Anda di halaman 1dari 13

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN (JAKA) ISSN : 2356 - 2706

Vol. 1, No. 1, September 2014


Hal. 98– 110 JURNAL AKUNTANSI
dan KEUANGAN
“Research, invent,
Solve and share “

ANALISIS PENGARUH PENGUNGKAPAN IDENTITAS ETIS ISLAM


TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DI ASIA

Taufik Ariyanto 1)
1)
Alumni Pasca Sarjana Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of Islamic ethical identity disclosure to
the financial performance of Islamic banks in Asia. Islamic ethical identity was
measured using Ethicl Identity Index (EII), while financial performance in this research
used Return on Assets (ROA) and Return on Equity (ROE), and firm size as a control
variable. Determination of the sample using purposive sampling method, in order to
obtain a sample size that is 8 Islamic banks. Analysis tools used multiple linear
regression. Results of this study indicate that there are differences in the EII to the
disclosure of the identity of each sample. The average value of the disclosure by 60.37
%, and there are 5 banks syariah is above the average value of the BIMB, BISB, ASB,
ADIB, and BAJ, others below the average value of the KFH, QIB and EIB. This study
also shows that there is disclosure of the Islamic ethical identity significantly better
financial performance of Islamic banks as measured by ROA or ROE.
Key words: Islamic Ethical Identity Disclosure, Financial Performance, ROA, ROE,
and Board Size.

PENDAHULUAN
Banyak organisasi yang berjuang untuk mengembangkan identitas yang berbeda
dan mudah untuk dikenali. Memiliki identitas perusahaan yang kuat bermanfaat dalam
membantu perusahaandalam menyesuaikan diri dengan pasar, menarik investor,
memotivasikaryawan dan berfungsi sebagai sarana untuk membedakan produk dan
layanan mereka (Melewar dan Karaosmanoglu, 2006).
Konsepidentitas perusahaan berlaku untuk semua entitas,mencakupisu-isu
sepertiruang lingkupbisnis dan budaya (BalmerdanGreyser, 2003).Balmer dan Soenen
(1997) dalam Suvatjis et al. (2012) mengembangkan empat jenis identitas untuk menilai
tingkat kesesuaian antara identitas yang berbedajenis, dan juga membahas isu-isu yang
berkaitan penilaian identitas perusahaan yang dikenal dengan singkatan ACIDyang
mewakili Actual, Communicated, Ideal and Desired.
Sama halnya dengan penelitian Haniffa dan Hudaib (2007), dalam penelitian ini
menggunakan dua komponen dari identitas ACID, yaitu communicated dan ideal.

98
Membandingkan bagaimana penerapan identitas etis islam yang diungkapkan melalui
laporan tahunan dengan idealnya (dibangun sesuai ajaran Islam).
Operasi perusahaan haruslah selaras dengan harapan masyarakat. Teori
legitimasi menjelaskan bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan
yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat (society), pemerintah,
individu, dan kelompok (Gray et.al, 1996).
Perbankan syariah saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.
Pertumbuhan ini tidak hanya terjadi di negara-negara yang mayoritas penduduknya
beragama Islam (muslim), tetapi juga terjadi di beberapa negara yang mayoritas non-
muslim, misalnya United Kingdom (UK). Mereka berpendapat bahwa, pertumbuhan ini
salah satunya disebabkan oleh perkembangan masyarakat pada abad ke-21 yang
mengarah kepada asalnya ”back to basic”, saat manusia pada umumnya memahami
realitas Ilahi dan berbondong-bondong menuju Allah. Manusia menjadi sadar bahwa
sesunguhnya mereka diciptakan di dunia ini ada maksud dan tujuannya. Seperti yang
tercantum dalam Al Qur’an surat Al-Zariyat (51) ayat 56, yang artinya: ’’Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” Di dalam
aspek ekonomi memunculkan harapan masyarakat terhadap praktek bisnis yang sesuai
nilai keagamaan (religiusitas), seperti aktivitas bisnis khususnya perbankkan yang bebas
dari riba. Islam mengatur hal ini dalam Al Qur’an surat Al-Baqarah (2) ayat 275.
Sebagai entitas bisnis yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam, Bank syariah diyakini
dapat memenuhi harapan tersebut. Hal ini dilakukan dengan selalu menjalankan praktek
bisnisnya sesuai nilai keagamaan dan pada akhirnya dapat memicu keinginan
masyarakat untuk berbisnis dengan bank syariah.
Signaling theory menjelaskan hubungan antara pengungkapan informasi
perusahaan dengan keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Dari pandangan
psikologi industri atau organisasi, signaling theory tidak hanya sinyal untuk konsumen,
investor atau pihak luar perusahaan tetapi juga mungkin sinyal kepada karyawan atau
pihak perusahaan saat ini dan masa depan (Karasek dan Bryant, 2012).
Dalam pertimbangannya investor diharapkan tidak hanya mempertimbangkan
informasi keuangan perusahaan saja, tetapi juga memasukkan informasi etika dalam
penilaian mereka terhadap perusahaan. Pernyataan etis dapat sebagai sinyal
positiftentang sumber daya perusahaan, karena pernyataan etis hanya dimiliki oleh
perusahaan dengan sumber daya yang cukup (Waddockdan Graves, 1997).

