Anda di halaman 1dari 8

KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

DAN PENERAPAN ETIKA DALAM PERUSAHAAN

A. Pendahuluan
Setiap perusahaan menginginkan semua bisnis/usahanya lancar tanpa
hambatan, namun dibalik kelancaran dalam usaha kita harus mempunyai
laporan keungan yang benar untuk menjadikan sumber informasi bagi
pengguna baik posisi keuangan, serta kinerja dalam perusahaan. Ketika kita
menyediakan sumber informasi tentu akan sangat bermanfaat bagi suatu
perusahaan untuk pengambilan keputusan. Jadi harus disiapkan laporan
keungan untuk pihak yang memang membutuhkannya. Laporan keungan suatu
perusahaan akan memberikan informasi terkait perusahaan tersebut untuk
digunakan sebagai pengambilan keputusan dan akan menunjukkan bagaimana
kinerja manajemen dan pertanggungjawabannya atas sumber daya yang ada
diperusahaan.

Laporan keuangan merupakan hasil dr penyajian laporan hasil proses


akutansi sebagai alat yang digunakan sebagai pedoman pihak yang
berkepentingan dalam
Keuangan / aktivitas dri perusahaan. Proses dari akuntansi tersebut digunakan
sebagai bentuk pengendalian internal perusahaan tersebut agar tidak
mengalami kerugian. Sehingga dalam kegiatannya akan terkontrol sesuai
dengan tujuan yang diharapkan ssuatu perusahaan.

Dalam kegiatan proses penyajian suatu laporan keuangan disuatu


perusahaan harus teliti dalam proses penyajiannya, karena ketika kita tidak
teliti dalam membuat suatu laporan keungan maka akan berdampak pada salah
saji materiil/ berdampak pada keseluruhan dan individu. yang tentunya akan
membuat laporan yg disajikan tidak wajar, karena tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi. prinsip akuntansi harus ditekankan pda proses pembuatan laporan
keuangan karena sebagai dasar pedoman pencatatan bagi individu dan
perusahan. Namun ketika tidak melakukan prinsip akuntansi dalam pencatatan
laporan keuangan maka suatu laporan keuangan akan mengakibatkan
kekeliruan / kecurangan dalam proses pencatatannya. Kecurangan laporan
keuangan akan mengakibatkan laporan keuangan itu tidak sehat, dimana
dilakukan salah saji dalam pencatatannya, bisa dihilangkan secara tidak
sengaja jumlahnya, bisa juga direndahkan agar bisa diambil untuk keperluan
indvidu, bisa juga dinaikkan agar investor mau bergabung di perusahaan.

B. Pengertian Kecurangan

Kecurangan merupakan kelalaian dan penyimpangan yang disengaja untuk


kepentingan pribadi dengan melakukan kesalahan pencatatan, korupsi dan
penyalahgunaan aset dalam kegiatan usahanya. Sehingga dalam kelalaian dan
penyimpangan tersebut akan membuat para investor mengubah keputusannya
ketika melihat hal yang signifikan dalam laporan keuangan. Kecurangan ini
akan membuat sesat bagi para pemakai karena tidak berada pada posisi yang
sebenarnya. Biasanya kecurangan ini dilakukan oleh para atasan dan
bekerjasama dengan bawahannya, karena atasan yang memegang peran penuh
dalam kegiatan manajemen perusahaan. Hal-hal yang menjadikan seseorang
berbuat kecurangan adalah sebagai berikut :

