekah serta korporasi, dan sebaiknya manfaat ekonomi yang
dana sosial yang berasal dari penerimaan operasi dihasilkan bisnis harus berdistributsi pulang
(qardh) seperti yang di jelaskan dalam UU No. kepada masyarakat.
14
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang
Tanggung jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas 16
Totok Mardikanto, CSR (Corporate Social Responsibility)
pasal 2. Tanggung Jawab Sosial Korporasi, (Bandung: Afabeta, 2014), h.
15
Penjelasan Peraturan pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 142.
Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan 17
Totok Mardikanto, CSR (Corporate Social Responsibility)…,
Terbatas Pasal 2. h. 142.

MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi dan Keagamaan 97 |


Volume 6, No. 2, 2019
Zumaroh & Desi Wahyuni

b. Dimensi lingkungan terhadap tertib hukum dan etika masyarakat.


Dimensi lingkungan yang bertanggung “Tanggung jawab sosial berarti menjalankan
jawab sosial didefinisikan sebagai kewajiban sebuah bisnis yang memenuhi atau melampaui
perusahaan terhadap dampak lingkungan harapan etis dan legal yang dimiliki masyarakat
yang dihasilkan dari operasi dan produksi, terhadap bisnis itu.”19
menghilangkan emisi dan limbah.18 Dimensi sosial diartikan sebagai perusahaan
Perusahaan dalam operasionalnya tidak yang harus berpartisipasi dalam menacapi kese­
dapat dipisahkan dari lingkungan, baik dalam jahteraan masyarakat, dan dalam memperbaiki
konteks lingkungan sebagai sumber daya serta merawat urusan karyawannya ini harus
penyedia bahan baku, maupun dalam konteks positif, merefleksikan peningkatan prokdutifitas
lingkungan sebagai objek yang terkena dampak mereka, mengembangkan kemampuan teknis
dari kegiatan ekonomi perusahaan. Dalam hal mereka, dan memberi mereka keamanan
ini, perusahaan meiliki kewajiban untuk menjaga profesional dan pekerjaan selain kesehatan dan
dan melestarikan lingkungan, melalui program sosial.20
yang berkaitan langsung dengan masalah yang Keberadaan perusahaan harus berdampak
dihadapi masyarakat sekitar perusahaan. Dimensi positif terhadap peningkatan kesejahteraan ma­
lingkungan dalam CSR sejalan dengan perspektif syarakat. Bagi karyawan keberadaan perusahaan
Alquran yang menyebutkan kerusakan akibat menjadi tumpuan dalam mencari nafkah