PERUMUSAN HIPOTESIS

Teori legitimasi menjelaskan bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan


perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat (society),
pemerintah, individu, dan kelompok (Gray et.al, 1996). Legitimasi dapat diperoleh
manakala keberadaan perusahaan selaras dengan eksistensi sistem nilai yang ada dalam
masyarakat dan lingkungan (Deegan et.al, 2002).
Sebagai upaya dalam memperoleh legitimasinya, bank syariah harus mampu
mempertahankan identitasnya sebagai Bank Islam yaitu dengan tetap berlandaskan
nilai-nilai agama Islam. Tujuan, produk, operasi dan pembagian keuntungan bank
syariah, serta pihak yang terlibat dalam hubungan bisnisnya harus sesuai dengan

99
ketentuan syariat Islam, yaitu mengacu pada Al- Qur’an dan Hadist yang menjadi
sumber hukum utama dalam agama Islam.
Signaling theory menjelaskan hubungan antara pengungkapan informasi
perusahaan dengan pengambilan keputusan oleh pihak di dalam atau luar perusahaan.
Informasi yang diungkapkan perusahaan melalui laporan tahunannya akan direspon oleh
investor (eksternal perusahaan) untuk memutuskan apakah akan melakukan investasi
atau tidak. Sedangkan bagi manajemen (internal perusahaan) dapat bermanfaat dalam
menjamin kesesuaian operasi perusahaan sesuai yang diharapkan.
Haniffa dan Hudaib (2007) melakukan uji peringkat dengan mengukur dan
membandingkan tingkat ethical identity index (EII) pada bank syariah di kawasan
Teluk Arab. Hasilnya menunjukkan peringkat dan nilai yang berbeda-beda pada tiap
bank syariah di negara kawasan Teluk Arab. Berrone et.al (2007) dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa perusahaan yang mengungkapkan ethical identity tidak cukup
untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan ROA dan
MVA. Sedangkan Chun et al (2011) menunjukkan bahwa komitmen organisasi
kolektif danorganizational citizenship behavior (OCB) memediasi hubungan antara
etika perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini menggunakan ROA dan ROE sebagai ukuran kinerja keuangan
bank syariah. ROA dan ROE termasuk ke dalam rasio profitabilitas yang merupakan
salah satu rasio berbasis akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
pada penelitian ini. ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi dalam menciptakan laba
perusahaan (Hanafi dan Halim, 2007), sedangkan ROE memperlihatkan keberhasilan
bisnis perusahaan dalam ”memperkaya” atau memenuhi harapan investor (Jusuf, 2010).
Penelitian ini juga menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol,
agar lebih dapat menjelaskan hubungan kausal antara pengungkapan identitas etis Islam
dengan kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA dan ROE. Ukuran perusahaan
cenderung identik dengan kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan guna
pencapaian kinerja yang diharapkan. Semakin besar ukuran perusahaan juga akan
menjadikan tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholder menjadi semakin besar
pula. Selain pengembalian (return) atas investasi yang ditatamkan, bentuk tanggung
jawab lainnya adalah dalam bentuk pengungkapan ethical identity yang mengandung
etos, nilai-nilai, tujuan hingga ciri khas perusahaan.
Investor diharapkan tidak hanya mengambil keputusan melalui informasi
keuangan perusahaan saja, tetapi juga memasukkan informasi identitas etis Islam dalam
pengambilan keputusannya.Pengungkapan identitas etis Islam oleh bank syariah
dianggap sebagai sebuah informasi bagi investor, karena identitas tersebut
memberikan jaminan akan kesesuaian operasi bank dengan prinsip-prinsip Islam.
Pengungkapanethical identity juga memberikan sinyal tentang sikap dan
keyakinan perusahaan, mengurangi ketidakpastian tentang tindakan masa depan dan
risiko jangka panjang (Sethi, 2005). Etika yang baik akan menghasilkan dorongan bagi
pemangku kepentingan untuk memutuskan untuk bekerja sama dengan bank syariah.
Kerja sama ini yang kemudian dapat menimbulkan kepercayaan dan komitmen kepada
para pemangku kepentingan dan pada akhirnya menjamin kinerja perusahaan, Berrone
et.al (2007).
Selain itu, pengungkapan etika juga akan menghasilkan dampak positif bagi
karyawan atau manajemen perusahaan. Chun et al., 2011 mengemukakan bahwa
karyawan (pihak internal) perusahaan merupakan agen, peran mereka tidak boleh
diabaikan dalam hubungan antaraetika perusahaan dan kinerja perusahaan. Dengan
100
pengunkapan identitas etis islam oleh perusahaan, karyawan akan lebih termotivasi
untuk menjalankan operasi perusahaan dengan baik dan sesuai dengan harapan
stakeholder, yaitu perolehan pengembalian atas investasi dan kesesuaian operasi
usahanya yang sesuai prinsip-prinsip Islam.
Kepercayaan dan komitmen investor serta pengelolaan manajemen yang baik
akan menjadikan citra dan reputasi perusahaan menjadi baik, serta dapat meningkatkan
intangible asset perusahaan. Peningkatan citra dan reputasi akan mendorong bank
syariah meningkatkan kinerjanya dan pada akhirnya tercapai kinerja keuangan
perusahaan yang diharapkan. Berdasarkan hasil perumusan tersebut maka diajukan
hipotesis:
H1 : Pengungkapan identitas etis Islam pada bank syariah di Asia berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dalam ROA pada bank
syariah di Asia.
H2 : Pengungkapan identitas etis Islam pada bank syariah di Asia berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dalam ROE pada bank
syariah di Asia.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif (sebab-akibat), yang
berusaha mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih. Studi kausalitas
menunjukkan arah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel
dependen (terikat) (kuncoro, 2003).

Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah identitas etis Islam, ukuran perusahaan dan kinerja
keuangan bank syariah. Identitas etis Islam diukur dengan Ethical Identity Index (EII)
yang dirumuskan oleh Haniffa dan Hudaib (2007), sedangkan kinerja keuangan diukur
dengan menggunakan ROA dan ROE. Penelitian ini berusaha menguji dan mengukur
pengaruh antar objek variabel yang digunakan, yaitu identitas etis Islam terhadap
kinerja keuangan bank syariah di Asia dengan ukuran perusahaan sebagai variabel
kontrol.

Jenis, sumber dan cara perolehan data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
laporan tahunan (annual report). Annual report diperoleh/bersumber dari informasi
yang dikeluarkan dari bank syariah di Asia dari tahun 2009-2012 melalui website
masing-masing bank syariah ataupun bursa efek dimana bank syariah terdaftar.

Populasi dan Sampel


a. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah bank syariah yang terdaftar di bursa efek di masing-
masing negara di Benua Asia.

101
b. Sampel Penelitian
Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling, sampel diambil dari
populasi berdasarkan dengan kriteria tertentu (Jogiyanto, 2009), dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Bank syariah yang terdaftar di bursa efek masing-masing negara.
2. Bank syariah merupakan AAOIFImembers.
3. Bank syariah yang menerbitkan laporan tahunan dalam Bahasa Indonesia atau
Inggris tahun 2009-2012.

Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel


a. Variabel Dependen
Variable dependen dalam penelitian adalah kinerja keuangan.
1) Return on Assets (ROA)
Definisi Konseptual
Kinerja keuangan dalam penelitian ini diproksikan dalam Return on
Assets (ROA) menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh
investasi yang telah dilakukan perusahaan (Jusuf, 2010). ROA juga
memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi penggunaan
total aset untuk operasional perusahaan, nilai ROA yang tinggi menunjukkan
efisiensi manajemen dalam menciptakan laba perusahaan (Hanafi dan Halim,
2007).
Definisi Operasional
ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas.
Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam menggunakan aset yang
dimiliki untuk memperoleh keuntungan secara keseluruhan. ROA dalam
penelitian ini menggunakan data laporan keuangan 2010-2012. Perhitungannya
yaitu (SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004):
Laba sebelum pajak
ROA x 100 %
Rata - rata total aset

2) Return on Assets (ROE)


Definisi Konseptual
Return on Equity (ROE) atau tingkat pengembalian modal, mengukur
seberapa besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham)
atas modal yang disetorkan untuk bisnis tersebut (Jusuf, 2010). ROE juga
memperlihatkan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam
”memperkaya” atau memenuhi harapan investor.
Definisi Operasioanal
ROE adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja
profitabilitas. Rasio ini untuk mengukur tingkat pengembalian atas modal
disetor. ROE dalam penelitian ini menggunakan data laporan keuangan 2010-
2012. Perhitungannya yaitu:

102
Laba bersih
ROE x 100 %
Total Modal
Dalam mengitung kinerja keuangan, data menggunakan time lag
(tenggang waktu) yaitu t+1, dimana t merupakan tahun acuan pertama dalam
penelitian ini yaitu tahun 2009. Jadi untuk menghitung EII, peneliti
menggunakan laporan tahunan 2010, 2011, 2012.

b. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah identitas etis Islam.
1) Definisi Konseptual
Ethical identity index merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat kesesuaian antara yang diungkapkan perusahaan melalui
laporan tahunan dengan kondisi ideal dari ethical identity berdasarkan kerangka
bisnis yang beretika islam (Haniffa dan Hudaib, 2007).
2) Definisi Operasional
Ethical identity index (EII) digunakan untuk menilai apa yang
dikomunikasikan dengan ethical identity yang ideal yang dikembangkan oleh
Haniffa dan Hudaib (2007). Haniffa dan Hudaib (2007) merumuskan delapan
dimensi yang digunakan untuk menggambarkan EII yang kemudian diturunkan
menjadi beberapa indikator (lampiran 1).
Semakin tinggi EII, semakin sedikitvariasi antara yang dikomunikasikan
perusahaan dan identitas etika yang ideal. Dengan kata lain, EII
tinggimenunjukkan bahwa perusahaan telahmengadopsi strategi komunikasiyang
sesuai identitas etika keagamaan dan sebaliknya.Haniffa dan Hudaib (2007)
kemudianmenyatakan nilai indeks dalam bentuksebagai berikut:
nj

¦ Xij
t 1
EIIj x100% Keterangan:
nj EIIj = Ethical identity index.
Xij = jumlah indikator diungkapkan oleh perusahaan pada masing-
masing dimensi.
nj = jumlahindikator ideal yang harus diungkapkan pada masing-
masing dimensi.
c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol atau variabel pengendali adalah variabel yang digunakan untuk
mengontrol atau melengkapi hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk
didapatkan model empiris yang lebih lengkap dan lebih baik (Jogiyanto, 2011).
Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan.
1) Definisi Konseptual
Ukuran perusahaan digunakan untuk mempertimbangkan kecenderungan
perusahaan-perusahaan besar untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Ukuran
perusahaan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melengkapi hubungan kausal
antara identitas etis Islam dengan kinerja keuangan perusahaan.
2) Definisi Operasional
Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan log natural
nilai net sales (berrone et al., 2007) dari data laporan tahunan 2010, 2011, dan
103
2012. Secara matematis ukuran perusahaan (size) dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Ukuran Perusahaan Ln pendapatan pengelolaa n dana

TEKNIK ANALISIS DATA


Content analysis
Content analysis dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi
indikator varibel terikat (identitas etis Islam) pada kalimat yang berada dalam laporan
tahunan 2009-2011 yang diungkapkan perusahaan sebagai unit analisis. Jika perusahaan
mengungkapkan item identitas etis Islam maka diberi skor 1 (Satu) dan apabila tidak
mengungkapkan maka diberi skor 0 (Nol).

