Anda di halaman 1dari 96

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan didirikan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan bertujuan untuk berorientasi mencapai titik laba maksimum

sebagai suatu nilai pendapatan untuk menarik suatu investor baik diperusahaan

jasa maupun perusahaan dagang. Usaha yang ada saat ini terdiri dari

perusahaan jasa, perusahan dagang, dan perusahaan manufaktur. Perusahaan

jasa (Kotler & Keller 2012:214) yang dikutip kembali oleh Fandy Tjiptono)

perusahaan jasa dapat didefinisikan suatu tindakan atau perbuatan yang dapat

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat

intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

yang berwujud (tangible).Dalam operasi jasa, pemberian jasa atau pelayanan

adalah kegiatan utama untuk memperoleh dan menarik minat

pelanggan.Meskipun terjadi persaingan antara perusahaan untuk kelangsungan

hidup (going concern) dari entitasnya.Namun hal tersebutlah yang menjadi

salah satu dasar yang memicu setiap perusahaan untuk memberikan pelayan

yang lebih baik dalam seluruh aspek untuk memenangkan pasarnya.

Laba merupakan salah satu indikator perusahaan, dimana laba

diperoleh jika jumlah dari pedapatan yang diterima perusahaan melebihi biaya

yang dikeluarkan.Dimana diera globalisasi saat ini perusahaan juga

menghadapi krisis, dimana krisis ekonomi ini dapat menghambat suatu

1
penjualan secara tunai.Maka untuk itu diperlukan penjualan barang atau jasa

secara kredit.Sistem penjualan kredit menjadi salah satu usaha yang dilakukan

entitas untuk meningkatkan volume penjulan. Dimana dengan sistem penjualan

kredit tersebut, diharapkan transaksi yang terjadi dalam partai besar dapat

meningkat, serta memperoleh relasi atau konsumen-konsumen baru, sehingga

secara tidak langsung laba perusahaan juga akan meningkat.

Transaksi penjualan kredit tersebut maka akan timbul perkiraan piutang

usaha. Piutang ini digolongan sebagai aset lancar di laporan posisi keuangan,

secara tidak langsung bisa menunjukkan pendapatan yang akan diterima oleh

perusahaan saat jatuh temponya pembayaran, maka dari itu piutang usaha harus

disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan dimana entitas akan

memperhitungkan nilai kini dan mendatang dengan melihat nilai wajar (Dwi

Martani, 2012 : 202).

Piutang usaha semacam ini biasanya diharapkan dapat ditagih dalam

waktu dekat, diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 hari sampai 60 hari.

(Warren dkk, 2012:448). Akan tetapi realitanya dari sebagian besar penjualan

kredit pasti ada piutang yang tidak dapat ditagihkan karena berbagai kendala.

Akibat dari terjadinya piutang tak tertagih (bad debt) dalam jumlah yang cukup

besar, maka perusahaan akan dituntut untuk lebih teliti dalam memberikan

pelayanan pada pelanggan, terutama dalam pembayaran secara credit dan bayar

tujuan karena terkadang saat proses penagihan pihak penerima atau pengirim

selalu memiliki alasan dan tidak bertanggung jawab sesuai komitmen awal.

2
Adapun beberapa hal lain yang timbul karena piutang tidak tertagih, antara lain

kurang bertanggung jawabnya pelanggan, dan keterlambatan penagihan dari pihak

entitas serta karena faktur yang berhubungan dengan pajak yang tidak sama

dengan data tagihan.

Tidak ada satupun perusahaan yang mengharapkan bahwa banyaknya

debitur, ada sebagian debitur yang tidak bisa membayar kewajibannya walaupun

dalam pemberian penjualan kredit sudah diteliti sebaik- baiknya. Resiko dengan

tidak tertagihnya piutang usaha tersebut pasti akan terjadi. Resiko tidak

tertagihnya piutang tersebut, yang membuat perusahaan dapat menanggung beban

kerugian piutang. Beban kerugian piutang ini akan mempengaruhi laba

perusahaan karena akan mengurangi jumlah laba perusahaan.

Apabila dalam situasi sebuah piutang usaha diindikasikan tidak akan

tertagih, maka perusahaan harus menerapkan 2 metode pengahapusan, yaitu

Metode Hapus Langsung dan Metode Pencadangan. Metode hapus langsung

(direct write-off method) digunakan pada saat beban kredit macet atau beban

piutang yang tidak dapat ditagih hanya akan dicatat atau diakui apabila benar –

benar telah terjadi pelanggan tertentu yang menyatakan tidak bisa membayar

(actual loss), bukan berdasarkan estimasi. Metode pencadangan (allowance

method) , besarnya estimasi atas beban piutang yang tak tertagih akan diakui

(dicatat) dalam periode yang sama sebagaimana penjualan kredit dicatat, tanpa

harus menunggu terjadinya actual loss yang mungkin baru terjadi setelah periode

penjualan berlangsung. Besarnya estimasi ini diperoleh berdasarkan hasil

3
pengamatan atau pengalaman masa lampau mengenai jumlah piutang usaha yang

macet.

PT Karunia Indah Delapan Expres merupakan perusahaan jasa pengiriman

barang melalui kereta api (cargo). Dalam melakukan penjualan ada 3 jenis sistem

pembayaran yang diterapkan di perusahaan jasa ini, yaitu secara tunai, kredit, dan

bayar tujuan. Hal ini merupakan strategi perusahaan guna untuk meningkatkan

omset penjualan dan laba perusahaan.

Untuk mengoptimalkan layanan terhadap konsumen, PT Karunia Indah

Delapan Expres membuka cabang atau perwakilan agen disetiap kota di pulau

Jawa dan Bali. Dengan tujuan agar dapat memberikan pelayanan jasa secara cepat

dan tepat serta memudahkan para konsumen untuk akses keseluruh daerah.

Diantaranya tujuan perusahaan sendiri adalah mencari dan bekerjasama dengan

relasi di berbagai daerah tanpa ada kendala sehingga akan menumbuhkan citra dan

pendapatan perusahaan secara berskala.

Piutang tak tertagih adalah piutang yang benar- benar nyata tidak dapat

ditagihkan karena penjualan kredit, yang akan menjadi kerugian bagi kreditur

(James D.Stice 2011 : 417). Semakin lama jangka waktu pelunasan piutang maka

semakin besar resiko tidak dibayar atau piutang tak tertagih (bad debt).Suatu

entitas tentu saja tidak mengharapkan piutang tertagih ini walaupun dalam dalam

sistem penjualan kredit sudah diteliti dengan prosedur yang baik. Namun,

kenyataanya resiko tak tertgaih pasti akan ditemui. Piutang yang dikelolah dengan

tidak baik dapat menimbulkan beberapa resiko yang harus yang di tanggung

perusahaan.Beberapa resiko tersebut diantaranya, biaya kerugian karena piutang

4
tak tertagih, biaya keterlambatan pembayaran piutang, biaya penagihan, dan

administrasi piutang.

Adapun beberapa tindakan yang dapat dilakukan perusahaan untuk

mengurangi resiko- resiko yang ditimbulkan akibat dari kegiatan piutang ini,

antara lain yaitu :

1. Mengadakan tindakan pendahuluan yang bertujuan sebagai

tindakan pencegahan dan estimasi akan terjadinya piutang, yaitu

dengan mengadakan seleksi terhadap para pelangggan terutama

yang akan membayar secara kredit maupun bayar tujuan serta

membuat surat keterangan kerjasama dan jangka jatuh tempo

pembayaran.

2. Menyusun administrasi piutang dengan baik, mulai dari bagian

pembuat surat jalan sampai tagihan dan penerimaan pembayaran.

Dengan tujuan sebagai pengendalian internal untuk membantu

manajemen dalam mengkontrol piutangnya serta megambil

keputusan.

3. Menentukan kebijakan penagihan dan pembayaran secara tegas

tanpa ada toleransi hubungan relasi kekeluargaan.

Berbagai penelitian mengenai piutang tak tertagih telah banyak dilakukan,

peneliti dari Imanuella Fensi da Costa (2015) yakni Analisis kerugian piutang tak

tertagih pada PT Metta Karuna Jaya Makassar, hasil penelitian menunjukkan

bahwa untuk menangani piutang tak tertagih digunakan metode penyisihan

5
dengan menetapkan skedul umur piutang. Dengan menggunakan metode

penyisihan dapat menghasilkan nilai realisasi bersih atas piutang untuk tahun

berjalan.

Peneliti Erdi dkk dengan judul Analisis Piutang Tak Tertagih pada PT

Bima Finance Palembang hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam

menentukan calon debitur harus disurvey lebih detail dan hati – hati. Hal ini

dimaksudkan untuk meminimalisir piutang tak tertagih dalam perusahaan.

Analisis ini juga harus dilakukan oleh karyawan perusahaan sendiri mulai dari

marketing, supervisor, credit analisis, sampai ke pimpinan perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas tentang adanya piutang tak tertagih maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “EVALUASI

METODE PENGHAPUSAN PIUTANG TAK TERTAGIH (BAD

DEBT)PADA PT. KARUNIA INDAH DELAPAN EXPRES”

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka

peneliti mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian

ini sebegai berikut :

1. Bagaimana pencatatan dan penilaian piutang tak tertagih di perusahaan

PT. Karunia Indah Delapan Expres?

2. Metode apa yang digunakan untuk penghapusan piutang tak tertagih

pada PT Karunia Indah Delapan Expres?

6
1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perlakuan perusahaan atas piutang tak tertagih PT

Karunia Indah Delapan Expres

2. Untuk menentukan metode penghapusan piutang tak tertagih pada PT

Karunia Indah Delapan Expres

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Untuk dijadikan bahan masukan dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi oleh perusahaan khususnya untuk menangani piutang

tak tertagih.

2. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai

masalah piutang tak tertagih.

3. Bagi Universitas

Sebagai referensi bagi Universitas Narotama khususnya untuk

Fakultas Ekonomi serta sebagai acuan bagi peneliti lain yang akan

melakukan penelitian serupa.