perbuatan manusia, sebagaimana disebutkan bagi dirinya dan keluarganya. Oleh sebab itu,
dalam firman Allah: perusahaan harus memberikan hak-hak yang
harus diterima karyawan, baik hak keuangan
‫ﯾ ﯿﰀ ﰁ ﰂ ﰃ ﰄﰅ ﰆ ﰇ‬ seperti gaji, maupun hak non finansial seperti
‫ﰈﰉ ﰊﰋﰌ‬ keamanan dan kesehatan. Dimensi sosial dapat
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut di­ diwujudkan dalam bentuk konkrit dengan
sebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya mem­ buka lapangan kerja bagi masyarakat.
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari Hal ini merupakan komitmen perusahaan
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke dalam mewujudkan tanggung jawab sosial­
jalan yang benar) (QS. Al-Rum (30): 41). nya kepada masyarakat. “Tanggung jawab
Berdasarkan ayat di atas, perusahaan secara sosial me­rujuk pada upaya perusahaan dalam
etis bertanggung jawab dalam pemeliharaan menyeimbangkan komitmennya pada pihak-
lingkungan, menjaga ketersediaan sumber daya pihak berkepentingan, organisasi kelompok
alam bagi generasi berikutnya. Perusahaan individu dan organisasi yang secara langsung
dalam konteks tanggung jawab terhadap dipengaruhi oleh praktek organisasi itu, dan
lingkungan diwujudkan dalam bentuk me­ karenanya dipengaruhi kinerja perusahaan.21
ngurangi emisi hasil operasional perusahaan, Implementasi CSR berarti perusahaan me­
mengurangi dampak limbah yang berbahaya mastikan keberhasilan komersial dalam cara-cara
bagi masyarakat, menggunakan energi secara yang menghormati nilai-nilai etis dan meng­
efektif, dan pelestarian air bersih. hormati orang masyarakat dan lingkungan.
Implementasi CSR secara khusus memastikan
isu-isu yang terkait dengan etika bisnis investasi
c. Dimensi sosial
masyarakat, lingkungan, kepemerintahan hak-hak
Perusahaan bukan hanya bertanggung jawab
manusia, aktivitas ekonomi, dan tempat kerja.
dalam memperoleh dan mempertahankan
keuntungan, tetapi bertanggung jawab pula 19
Patricia J. Persons, Etika Public Relation, (Jakarta:
Gelora Aksara Pratama, 2017), h. 143.
20
Patricia J. Persons, Etika Public..., h. 149.
18
Totok Mardikanto, CSR (Corporate Social Responsibility)…, 21
Ricky W. Griffin dan Ronald J ebert, Bisnis, Edisi
h. 142. Kedelapan, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2006), h. 85.