Uji Statistik Deskriptif


Uji statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran ataudeskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilaimaksimum, nilai
minimum. Uji ini akan dilakukan pada semua variabel baik dependen maupun
independen, agar diketahui gambaran data dari masing-masing sampel.

Uji Asumsi Klasik


e. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah
distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. (Suliyanto: 2011)
f. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya varian variabel
dalam model yang tidak sama. Heteroskedastisitas dapat diketahui dengan
menggunakan nilai Park Gleyser. (Suliyanto , 2011).
g. Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier diantara
variabel-variabel independen dalam model regresi, apabila variabel-variabel
independen berkorelasi sempurna maka disebut multikolinieritas sempurna.
(Suliyanto, 2011).
h. Uji Otokorelasi
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian
data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross
section). (Suliyanto, 2011).

Model Regresi
Untuk mengetahui apakah variabel peringkat identitas etis islam terhadap kinerja
keuangan, digunakan regresi linier sederhana sebagai berikut:
ROA: α1 + β1EEI + β2UP +ε……………….persamaan 1
ROE: α2 + β3EEI + β4UP ε………………...persamaan 2
Keterangan:
ROA : Return on Asset (Indikator kinerja keuangan)
ROE : Return on Equity (Indikator kinerja keuangan)
EEI : Ethical identity Index

104
UP : Ukuran Perusahaan
ε : Error Term
α1,2,3,4 : Nilai konstanta regresi
β1,2,3,4 : koefisien regresi variabel

Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan analisis regresi bergandadengan uji t untuk
mengetahui signifikansi pengaruh identitas etis Islam terhadap kinerja keuangan
(Gujarati dan Zain, 1995).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis data
Penelitian ini menguji pengaruh identitas etis Islam terhadap kinerja keuangan
bank syariah yang diproksikan dengan ROA dengan menggunakan ukuran perusahaan
sebagai variable control, selanjutnya diperoleh hasil perhitungan yang dapat diringkas
seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Pengungkapan Identitas Etis Islam dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan (ROA)
Koefisien
No. Variabel t hitung t tabel
Regresi
1 EII (X1) 0.046 3.803 > -2,028
2 UP (X2) 0.500 4.919 > -2,028
Konstanta =-8.335
Koef. Determinasi
Adjusted R Square(Adj.R2) =0,523

Sehingga dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut:


ROA= -8.335 + 0,046 EII + 0.500 UP
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa konstanta sebesar -8.335 menjelaskan bahwa
jika nilai variabel standardize pengungkapan identitas etis Islam dan ukuran perusahaan
masing-masing adalah nol, maka kinerja keuangan yang diproksikan dalam ROA
sebesar -8.335 satuan.Koefisien regresi variabel standardize pengungkapan identitas etis
Islamsebesar 0.046 berarti bahwa variabel standardize pengungkapan identitas etis
Islammempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dalam
ROA, atau secara fungsional dapat dinyatakan jika standardize pengungkapan identitas
etis Islammeningkat sebesar satu satuan, maka akan dapat meningkatkan kinerja
keuangan sebesar 0.046 satuandengan menganggap variabel lain tetap.
Pengujian signifikansi pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent menggunakan uji t. Nilai t hitung variabel pengungkapan identitas etis Islam
sebesar 3.803 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,080, dan nilai sig. t hitung sebesar
0,01 lebih kecil dari nilai alpha (α) = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
pengungkapan identitas etis Islam mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja

105
kinerja bank syariah di Asia yang diproksikan dalam ROA. Dengan demikian maka
hipotesis pertama diterima.
Penelitian ini menguji pengaruh identitas etis Islam terhadap kinerja keuangan
bank syariah yang diproksikan dengan ROE dengan menggunakan ukuran perusahaan
sebagai variable kontrol. Berdasarkan analisis regresi berganda, selanjutnya diperoleh
hasil perhitungan yang dapat diringkas seperti tertera pada tabel berikut:
Tabel 7.Hasil Uji Pengaruh Pengungkapan Identitas Etis Islam, Ukuran Perusahaan dan
Kinerja Keuangan (ROE)

Koefisien
No. Variabel t hitung t tabel
Regresi
1 EII (X1) 0.478 3.347 > -2,028
2 UP (X2) 2.682 2.199 > -2,028
Konstanta =-57.558
Koef. Determinasi
Adjusted R Square(Adj.R2) =0,296