7
1.5 Batasan Penelitian

Batasan masalah pada penelitian ini adalah pada menetukan metode

penghapusan piutang tak tertagih dengan metode write off atau allowance

untuk menentukan efisiensi dan efektivitas penghapusan piutang pada PT

Karunia Indah Delapan Expres dengan tujuan untuk mengurangi tingkat

piutang tak tertagih dan meningkatkan laba kedepannya.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Piutang

Piutang merupakan tagihan si penjual kepada si pembeli sebesar nilai

transaksi penjualan. Piutang bisa timbul apabila perusahaan memberi

pinjaman sejumlah uang, jasa, maupun barang secara kredit kepada pihak

lain(Al. Haryono jusup, 2011:72). Dengan demikian, piutang pada

hakekatnya merupakan hak yang akan diterima oleh pihak penjual di waktu

yang akan datang yang timbul dari transaksi pada saat ini. Piutang merupakan

milik perusahaan dan dengan demikian merupakan aset perusahaan. Setiap

transaksi piutang selalu melibatkan dua pihak, yaitu :

- Kreditur, yaitu pihak yang mendapat piutang/tagihan (sebuah aset)

- Debitur, yaitu pihak yang berkewajiban membayar utang (sebuah

kewajiban)

Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain berupa barang

maupun jasa. Hampir semua entitas memiliki piutang kepada pihak lain baik

yang terkait dengan transaksi penjualan/pendapatan maupun merupakan

piutang yang berasal dari transaksi lainnya (Dwi Martani, dkk 2012:193).

9
Piutang (receivable) mancakup seluruh uang yang diklaim terhadap entitas

lain, termasuk perorangan, perusahaan, dan organisasi lain. Transaksi paling

umum yang mengasilkan piutang adalan penjualan barang atau jasa secara

kredit. (Warren, 2014:448)

PSAK 55 tahun 2012 tentang instrument keuangan : pengakuan dan

pengukuran (IAI,2015:5), pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset

keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan

tidak mempunyai kuotasi dipasar aktif, kecuali :

a. Pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksudkan oleh entitas

untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam

kelompok diperdagangkan, dan pinjaman yang diberikan dan piutang

yang pada saat pengakuan awal oleh entitas ditetapkan sebagai aset

keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

b. Pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal

ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual,

c. Pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal pemilik mungkin tidak

akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali

yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan

piutang, dan diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa piutang merupakan aset

lancar yang tercantum dalam neraca dalam laporan keuangan, secara tidak

langsung akan menghasilkan suatu pendapatan bagi perusahaan dalam waktu

10
yang akan datang. Yang terjadi karena adanya suatu klaim uang, barang atau

jasa kepada pihak lain.

2.2 Klasifikasi Piutang

Piutang dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis (Warren 2014:448) yaitu:

1. Piutang Usaha

Transaksi paling umum yang menghasilkan piutang adalah

penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang dicatat sebagai debit akun

piutang usaha. Piutang usaha semacam ini biasanya diharapkan dapat

ditagih dalam jangka waktu dekat, sekitar 30-60 hari. Maka dari itu

piutang ini digolongkan sebagai aset lancar di posisi keuangan.

2. Wesel Tagih

Wesel tagih merupakan pernyataan jumlah utang pelanggan dalam

bentuk tertulis yang formal. Selama diharapkan dapat ditagih dalam waktu

setahun, wesel tagih biasanya digolongkan sebagai aset lancar di laporan

posisi keuangan. Wesel tagih sering kali digunakan untuk periode kredit

lebih dari 60 hari. Wesel tagih dapat digunakan untuk melunasi piutang

pelanggan. Wesel tagih dan piutang usaha yang dihasilkan dari transaksi

penjualan barang disebut piutang dagang (trade receivable).

3. Piutang Lainnya

11
Piutang lainnya di dalam buku ini termasuk piutang bunga, piutang

pajak, piutang karyawan. Piutang lainnya biasanya dikelompokkan secara

terpisah dilaporan posisi keuangan. Jika piutang tesebut diharapkan akan

ditagih dalam waktu satu tahun, maka digolongkan sebaga aset lancar. Jika

diperkirakan tertagih lebih dari satu tahun, maka digolongkan sebagai aset

tidak lancar dan dilaporkan dibawah pos investasi.

Piutang untuk tujuan laporan keuangan dikelompokkan menjadi dua

(Kieso 2011:346) yaitu:

1. Piutang Lancar

Piutang lancar merupakan piutang yang akan ditagih dalam masa satu

tahun atau selama satu siklus operasi berjalan, mana yang lebih

panjang.

2. Piutang tidak lancar

Piutang yang merupakan piutang yang akan ditagih lebih dari satu

tahun.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa piutang dagang

merupakan piutang lancar. Disebut dengan piutang lancar karena

dikalsifikasikan dapat ditagih dalam jangka waktu yang tidak lebih dari satu

tahun. Untuk piutang yang tidak merupakan piutang dagang yaitu seperti

pinjaman bon karyawan, piuang dividen dan bunga dan termasuk dalam

12
kategori piutang tidak lancar karena pembayarannya bisa lebih dari satu

tahun.

2.3 Dokumen Piutang

Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu

piutang (Mulyadi 2008 : 258), adalah :

1. Faktur Penjualan

Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar

pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit. Dokumen ini

dilampiri dengan surat muat dan surat order pengiriman sebagai dokumen

pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit.

2. Bukti kas masuk

Dalam pencatatan piutang, bukti kas masuk digunakan untuk pencatatan

transaksi pelunasan piutang dari debitur.

3. Memo kredit

Dalam pencatatan piutang, memo debit digunakan untuk sebagai dasar

pencatatan retur penjualan

4. Bukti memorial

Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar

pencatatan.

2.4 Catatan Akuntansi

catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang

menyangkut piutang(Mulyadi 2008 : 260), yaitu:

13
1. Jurnal penjualan

Digunakan untuk mencatat transaksi terjadinya piutang saat penjualan

kredit.

2. Jurnal retur penjualan

Digunakan untuk mencatat transaksi berkurangnya piutang dari transaksi

retur penjualan

3. Jurnal umum

Digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur

penjualan

4. Jurnal penerimaan kas

Digunakan untuk mencatatat berkurangnya piutang dari transaksi

penerimaan kas dari debitur atas pembayaran kewajibannya di masa lalu.

5. Kartu piutang

Digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang berdasarkan nama

debitur masing – masing

2.5 Piutang Tak Tertagih

Piutang diindikasikan sebagai piutang tak tertagih apabila saat piutang

sudah jatuh tempo, pelanggan tidak mananggapi usaha perusahaan untuk

menagih, pelanggan pailit, usaha pelanggan tutup, kegagalan dalam mencari

lokasi atau menghubungi pelanggan. Piutang usaha yang tidak dapat ditagih

tersebut harus dihapuskan dari saldo piutang sehingga piutang dapat

14
dilaporkan menurut nilai wajarnya, yaitu sebesar nilai piutang yang dapat

ditagih(Warren 2014:449).Piutang usaha tak tertagih adalah kerugian

pendapatan yang memerluhkan, melalui ayat jurnal pencatatan yang tepat

dalam akun, penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan

dengan laba dan ekuitas pemegang saham (Kieso, 2011:350). Piutang tak

tertagih ini biasanya oleh pihak perusahaan menetapkan presentase tertentu

untuk menggambarkan seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi

keuangan perusahaan. Untuk menentukan presentase tersebut biasanya

perusahaan menggunakan umur piutang dan berdasarkan pengalaman masa

lalu.

2.6 Pencatatan Piutang

Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang

perusahaan kepada setiap debitur (Mulyadi, 2008:260).

Pada umumnya, fungsi piutang yang dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:

1. Membuat catatan piutang yang dapat menunjukkan jumlah – jumlah

piutang kepada setiap debitur. Catatan ini disusun untuk mengetahui

sejarah tiap – tiap pelanggan, jumlah maksimum debitur dan keterangan

lainnya yang diperluhkan. Karena bagian kredit bertugas untuk menyetujui

setiap penjualan kredit, maka catatan yang dibuat oleh bagian piutang ini

menjadi dasar bagian kredit untuk mengambil keputusan.

15
2. Menyiapkan dan mengirimkan surat pernyataan piutang. Surat pernyataan

ini disesuaikan dengan metode jurnal dan piutang, serta kebutuhan

piutangnya.

3. Membuat daftar analisa umur piutang setiap periode. Daftar ini dapat

digunakan untuk menilai keberhasilan kebijaksanaan kredit yang

dijalankan dan juga sebagai dasar untuk membuat bukti memo untuk

mencatat kerugian piutang. Untuk mengetahui status piutang dan

memungkinkan apakah piutang tersebut bias ditagih atau tidak. Secara

periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang

setiap debitur.

Untuk mencatat piutang dapat dilakukan dengan tiga cara dalam mengerjakan

jurnal dan posting :

1. Metode Konvensial

Dalam metode ini, posting ke dalam kartu piutang dilakukan atas dasar

data yang dicatat dalam jurnal.Berbagai transaksi yang mempengaruhi

piutang yaitu penjualan kredit, penerimaan pembayaran piutang, dan

penghapusan piutang.

2. Metode Posting Langsug

Metode posting langsung dilakukan ke dalam kartu piutang dibagi menjadi

dua, yaitu : metode posting harian dan metode posting periodic

3. Metode pencatatan tanpa buku pembantu

16
Dalam pencatatan ini, tidak digunakan buku pembantu piutang. Faktur

penjualan beserta dokumen pendukungnya yang diterima dari bagian

penagihan, oleh bagian piutang diarsip menurut nama pelanggan dalam

arsip

2.7 Pengakuan Piutang

Menurut SAK ETAP bab 20 menerangkan hasil suatu transaksi dapat

diestimasi secara andal apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :

a. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal

b. Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan

dengan transaksi akan mengalir kepada entitas

c. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat

diukur secara andal

d. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi

dapat diukur secara andal.

Aset diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa manfaat

ekonominya dimasa depan diperoleh entitas dan aset tersebut mempunyai nilai

atau biaya yang dapat diukur secara andal. Aset yang tidak diakui dalam

neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak

mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode akuntansi berjalan.

Sebagai alternatif transaksi semacam itu menimbulkan pengakuan beban

dalam laporan laba rugi.

17
Pada umunya piutang diakui sebesar harga pertukaran antara kedua belah

pihak, (Kieso 2011:348). Dalam melaksanakan penjualan secara kredit setiap

perusahaan atau entitas memiliki dokumen berupa faktur sebagai bukti atas

jumlah harga bukti pertukaran antara pembeli dan penjual. Terdapatduafaktor

yang mempengaruhi pengukuran harga pertukaran, yaitu: (1) adanya

diskon atau potongan berupa diskon dagang (trade discount) dan

potongan tunai (cash discount), dan (2) perpanjangan waktu antara

penjualan dan waktu jatuh tempo pembayaran (elemen bunga).