| 98 MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi dan Keagamaan


Volume 6, No. 2, 2019
Problematika Implementatif Corporate Social Responsibility

Perusahaan sebagai badan usaha yang regulator. Dengan adanya CSR perusahaan dapat
memperoleh keuntungan dari masyarakat yang berkonstributsi dalam mengatasi per­ masalahan
harus memperhatikan hubungan baik dengan yang dihadapi masyarakat, baik dibidang
masyarakat sekitar, dan masyarakat umum keagamaan, sosial, ekonomi, maupun budaya.
lainnya. Tujuan corporate social responsibility Konstributsi tersebut pada gilirannya akan mem­
(CSR) mengacu kepada kegiatan-kegiatan yang buka peluang lebih luas kepada perusahaan
dilakukan perusahaan demi satu tujuan sosial, untuk memasarkan produknya kepada masyrakat
dengan tidak memperhitungkan untung atau sekaligus meningkatkan produktivitas karyawan.
rugi ekonomis.22 Jadi, perusahaan tidak hanya
mempunyai kinerja ekonomis, tetapi juga Implementasi Corporate Social Responsibility
kinerja sosial. (CSR) Pada Bank Syariah
Implementasi corporate social responsibility Selama ini, terdapat anggapan yang keliru
(CSR) memiliki tujuan dan manfaat yang akan bahwa pelaksanaan CSR hanya diperuntukkan
diterima bagi perusahaan sebagai berikut: bagi perusahaan besar, padahal tidak hanya
1) Mempertahankan dan merenungkan perusahaan besar yang dapat memberikan
reputasi serta citra perusahaan dampak negatif terhadap masyarakat dan
2) Mendapatkan lisensi untuk beroperasi lingkungan melainkan perusahaan kecil dan
secara sosial me­nenggahpun bisa memberikan dampak
3) Mereduksi risiko bisnis perusahaan negatif terhadap masyarakat dan lingkungan
4) Melebarkan aksesoris berdaya bagi operasional sekitarnya.26
usaha Kriteria CSR mempunyai hubungan yang
5) Membuka peluang pasar yang lebih luas erat dengan konsep hubungan tanggung jawab
6) Mereduksi biaya misalnya terkait dampak sosial yang diperankan oleh manusia sebagai
pembuangan limbah pemimpin di muka bumi. Tiga hubungan
7) Memperbaiki hubungan dengan stakeholder tanggung jawab sosial tersebut yaitu hubungan
tanggung jawab manusia dengan Allah Swt,
8) Memperbaiki hubungan dengan regulator23
hubungan tanggung jawab manusia dengan
9) Meningkatkan semangat dan produktivitas
sesama manusia, dan hubungan manusia
karyawan24
dengan alam sekitar. Dari hubungan tersebut
10) Peluang mendapatkan penghargaan25 terbentuk enam kriteria CSR sebagai instrumen
Mencermati pendapat diatas, salah satu tujuan pengukuran tingkat keberhasilan pelaksanaan
CSR adalah membangun reputasi dan citra CSR di lembaga keuangan syariah (LKS).
positif perusahaan dalam pandangan masyarakat. Instrumen tersebut melibatkan berbagai
Program CSR merupakan investasi bagi stakeholder di LKS. 27
perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan Enam kriteria CSR di LKS tersebut meliputi:
perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai
sarana biaya melainkan sebgai sarana meraih
1) Kepatuhan Syariah
keuntungan. Corporate Social Responsibility (CSR)
juga bermanfaat dalam meningkatkan kualitas Fungsi kepatuhan merupakan tindakan dan
hubungan antara perusahaan dengan masyarakat langkah yang bersifat ex-ante (preventif), untuk
selaku stakeholder dan dengan pemerintah selaku memastikan kebijakan, ketentuan, sistem dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan
22
K.Bertens, Etika Bisnis, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 297.
23
Hendri Budi Untung, Corporate Social Responsibility, 26
Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility from Charity
(Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 6. to Sustainability, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 161-162.
24
Firsan Nova, Republic Relation,(Jakarta: Media Bangsa, 27
Muhammad Yasir Yusuf, Islamic Corporate Social
2012), h. 321-322. responsibility (I-CSR) Pada Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
25
Irham Fahmi, Etika Bisnis…, h. 83. Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2017), h. 75.

MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi dan Keagamaan 99 |


Volume 6, No. 2, 2019
Zumaroh & Desi Wahyuni

oleh Bank Islam sesuai dengan ketentuan Bank Untuk mengukur kriteria kesamaan dalam
Indonesia, fatwa DSN dan peraturan perundang- operasional LKS, maka ada empat item yang
undangan yang berlaku. Hal ini dilakukan untuk bisa dijadikan sebagai instrumen, yakni:
mengontrol operasional perbankan syariah a. Adanya nilai-nilai persaudaraan
serta menjadikan bank syariah agar tidak keluar b. Pelayanan yang berkualitas
dari koridornya, disiplin dan langkah untuk c. Tidak adanya diskriminasi
meminimalisir resiko perbankan.28 d. Mempunyai kesempatan yang sama32
Setiap transaksi LKS harus berlandaskan
pada ketentuan- ketentuan syariah, baik dalam
3) Bertanggung jawab dalam bekerja
pembentukan instrumen, pola pembiayaan,
Bertanggung jawab dalam perspektif mikro
investasi, dan pemilihan stakeholder LKS perlu
menghendaki bahwa semua dana yang di­peroleh
harmonisasi dengan syariah. Sehingga dalam
dalam sistem LKS dikelola dengan integritas tinggi
transaksi LKS, ia tidak hanya memfokuskan
dan sangat berhati-hati dengan mencerminkan
diri untuk menghindari praktik bunga, akan
sifat-sifat shiddiq (benar), tabligh (menyampaikan),
tetapi juga menerapkan semua prinsip syariah
amanah (jujur), dan fathanah (cerdas).33 Sedangkan
dalam kegiatan ekonomi secara sempurna dan
bertanggung jawab dalam perspektif makro
seimbang. Untuk itu, keseimbangan antara me­
berarti LKS harus memberi­kan kesejahteraan bagi
nambah keuntungan dan pemenuhan prinsip-
masyarakat dengan mem­ fungsikan zakat untuk
prinsip syariah menjadi hal utama dalam
mempengaruhi perilaku masyarakat untuk lebih
kegiatan operasional LKS.29
menyukai investasi diandingkan menyimpan harta,
Untuk mengukur kriteria kepatuhan syariah
prinsip pelarangan riba dengan menganjurkan
dalam kaitannya dengan praktik CSR di LKS,
pem­ biayaan bersifat bagi hasil, pelarangan judi
maka ada lima item yang telah jelas memiliki
atau maisir tercermin dengan kegiatan LKS yang
hubungan erat untuk dijadikan sebagai instrumen,
melarang investasi bukan dari sektor riil, dan
yaitu: pertama, instrumen-instrumen LKS sesuai
meng­ utamakan ketulusan dalam melakukan
dengan ketentuan syariah. Kedua, pem­biayaan
transaksi dan kegiatan operasional lainnya serta
LKS diberikan sesuai dengan ketentuan syariah.
menghindari ketidakjelasan.34
Ketiga, tempat dan produk halal. Keempat,
Kriteria bertanggung jawan dalam bekerja
menghindari keuntungan yang didapat secara
dapat diukur dengan indikator kriteria sebagai
tidak halal. Kelima, pemilihan stakeholder LKS
berikut: amanah, bekerja sesuai dengan kewajiban
yang sesuai dengan ketentuan syariah.30
dan bertanggung jawab, ikhlas, optimal dalam
penggunaan waktu dan kepakaran, mengurangi
2) Keadilan dan kesetaraan
image buruk dalam investasi, integrias dalam
Kegiatan operasional di LKS sebagai institusi bekerja, berlaku adil dalam persaingan, serta
keuangan Islam harus mengedepankan nilai-nilai akuntabilitas.35
keadilan dalam memberikan pelayanan kepada
stakeholder. Komitmen sosial bank syariah itu
4) Jaminan kesejahteraan
sendiri dilandasi oleh prinsip persaudaraan
Tanggung jawab sosial merupakan ke­
(brotherhood) dan keadilan yang menjunjung
pedulian perusahaan untuk menjalankan operasi
tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagai tujuan
utama Islam.31 Dalam Penerapan Sistem Perbankan Syariah”, Economica:
Jurnal Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
28
Budi Sukardi, “Kepatuhan Syariah (Shariah Compliance) Walisongo, Vol. 5, No. 2, 2014, h. 89.
Dan Inovasi Produk Bank Syariah Di Indonesia”, Akademika, 32
Muhammad Yasir Yusuf, Islamic Corporate Social..., h. 78.
(Metro: STAIN Jurai Siwo Metro), Vol 17, No 2 (2012), h. 3. 33
Abdul Azis, Etika Bisnis Perspektif Islam: Implementasi Etika
29
Muhammad Yasir Yusuf, Islamic Corporate Social.., h. 77. Islami untuk Dunia Usaha, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 212
30
Muhammad Yasir Yusuf, Islamic Corporate Social.., h. 77. 34
Muhammad Yasir Yusuf, Islamic Corporate…, h. 80.
31
Siti Amaroh, “Prinsip Keadilan Sosial Dan Altruisme 35
Muhammad Yasir Yusuf, Islamic Corporate…, h. 81.