Sehingga dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut:


ROE= -57.558 + 0.478 EII + 2.682 UP
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa konstanta sebesar -57.558 menjelaskan bahwa
jika nilai variabel standardize pengungkapan identitas etis Islam dan ukuran perusahaan
masing-masing adalah nol, maka kinerja keuangan yang diproksikan dalam ROE
sebesar -57.558 satuan.Koefisien regresi variabel standardize pengungkapan identitas
etis Islamsebesar 0.478 berarti bahwa variabel standardize pengungkapan identitas etis
Islammempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dalam
ROA, atau secara fungsional dapat dinyatakan jika standardize pengungkapan identitas
etis Islammeningkat sebesar satu satuan, maka akan dapat meningkatkan kinerja
keuangan sebesar 0.478 satuandengan menganggap variabel lain tetap.
Pengujian signifikansi pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent menggunakan uji t. Nilai t hitung variabel pengungkapan identitas etis Islam
sebesar 3.347 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,080, dan nilai sig. t hitung sebesar
0,003 lebih kecil dari nilai alpha (α) = 0,05. Dengan demikian maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel pengungkapan identitas etis
Islam mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja kinerja bank syariah di Asia
yang diproksikan dalam ROE diterima.

Pembahasan hasil analisis


Hasil penelitian menunjukan bahwa pengungkapan identitas etis Islam
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan bank syariah di Asia baik yang
diproksikan dalam ROA ataupun ROE dengan ukuran perusahaan sebagai variabel
kontrol. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi berganda (lampiran 5 dan 6),
sehingga didapatkan nilai thitung variabel pengungkapan identitas etis Islam sebesar
3.873 untuk ROA sebagai variabel dependen, dan nilai t hitung sebesar 3.347 untuk ROE
sebagai dependen, yang kedua-duanya memiliki nilai lebih besar dari nilai t tabel sebesar
2.080.
Penelitian ini juga menghasilkan nilai koefisien regresi variabel standardize
variabel pengungkapan identitas etis Islam sebesar 0.046 dan 0.478 pada masing-masing
106
variabel dependen ROA dan ROE. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel
standardize pengungkapan identitas etis Islam mempunyai pengaruh positif terhadap
ROA dan ROE walaupun nilai tersebut relatif kecil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Berrone et al.(2007), yang
menunjukkan bahwa pengungkapan corporate ethical identity berpengaruh terhadap
kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dan MVA, meskipun tidak cukup untuk
meningkatkan kinerja secara signifikan. Pengungkapan corporate ethical identity hanya
dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan ketika perusahaan juga menerapkan
corporate ethical identity. Dalam hasil penelitiannya Chun et al. (2011) menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara etika perusahaan terhadap kinerja keuangan
perusahaan, ketika dihubungkan oleh komitmen organisasi kolektif dan perilaku
organisasi (OCB).
Sesuai teori legitimasi yang mengemukakan bahwa terdapat kontrak sosial
antara perusahaan dan masyarakat, menjadikan setiap operasi perusahaan harus sesuai
dengan harapan yang ada masyarakat. (Gray et.al, 1996 dan Dowling and Pfeffer,
1975). Oleh bank syariah pengungkapan identitas etis Islam yang cukup dianggap
sebagai bentukpertanggungjawaban kepada Allah dan berguna dalam memenuhiharapan
kebutuhan agama (lingkungan Islam) (Aribi dan Gao, 2010). Pengungkapan identitas
etis Islam memberikan jaminan kepada stakeholder (investor, pemerintah, masyarakat,
dan lainnya) terhadap kesesuaian operasi dengan identitas ideal yang harus dimiliki
bank syariah.
Semakin tinggi nilai pengungkapan identitas etis Islam maka semakin tinggi
pula tingkat kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Islam. Pada akhirnya akan
menghasilkan komitmen dan loyalitas dari para stakeholder pada perusahaan, dimana
tujuan akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja keuangan.
Dari hasil analisis regresi pada lampiran 4 dan 5 juga diketahui nilai thitung
variabel ukuran perusahaan sebesar 4.919 untuk ROA sebagai variabel dependen, dan
nilai thitung sebesar 2.199 untuk ROE sebagai dependen, yang kedua-duanya memiliki
nilai lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2.080. Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan bank syariah di Asia,
sehingga variabel ini berfungsi sebagai variabel kontrol dan didapatkan model yang
lebih baik dan lebih lengkap.
Sejalan dengan penelitian Berrone et al. (2007), ukuran perusahaan merupakan
faktor yang dapat menjelaskan mengenai pengungkapan identitas etis Islam dan kinerja
keuangan. Pengungkapan informasi terkait dengan ukuran perusahaan. Suatu
perusahaan besar dan mapan akan mudah berhubungan dengan pasar (Priono, 2006).
Hal ini berarti informasi yang diungkapkan bank syariah dapat dengan mudah dan
maksimal diserap oleh stakeholder.
Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar harapan stakeholder akan
informasi yang disampaikan perusahaan. Ketika pengungkapan informasi tersebut
bernilai positif terhadap stakeholder, maka mereka akan meresponnya dengan positif
pula, baik melalui investasi ataupun pemakaian produk dan layanan perusahaan, dan
pada akhirnya meningkatnya kinerja keuangan perusahaan.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengungkapan identitas etis Islam berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan yang diproksikan dalam ROA.
107
2. Pengungkapan identitas etis Islam berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan yang diproksikan dalam ROE.

