I. Fraud
Fraud dapat diartikan tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk
mengelabui, menipu, atau memanipulasi BRI, nasabah, atau pihak lain yang terjadi di lingkungan BRI
dan/atau menggunakan sarana BRI sehingga mengakibatkan BRI, nasabah, atau pihak lain menderita
kerugian dan/atau pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung ataupun tidak
langsung.
Beberapa faktor penyebab yang melatarbelakangi seseorang melakukan tindakan fraud antara lain:
Pressure
Opportunity
Capability
Rasionalization
Pendapat saya sebagai petugas operasional kredit mengenai fraud yakni merupakan perbuatan yang
harus ditindak tegas. Dimana dengan adanya perbuatan fraud ini akan banyak pihak yang dirugikan
antara lain diri sendiri, keluarga, kerabat, dan tentunya perusahaan. Sebagai pekerja yang baik dan sadar
akan resiko tindakan fraud, masing-masing individu dalam sebuah perusahaan harus mempunyai rasa
peduli dan tanggung jawab serta kejujuran dalam bekerja. Dimana dengan didukung oleh sifat dan sikap
pekerja yang beretika, maka fraud dapat dihindari atau bisa diminimalisir. Upaya yang dapat dilakukan
juga bisa dengan tidak membiasakan budaya organisasi yang salah dan tetap diikuti meskipun hal ini
sama sekali tidak sesuai dengan SOP.
Latar belakangnya ada 3 jenis fraud perkreditan yang paling tinggi kejadiannya:
Kesempatan terakhir bertemu nasabah sebelum dilakukan pencairan yaitu melalui CS/ Petugas ADK di
UKO, sehingga kesempatan tersebut agar dimanfaatkan untuk meningatkan dan mengedukasi nasabah
terhadap potensi fraud tersebut. Caranya adalah dengan mengingatkan kepada nasabah pada akhir
layanan akad kredit terkait risiko yang akan ditanggung apabila fraud tersebut dilakukan dan
mengedukasi nasabah terkait risiko transaksi yang tidak disertakan dengan bukti transaksi dengan
mengacu pada surat tersebut di atas. (Sesuai SE B.264.e-SCC/SQD/SNO/11/2023 tgl 29 Nop 2023
courtesy bagi para CS di Unit serta Petugas ADK di saat akad).
Oknum Pegawai Bank Riau Kepri Tilap 5M Uang Nasabah Untuk Judi (27 Juni 2022)
Seorang pegawai PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri bernama Rezky Purwanto karena menilap
uang puluhan nasabah senilai Rp 5 miliar. Rezky, yang bekerja sebagai admin bank. Diduga terdapat
transaksi penarikan dari rekening nasabah kartu ATM yang dibuat tidak sebagaimana peruntukan. Hal
itu dilakukan tanpa seizin atau tanpa sepengetahuan 71 orang nasabah di Bank Riau Kepri.
Berdasarkan hasil audit tim Investigasi Anti Fraud Bank Riau Kepri, pada 22 Juni 2022 didapat kerugian.
Kerugian terhadap 71 orang nasabah PT Bank Riau Kepri itu total sebesar Rp 5.027.191.603. Direktur
Reskrimsus Polda Riau Kombes Ferry Irawan mengatakan uang Rp 5 miliar itu diduga digunakan pelaku
untuk judi.