a. Tekanan : Tekanan mengacu bagaimana seseorang akan bisa terpenuhi


semua kebutuhannya sehingga melakukan kecurangan untuk menciptakan
kebutuhan dalam hidupnya. Dengan keinginan untuk memenuhi
kebutuhannya seseorang akan memotivasi dirinya mencuri. Biasanya
motivasi tersebut tekanan keuangan atau bisa jadi tekanan dari atasan,
keluarga dan sebagainya
b. Rasionalisasi : Rasionalisasi terpusat pada kecurangan berdasarkan
karakter atau sikap seseorang, dimana seseorang yang mmiliki karakter
tidak baik, tidak jujur, maka akan melakukan tindak kecurangan karena
terbiasa dengan perilaku yang tidak berkarakter. Dalam rasionalisasi
seseorang biasanya lebih membenarkan dirinya kalau yang dilakukan itu
benar, namun kenyataanya salah.
c. Kesempatan merupakan Faktor yang paling utama dalam melakukan
tindak kecurangan, karena ketika kita mempunyai kesempatan misalkan
top managemen maka kita yang akan mengelola keuangan tersebut
sehingga kita bisa memanipulasi/menyuruh bawahan melakukan
keinginannya untuk kepentingan pribadi. Biasanya dalam hal ini terjadi
karena ketiadaan kontrol internal sehingga melakukan kejahatan untuk
dirinya sendirinya.
C. Profil Pelaku yang Melakukan Tindak Kecurangan/Penyimpangan
 Orang yang tidak jujur dan jujur hanya beberapa kali saja.
 Orang yang tamak karena ingin terlihat lebih dihadapan orang lain
 Orang yang serakah tidak merasa cukup dengan yang diperoleh saat ini
 Orang yang terlilit utang sehingga terdesak.
 Orang yang mungkin sedang mengalami kegagalan sehingga melakukan
kecurangan.
 Orang yang suka berbohong agar dirinya terlihat lebih baik dihadapan
orang lain.
 Orang yang melakukan pembelaan dalam setiap uusannya.
 Orang yang cerdik dan pintar, sehingga kepintarannya tersebut ia dapat
mengusai bagaimana cara dia melakukan kecurangan tersebut.
 Orang yang tidak mempunyai karakter dalam kehidupan sehari-hari.
 Orang yang pintar namun berupaya cenderung lebih bodoh.
 Orang yang bekerja lebih dari jam kerja yang telah ditetapkan, Sehingga
dalam kegiatannya setelah jam kerja tersebut dia melakukan tindak
kejahatan. Namun ada pula yang bekerja melampaui batas itu memang
melakukan kerja demi perusahaan.
 Gaya hidup yang terlalu berlebihan sehingga termotivasi ingin hidup
mewah dan berusahan mendapatkan itu dengan mencuri,Tekanan dari
pihak-pihak tertentu sehingga melakukan tindak kecurangan
D. Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan
Kecurangan laporan keuangan pada perusahaan ini merupakan
kecuarangan yang dilakukan oleh karyawan pada perusahaan tersebut, baik
top management berserta bawahannya untuk mencapai keuntungan baik untuk
perusahaan dan untuk kepentingan pribadi. Kecurangan dalam lapoaran
keuangan tentu akan membuat para investor mengubah keputusannya ketika
melihat hal yang signifikan dalam laporan keuangan sehingga akan
menyesatkan bagi para pemakai laporan tersebut. Kecurangan dalam laporan
keuangan ini tentu akan menimbulkan kerugian kedepannya karena sudah
melakukan praktek yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang telah
ditetapkan. Tindak kecurangan merupakan tindak yang melawan hukum,
dimana dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisir / bekerja sama
untuk memenuhi keinginannya dan merugikan orang lain. Oleh karena itu
tindak kecurangan dalam laporan keuangan harus dipertegas dengan hukum
yang berlaku saat ini yang akan membuat seorang itu jera akan hukum yang
ditetapkan.
Di negara maju tindak kecurangan dalam laporan keuangan lebih sedikit