| 100 MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi dan Keagamaan


Volume 6, No. 2, 2019
Problematika Implementatif Corporate Social Responsibility

terhadap masyarakat, dan kelompok- kelompok sistem yang bertujuan untuk menyumbang
yang beroperasi di bawah ruang lingkupnya.36 kebaikan dalam memenuhi visi sosio-ekonomi
Untuk mengukur kriteria jaminan kesejahteraan dan mewujudkan masyarakat yang adil dan
CSR di LKS maka dirumuskan item sebagai sejahtera. Keberadaan LKS juga ikut membantu
instrumen: Tempat bekerja yang aman dan meringankan beban-beban masyarakat yang
nyaman, Kebebasan berkehendak, Upah yang kurang mampu, terutama persoalan ekonomi.
sesuai, Pelatihan dan pendidikan, Jam kerja Oleh sebab itu, perlu diteapkan kriteria sebuah
yang manusiawi, dan Pembagian keuntungan CSR memenuhi aspek-aspek tertentu sehingga
dan kerugian yang adil.37 memenuhi kiteria untuk disebut sebagai CSR
yang bercirikan bantuan sosial, terdapat lima
5) Jaminan kelestarian alam kriteria yang harus dipenuhi LKS, yaitu:
Setiap tindakan LKS dalam mewujudkan a) Pemilihan lembaga yang dapat menunjang
CSR bagi kelestarian alam dilakukan dengan visi LKS memenuhi misi CSR
tiga prinsip utama. Pertama, menghargai b) Ikut meringankan masalah sosial (seperti
keseimbangan sunnatullah dalam penciptaan bantuan sosial)
alam semesta. Kedua, tidak merusak dan c) Membantu program kemasyarakatan (seperti
membahayakan. Ketiga, menjaga kelestarian mem­ bantu dana pendidikan, dan me­
lingkungan dalam operasionalnya.38 ringankan beban kehidupan anak yatim),
Terdapat empat item yang dapat dibangun dan lain-lain
untuk mengukur kriteria jaminan kelestarian d) Menjalankan program CSR dengan tidak
alam terlaksana dengan baik dalam operasional hanya berorientasi pada keuntungan semata-
LKS. Ssebagai salah satu bentuk tanggung mata
jawab LKS terhadap alam, agar tetap lestari bagi e) Pemberdayaan masyarakat melalui produk-
generasi yang akan datang, yaitu: produk LKS (seperti qard), pembiayaan
a) Memastikan realisasi program LKS tidak mikro ekonomi untuk usaha kecil dan
merusak alam sekitar menengah (UKM)39
b) Ikut berperan aktif dalam menjaga alam Berdasarkan konsepsi yang dikemukan
sekitar tersebut dapat dimaknai bahwa CSR yang
c) Medidik pekerja menjaga dan merawat alam paling dominan dijalankan oleh Bank Syariah
sekitar (seperti menggunakan bahan-bahan adalah bantuan kebajikan atau sosial. Hal
yang dapat didaur ulang) ini dapat dibutikan dengan indikator Bank
d) Menggunakan bahan-bahan ramah ling­ Syariah sebagai Lembaga keuangan syariah
kungan dalam memenuhi keperluan LKS ikut membantu meringankan masalah sosial di
6) Bantuan kebajikan atau sosial wilayah sekitar kantor operasionalnya. Indikator
Lembaga Keuangan Syariah sebagai suatu selanjutnya adalah peran serta bank syariah dalam
lembaga dan bahkan keseluruhan sistem membantu program kemasyarakatan (seperti
ekonomi syariah, bertujuan untuk mewujudkan membantu dana pendidikan, dan meringankan
kesejahteraan dan keadilan dalam masyarakat beban kehidupan anak yatim). Hal tersebut
sebagaimana dikehendaki oleh syariah itu sendiri. menunjukkan pelaksanaan program CSR di
Oleh sebab itu LKS bukan sekedar institusi yang Bank Syariah pada dimensi sosial yang dapat
melepas diri dari perintah norma-norma dalam memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
memenuhi kewajibannya pada persoalan CSR. Karena sifat CSR merupakan bantuan
Akan tetapi, lebih dari itu, LKS adalah suatu kebajikan atau sosial, maka tindak lanjut yang
dilakukan Bank Syariah belum secara optimal
36
Totok Mardikanto, CSR..., h. 148.
37
Muhammad Yasir Yusuf, Islamic Corporate…, h. 83.
38
Muhammad Yasir Yusuf, Islamic Corporate…, h. 84. 39
Muhammad Yasir Yusuf, Islamic Corporate…, h. 86.

MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi dan Keagamaan 101 |


Volume 6, No. 2, 2019
Zumaroh & Desi Wahyuni

dalam hal memberdayakan masyarakat sekitar. ZIS menghambat efektifitas penyaluran dana
Dana CSR masih disalurkan kepada masyarakat CSR untuk kegiatan produktif. Hal tersebut
dengan bentuk alokasi yang dominan bersifat disebabkan karena berapapun besaran dana
konsumtif. Seharusnya porsi penyaluran CSR yang disediakan akan disalurkan lebih dulu
dana CSRdialokasikan lebih besar untuk bagi mustahik zakat, baru sisa dana diguna­
usaha produktif sehingga menjadi sebuah kan untuk kegiatan-kegiatan program CSR.
pemberdayaan bagi masyarakat. Berbeda dengan Pengelolaan (penghimpunan dan penyaluran)
dana ZIS yang mayoritas sifat penyalurannya dana CSR yang menggunakan pola pengelolaan
adalah konsumtif (habis pakai). ZIS berimplikasi pada pelaporan pertanggung
Kondisi diatas sangat beralasan, mengapa? jawaban penggunaan keuangan (biaya sosial)
Karena ketika program CSR yang dijalankan yang telah dikeluarkan oleh bank syariah. Hingga
bank Syariah merujuk pada Undang-Undang saat ini memang belum ada ketentuan ataupun
No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, petunjuk baku dalam pelaporan penggunaan
maka dana CSR dikelola menyatu dengan dana dana CSR pada sektor perbankan, termasuk bank
ZIS. Pada pasal 4 butir 2 dan 3 Undang-Undang syariah. Hal tersebut membuat bank syariah
No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah mengalami kesulitan dalam melaporakan biaya
disebutkan bahwa: sosial yang telah dikeluarkan, sehingga merasa
2. Bank syariah dan UUS dapat menjalankan lebih aman apabila pelaporannya diidentikkan
fungsi sosial dalam bentuk lembaga Baitul sama dengan laporan dana ZIS.
Mal, yaitu menerima dana yang berasal Jika Bank Syariah menggunakan Undang-
dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
sosial lainnya dan menyalurkannya kepada Terbatas sebagai landasan hukum untuk men­
organisasi pengelola zakat jalankan program CSR untuk memperkuat
3. Bank syariah dan UUS dapat menghimpun ke­bermanfaatan perusahaan terhadap ma­
dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan syarakat dan lingkungan sekitar. Dengan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf demikian, model penyaluran dana CSR harus
(nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi me­nyesuaikan agar tujuan CSR dapat tercapai.
wakaf (wakif ) Selain itu, masyarakat di sekitar wilayah kantor
Merujuk pada ketentuan di atas, bank operasional bank syariah menjadi lebih mandiri.
syariah menjalankan peran sosialnya melalui Bab V pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun
sumber dana sosial zakat, infak, sedekah, hibah, 2007 menyebutkan bahwa:
atau dana sosial lainnya seperti wakaf. Dengan a. Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha­
sumber dana seperti ini, praktis penyaluran nya di bidang danatau berkaitan dengan
akan lebih banyak dilakukan ke kelompok 8 sumber daya alam wajib melaksanakan
asnaf penerima zakat. Paradigma penyaluran tanggung jawab sosial dan lingkungan
zakat di Indonesia masih sangat kental dengan b. Tanggung jawab sosial dan lingkungan
pola penyaluran konsumtif. Karena sifatnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) me­
yang konsumtif, maka penyaluran dana sosial rupakan kewajiban perseroan yang di­
mayoritas berbentuk pemberian bantuan. anggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
Meskipun tetap memiliki kontribusi sosial, perseroan yang pelaksanaannya dilakukan
namun bantuan sosial yang diberikan bank dengan memperhatikan kepatutan dan
syariah kepada masyarakat sekitar tidak akan kewajaran
efektif untuk meningkatkan kesejahteraan c. Perseroan yang tidak melaksanakan k­ e­
masyarakat. wajiban sebagaimana dimaksud pada ayat
Pengelolaan dana CSR di Bank Syariah (1) dikenai sanksi sesuai ketentuan peraturan
yang masih tumpang tindih dengan dana perundang-undangan

| 102 MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi dan Keagamaan


Volume 6, No. 2, 2019
Problematika Implementatif Corporate Social Responsibility

d. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung tahunan perseroan dan dipertanggung