Jika terdapat diskon dagang, maka perlakuan terhadap piutang adalah

langsung mengurangi harga yang tertera, dan harga setelah pengurangan

itulah yang ditagih kepada pelanggan sebagai nilai piutang. Sedangkan

diskon tunai (cash discount) diberikan sebagai dorongan agar pelanggan

melakukan pembayaran lebih cepat dari jangka waktu yang telah

disepakati. Istilah diskon tunai dikomunuikasikan dalam bentuk seperti

berikut, 3/10, n/30 yang berarti pelanggan akan diberikan diskon sebesar

3% bila ia mampu membayar paling lambat 10 hari setelah pembelian dan

piutang ini jatuh tempo dengan nilai penuh dalam 30 hari.Dalam hal

pencatatan, ada dua metode untuk mencatat potongan penjualan :

1. Gross Method

Yaitu metode pencatatan dimana perusahaan mengakui

potongan penjualan pada saat pembayaran diterima masih di

dalam jangka waktu diskon dan selanjutnya diskon penjualan

ini disajikan sebagai pengurang di laporan laba rugi.

18
a. Contoh Jurnalpadasaatpenjualan

Piutang xxx

Penjualan xxx

b. Contoh Jurnal saat pembayaran periode potongan harga

Kas xxx

Potongan penjualan xxx

Piutang xxx

c. Contoh Jurnal saat pembayaran setelah periode potongan

penjualan

Kas xxx

Piutang xxx

2. Net Method

Yaitu metode pencatatan dimana perusahaan mengakui

piutang pada jumlah yang net setelah dikurangi dengan

diskon penjualan.

a. Contoh Jurnal pada saat penjualan

Piutang xxx

Penjualan xxx

b. Contoh Jurnal pada saat pembayaran pada periode

potongan penjualan

Kas xxx

Piutang xxx

19
c. Contoh Jurnal saat pembayaran setelah periode potongan

penjualan

Piutang xxx

Potongan penjualan xxx

Kas xxx

Piutang xxx

Pengakuan piutang usaha terjadi jika perusahaan menjual jasa secara

kredit namun belum terjadi pembayaran kepada perusahaan saat

ini.Pengakuan piutang usaha sering berhubungan dengan pengakuan

pendapatan.Saat perusahaan telah mengakui pendapatannya maka

perusahaan akan mengakui piutangnya. Karena saat peralihan hak dapat

bervariasi sesuai dengan syarat – syarat penjualan maka piutang lazimnya

diakui pada saat barang dikirim ke pelanggan atau jasa yang sudah

dilaksanakan (Dwi Martani 2014:200).

Piutang diakui oleh entitas sebesar nilai wajar. Nilai wajar merupakan

harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedua belah pihak pada

tanggal transaksi.Nilai pertukaran ini dapat dipengaruhi oleh adanya

hubungan relasi, karenanya piutang dari pihak berelasi perlu diungkapkan

secara khusus.

Tabel 2.1

Ayat Jurnal Pengakuan Piutang Usaha

Keterangan Debit Kredit

20
Piutang Usaha XXX

Penjualan XXX

Sumber :(Dwi Martani 2014:203)

Tabel 2.2

Ayat jurnal pelunasan piutang usaha

Keterangan Debit Kredit

Kas XXX

Piutang Usaha XXX

Sumber :(Dwi Martani 2014:203)

Praktiknya piutang usaha atau piutang dagang jarang mempunyai

bunga. Jangka waktu antara piutang dan pembayaran relatif pendek

sehingga pendapatan bunga yang diperhitungkan relatif kecil dan tidak

materil.Selain itu dalam transaksi penjualan kredit, pengakuan piutang

dikaitkan dengan diskon.Perusahaan seringkali memberikan diskon atau

potongan harga atau kuantitas. Potongan penjualan dalam bentuk harga

pada kuantitas akan mempengaruhi pencatatan pendapatan, namun tidak

mempengaruhi pencatatan piutang. Piutang akan dicatat sebesar nilai

setelah dikurangi diskon penjualan. Nilai setelah diskon adalah harga

wajar dari perolehan piutang tersebut.Pendapatan diakui setelah dipotong

diskon atau hanya nilai wajarnya saja.

2.8 Penilaian Piutang

21
Piutang harus diukur berdasarkan nilai wajar yang dapat diterima.Jumlah

piutang yang timbul dari suatu transaksi yang ditentukan oleh persetujuan

antara pelanggan dan perusahaan.Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar

yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi diskon. Nilai

wajar yang dimaksud dalam (PSAK 23, 2012 : 23) adalah jumlah suatu aset

atas pertukaran atau liabilitas diselesaikan antara pihak pihak yang

berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang

wajar.

Piutang akan dilaporkan sebagai aset lancar (Kieso,2011 : 370). Tetapi

menentukan nilai yang akan dilaporkan kadang kala menyulitkan, hal ini

disebabkan sebagian dari piutang tersebut tidak tertagih.Piutang dilaporkan

sebagai relaisasi bersih (net realizable value) yaitu kas yang akan diharapkan

dapat diterima dimasa yang akan datang seperti yang diungkapkan oleh (Zaki,

2008:125).Penilaian piutang sebagai merupakan piutang termasuk dalam

komponen aktiva lancar.Dalam hubunganya penyajian piutang di neraca

digunakan dasar pengakuan nilai realisasi atau penyelesaian.Dasar pengakuan

ini mengatur bahwa piutang dinyatakan sesuai bruto tagihan dikurangi

taksiran jumlah yang tidak dapat diterima.(Stice, 2011:247) penilaian piutang

yang dimaksud merupakan semua piutang dinilai dalam jumlah yang

mewakili nilai sekarang dari perkiraan penerimaan kas dimasa yang akan

datang.

Pada saat perolehan, entitas seharusnya mengukur piutang sebesar nilai

kini dari kas yang akan diterima dimasa depan. Untuk piutang yang memiliki

22
nilai wajar misalnya wesel tagih, etitas dapat menggunakan nilai wajar pada

saat pengukuran awal dan melakukan pengukuran secara konsisten dengan

menggunakan nilai wajar. Sebaliknya, jika entitas tidak memilih

menggunakan nilai wajar pada pengakuan awal, maka pada pengakuan

selanjutnya tidak boleh memilih menggunakan nilai wajar.

Terdapat dua metode untuk mencatat piutang yang diperkirakan tidak akan

tertagih (Warren 2014 : 450)yaitu metode penyisihan (allowance method),

membuat akun beban piutang tak tertagih sebelum piutang tersebut

dihapuskan dan metode penghapusan langsung (direct write – off method)

mengakui beban bahwa hanya pada saat piutang dianggap benar – benar tidak

dapat ditagih lagi.

Dua metode penghapusan piutang yang dapat digunakan :

2.8.1 Metode penghapusan langsung (direct write off method)

Metode penghapusn langsung digunakan, beban kredit macet atau

beban piutang yang tidak dapat ditagih hanya akan dicatat atau diakui

apabila benar-benar telah terjadi pelanggan tertentu yang menyatakan

tidak bisa membayar (actual loss), bukan berdasarkan pada kerugian

estimasi. Jadi, pada saat perusahaan mendapati bahwa pelanggan tertentu

tidak bisa membayar maka pada saat itulah perusahaan akan menghapus

langsung piutang usahanya atas pelanggan tertentu disebelah kredit (tanpa

melakukan pencadangan terlebih dahulu) dan membebankannya disebelah

debet sebagai beban kredit macet atau beban piutang yang tidak dapat

ditagih.

23
Jadi, dalam hal ini contoh ayat jurnal yang perlu dibuat oleh

perusahaan untuk mencatat besarnya actual loss adalah sebagai berikut :

Beban piutang yang tidak dapat ditagih xxx

Piutang usaha xxx

2.8.2 Metode pencadangan (allowance method)

Menggunakan metode pencadangan (allowance method), besarnya

estimasi atas beban piutang yang tak tertagih akan diakui (dicatat) dalam

periode yang sama sebagaimana penjualan kredit dicatat, tanpa harus

menunggu terjadinya actual loss yang mungkin baru terjadi setelah

periode penjualan berlangsung. Besarnya estimasi ini diperoleh

berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman masa lampau mengenai

jumlah piutang usaha yang macet.

Perusahaan akan menentukan besarnya estimasi piutang tak tertagih ke

dalam akun khusus yang dinamakan cadangan kredit macet (allowance for

bad debt), cadangan piutang ragu-ragu (allowance for doubtful accounts),

atau cadangan piutang yang tidak dapat ditagih (allowance for

uncollectible accounts).

Contoh ayat jurnal yang perlu dibuat oleh perusahaan untuk mencatat

besarnya estimasi atas beban piutang tak tertagih adalah sebagai berikut :

Beban Piutang yang tidak dapat ditagih xxx

Cadangan piutang yang tidak dapat ditagih xxx

Nantinya begitu perusahaan mendapati bahwa ada pelanggan

tertentunya yang tidak bisa membayar, maka contoh ayat jurnal yang perlu

24
dibuat oleh perusahaan untuk mencatatat pengahpusan piutang atas

pelanggan aktual tersebut adalah sebagai berikut:

Cadangan piutang yang tidak dapat ditagih xxx

Piutang usaha xxx

Setelah perusahaan menghapus piutang usahanya atas pelanggan

tertentu, kemudian ternyata pelanggan tertentunya tersebut bertikad baik

dengan membayar sebagian uang. Untuk mencatat perolehan kembali atas

sebagian dari piutangnya yang telah dihapus, perusahaan pertama kali

harus membalik jurnal penghapusan piutang yang telah dibuat diatas

(tetapi hanya sebesar jumlah yang perusahaan dapat tagih kembali) dan

lalu mencatat hasil penagihan tersebut.