SARAN PENELITIAN SELANJUTNYA


Adapun saran yang dapat diajukan oleh peneliti dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, antara lain:
1. Penelitian selanjutnya disarankan tidak terlalu ketat dalam menetapkan kriteria
pengambilan sampel, karena dapat mempengaruhi ukuran sampel menjadi lebih
sedikit.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan variabel lain (mediasi,
moderasi ataupun kontrol) yang digunakan sebagai penghubung atau melengkapi
hubungan antara identitas etis Islam terhadap kinerja. Agar nantinya diketahui lebih
banyak faktor tidak langsung yang menghubungkan kedua variabel tersebut. Variabel
lain tersebut misalnya kepuasan stakeholder, membedakan customers yang rasional
dengan emosional dalam pengambilan keputusan, kepercayaan, investasi pada
pengembangan dan penelitian (research and development). Selain itu penggunaan
ukuran kinerja jangka panjang juga menjadi saran untuk penelitian selanjutnya agar
lebih diketahui dengan pasti hubungan antara kedua variabel tersebut.
3. Penelitian ini mencoba membandingkan mengenai apa yang dikomunikasikan
perusahaan dengan kondisi idealnya dari penerapan identitas etis islam. Penelitian
selanjutnya disarankan mencoba menggunakan pendekatan lain dalam mengukur
identitas etis Islam, misalnya dengan pendekatan Actual atau Desire. Artinya peneliti
langsung mengukur dan menilai penerapan identitas etis Islam dengan melakukan
mengamati operasi perusahaan secara langsung atau melakukan wawancara dengan
manajemen mengenai bagaimana penerapan dan langkah selanjutnya berkaitan
dengan penerapan identitas etis islam.

DAFTAR PUSTAKA
Andriansyah, Yuli. (2009).Kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia dan
kontribusinya bagi pembangunan nasional. Jurnal Ekonomi Islam” La
Riba”, Vol. III, No. 2.
Aribi, Zakaria Ali & Simon Gao. (2010). Corporate social responsibility disclosure: A
comparison between Islamic and conventional financial institutions.
Journal of Financial Reporting and Accounting, Vol. 8 No. 2, 72-91.
Balmer, J. M.T. dan Edmund R. Gray. (2003). COMMENTARY Corporate brands: what
are they? What of them?. European Journal of Marketing.Vol. 37 No. 7/8,
pp. 972-997.
Balmer, J.M.T. and Greyser, S.A. (2003).Revealing the Corporation: Perspectives on
Identity, Image, Reputation, Corporate Branding and Corporate-Level
Marketing, London: Routledge.
Bank Indonesia. (2004). Surat Edaran BI No.6/23/DPNP TentangSistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum. Maret 19, 2011. http://www.bi.go.id/
Bank Indonesia. (2012). Perbankan Syariah: Lebih Tahan Krisis Global. Januari 20,
2013. www.bi.go.id