jawab sosial dan lingkungan diatur dengan jawabkan kepada RUPS
peraturan pemerintah Kedua regulasi diatas memberikan ruang
Lebih lanjut, dalam Peraturan Pemerintah yang lebih luas untuk pengelolaan CSR pada
No. 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab perusahaan. Dana CSR dapat diperoleh dari
Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas diatur 2 (dua) sumber pendanaan, yaitu keuntungan
beberapa hal sebagai berikut: perusahaan dan dana dana sosial. Jika mengacu
Pasal 2 setiap perseroan selaku subjek hukum pada kedua regulasi tersebut yang kemudian
mempunyai tanggung jawab sosial dan di­kombinasikan dengan undang-undang per­­
lingkungan bankan syariah tentu bank syariah akan men­
Pasal 3 (1) tanggung jawab sosial dan lingkungan jalankan fungsi sosialnya secara lebih maksimal.
sebagaimana dimaksud dalam pasal Dengan kedua sumber dana yang dimiliki
2 menjadi kewajiban bagi perseroan untuk melaksanakan program CSR bank
yang menjalankan kegiatan usahanya di syariah memiliki peluang kegiatan dan keluasan
bidang dan/atau yang berkaitan dengan sasaran yang dapat dituju. Dengan alokasi
sumber daya alam berdasarkan undang- dana CSR yang bersumber dari keuntungan
undang perusahaan, bank dapat membuat banyak
(2) kewajiban sebagaimana dimaksud kegiatan yang mengarah pada pemberdayaan
pada ayat (1) dilaksanakan baik di ekonomi ma­syarakat sekitar. Ini tentu bersifat
dalam maupun di luar lingkungan produktif dan sangat menopang salah satu
Pasal 4 (1) tanggung jawab sosial dan lingkungan misi bank syariah sebagai lembaga sosial,
dilaksanakan oleh direksi berdasarkan yakni mensejahterakan masyarakat sekitar.
rencana kerja tahunan perseroan setelah Pengalokasian anggaran CSR dengan pola ini
mendapat persetujuan dewan komisaris tidak hanya melalui mekanisme bantuan sosial
atau RUPS sesuai dengan anggaran tetapi dapat dilakukan dengan skema qard
dasar perseroan, kecuali ditentukan lain (pinjaman). Mekanisme bantuan sosial dapat
dalam peraturan perundang-undangan digunakan bank syariah dalam penyaluran dana
sosial yang bersumber dari ZIS dan sumber
(2) rencana kerja tahunan perseroan
dana sosial lainnya seperti wakaf.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat rencana kegiatan dan anggaran Dengan demikian, fungsi sosial yang men­
untuk pelaksanaan tanggung jawab jadi karakteristik unik bank syariah dapat
sosial dan lingkungan semakin ditonjolkan dengan memaksimalkan
peran sosial yang dilakukan melalui CSR.
Pasal 5 (1) peseroan yang menjalankan kegiatan
Keterbatasan penyaluran dengan skema
usahanya di bidang dan/atau berkaitan
produktif tidak lagi menjadi masalah. Melalui
dengan sumber daya alam, dalam
peluang kolaborasi pengelolaan dana CSR
menyusun dan menetapkan rencana
dengan skema perseroan dan skema Baitul
kegiatan dan anggaran sebagaimana di­
Maal, bank syariah seharusnya mampu men­
maksud dalam pasal 4 (2) harus mem­
jaga keberlangsungan (sustainable) perusaha­
perhatikan kepatutan dan kewajaran
an dengan semakin meningkatnya citra pe­
(2) realisasi anggaran untuk pelaksanaan
rusahaan di mata masyarakat. Demikian juga
tanggung jawab sosial dan lingkungan
dengan penerapan CSR yang baik, perusahaan
yang dilaksanakan oleh perseroan
juga dapat memenuhi tanggung jawab kepada
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
seluruh pihak yang terkait dengan bank, baik
diperhitungkan sebagai biaya perseroan
karyawan maupun stakeholder.
Pasal 6 pelakssanaan tanggung jawab sosial
dan lingkungan dimuat dalam laporan

MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi dan Keagamaan 103 |


Volume 6, No. 2, 2019
Zumaroh & Desi Wahyuni

Penutup Hadi, A. Chairul. “Corporate Social Responsibility


Berdasarkan pembahasan di atas, dapat di­ Dan Zakat Perusahaan Dalam Perspektif
simpulkan bahwa dalam implementasi Corporate Hukum Ekonomi Islam”, Ahkam, Jakarta,
Social Responsibility (CSR) pada bank syariah Vol. XVI, No. 2, 2016.
terdapat problem dalam pengelolaannya, karena Ismail, Solihin. Corporate Social Responsibility
dana CSR yang dikelola masih menyatu dengan (CSR), Jakarta: Salemba Empat, 2009.
dana ZIS. Seharusnya dengan regulasi yang dapat Bertens, K. Etika Bisnis, Yogyakarta: Kanisius,
dikombinasikan, bank syariah mampu lebih 2009.
efektif menjalankan fungsi sosialnya sebagai Bertens, K. Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta:
bentuk pertanggung jawaban terhadap seluruh Kanisius, 2000.
pihak yang terlibat dengan perusahaan, baik Mardikanto, Totok. CSR (Corporate Social
karyawan maupun stakeholders. Penerapan CSR Responsibility) Tanggung Jawab Sosial
yang optimal dapat meningkatkan sustainable Korporasi, Bandung: Afabeta, 2014.
bank syariah karena meningkatnya citra positif Nova, Firsan. Republic Relation, Jakarta: Media
bank tersebut di mata masyarakat umum. Bangsa, 2012.
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012
Pustaka Acuan Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan
Alma, Bukhari, Doni Juni Priansa. Manajemen Lingkungan Perseroan Terbatas.
Bank Syariah, Bandung: Alfabeta, 2009. Persons, Patricia J. Etika Public Relation, Jakarta:
Amaroh, Siti. “Prinsip Keadilan Sosial Dan Gelora Aksara Pratama, 2017.
Altruisme Dalam Penerapan Sistem Perbankan Purwitasari, Fadilla. “Analisis Pelaporan Corporate
Syariah”, Economica: Jurnal Ekonomi Islam, Social Responsibility Perbankan Syariah Dalam
Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Perspektif Shariah Enterprise Theory: Studi
UIN Walisongo, Vol. 5, No 2, 2014. Kasus Pada Laporan Tahunan Bank Syariah
Anam, Ainun Fathimah. “Corporate Social Mandiri Dan Bank Muamalat Indonesia”,
Responsibility Perspektif Hukum Islam”, Semarang: Universitas Diponegoro, 2011.
Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Solihin, Ismail. Corporate Social Responsibility
Malik Ibrahim Malang, 2016. from Charity to Sustainability, Jakarta:
Azis, Abdul. Etika Bisnis Perspektif Islam: Salemba Empat, 2009.
Implementasi Etika Islami untuk Dunia Sukardi, Budi. “Kepatuhan Syariah (Shariah
Usaha, Bandung: Alfabeta, 2013. Compliance) dan Inovasi Produk Bank
Budiyono, Tri. Hukum Perusahaan, Salatiga: Syariah di Indonesia”, Akademika, Metro:
Griya Media, 2011. STAIN Jurai Siwo Metro, 2017.
Ernawan, Erni R. Business Ethics-Etika Bisnis, Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Bandung : Alfabeta, 2011. Perseroan Terbatas.
Erwanda, Edwin. “Tanggung Jawab Sosial Pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
Organisasi Perbankan Syariah Studi Kasus Tentang Penanaman Modal.
Pada Bni Syariah Cabang Malang”, Malang Untung, Hendri Budi. Corporate Social
: Universitas Brawijaya, 2012. Responsibility, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Fahmi, Irham. Etika Bisnis Teori Kasus Dan Yusuf, Muhammad Yasir. Islamic Corporate
Solusi, Bandung: Alfabeta, 2013. Social responsibility (I-CSR) Pada Lembaga
Griffin, Ricky W. dan Ronald Jebert. Bisnis, Keuangan Syariah (LKS) Teori dan Praktik,
Edisi Kedelapan, Jakarta: Gelora Aksara Jakarta: Kencana, 2017.
Pratama, 2006.

| 104 MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi dan Keagamaan


Volume 6, No. 2, 2019

Anda mungkin juga menyukai