Piutang usaha xxx

Cadangan piutang yang tidak dapat ditagih xxx

Kas xxx

Piutang usaha xxx

2.8.3 Dasar yang digunakan untuk metode penyisihan

Ada dua cara untuk mengestimasi jumlah penyisihan piutang tak tertagih

(Warren, 2014:454), yaitu :

1. Presentase Penjualan

Piutang usaha terjadi karena adanya suatu penjualan secara kredit

oleh suatu entitas, maka beban piutang tak tertagih dapat diestimasi

sebagai presentase dari penjualan kredit. Jika porsi penjualan kredit

25
terhadap penjualan relatif konstan, maka presentase dari total

penjualan atau penjualan bersih dapat digunakan.

2. Analisis Piutang

Semakin lama piutang tersebut tidak terlunasim semakin kecil pula

kemungkinan piutang tersebut dapat ditagihkan. Oleh karena itu

kita dapat mengestimasi jumlah piutang tak tertagih dengan

melihat berapa lama piutang tertentu belum terlunasi. Metode

analisis piutang adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tanggal jatuh tempo untuk setiap akun piutang

pelanggan

b. Menentukan jumlah hari suatu piutang yang telah lewat jatuh

tempo. Jumlah hari suatu piutang yang telah jatuh tempo adalah

selisih antara tanggal piutang jatuh tempo dengan tanggal saat

analisis piutang disiapkan.

c. Setiap akun ditempatkan pada setiap kelompok umur

berdasarkan tanggal lewat jatuh temponya. Tipe kelompok kelas

adalah sebagai berikut:

 belum jatuh tempo

 1-30 hari lewat jatuh tempo

 31-60 lewat jatuh tempo

 61-90 hari lewat jatuh tempo

 91-180 hari lewat jatuh tempo

 181-365 hari lewat jatuh tempo

26
 Lebih dari 365 hari lewat jatuh tempo

d. Menentukan jumlah setiap kelompok umur

e. Jumlah setiap kelompok umur kemudian dikalikan dengan

persentase estimasi piutang tak tertagih untuk kelompok tersebut

f. Total estimasi piutang tak tertagih ditentukan dengan

menjumlahkan piutang tak tertagih disetiap kelompok umur.

Langkah – langkah tersebut dirangkum dalam sebuah daftar umur

piutang dan seluruh proses tersebut disebut sebagai menghitung umur

piutang (aging the receivable).

2.8.4 Perbandingan Metode Pencatatan Piutang Tak Tertagih

Perbedaan utama antara metode penghapusan langsung dan metode

penyisihan (Warren, 2014:460).

Tabel 2.3

Perbandingan metode pengahapusan menurut Warren

Metode Metode Penyisihan

Penghapusan

Langsung

Beban Piutang Tak Saat piutang Menggunakan estimasi

Tertagih yang dicatat sebenarnya dianggap berdasarkan:

tak tertagih 1. Persentase penjualan

2. Analisis piutang

27
Akun penyisihan Tidak digunakan Digunakan

piutang

Pengguna Utama Perusahaa kecil dan Perusahaan besar dan

perusahaan dengan perusahaan dengan jumlah

jumlah piutang piutang besar

relatif kecil

Perbandingan metode pencatatan piutang tak tertagih (Kieso 2011:351),

sebagai berikut :

Tabel 2.4

Perbandingan metode pengahapusan menurut Kieso

Transaksi Metode Cadangan Metode Penghapusan

Langsung

Taksiran kerugian Bad debt expense No entry

piutang Allowance for bad debt

Menghapus Piutang Allowance for bad debt Bad debt

Account Receivable Account Receivable

Pernyataan dari Account Receivable Account Receivable

debitur akan melunasi Allowance for bad debt Bad debt

Penerimaan kembali Cash Cash

piutang yang telah Account Receivable Account Receivable

dihapuskan

28
Sumber : (Kieso 2011:351)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa piutang tak tertagih

merupakan suatu pendapatan yang memerluhkan pencatatan yang tepat, yang

terjadi karena debitur tidak dapat membayar atas kewajibannya. Tidak

terbayarnya kewajiban dari debitur tersebut yang kemudian akan dihapuskan

oleh perusahaan dengan menggunakan metode penghapusan langsung atau

metode penyisihan.

2.9 Penurunan Nilai Pinjaman yang diberikan dan Piutang

Menurut SAK ETAP bab 22 menerangkan penurunan nilai yang

diberikan dan piutang dibentuk sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat

ditagih.

Menurut SAK ETAP bab 22 penurunan nilai ditentukan dengan

memperhatikan antara lain pengalaman, prospek industri, prospek usaha,

kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas, kemampuan membayar

debitor, dan aguan yang dikuasai.

Pemulihan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang seperti dibawah ini :

29
1. Jika jumlah estimasi kerugian penurunan nilai aset lebih besar dari

jumlah tercatat aset, maka entitas harus mengakui kewajiban hanya

jika hal tersebut disyaratkan oleh SAK ETAP

2. Pada saat tanggal pelaporan, entitas harus menilai apakah terdapat

indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang telah diakui pada

periode sebelumnya untuk aset masih ada atau berkurang. Jika terdapat

indikasi tersebut, maka entitas harus mengestimasi nilai wajar

dikurangi biaya untuk menjual aset tersebut.

Jika estimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual melebihi jumlah

tercatat aset, maka entitas harus menaikkan jumlah tercatat aset tersebut

kenilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.

2.10 Penyajian Piutang

Piutang dalam laporan posisi keuangan disajikan dalam kelompok aset

lancer (Dwi Martani 2012:226). Perusahaan menyajikan piutang dalam

beberapa kategori seperti piutang dagang, piutang usaha, dan piutang lainnya.

Penyajian piutang di dalam laporan keuangan disajikan sebagai beikut:

1. Piutang dagang harus disajikan di dalam neraca sebesar jumlah yang

diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang

dagang disajikan di dalam neraca dalam jumlah bruto dikurangi

dengan taksiran kerugian tak tertagihnya piutag

2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang, harus

dicantumkan penjelasaannya di dalam neraca bahwa saldo piutang

tersebut adalah jumlah bersih (neto)

30
3. Jika piutang bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan

rinciannya di dalam neraca

4. Piutang dagang yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang

pada tanggal necara harus disajikan dalam kelompok utang lancar)

5. Jika jumlahnya material, piutang non dagang harus disajikan terpisah

dari piutang dagang

Seluruh piutang yang diharapkan dapat direalisasikan menjadi kas

dalam waktu satu tahun disajikan dalam bagian aset lancar dari

neraca(Warren, 2014:448). Pada umumnya piutang akan diurutkan

berdasarkan tingkat likuiditasnya, yaitu urutan dimana aset diharapkan

dapat diubah menjadi kas dalam operasi normal perusahaan.

Nilai piutang disajikan di laporan posisi keuangan setelah

dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.(Keiso, 2011:367),

dalam penyajian piutang terdapat aturan umum pengklasifikasian piutang

adalah:

1. Memisahkan berbagai jenis piutang yang dimiliki perusahaan, jika

material

2. Menjamin bahwa akun penilaian secara tepat mengoffset akun piutang

yang terkait

3. Menentukan bahwa piutang yang diklasifikasikan dalam kelompok

aktiva lancer akan dikonversikan menjadi kas dalam satu tahun atau

satu siklus operasi.

31
4. Mengungkapkan setiap kontinjensi kerugian yang ada pada piutang

5. Mengungkapkan setiap piutang yang digadaikan sebagai jaminan

6. Mengungkapkan semua konsentrasi yang signifikan dari risiko kredit

yang berasal dari piutang.

2.11 Kebijakan Piutang

2.11.1 Prosedur Penagihan Piutang

Prosedur penagihan berfungsi membuat surat perjanjian jatuh tempo

untuk dikirim ke debitur. Pada bagian ini merupakan bagian langsung

yang berhubungan dengan debitur, maka akan banyak kendala yang timbul

karena belum tentu debitur membayar kewajibannya sesuai dengan

kesepakatan yang telah dibuat.

Adapun prosedur terperinci penagihan piutang (Mulyadi 2008:493)

sebagai berikut:

a. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah

saatnya ditagih kepada bagian penagihan

b. Bagian penagihan mengirimkan penagih untuk melakukan

proses penagihan ke debitur

c. Bagian penagihan menerima cek atas nama dan surat

pemberitahuan dari debitur

d. Bagian penagihan menyerahkan cek ke bagian kasa:

i. Bagian penagihan menyerahkan surat

pemberitahuan kepada bagian piutang untuk

kepentingan posting ke dalam kartu piutang

32
ii. Bagian kasa mengirimkan kwitansi sebagai tanda

terima kas kepada debitur

e. Bagian kasa menyetorkan cek ke bank setelah cek atas cek

tersebut dilakukan oleh pejabat yang berwenang debitur

f. Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke

bank debitur

Resiko akan piutang macet dan piutang ragu – ragu dapat

mempengaruhi jumlah piutang dalam pelaporannya di laporan keuangan.

Untuk itu, perusahaan harus mempertimbangkan tekink pengumpulan

piutang agar dapat meminimalisir resiko tersebut sehingga piutang dapat

dilaporkan dengan nilai wajar pada laporan keuangan.

2.12 Metode Umur Piutang

Salah satu cara untuk menghitung penyisihan piutang tak tertagih adalah

dengan menerapkan presentase berbeda terhadap kelompok umur piutang

tertentu. Setiap akhir periode akuntansi, misalnya setiap akhir bulan atau

akhir tahun, dibuat daftar piutang. Ini adalah rincian saldo piutang menurut

nama pelanggan pada suatu saat tertentu. Agar dapat diketahui berapa lama

piutang suatu pelanggan telah jatuh tempo, daftar piutang tersebut biasanya

dikelompokkan berdasarkan umur piutang. Umur piutang adalah jangka

waktu sejak dicatatnya transaksi penjualan sampai dengan dibuatnya daftar

piutang.

(Indriyo dan Basri 2012:209) dengan diketahui umur piutang maka akan

dapat diketahui :

33
1. Piutang – piutang mana yang sudah dekat dengan jatuh tempo dan

harus ditagih

2. Piutang – piutang yang sudah lewat jatuh tempo dan perlu dihapuskan

karena sudah tidak dapat ditagih kembali.

