Anda di halaman 1dari 2

Assigment 1.

I. Fraud

Secara umum fraud dapat diartikan sebagai berikut :

Fraud dapat diartikan tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk
mengelabui, menipu, atau memanipulasi BRI, nasabah, atau pihak lain yang terjadi di lingkungan BRI
dan/atau menggunakan sarana BRI sehingga mengakibatkan BRI, nasabah, atau pihak lain menderita
kerugian dan/atau pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung ataupun tidak
langsung.

Beberapa faktor penyebab yang melatarbelakangi seseorang melakukan tindakan fraud antara lain:

 Pressure
 Opportunity
 Capability
 Rasionalization

Pendapat saya sebagai petugas operasional kredit mengenai fraud yakni merupakan perbuatan yang
harus ditindak tegas. Dimana dengan adanya perbuatan fraud ini akan banyak pihak yang dirugikan
antara lain diri sendiri, keluarga, kerabat, dan tentunya perusahaan. Sebagai pekerja yang baik dan sadar
akan resiko tindakan fraud, masing-masing individu dalam sebuah perusahaan harus mempunyai rasa
peduli dan tanggung jawab serta kejujuran dalam bekerja. Dimana dengan didukung oleh sifat dan sikap
pekerja yang beretika, maka fraud dapat dihindari atau bisa diminimalisir. Upaya yang dapat dilakukan
juga bisa dengan tidak membiasakan budaya organisasi yang salah dan tetap diikuti meskipun hal ini
sama sekali tidak sesuai dengan SOP.

Latar belakangnya ada 3 jenis fraud perkreditan yang paling tinggi kejadiannya:

1. Topengan/tempilan -> uang pencairan sebagian/semuanya dikasih ke orang lain


2. Identitas fiktif -> pakai KTP orang lain. Sehingga orang lain itu yang masuk ke SLIK dan diminta
membayar.
3. Tunda setoran -> saat bayar angsuran, debitur titip ke orang BRI tapi uang itu malah dipakai oleh
si orang BRI itu.

Kesempatan terakhir bertemu nasabah sebelum dilakukan pencairan yaitu melalui CS/ Petugas ADK di
UKO, sehingga kesempatan tersebut agar dimanfaatkan untuk meningatkan dan mengedukasi nasabah
terhadap potensi fraud tersebut. Caranya adalah dengan mengingatkan kepada nasabah pada akhir
layanan akad kredit terkait risiko yang akan ditanggung apabila fraud tersebut dilakukan dan
mengedukasi nasabah terkait risiko transaksi yang tidak disertakan dengan bukti transaksi dengan
mengacu pada surat tersebut di atas. (Sesuai SE B.264.e-SCC/SQD/SNO/11/2023 tgl 29 Nop 2023
courtesy bagi para CS di Unit serta Petugas ADK di saat akad).

Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari tindakan fraud yakni :


 Menggunakan software yang terfokus pada efisiensi dan pengawasan dapat sangat membantu.
Integrasi software dalam sistem perusahaan memastikan transfer data yang lancar dan
pemantauan yang akurat. Keamanan data juga harus dijaga ketat untuk menghindari potensi
kebocoran informasi. Misal menggunakan intranet agar aman.
 Menguatkan Implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerapan SOP yang ketat
mengurangi peluang kecurangan. Disiplin dalam menjalankan prosedur yang telah ditetapkan
menjadi kunci untuk menghindari celah yang dapat dimanfaatkan untuk kecurangan. Misal
bekerja sesuai dengan SOP yang ada dan tidak membiasakan bekerja yang tidak sesuai dengan
SOP.
 Memupuk Budaya Perusahaan yang Berintegritas Selain teknologi dan prosedur, membangun
budaya perusahaan yang kuat juga sangat penting. Membangun rasa solidaritas dan integritas
yang tinggi di kalangan karyawan membantu meredam potensi kecurangan. Misal sikap saling
terbuka dan sharing antar karyawan sehingga terpupuk kesadaran akan tujuan awal bekerja
dengan jujur.

II. Berita mengenai Fraud

Oknum Pegawai Bank Riau Kepri Tilap 5M Uang Nasabah Untuk Judi (27 Juni 2022)

Seorang pegawai PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri bernama Rezky Purwanto karena menilap
uang puluhan nasabah senilai Rp 5 miliar. Rezky, yang bekerja sebagai admin bank. Diduga terdapat
transaksi penarikan dari rekening nasabah kartu ATM yang dibuat tidak sebagaimana peruntukan. Hal
itu dilakukan tanpa seizin atau tanpa sepengetahuan 71 orang nasabah di Bank Riau Kepri.

Berdasarkan hasil audit tim Investigasi Anti Fraud Bank Riau Kepri, pada 22 Juni 2022 didapat kerugian.
Kerugian terhadap 71 orang nasabah PT Bank Riau Kepri itu total sebesar Rp 5.027.191.603. Direktur
Reskrimsus Polda Riau Kombes Ferry Irawan mengatakan uang Rp 5 miliar itu diduga digunakan pelaku
untuk judi.

Anda mungkin juga menyukai