DISUSUN OLEH:
SAIFUL
( 461 15 032 )
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2018
PERUSAHAAN PARMALAT
Parmalat dimulai sebagai entitas milik keluarga yang didirikan oleh Calisto Tanzi pada
tahun 1961. Selama tahun 2003, Parmalat adalah perusahaan terbesar kedelapan di Italia dan
beroperasi di 30 negara. Itu adalah pemain besar di pasar susu dunia dan bahkan lebih
berpengaruh dalam lingkungan bisnis Italia. Ini memiliki jaringan 5.000 peternak sapi perah
yang memasok produk susu dan 39.000 orang yang langsung dipekerjakan oleh perusahaan.
Perusahaan itu akhirnya menjual saham ke publik di bursa saham Milan. Keluarga Tanzi
selalu memegang mayoritas, mengendalikan saham di perusahaan, yang pada tahun 2003
adalah 50,02 persen. Anggota keluarga Tanzi juga menduduki kursi CEO dan ketua dewan
direksi. Struktur Parmalat terutama dikarakterisasi oleh keluarga Tanzi dan sejumlah besar
kontrol yang mereka pegang atas operasi perusahaan. Itu tidak biasa bagi anggota keluarga
untuk mengesampingkan kontrol internal apa pun yang ada untuk melakukan penipuan
akuntansi.
Skandal Parmalat pecah pada akhir 2003, ketika diketahui bahwa dana perusahaan
yang berjumlah hampir € 4 miliar (sekitar $ 5,64 miliar) yang dimaksudkan untuk
disimpan dalam rekening di Bank of America tidak ada. Pihak keluarga Tanzi
bank yang tidak ada, karena seperti yang diketahui bahwa Keluarga Tanzi selalu
adalah 50,02 persen. Anggota keluarga Tanzi juga menduduki kursi CEO dan ketua
dewan direksi. Oleh karena itu pihak dari keluraga Tanzi akan seenaknya saja melakukan
kecurangan / penipuan, dengan cara bekerja sama tanpa diketahui oleh pihak eksternal
perusahaan.
Jadi pelanggaran etika yang dilakukan pada perusahaan parmalat yang menyebabkan
daya Parmalat untuk kepentingan mereka sendiri. Ini bukan rahasia di Parmalat. Orang
lain di perusahaan mungkin percaya bahwa budaya tidak mempromosikan etika dan
mereka mungkin kurang peduli apakah laporan keuangan menyajikan posisi keuangan,
hasil operasi, dan perubahan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima.
Dari kasus tersebut, dapat terlihat bahwa Parmalat tidak menjalankan bisnisnya secara
etis. Mereka tidak menunjukkan integritas karena tidak melakukan apa yang mereka
telah janjikan, yaitu membayar utang mereka kepada pemberi pinjaman dan memberi
perusahaan harus menyatakan secara bertanggung jawab apabila tidak dapat memenuhi
terutama investor ketika mereka mengalami penurunan kinerja dan kesulitan untuk
yaitu melakukan manipulasi informasi keuangan. Hal ini justru menimbulkan masalah
yang lebih besar lagi. Manajemen puncak tidak bisa menyalahkan pihak lain, seperti
mengatakan, jika pihak lain telah mengatakan sesuatu atau menangkap penipuan, kami
akan berhenti. Para auditor memiliki kewajiban untuk melakukan audit dengan
dengan hati-hati dan skeptisisme dan mungkin bertanggung jawab atas berlanjutnya
penipuan dengan tidak lebih gigih. Parmalat juga tidak memiliki Tata kelola perusaahan
yang baik dan etika bisnis yang baik, karena terlihat bahwa adanya kolusi antar eksekutif
dan pihak eksternal lain secara besar-besaran. Ini menunjukkan bahwa budaya
perusahaan tidak mendorong keterbukaan, kejujuran, dan integritas sehingga tidak dapat
yang memiliki etika tinggi sementara organisasi rendah. Tidak ada indikasi bahwa
budaya tersebut menumbuhkan keterbukaan dan transparansi, dua elemen penting dalam
menciptakan lingkungan yang etis. Kepemimpinan Parmalat tidak autentik karena tidak
dewan direksi tidak secara aktif terlibat dalam sistem tata kelola perusahaan. Pengurus
Parmalat tidak pernah melakukan apa pun tentang penipuan yang dilaporkan karena
pengaruh keluarga Tanzi. Dengan hanya tiga anggota dewan, sangat tidak mungkin
bahwa kepentingan pemegang saham dapat terwakili dengan baik. Terlebih lagi sikap
yang tercela dan tindakan kecurangan/ penipuan ini dilakukan salah satunya oleh pendiri
perusahaan yang seharusnya dihormati dan menjadi model bagi karyawan lainnya.