dibandingkan dengan negara berkembang karena dinegara maju hukumnya
lebih tegas sehingga takut melakukan tindak kecurangan tersebut. Beda lagi
dengan negara berkembang yang mungkin ekonominya kurang sehingga
masih ingin merasa puas dan melakukan tindak kecurangan, tentunya hukum
dinegara berkembang pun lemah sehingga banyak yang tetap melakukan
tindak kecurangan untuk kepentingan pribadi.
Didalam perusahaan tentunya yang bekerja memiliki ilmu pengetahuan,
sehingga dapat lebih mengontrol tindak perilaku kecurangan dengan tanda-
tanda yang dilakukan para fraudster dalam kegiatan sehari-hari. Tanda-tanda
tersebut merupakan petunjuk ada sesuatu yang tidak biasa. Tanda-tanda ini
kita harus berusaha untuk mencegahnya dan membutuhkan berbagai cara
untuk mendeteksi. Kriteria ini sangatlah penting untuk keberhasilan
meminimalisir kecurangan. Dibawah ini merupakan Kriteria-kriteria / red
flags penyimpangan dalam kecurangan laporan keuangan :
1. Berkaitan dengan dokumen internal dan eksternal dalam perusahaan
yang mengalami perbedaan sangat signifikan.
2. Penulisan yang tidak tepat sehingga akan berpengaruh pada laporan
keuangan.
3. Kesalalahan dalam penerapan prinsip akuntansi yang telah ditetapkan
sehingga pengungkapnnya berbeda.
4. Pengungkapan yang tidak benar sehingga tidak sesuai dan salah
penafsiran.
5. Kesalahan dalam proses penjumlahan dan pemrosesan data akuntansi
dalam pembuatan laporan keuangan.
6. Dalam aset dinilai tidak tepat sesuai dengan keadaan nyata, agar
investor mau bergabung dengan perusahaan itu.
7. Anomalia dalam laporang keuangan dimana tentu akan mempengaruhi
proses pencatatannya, misalkan melebih-lebihkan pendapatan dan
mengurangi biaya/ membuat laba menjadi tinggi sehingga pengguna
infomasi cenderung ingini bekerjasama.
8. Pertumbuhan yang cepat dari tahun sebelumnya, yang sangat
signifikan.
9. Keuntungan yang tidak biasa sehingga banyak perusahaan/investor
ingini bergabung padahal tersebut fiktif bukan yang sebenarnya.
10. Kelamahan kontrol internal dari perusahaan dan kurang adanya
penaman nilai karakter diperusahaan.
Dibalik kriteria diatas, maka dapat dikatakan kecurangan laporan
keuangan itu lebih mementingkan kepentingan diri sendiri bukan perusahaan.
Awalnya memang untuk perusahaan namun akhinya dilakukan untuk diri sendiri.
Sehingga dalam perusahaan harus melakukan pencegahan terjadinya kecurangan
baik para managemen dan bawahan. Cara untuk melakukan pencegahan tindak
kecurangan laporan keuangan dapat dilakukan dengan:
1. menciptakan budaya yang jujur dalam perusahaan ini bisa dimulai dari
atasan yang mencontohkan bawahan supaya jujur dalam kegiatannya.
Sehingga kalau atasannya berperilaku jujur maka bawahan pun akan
mengikutinya.
2. Melakukan prosedur dan kebijakan dalam organisasi perusahaan yang
telah diciptakan.
3. Melakukan pengawasan dan kontrol internal dalam perusahaan agar tidak
terjadinya perilaku kecurangan dalam perusahaan. Kontrol ini bisa
dilakukan oleh pihak akuntan / top managemen yang jujur dan beretika.
4. Tips Anonim atau keterlibatan seroang karyawan dengan manajemen
dalam memberikan kritik lewat kotak saran dalam perusahaan, sehingga
dalam kegiatan audit, bisa diketahui tindak kecurangan.
5. Audit yang didatangkan dengan tidak diketahui, sehingga bisa melakukan
proses yang pengecekan secara langsung dan mengetahui keadaan yang
sebenarnya.
6. Hukum yang tegas sehingga jera ketika melakukan tindak kecurangan
laporan keuangan
7. Kebijakan etika terhadap visi dan misi yang telah ditetapkan didalam
perusahaan tersebut untuk mencapai tujuan.