Dibawah ini disajikan contoh skedul umur piutang (aging schedule)untuk

memberikan ilustrasi yang lebih jelas :

Tabel 2.5

Metode umur piutang

Umur Piutang (hari) % dari nilai total piutang

0-20 50

21-30 20

31-45 15

45-60 3

>60 12

TOTAL 100

Sumber : Indriyo Gitusudarmo dan Basri (2012:209)

Bila perusahaan menetapkan syarat waktu penjualan kredit 20 hari

maka 50% dari nilai piutang tidak bermasalah. Jika umur piutang lebih

dari 20 hari sampai lebih 60 hari maka 50% dari piutang tersebut akan

mengalami masalah kemungkinn terjadinya piutang tak tertagih. Maka

perusahaan dapat mengatahui posisi piutang pada periode tertentu dengan

menggambarkan umur piutang, sehingga perusahaan dapat mengambil

34
kebijakan keuangan yang tepat serta untuk menggambarkan seberapa besar

pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan.

2.13 Pengelolaan Piutang

Pengelolaan piutang meliputi tiga tahap yaitu tahap pertama,

menyangkut kondisi – kondisi yang menyebabkan timbulnya piutang yang

kedua mengenai administrasi dan pengoorganisasian piutang dan yang

terakhir menyangkut pelunasan piutang (Akmal 2009:30). Sasaran dalam

tahap ini adalah memahami ruang lingkup umum mengenai hal – hal yang

terlibat serta mengidentifikasi masalah – masalah pengendaliannya.

1. Timbulnya piutang usaha

Penetapan hubungan langsung antara piutang dengan transaksi yang

mendasarinya. Prinsip – prinsip pengendalian yang dapat dilakukan

atas timbulnya piutang adalah sebagai berikut :

a. Review oleh pejabat yang independen serta prosedur persetujuan

kredit

b. Penentuan tersedianya uang

c. Otorisasi mengenai syarat – syarat kredit

d. Penggunaan copy dokumen – dokumen sesuai dengan kebutuhan

2. Administrasi piutang

Administrasi piutang dilakukan mulai saat timbulnya piutang dan

diteruskan dengan pengurusan piutang hingga piutang tersebut

terbayar. Prinsip – prinsip pengendalian selama tahap ini meliputi :

35
a. Penyelenggaraan catatan – catatan perkiraan piutang secara

independen pencatatan piutang mungkin dilaksanakan secara

manual maupun dengan komputer

b. Pencatatan yang muktahir dari perkiraan piutang

c. Pelaporan yang memadai dan segera

d. Secara berkala tiap akhir bulan dikirim kepada pada langganan

saldo tagihan per tanggal akhir tiap bulan beserta perincian nomor

dan tanggal kwitansi yang masih belum dibayar untuk meminta

pemberitahuan segera jika ada ketidakcocokan.

e. Dibuat rencana perolehan tagihan kas dari piutang yang seharusnya

jatuh tempo berdasarkan tanggal – tanggal jatuh temponya untuk

periode 1 minggu ke depan dan upayanya penagihan tepat

waktunya dan jika mungkin dengan pendekatan – pendekatan

tertentu dapat ditagih sebelum tanggal jatuh temponya tanpa

memberikan diskon atau bunga

3. Berkurang atau hapusnya piutang

Berkurang atau hapusnya piutang dapat disebabkan oleh hal – hal

sebagai berikut :

a. Adanya pelunasan piutang

b. Penghapusan piutang karena tidak dapat ditagih

2.14 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.6

36
Penelitian Terdahulu

Judul Nama Tahun Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan


Analisis kerugian Imanuella 2015
perusahaan menggunakan
piutang tak Fensi da
metode penghapusan
tertagih pada PT. Costa
langsung dalam hal
Metta Karuna
penentuan beban kerugian
Jaya Makassar
piutangnya. Metode

penghapusan langsung

mencatat piutang yang benar-

benar tidak tertagih sebagai

beban kerugian piutang.

Penggunaan metode

penyisihan akan memberikan

nilai realisasi bersih pada

neraca dan besarnya beban

kerugian piutang akan

berdasarkan pada estimasi

yang dilakukan. Penggunaan

metode penyisihan sesuai

untuk tujuan pembukuan

perusahaan dan harus

berdasarkan prinsip – prinsip

37
akuntansi yang berlaku

umum karena sesuai dengan

prinsip penandingan dan

prinsip konservatisme

Analisis Piutang Erdi dkk 2014 hasil penelitian menunjukkan

Tak Tertagih pada bahwa dalam menentukan

PT. Bima Finance calon debitur harus disurvey

Palembang lebih detail dan hati – hati.

Hal ini dimaksudkan untuk

meminimalisir piutang tak

tertagih dalam perusahaan.

Analisis ini juga harus

dilakukan oleh karyawan

perusahaan sendiri mulai dari

marketing, supervisor, credit

analisis, sampai ke pimpinan

perusahaan.

Hasil penelitian suatu piutang


Bad debt Venus C. 2012
tak tertagih akan
practices of Ibarra
mempengaruhi pendapatan
selected small and
suatu perusahaan. Dan
medium
penyajian yang benar untuk
enterprises in the
piutang tak tertagih sangat

38
penting dalam menyajikan
Philippines)
pendapatan yang benar dalam

perusahaan. Objek peneliti

130 UKM yang dipilih di

Filipina, untuk mengetahui

penyajian akuntansi sesuai

dengan prinsip yang berlaku

umum (GAAP). Hasil survei

dari 130 UKM tidak

mengikuti prinsip yang

berlaku umum (GAAP).

38,5% menggunakan metode

penghapusan langsung bukan

metode penyisihan. 30,7%

menggunakan metode

penyisihan.

39
2.1.4 Kerangka Pemikiran

PERUSAHAAN

PIUTANG

40
PIUTANG PIUTANG TAK
LANCAR TERTAGIH

METODE
LANGSUNG
SAK ETAP bab 22

METODE
PENCADANGAN

ANALISIS
METODE YANG
DIGUNAKAN

REKOMENDASI

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Pendekatan Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:2).

41
Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan

yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Metode penelitian adalah suatu

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara

ilmiah berarti kegiatan penelitian untuk didasarkan pada ciri – ciri keilmuan

yaitu rasional, empiris, dan sistematis (Darmadi, 2013:153).

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif (qualiative research). (Moleong, 2012:4)

mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang

- orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian

kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan fakta secara menyeluruh pada

obyek penelitian guna mencari keterangan sebab terjadinya masalah serta

bagaimana cara memecahkan masalah tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, yaitu penelitian yang

dilakukan hanya pada suatu perusahaan yaitu PT Karunia Indah Delapan

Expres. (Yin 2011:18) definisi studi kasus adalah suatu empiris yang:

a. Menyelidiki fenomena didalam konteks kehidupan nyata

b. Batas – batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas

c. Multi sumber bukti dimanfaatkan

3. 2 Ruang Lingkup Penelitian

42
Agar penelitian dapat dibatasi permasalahannya dan lebih terfokus. Maka

peneliti memberikan pembatasan dalam penelitian baik subyek dan obyek

peneliti sebagai berikut:

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dilakukan pada PT Karunia Indah Delapan Expres di

Surabaya yang merupakan perusahaan jasa expedisi muatan barang via

kereta api yang ada di pulau Jawa.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan

reliable (Sugiyono 2012:13). Obyek penelitian adalah obyek yang

menjadi titik perhatian suatu proses penelitian. Obyek kajian dalam

penelitian ini adalah “EVALUASI METODEPENGHAPUSAN

PIUTANG TAK TERTAGIH (BAD DEBT) PADA PTKARUNIA

INDAH DELAPAN EXPRES”

3. 3 Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana suatu data dapat diperoleh

(Arikunto 2010:129). Sumber data adaah tempat data diperoleh dengan

menggunakan metode tertentu baik berupa manusia,ataupun dokumen –

dokumen. Pencatatan sumber data melalui wawancara atau pengamatan

merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya

(Moleong 2012:112). Pada penelitian kualitatif, kegiatan – kegiatan ini

43
dilakukan secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu

informasi yang diperluhkan. Berbagai sumber data yang diperoleh peneliti:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dari hasil

observasi langsung keperusahaan atau wawancara langsung dengan pihak

yang terkait dalam perusahaan (Moleong 2012:158). Dan observasi

mengenai masalah yang timbul di dalam penelitian ini. Hasil dari kegiatan

tersebut kemudian diolah menurut peneliti. Data – data digunakan

antarlain :

a) Data – data yang berkaitan dengan piutang,

b) Data berupa prosedur pengelolaan piutang

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono

2012:137). Data yang diperoleh setelah diolah lebih lanjut dan disajikan

oleh pengumpulan informasi. Sumber data sekunder berasal dari studi

kepustakaan dan sistem yang diterapkan di perusahaan.

a) Data sekunder internal meliputi dokumen – dokumen perusahaan

seperti sejarah perusahaan dan struktur organisasi perusahaan

b) Data sekunder eksternal diperoleh dari wawancara, dokumentasi

tentang piutang tak tertagih seperti literatur kuliah, artikel, dan

literatur lainnya. Data yang nanti akan dianalisis dan dibandingkan

dengan studi kepustakaan

44
3. 4 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain

yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada

situasi sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting

dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan proses penelitian

tidak lepas dari literatur ilmiah (Sugiyono 2012:291). Dilakukan untuk

menghimpun permasalahan yang sedang di teliti di dalam perusahaan.

Informasi tersebut dapat diperoleh dari literatur buku, jurnal, sumber

tertulis atau elektronik yang berhubungan dengan permasalahan

piutang tak tertagih dan metode penghapusan yang efektif bagian

perusahaan guna memecahkan masalah yang terjadi di dalam

perusahaan

2. Studi Lapangan

Peneliti langsung terjun ke perusahaan yang digunakan sebagai obyek

penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Studi ini

dilakukan dengan cara:

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua belah

pihak yaitu pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan yang

terwawancara (yang memberikan jawaban dan penjelasan dari

45
pertanyaan yang diajukan) (Moleong 2012:186). Teknik

wawancara yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara

terstruktur. Wawancara terstrukturdigunakan sebagai teknik

pengumpulan data, dimana peneliti sudah mengetahui dengan

pasti informasi apa yang akan diperoleh (Sugiyono 2012:233).

Wawancara terstruktur ini dilakukan dimana peneliti menyiapkan

pertanyaan pertanyaan yang akan dilakukan dalam proses

penelitian dan jawabannya pun telah disiapkan.

b. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu

(Sugiyono 2012:240). Dokumen ini bisa berbetuk tulisan, gambar,

atau karya – karya monumental dari seseorang. Menjelaskan

bahwa hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih

dapat dipercaya apabila didukung dengan adanya dokumen.