Sebagian besar eksekutif juga ikut terlibat, dimana mereka memiliki tanggung jawab
untuk menurunkan budaya positif dan integritas ke karyawan yang berada di bawahnya.
pemegang rekening palsu di Bank of America. Dokumen yang menunjukkan swap suku
bunga dibuat untuk menyesatkan auditor atau pihak lain. Swap suku bunga dan kontrak
pertukaran mata uang adalah instrumen yang biasanya digunakan untuk melakukan
adanya aset, mengecilkan utangnya, dan kas dialihkan ke anggota keluarga Tanzi. Dari
sisi lain Skema sekuritas berdasarkan piutang usaha palsu dan faktur yang sama
digunakan berkali-kali untuk membiayai group dan piutang tak tertagih dipindahkan dari
perusahaan utama ke entitasnya, di mana nilai riil mereka tersembunyi. Selain piutang
yang mereka mainkan Parmalat juga mengecilkan utangnya melalui Skema penipuan
yang berbeda. Mencatat tidak adanya pembelian kembali obligasi dan menjual piutang
palsu digambarkan sebagai jalan lain untuk menghapus kewajiban dari catatan serta
dilakukan untuk mengimbangi kerugian dari anak-anak perusahaan dan untuk menaikkan
asset dan pendapatan. Parmalat juga menyimpan piutang tak tertagih / beban utang yang
buruk dari pembukuannya untuk membuat penghasilan terlihat lebih baik daripada yang
sebenarnya dengan mentransfer jumlah ini ke entitas nominee. Meskipun mungkin tidak
cocok dengan kategori shenanigan tertentu, ini jelas merupakan upaya untuk mengelola
pendapatan serta dana yang dialihkan ke anggota keluarga Tanzi dan perusahaan mereka
dengan skema berulang untuk mencatat pembayaran sebagai piutang dan kemudian
memindahkan piutang palsu tersebut melalui web entitas lepas pantai untuk
setelah fakta dan mengklaim bahwa mereka valid dan akurat. Meremehkan utang adalah
komponen besar lain dari penipuan Parmalat, seperti utang tersembunyi. Pada satu
sebenarnya Parmalat masih bertanggung jawab untuk memastikan bahwa uang itu dapat
tertagih.
3. Apakah Auditor itu gagal dalam mendeteksi Fraud atau karena ikut berkontribusi
Seorang auditor memang selakyaknya harus mampu bekerja secara profesional dan
independen dilandasi dengan etika yang baik dalam penugasannya serta mematuhi
standar etika termasuk menjadi independen baik dalam kenyataan dan penampilan,
objektif (skeptis), melakukan pekerjaan dengan hati-hati, dan mengikuti standar teknis
yang relevan, namun dalam kasus ini di perusahaan parmalat auditor sudah melakukan
tugasnya dengan baik dan sudah sesuai dengan prosedur namun ada sdikit kesalahan fatal
yang dilakukan oleh auditor sehingga terkesan berlontribusi dalam tindakan kecurangan
atau penipuan ini, pada saat itu pihak internal perusahaan melakukan segala hal yang
berhubungan adminitrastif itu di palsukan, ini dilakukan oleh Tuan Tonna sebagai salah
satu karyawan dalam perusahaan tersebut. Kejadian pada saat itu adalah ketika auditor
ingin melakukan konfirmasi bank untuk memastikan saldo rekening perusahaan di Bank
Of Amerika, karena komponen terbesar kecurangan atau penipuan terbesar ada pada
saldo rekening pada bank tersebut, namun auditor melakukan kesalahan fatal yaitu
dengan menggunakan surat internal dari perusahaan Parmalat tersebut yang jelas-jelas
bias mereka palsukan. Pemalsuan tersebut terdiri dari pembuatan konfirmasi dan
pencetakan pada kop surat Bank of America lalu mengirim (atau mengirim faks) kembali
ke auditor. Para auditor setidaknya bisa memeriksa nomor faks pada print-out untuk
memverifikasi bahwa negara dan kode area sudah benar untuk cabang Bank of America.
Auditor jelas bersalah atas kelalaian biasa dan sebuah kasus dapat dibuat untuk kelalaian
besar juga karena mereka tidak hanya gagal melaksanakan prosedur audit penting tetapi
memproses konfirmasi, yang merupakan langkah yang auditor penuh perhatian tidak
sebagian besar anggota board Parmalat adalah keluarga dan kerabat Calisto Tanzi.
Menurut orang dalam yang terlibat dengan komisaris, para anggota sebenarnya melihat
memilih untuk diam karena adanya subjektivitas akibat hubungan kekeluargaan tersebut.
Para anggota juga pernah meminta Tanzi untuk menaikkan anggotan independen ke
komisaris, namun hal ini ditolak oleh Tanzi dan anggota komisaris pun tidak lagi
menunjukkan bahwa perusahaan tidak menjalankan prinsip Tata kelola perusahaan yang
baik, dan design dari usahanya tidak etis karena ada unsur kesengajaan untuk memberi
Oleh sebab itu, Peran auditor sangatlah penting dalam mengungkap kasus ini, Auditor
baik internal yang ada di dalam perusahaan maupun auditor eksternal sebagai pihak yang
mampu mengungkap adanya kecurangan (fraud) agar laporan keuangan yang akan
dipublikasikan benar benar telah bebas dari adanya salah saji material yang nantinya