E. PENERAPAN ETIKA DALAM PERUSAHAAN

Perusahaan tentu memiliki visi dan misi dalam kegiatan usahanya,


sebelum usahanya di jalankan. Visi misi tersebut menjadi pedoman dan tolak
ukur bagaimana cara perusahaan tersebut dijalankan sesuai dengan etika
bisnis. Penerapan etika dalam perusahaan merupakan standar tolak ukur
perilaku untuk menjadikan perusahaan tersebut berdiri Etika bisnis merupakan
cara untuk melakukan kegiatan usahanya, yang berkaitan dengan diri individu,
perusahaan, organisasi dan masyarakat. etika dalam perusahan berkaitan
dengan prinsip nilai, norma dan tingkah laku para pemimpin, karyawan,
pemegang saham, investor dll untuk menjadikan perusahaan tersebut berjalan
dengan baik. Karena saat ini banyak Perusahaan yang beretika contohnya
melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan, melebihkan-lebih
pendapatan, top managemen yang melakukan tindakan untuk kepentingan diri
sendirinya dan menuntuk karyawan untuk berperilaku tidak beretika.

Perusahaan tentu harus memegang prinsip, dimana sebuah perusahaan


harus memiliki etika baik dalam kegiatan bisninya, agar tidak menipu para
pemakai sehingga merugikan orang lain. Sehingga Perusahaan harus memiliki
standar dan pedoman standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen, sehingga dalam kegitan sehari-hari dapat dijadikan acuan dan
dilaksankan dengan dilandasi moral, jujur dan sikap profesional sesuai standar
yang telah ditatapkan.

Adapun prinsip yang harus ditetapkan oleh suatu perusahaan agar


perushaan tersebut memiliki etika bisnis yang baik dan sesuai dengan yang
diharapkan untuk mencapai tujuannnya dan dijadikan pedoman bagi semua
karyawan termasuk managemen sehingga mencegah terjadinya kesalahan dan
kecurangan dalam perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Menekankan prinsip Otonomi dimana dalam perusahaan seorang


manajemen haeus berperilaku adil dan tidak bertindak semauanya sendiri
dan tidak memandang bahwa memiliki kekuasaan penuh dalam mengatur
kegiatan perusahaan. Kaitannya dalam hal ini seorang manajemen harus
memutuskan sebuah keputusan sesuai dengan visi dan misi yang telah
ditetapkan. Sehingga setiap keputusan yang diambal tidak menjadikan
kerugian perusahaan dan tetap menjaga kesejahteraan karyawan.

2. Tetapkan menjaga penuh Prinsip Kejujuran dalam kegiatan bisnisnya.


Kaitannya dengan kejujuran ini harus memenuhi syarat/kontrak yang
sudah ditetapkan, sehingga tidak merugikan orang lain karena
ketidakjujurannya. Selain itu kejujuran dalam hal ini berkaitan dengan
penulisan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi, harus tidak
melebih-lebihkan keuntungan/pendapatan.

3. Tidak berniatan untuk melakukan tindak kejahatan. Sehingga niat ini akan
menjadikan seseorang berperilaku jujur dan tidak ingin lebih/niat jahat.
4. Menekankan Prinsip Keadilan dalam perusahaan yaitu tidak memilih
orang yang dalam lingkung keluarga dalam bisnisnya.

5. Harus menghormati diri sendiri dan memperlakukan diri sendiri untuk


bertindak kebenaran. Dalam hal ini ketika kita tidak mau diperlakukan
tidak baik dengan orang lain, maka kita harus tidak melakukan hal itu
kepada orang lain.

F. Kesimpulan

Berdasarkan dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tindak


kecurangan laporan keuangan itu merupakan usaha untuk memperkaya diri
sendiri sehingga memanipulasi kegiatan bisnisnya atas suatu tekanan, motivasi
untuk hidup mewah dan kesempatan dalam perannya sebagai top manajemen.
Kaitannya dengan perusahaan untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam
kegiatan bisnisnya yaitu harus menekakan prinsip-prinsip beretika yang akan
menjadi pedoman dalam kegiatan suatu bisnis dalam perusahaan.

Oleh karena itu ketika perusahaan ingin menjalankan suatu bisnisnya


dengan memperoleh keuntungan yang sesuai maka harus menekankan prinsip-
prinsip tersebut dimulai dari seorang manjemen yang berperilaku baik dan
jujur serta mencotohkan perilaku yang beretika.

Anda mungkin juga menyukai