Hawaria Djafar
921420079
Penyalahgunaan/Kecurangan pada Kas
Pada tahun 2008, PT Bank Century mengalami masalah likuiditas dan keuangan yang serius
sehingga memerlukan bantuan dari pemerintah. Namun, setelah pemerintah memberikan bantuan,
terungkap bahwa sejumlah pihak di dalam perusahaan melakukan tindakan penyelewengan dana
dan penyalahgunaan kewajiban, yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan negara.Dalam
kasus ini, sejumlah pejabat di PT Bank Century diduga melakukan tindakan korupsi, seperti
memberikan kredit yang tidak sehat kepada pihak yang tidak memiliki kelayakan, memberikan
suap kepada pihak tertentu, dan melakukan manipulasi laporan keuangan
Kasus kecurangan PT Bank Century memiliki dampak yang sangat besar terhadap perekonomian dan
reputasi Indonesia. Beberapa dampak yang dapat yang terjadi dalam penyalahgunaan Kewajiban:
Kerugian Keuangan: Kasus penyalahgunaan kewajiban dalam PT Bank Century menyebabkan kerugian
besar bagi perusahaan dan negara. Pemerintah Indonesia telah menyuntikkan dana sebesar Rp 6,7 triliun
untuk menyelamatkan bank tersebut, namun sejumlah pihak dalam perusahaan melakukan
penyelewengan dana sehingga menyebabkan kerugian yang lebih besar
Kasus kecurangan PT Bank Century memiliki dampak yang sangat
besar terhadap perekonomian dan reputasi Indonesia. Beberapa
dampak yang dapat yang terjadi dalam penyalahgunaan
Dampak Kewajiban:
Kerugian Keuangan: Kasus penyalahgunaan kewajiban dalam PT
/Akibat Bank Century menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan dan
negara. Pemerintah Indonesia telah menyuntikkan dana sebesar Rp
6,7 triliun untuk menyelamatkan bank tersebut, namun sejumlah
pihak dalam perusahaan melakukan penyelewengan dana sehingga
menyebabkan kerugian yang lebih besar
Manipulasi harga:
Pemalsuan produk
Bentuk kecurangan Penipuan
penjualan Penjualan paksa
Perjanjian yang tidak adil
Peniriman dan tagihan yang salah
Penggunaan taktik tekanan
Kasus kecurangan pada penjualan PT. Trans Retail Indonesia
(Carrefour) Pada tahun 2018, PT. Trans Retail Indonesia
(Carrefour) dijatuhi sanksi oleh Komisi Pengawas Persaingan
Kasus Usaha (KPPU) karena melakukan praktik kartel dan monopoli
harga pada produk-produk tertentu di sejumlah toko mereka di
Indonesia. Praktik ini dilakukan dengan melakukan kesepakatan
dengan beberapa distributor untuk menaikkan harga produk
hingga 35 persen
Dalam kasus ini perlunya Menerapkan sistem kontrol internal yang ketat
dimana Perusahaan harus memiliki sistem kontrol internal yang ketat untuk
mencegah praktik kecurangan seperti kartel dan monopoli harga. Sistem ini
harus melibatkan pengawasan dari manajemen dan audit internal yang
Solusi independen, Memperkuat peraturan dan regulasi terkait praktik kartel dan
monopoli harga, serta memberikan sanksi yang tegas kepada perusahaan yang
melakukan pelanggaran, dan juga Meningkatkan transparansi yang
memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada konsumen dan pihak
terkait terkait harga produk. Ini dapat dilakukan dengan mempublikasikan
harga produk secara terbuka, serta memberikan informasi tentang asal-usul
produk dan distribusinya
Penyalahgunaan/Kecurangan
Pada Biaya
Dalam ilmu bisnis dan akuntansi, pengertian biaya adalah nilai moneter atau
jumlah uang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu
produk atau jasa. Beban yang dikeluarkan mencakup persediaan, bahan baku,
tenaga kerja, produk, peralatan, layanan, dan lainnya. Jumlah yang dikeluarkan
dicatat dalam catatan pembukuan sebagai beban
Bentuk-bentuk Mark-up harga: Ini terjadi ketika harga suatu barang atau jasa
kecurangan ditambahkan dengan markup yang tidak masuk akal. Penambahan
biaya harga ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan keuntungan atau
untuk menghindari kerugian
Biaya tersembunyi: Biaya yang tidak diungkapkan sebelumnya atau
disertakan dalam kesepakatan awal. Biaya tersembunyi ini dapat
mengejutkan dan mengakibatkan biaya yang lebih tinggi dari yang
diharapkan
Double-billing: Ini terjadi ketika satu biaya atau transaksi
dibebankan dua kali. Hal ini bisa terjadi secara tidak sengaja atau
disengaja, dan dapat mengakibatkan biaya yang tidak perlu
Kasus PT Bank Negara Indonesia
Dalam kasus ini, terdapat dugaan penyelewengan dana dalam proses pembelian alat dan
bahan bangunan yang digunakan dalam proyek PLTU Riau-1. Dalam penyelidikan,
kasus KPK menemukan adanya transaksi yang mencurigakan antara pihak-pihak yang terlibat
dalam proyek, seperti pembelian tanah yang dianggap tidak sesuai dengan harga
pasaran, pembelian kapal tongkang, dan pemberian uang kepada sejumlah pejabat
pemerintah
1. Kesempatan: Proyek besar seperti PLTU Riau-1 menyediakan kesempatan besar untuk
mengambil keuntungan secara ilegal. Karena dana yang terlibat dalam proyek ini sangat
besar, para pelaku korupsi dapat memperoleh keuntungan yang signifikan dengan
memanipulasi proses pembelian alat dan bahan bangunan
Faktor 2. Ketidaktransparanan: Kurangnya transparansi dalam proses pengadaan proyek dapat
penyeb memudahkan pelaku korupsi untuk melakukan kecurangan. Jika proses pengadaan tidak
ab dilakukan secara terbuka dan transparan, para pelaku korupsi dapat memanipulasi
persyaratan dan hasil lelang, atau memalsukan dokumen-dokumen yang diperlukan
Dampak
/Akibat