Dokumen yang digunakan yang berkaitan dengan piutang

(dokumen, arsip, formulir, serta catatan yang ada di perusahaan

yang mendukung proses penelitian).

c. Observasi

Pengertian observasi adalah teknik pengumpulan data yang

mempunyai ciri spesifik tidak terbatas dengan orang, tetapi juga

obyek – obyek alam yang lain (Sugiyono2012:203).

d. Instrumen Penelitian

46
Agar proses penelitian dapat terekam dengan baik, dan peneliti

memiliki bukti telah melakukan penelitian, maka diperluhkan alat

bantu seperti dibawah ini :

 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berfungsi sebagai panduan peneliti

untuk melakukan proses wawancara. Pedoman wawancara

tersebut yang berisi tentang pertanyaan soal piutang yang

terjadi didalam perusahaan

 Alat perekam

Berfungsi untuk merekam proses wawancara yang

dilakukan oleh peneliti. Alat perekam yang digunakan

yaitu handphone.

 Kamera

Berfungsi untuk memotret proses penelitian yang

dilakukan oleh peneliti. Sebagai bukti bahwa peneliti

sudah melakukan penelitian diperusahaan tersebut.

3. 5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah - milah menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain (Moleong 2012:248).

47
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber yaitu wawancara (moleong, 2012:247). Berikut langkah

– langkah analisis data dalam penelitian:

a. Melakukan dokumentasi, observasi dan wawancara dengan pihak yang

terkait mengenai piutang tak tertagih yang terjadi di PT Karunia Indah

Delapan Expres. Data wawancara dan dokumentasi mengenai

pengakuan piutang, pengukuran piutang, kebijakan mengenai piutang

tak tertagih, sumber piutang, serta bagaimana kinerja perusahaan

dalam menanggulangi piutang tak tertagih.

b. Mempelajari data yang ada untuk dapat memahami permasalah yang

terjadi di obyek penelitian seperti pengakuan piutang tak tertagih,

penilaian piutang tak tertagih, kebijakan mengenai piutang tak tertagih,

sumber piutang, serta bagaimana kinerja perusahaan dalam

menanggulangi piutang tak tertagih.

c. Mengaitkan data dengan tinjauan pustaka untuk menerapkan

penghapusan dengan menggunakan metode penyisihan atau metode

penghapusan langsung.

d. Menyimpulkan hasil pembahasan

e. Memberikan saran kepada perusahaan untuk mengatasi masalah yang

terjadi di dalam perusahaan.

3.6 Triangulasi

48
Triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2012:121). Terdapat 3

triangulasi data, yaitu :

a. Triangulasi sumber, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber

b. Triangulasi teknik, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda

c. Triangulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.

Pengambilan data harus disesuaikan dengan kondisi narasumber

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi

sumber adalah proses pengecekan data yangsama diperoleh dari beberapa

sumber diperusahaan.

Kepala Accounting Admin Accounting

Assisten Accounting

BAB IV

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN

49
4. 1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT Karunia Indah Delapan Expres merupakan perusahaan yang

bergerak dibidang jasa pengiriman barang via kereta api. Berdiri sejak 17

Januari 2005 yang beralamat kantor pusat Jalan Arjuna No 83

Surabaya.PT Karunia Indah Delapan Expres hadir untuk melayani jasa

pengiriman baik dalam pengiriman barang, dokumen, hewan, sepeda

motor, maupun pendistribusian barang lainnya yang memiliki partai besar

berada dipulau Jawa dan Bali.

Untuk melakukan proses penjualan PT Karunia Indah Delapan

Expres memberikan kemudahan pelanggan untuk cara pembayaran.

Pertama, pembayaran tunai, dimana pembayaran tunai secara tidak

langsung perusahaan menerima uang kas dari pelanggan. Kedua,

pembayaran kredit pelanggan melakukan pembayaran dikemudian hari

setelah proses penagihan dari perusahaan dilakukan. Ketiga pembayaran

bayar tujuan, pelanggan bisa membayar jasa yang diberikan perusahaan di

cabang atau perwakilan agen tujuan apabila pelanggan sudah

menerima/mengambil barang yang dikirim.

Untuk proses pengiriman barang, barang bisa sampai ke kota

tujuan dalam waktu kurang lebih 1-2 hari. Apabila pihak pengirim

kesulitan mengambil barang kiriman ke cabang atau agen perwakilan,

pihak perusahaan bisa mengantarkan barang ke alamat tujuan pengiriman.

50
Dimana jika pengiriman dilakukan didalam kota yang tidak jauh dari

cabang atau perwakilan agen maka tidak akan dikenakan biaya tambahan.

Tetapi, jika pengiriman dilakukan diluar kota yang jauh dari cabang atau

agen maka akan dikenakan biaya tambahan.

Untuk mengoptimalkan pelayanan terhadap konsumen, PT Karunia

Indah Delapan Expres membuka perwakilan Agen dan Cabang di beberapa

kota, diantaranya:

51
NO NAMA AGEN PROVINSI
1 BABAT JAWA TIMUR
2 BALI BALI
3 BANJAR JAWA BARAT
4 BANYUWANGI JAWA TIMUR
5 BLITAR JAWA TIMUR
6 BOJONEGORO JAWA TIMUR
7 CARUBAN JAWA TIMUR
8 CIMAHI JAWA BARAT
9 CIREBON JAWA BARAT
10 GARUT JAWA BARAT
11 GOMBONG JAWA BARAT
12 JENAR JAWA TENGAH
13 JOMBANG JAWA TIMUR
14 KALIBARU JAWA TIMUR
15 KALISAT JAWA TIMUR
16 KALISETAIL JAWA TIMUR
17 KARANGASEM JAWA TIMUR
18 KEBUMEN JAWA TENGAH
19 KEPANJEN JAWA TIMUR
20 KLATEN JAWA TENGAH
21 KUTOARJO JAWA TENGAH
22 LAMONGAN JAWA TIMUR
23 MADIUN JAWA TIMUR
24 MADURA JAWA TIMUR
25 NGANJUK JAWA TIMUR
26 NGUNUT JAWA TIMUR
27 PARON JAWA TIMUR
28 PEGADEN JAWA BARAT
29 PROBOLINGGO JAWA TIMUR
30 PURWOKERTO JAWA TENGAH
31 RAMBIPUJI JAWA TIMUR
32 ROGOJAMPI JAWA TIMUR
33 SIDAREJA JAWA TENGAH
34 SIDOARJO JAWA TIMUR
35 SRAGEN JAWA TENGAH
36 SUMBER PUCUNG JAWA TIMUR
37 TANGGUL JAWA TIMUR
38 TEGAL JAWA TENGAH
39 TEMUGURUH JAWA TIMUR
40 TULUNG AGUNG52 JAWA TIMUR
41 WATES JAWA TENGAH
42 WLINGI JAWA TIMUR
NO NAMA CABANG PROVINSI
1 BANDUNG JAWA BARAT
2 BANGIL JAWA TIMUR`
3 BEKASI JABODETABEK
4 CEPU JAWA TENGAH
5 CIPENDE JAWA BARAT
6 JATINEGARA JABODETABEK
7 JEMBER JAWA TIMUR
8 JAKARTA CIKAMPEK JAWA BARAT
9 JAKARTA KUNIR JABODETABEK
10 JAKARTA KOTA JABODETABEK
11 JAKARTA MANGGARAI JAWA TENGAH
12 JAKARTA PARCEL JABODETABEK
13 JAKARTA PASAR SENEN JABODETABEK
14 JOGJA JAWA TENGAH
15 KEDIRI JAWA TIMUR
16 KIARACONDONG JAWA BARAT
17 KROYA JAWA TENGAH
18 MOJOKERTO JAWA TIMUR
19 MALANG JAWA TIMUR
20 PEKALONGAN JAWA TENGAH
21 SURABAYA BIMA JAWA TIMUR
22 SURABAYA PARCEL JAWA TIMUR
23 SURABAYA TURI JAWA TIMUR
24 SEMARANG JAWA TENGAH
25 SOLO JAWA TENGAH
26 TASIKMALAYA JAWA BARAT

53
4.1.2 Visi dan Misi

Visi :

Pelayanan Prima untuk menjadi yang terdepan, terhandal dan terpercaya

Misi :

Membina Jaringan (Jalur Distribusi) yang efisien dan efektif

1. Membentuk tenaga yang profesional sehingga terciptanya

kepercayaan publik

2. Etos kerja yang tinggi guna memberikan pelayanan yang terbaik

4.1.3 Struktur Organisasi

54
1. Struktur Organisasi

Keberlangsungan hidup perusahaan, tidak lepas dari struktur

organisasi. Adanya sumber daya manusia yang mendukung akan

memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan. Dengan adanya

struktur organisasi maka pembagian tugas dan wewenang dilakukan

dengan jelas sesuai dengan peraturan yang diterapkan oleh

perusahaan.Struktur organisasi perusahaan bisa digunakan sebagai

pedoman dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sehingga

koordinasi masing masing jabatan bisa dilakukan dengan baik. Berikut

adalah Struktur Organisasi PT Karunia Indah Delapan Expres:

55
56
2. Uraian Tugas

a. Komisaris

Tugas dan Tanggungjawab Komisaris:

 Komisaris wajib melakukan pengawasan terhadap kebijakan

Direksi dalam menjalankan perseroan serta memberi nasihat

kepada Direksi.

 Melakukan pengawasan atas jalannya perusahaan dan member

nasihat kepada Direktur.

 Menetapkan kebijakan perusahaan dengan menentukan

rencana dan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun

jangka panjang

 Memimpin secara langsung kegiatan biro pengawasan intern

dengan direksi lain

b. Direktur Utama

Tugas dan Tanggungjawab Direktur Utama:

 Bertanggungjawab atas jalannya perusahaan berdasarkan

Standard Operating Procedure (SOP) perusahaan.

 Meminta laporan pertanggungjawaban dari direktur mengeni

pelaksanaan ketentuan – ketentuan pokok perusahaan secara

periodic atau sewaktu – waktu bilamana diperlukan.

 Mengusulkan untuk mengadakan Rapat Umum Pemegang

Saham bilamana diperlukan.

57
 Memberikan saran kepada Direktur dalam pelaksanaan

tugasnya baik diminta maupun tidak.