108
Berrone, Pascual, Jordi Surroca and Josep A. Tribo. (2007). Corporate Ethicak Identity
as a Determinant of Firm Performance: A Test of the Mediating Role of
Stakeholder Satisfaction.Journal of Business Ethics 76:35–53.
Chun, Jinseok S., Yuhyung Shin, Jin Nam Choi and Min Soo Kim. (2011). How Does
Corporate Ethics Contribute to Firm Financial Performance?: The
Mediating Role of Collective Organizational Commitment and
Organizational Citizenship Behavior. Journal of Management 2013 39: 853.
Deegan, Craig. (2002). “Introduction The Legitimising Effect of Social and
Environmental Disclosure a Theoretical Foundation. Accounting, Auditing
and Accountability Journal, Vol. 15 No. 3, pp 282-311.
Dowling, John and Jeffrey Pfeffer. (Jan., 1975). Organizational Legitimacy: Social
Values and Organizational Behavior.University of California Press, Vol.
18, No. 1, pp. 122-136. Mei 25, 2013.http://www.jstor.org/stable/1388226
Farook, Sayd, M. Kabir Hassan dan Roman Lanis. (2011).Determinants of corporate
social responsibility disclosure: the case of Bank syariah. Journal of Islamic
Accounting and Business Research, Vol. 2 No. 2, pp. 114-141.
Gray, R., Owen, D. and Adams, C. (1996). Accounting and Accountability: Changes
and Challenges in Corporate Social and Environmental Reporting. London:
Prentice Hall.
Guthrie, James. Suresh Cuganesan, and Leanne Ward. (2006). Legitimacy Theory: A
Strory Of Reporting Social and Enviromental Matters Within The Australian
Food and Beverage Industry. The University of Sydney. Juni 2013, 2013.
http://ssrn.com/abstract=1360518
Gujarati dan Sumarno Zain, (1995). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. (2009). Analisis Laporan Keuangan (Edisi 4).
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Haniffa, Roszaini dan Mohammad Hudaib. (2007). Exploring the ethical identity of
Bank syariah via communication in annual reports. Journal of Business
Ethic, 76:97-116.
Harahap, Sofyan Syafri. (2004). Akuntansi Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hartono, Jogiyanto. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Hatch, Mary Jo dan Majken Schultz. (1997). Relations between organizational culture,
identity and image.European Journal of Marketing, Vol. 31 No. 5/6, 1997,
pp. 356-365.
Hornby, AS. (2003). Oxford Advance Learner’s Dictionary. OXFORD UNIVERSITY
PRESS.
Indirani, Latti. (2006). Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Total
Aset Bank Syariah Di Indonesia. Tesis. Institut Pertanian Bogor.
Jusuf, Jopie. (2010). Analisis Kredit untuk Account Officer. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

109
Karasek, Ray and Phil Bryant. (2012). Signaling Theory: Past, Present, and Future.
Academy of Strategic Management Journal, Volume 11, Number 1, 2012.
Kuncoro, Mudrajat. (2003). Metode riset untuk bisnis & ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Murtiyani, Siti. (2011). The innovation model of Islamic financial statements disclosure
index: case in bank syariah in Indonesia. Proceeding. FRPS ke - 4. Bank
Indonesia.
O’Byrne, F. Stephen dan S. David Young. (2001). Economic Value Added dan
Manajemen Berdasarkan Nilai Panduan Praktis untuk Implementasi.
Jakarta: Salemba Empat.
Priono T, Tesdi. Analisis pengaruh rasio-rasio keuangan, pertumbuhan asset dan
ukuran perusahaan terhadapdividen per share (Studi Empiris: di Bursa
Efek Jakarta Periode Tahun 2002-2004). Tesis. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Sethi, S. P. (2005). Investing in Socially Responsible Companies is a Must for Public
Pension Funds – Because there is No Better Alternative. Journal of
Business Ethics, 56(2), 99–129.
Spence, Michael. (Aug., 1973). Job Market Signaling. The Quarterly Journal of
Economics, Vol. 87, No. 3. pp. 355-374.
Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Waddock, S. A. and S. B. Graves. (1997). The Corporate Social Performance-Financial
Performance Link. Strategic Management Journal, 18(4), 303–319.
Yahya, Harun. (2003). Ketiadaan Waktu & Realitas Takdir. Jakarta: Robbani Press.

110

Anda mungkin juga menyukai