 Mengawasi pelaksanaan ketentuan – ketentuan pokok

perusahaan sebagaimana ditetapkan oleh Rapat Umum

Pemegang Saham.

c. Direktur

Tugas dan tanggungjawab Direktur:

 Bertanggungjawab atas jalannya perusahaan berdasarkan

Standard Operating Procedure (SOP) perusahaan

 Menetapkan arah dan tujuan perusahaan serta menyiapkan

rencana pengembangan, rencana kerja dan anggaran

tahunanan perusahaan termasuk rencana – rencana lainnya

yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

 Mengawasi General Manager dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya.

d. General Manager

Tugas dan tanggungjawab General Manager :

 Menegur kepala cabang apabila melanggar ketentuan

perusahaan

 Memberhentikan dan mengangkat kepala cabang / kepala

gudang / kepala HRD / Accounting berdasarkan dari

keputusan direksi

58
 Bertanggungjawab atas operasional perusahaan dan keuangan

perusahaan

 Menyelesaikan masalah operasional dan keuangan

perusahaan secepatnya

e. Kepala Human Resources Development (HRD)

Tugas dan tanggungawab Human Resources Development

(HRD):

 Memutuskan semua berkaitan dengan karyawan

 Membuat surat peringatan, surat pengangkatan karyawan,

surat pemberhentian karyawan. Terkecuali untuk level 3

keatas seperti kepala gudang, wakil kepala gudang, kepala

cabang, wakil kepala cabang, manajemen, harus ada

persetujuan General Manager dan salah satu direksi

 Menghitung absensi

 Memutuskan semua yang berkaitan dengan peraturan

perusahaan

f. Kepala Pajak

Tugas dan tanggungjawab Kepala Pajak:

 Membuat laporan pajak perusahaan

 Melaporkan pajak perusahaan

 Memastikan pelaporan pajak perusahaan

g. Kepala Accounting

Tugas dan tanggungjawab Kepala Accounting :

59
 Membuat laporan keuangan

 Membuat laporan yang berhubungan dengan keuangan

 Berkoordinasi dengan semua cabang untuk administrasi

keuangan

h. Kepala Marketing

Tugas dan tanggungjawan Kepala Marketing:

 Membuat surat perjanjian dengan semua customer untuk

pengiriman credit dan bayar tujuan

 Mencari customer baru

 Koordinasi dengan management untuk penentuan tariff

 Membantu perusahaan untuk menyelesaikan piutang usaha

i. Kepala Divisi Piutang dan Komplain

Tugas dan tanggungjawab divisi piutang dan komplain :

 Membuat laporan memo untuk piutang

 Menyelesaikan complain dengan persetujuan General

Manager dan Direksi

 Menyelesaikan piutang bermasalah dengan persetujuan

General Manager dan Direksi

j. Kepala finance

Tugas dan tanggungjawab Kepala Finance :

Memastikan semua yang berhubungan dengan keuangan berjalan

sesuai dengan prosedur dan dapat dipertanggungjawabkan

60
k. Kepala Cabang

Tugas dan tanggungjawab Kepala Cabang:

 Bertanggungjawab atas piutang usaha

 Bertanggungjawab atas kinerja cabang yang bersangkutan

 Bertanggungjawab cek biaya operasional setiap hari

 Control SP keberangkatan dan SP kedatangan

 Bertanggungjawab atas ketertiban dan ketaatan karyawan

terhadap peraturan perusahaan

l. Kepala Gudang

Tugas dan tanggungjawab Kepala Gudang :

 Memastikan alur keluar dan masuknya barang aman dan

terdokumentasi dengan baik.

 Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan operasional di

gudang baik dari sisi administrasi, keuangan, sumber daya

manusia dan pemasaran

m. Pengurus Kendaraan

Tugas dan tanggungjawab Pengurus Kendaraan :

 Bertanggungjawab atas perbaikan dan kerusakan yang terjadi

pada kendaraan milik perusahaan.

 Mengatur kendaraan yang akan digunakan oleh sopir untuk

mengirim barang

n. Penerimaan Barang

Tugas dan tanggungjawan Penerimaan Barang :

61
 Menerima barang kiriman dari pelanggan

 Menimbang barang kiriman dari pelanggan

 Melayani pelanggan dengan ramah

o. IT Suport

Tugas dan tanggungjawab IT Suport :

 Menerima, memprioritaskan dan menyelesaikan permintaan

bantuan IT.

 Bertanggungjawab atas instalasi dan perawatan computer

milik perusahaan

 Memperbaiki computer milik perusahaan yang mengalami

kerusakan

 Membuat laporan dokumentasi teknisi

 Membuat laporan inventaris perusahaan

p. Admin Human Resources Development (HRD)

Tugas dan tanggungjawab Admin Human Resources

Development (HRD) :

 Membantu kepala Human Resources Development (HRD)

menghitung absensi

 Membantu kepala Human Resources Development (HRD)

mengawasi kinerja karyawan

 Membantu kepala Human Resources Development (HRD)

dalam melayani perekrutan karyawan baru

q. Assisten Accounting 1 & 2

62
Tugas dan tanggungjawab Assisten Accounting 1 &2 :

 Membantu Kepala Accounting dalammembuat laporan

keuangan

 Membantu Kepala Accounting dalam membuat laporan yang

berkaitan dengan keuangan

 Berkoordinasi dengan admin accountin, semua admin cabang

dan agen untuk administrasi keuangan

r. Admin Accounting Cabang dan Agen

Tugas dan tanggungjawab Admin Accounting Cabang dan Agen :

 Mengecek laporan kas cabang dan agen

 Memonitoring Surat Pengiriman (SP) sesuai nomor

numerator

 Membuat Laporan Pertanggungjawaban Agen untuk admin

Accounting Agen

 Berkoordinasi dengan semua cabang dan agen untuk

administrasi keuangan

 Mengontrol umur piutang usaha

s. Admin Pajak

Tugas dan tanggungjawab Admin Pajak:

 Membantu Kepala Pajak Membuat laporan pajak perusahaan

 Membantu Kepala Pajak Melaporkan pajak perusahaan

 Membuat Kepala Pajak Memastikan pelaporan pajak

perusahaan

63
t. Staff Admin Tagihan

Tugas dan tanggungjawab Staff Admin Tagihan :

 Membuat kwitansi tagihan atas Surat Pengiriman Credit dan

Bayar Tujuan

 Membuat daftar tagihan untuk serah terima dokumen dengan

collector yang akan menagih tagihan kwitansi

 Bertanggungjawab atas Kwitansi, Tanda terima dan Surat

Pengiriman warna putih yang akan ditagihkan

 Mengarsip dokumen – dokumen data tagihan

u. Staff Administrasi / Front Office

Tugas dan tanggungjawab Staff Administrasi / Front Office :

 Membuat surat pengiriman customer

 Membuat dan input daftar muat barang dengan program

kispol

 Bertanggungjawab atas surat pengiriman atas cara bayar

Tunai, Credit dan Bayar Tujuan

 Membuat dan input laporan kas harian di program kispol

 Membuat dan input laporan kas user harian di program kispol

 Membuat dan input tanda terima kedatangan dan

pengembalian tanda terima kedatangan di program kispol

setiap hari

 Membuat retur Surat Pengiriman (SP)

 Mengarsip dokumen – dokumen Surat Pengiriman (SP)

64
v. Customer Service

Tugas dan tanggungjawab Customer Service :

 Memberikan pelayanan yang prima dan membina hubungan

baik dengan pelanggan

 Bertanggungjawab atas pelayanan yang diberikan kepada

pelanggan

 Mencari jalan keluar atas permasalahan yang dihadapi oleh

pelanggan

 Membantu kepala divisi komplain membuat laporan

komplain pelanggan

w. Collector

Tugas dan tanguungjawab Collector :

 Bertanggungjawab atas tagihan pelanggan

 Menagih tagihan pelanggan

 Membuat laporan tagihan

x. Sopir dan Kernet

Tugas dan wewenang Sopir dan Kernet :

 Mengantar barang ke tempat tujuan pelanggan

 Bertanggungjawab atas barang yang dikirim ke pelanggan

 Membawa tanda terima barang dari admin gudang

 Meminta tanda tangan pelanggan atas penerimaan barang

yang telah diserahkan oleh sopir kepada pelanggan

65
4.2 Data Yang Diperoleh

4.2.1 Data Laporan Piutang

Data wawancara langsung kelapangan dan penulis mendapatkan data

berupa Piutang per 31 Desember 2015

66
PT Karunia Indah
Laporan Piutang
  Desember 2015    
NAMA AGEN
2012 2013 2014 2015
DAN CABANG
BANYUWANGI
- 976,600.00 - -
BDG
2,050,000.00 2,746,272.00 6,770,638.00 14,517,600.50
BGKL
- - - -
BGL
3,681,950.00 2,587,300.00 5,240,488.00 18,917,562.60
BKS
- 50,000.00 70,700.00 -
BKSI
- - - 247,450.00
BLT
- - - -
BNJR
- - - -
BOJONEGORO
- - - 96,960.00
BWI
- 56,000.00 1,906,880.00 -
CEPU
180,000.00 48,500.00 - 318,150.00
CPD
867,000.00 303,330.00 5,037,478.00 4,855,070.00
CRB
3,371,400.00 3,903,350.20 6,512,821.38 25,311,014.00
GBO
- 2,960,000.32 - -
GRT
- 472,696.00 247,450.00 -
JATINEGARA
- 1,858,905.00 202,000.00 348,450.00
JBG
- - - -
JBR1
- - - 341,885.00
JKT-CKP 762,000.00 - 2,108,375.00 90,218,656.82
JKT-KNR
10,594,060.00 2,429,674.80 411,474.00 79,158.75
JKT-KT
61,964,805.00 73,932,477.81 51,149,017.51 33,249,416.04
JKT-MG2
- 35,000.00 - -
JKT-MGR
22,076,350.00 67,846,819.50 30,513,182.72 14,356,847.00
JKT-PCL
27,265,172.00 82,734,619.23 164,419,802.81 55,495,553.05
JKT-PGDN
- - - -
JKT-PRK
7,858,300.00 10,633,085.60 4,603,418.40 -
JKT-PSN
10,205,300.00 8,210,086.12 7,115,865.31 13,988,525.00
JKT-PSN.1
1,920,000.00 1,385,771.20 - -
JOGJA
555,500.00 3,103,235.00 869,610.00 24,843,649.73
JTN
- 756,080.00 270,270.00 -
KBM 67
- 1,412,591.20 173,720.00 -
KDR
- - - 10,225,977.00
KIRCON
- - - 1,040,300.00
Sumber : Data Perusahaan dari ba

4.2.2 Laporan Neraca

Data wawancara langsung kelapangan dan penulis mendapatkan data

berupa Laporan Neraca per 31 Desember 2015

PT KARUNIA INDAH DELAPAN EXPRES


NERACA 2015

Akun Keterangan Desember


    2015
11 AKTIVA LANCAR  

1101 KAS 153,495,965.52

1102 BANK 175,883,869.06

1101 AYAT SILANG KAS-KAS 102,563,550.00

1101 AYAT SILANG KAS USER 193,162.50

1103 KAS AGEN 186,991,987.89

1100 KAS USER 4,073,924.47

1104 PIUTANG USAHA 2,628,622,823.58

1104 PIUTANG KIB 14,423,607.00

1104 PIUTANG GIRO MUNDUR 2,753,489.25

1104 PIUTANG TANPA RINCIAN (726,866,130.68)

1106 PIUTANG LAIN 447,449,278.68

1107 UANG MUKA PEMBELIAN 11,250,000.00

1108 PAJAK DIBAYAR DIMUKA 22,238,010.00

1109 BIAYA DIBAYAR DIMUKA 93,826,255.61


     

68
  TOTAL AKTIVA LANCAR 3,116,899,792.87
     
12 AKTIVA TIDAK LANCAR  

1201 TANAH -

1201 BANGUNAN 371,927,855.91

1201 KENDARAAN 3,941,129,814.75

1201 INVENTARIS KANTOR 486,199,997.55

1202 AKUMULASI PENYUSUTAN BANGUNAN (124,579,122.30)

1202 AKUMULASI PENYUSUTAN KENDARAAN (3,020,776,378.65)

1202 AKUMULASI PENYUSUTAN INVENTARIS KANTOR (339,259,031.10)

1203 AKTIVA TAK BERWUJUD -


     

  TOTAL AKTIVA TIDAK LANCAR 1,314,643,136.16


     

TOTAL AKTIVA 4,431,542,929.03


     
21 KEWAJIBAN LANCAR  

2101 HUTANG BANK -

2102 HUTANG USAHA 66,208,428.00

2103 HUTANG CABANG -

2104 BIAYA YANG MASIH HRS DIBAYAR 131,913,675.00

2105 HUTANG PAJAK PPH 21 1,166,589.90

2105 HUTANG PAJAK PPH 25 2,148,435.00

2105 HUTANG PPN KELUARAN -

2106 HUTANG PIHAK KE TIGA 975,788,398.35

2106 HUTANG PEMEGANG SAHAM 3,788,556,049.27

2106 HUTANG PEMBELIAN AKTIVA TETAP 627,323,556.89

2106 HUTANG LAIN 119,775,857.02

69
     

  TOTAL KEWAJIBAN 5,712,880,989.43


     
3 EKUITAS  

3101 MODAL SAHAM 250,000,000.00

3201 LABA/RUGI DITAHAN (1,531,338,060.40)


     

  TOTAL EKUITAS (1,281,338,060.40)


     

TOTAL PASSIVA 4,431,542,929.04


Sumber : Data Perusahaan dari Bagian Keuangan

4.2.3 Laporan Laba rugi

Data wawancara langsung kelapangan dan penulis mendapatkan data

berupa Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2015

PT KARUNIA INDAH DELAPAN EXPRES


LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2015

COA KETERANGAN DESEMBER 2015


    L/R
4 PENDAPATAN PENJUALAN  
41 PENJUALAN  

4101.001 Pendapatan Cabang 1,709,727,602.96

4101.002 Pendapatan Agen 108,284,130.00

  TOTAL PENJUALAN BRUTO 1,818,011,732.96


42 RETUR PENJUALAN  

4201.001 Retur Penjualan -

  TOTAL RETUR PENJUALAN -

70
43 POTONGAN PENJUALAN  

4301.001 Potongan Penjualan -

  TOTAL POTONGAN PENJUALAN -


     

  TOTAL PENJUALAN NETTO 1,818,011,732.96


     
6 BEBAN OPERASI  
61 BEBAN PENJUALAN  
6101 BEBAN GAJI/ BONUS  

6101.001 Beban Gaji -

6101.002 Beban Lembur (27,740,250.00)

6101.003 Beban Bonus/ Tunjangan (7,537,950.00)

  TOTAL BEBAN GAJI/ BONUS (35,278,200.00)


6102 BEBAN PENGIRIMAN dan PENGANGKUTAN  

6102.001 Beban Bensin/ Solar (94,513,702.05)

6102.002 Beban Tol/ Parkir/ Retribusi (26,504,000.00)

6102.003 Beban Kuli (15,910,650.00)

6102.004 Beban Klaim (5,452,144.20)

6102.005 Beban Jaga Barang Malam (2,814,750.00)

6102.006 Beban Penerus (2,031,187.50)

6102.007 Beban Forklift (60,750.00)

6102.008 Beban Satpam (610,200.00)

6102.009 Beban Sopir / Helper (Luar Kota) (3,804,750.00)

6102.01 Beban Komisi (88,301,765.35)

6102.011 Beban Oper Kirim (4,791,120.75)

6102.012 Beban Packing (3,397,500.00)

6102.013 Beban ATK / Fc / Cetak (4,404,800.00)

6102.099 Beban Kirim Lain (36,743,800.00)

71
  TOTAL BEBAN PENGIRIMAN dan PENGANGKUTAN (289,341,119.85)
6103 BEBAN PROMOSI  

6103.001 Beban Promosi -

  TOTAL BEBAN PROMOSI -


6104 BEBAN IKLAN  

6104.001 Beban Iklan TV -

6104.002 Beban Iklan Radio -

6104.003 Beban Iklan Media Cetak (132,750.00)

6104.004 Beban Pajak Reklame -

  TOTAL BEBAN IKLAN (132,750.00)


6105 BEA GERBONG  

6105.001 Perpanjangan Kontrak Gerbong (3,004,650.00)

6105.002 S.A (1,100,803,000.00)

6105.003 PLKA (1,590,750.00)

6105.004 Langsir (10,013,500.00)

6105.005 Masinis (4,047,750.00)

6105.006 PPKA (3,120,750.00)

6105.007 Kondektur (195,750.00)


6105.008 PUK (2,817,000.00)

6105.009 KKBH (967,500.00)

6105.01 KTB (3,915,000.00)

6105.011 DAO -

6105.012 MELL K.A (6,655,500.00)

6105.013 Beban Bongkar Muat PKST (39,057,415.94)

6105.014 Beban Pengawalan (20,030,400.00)

6105.015 Extra Kary. PJKA (2,137,500.00)

6105.016 Extra T.U / Bulanan (112,500.00)

72
6105.017 Reimburse S.A 255,400,650.00

  TOTAL BEA GERBONG (943,068,315.94)


     

  TOTAL BEBAN PENJUALAN (1,267,820,385.80)


     

  LABA / RUGI KOTOR 550,191,347.16


     
     
62 BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI  
6201 BEBAN PERSONEL  

6201.001 Beban Gaji Direksi & Staff Kantor (180,321,529.05)

6201.002 Beban Lembur / Makan / Transport (145,095,750.00)

6201.003 Beban Bonus / Tunjangan (1,452,600.00)

6201.099 Beban Gaji Mingguan -

  TOTAL BEBAN PERSONEL (326,869,879.05)


6202 BEBAN KANTOR  

6202.001 Beban ATK / Fc / Cetak (4,307,609.25)

6202.002 Beban Langganan Surat Kabar dll -

6202.003 Beban Asuransi -

6202.004 Beban Rumah Tangga / Mess (15,474,791.25)

6202.005 Beban Manajemen & Konsultasi -


6202.006 Beban Kesehatan (2,620,815.75)

6202.007 Beban Tunjangan Jamsostek -

6202.099 Beban Lain Kantor (6,616,732.50)

  TOTAL BEBAN KANTOR (29,019,948.75)


6203 BEBAN POS, TELEKOMUNIKASI dan UTILITAS  

6203.001 Beban Telp Pabrik -

6203.002 Beban Telp Kantor (13,367,640.00)

6203.003 Beban PLN (8,677,462.95)

73
6203.004 Beban PDAM (1,660,908.60)

6203.005 Beban Benda Pos (85,000.00)

  TOTAL BEBAN POS, TELEKOMUNIKASI dan UTILITAS (23,791,011.55)


6204 BEBAN PERJALANAN & TRANSPORT  

6204.001 Beban Bensin / Solar -

6204.002 Beban Tol / Parkir -

6204.003 Beban Perjalanan (16,489,800.00)

6204.099 Beban Lain Perjalanan (221,872.50)

  TOTAL BEBAN PERJALANAN & TRANSPORT (16,711,672.50)


6205 BEBAN SUMBANGAN, PAJAK, IURAN  

6205.001 Beban Sumbangan -

6205.002 Beban Iuran (3,460,000.00)

6205.003 Beban Perijinan (157,500.00)

6205.004 Beban Entertainment / Jamuan Tamu (96,500.00)

6205.005 Beban PBB -

6205.006 Beban Pajak, STNK, KIR (13,136,700.00)

6205.007 Beban PPH 21 (1,166,589.90)

  TOTAL BEBAN SUMBANGAN, PAJAK, IURAN (18,017,289.90)


6206 BEBAN BANK  

6206.001 Beban Administrasi Bank (209,969.55)

6206.002 Beban Provisi -

  TOTAL BEBAN BANK (209,969.55)


6207 BEBAN PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN  

6207.001 Beban Pemeliharaan Gedung (292,500.00)

6207.002 Beban Pemeliharaan Kendaraan (39,255,120.00)

6207.003 Beban Pemeliharaan Inventaris (2,379,000.00)


  TOTAL BEBAN PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN

74
(41,926,620.00)
6208 BEBAN PENYUSUTAN AKTIVA  

6208.001 Beban Penyusutan Sewa (259,774,420.61)

6208.002 Beban Penyusutan Kendaraan (23,459,863.50)

6208.003 Beban Penyusutan Inventaris Kantor (5,578,445.70)

6208.004 Beban Pembebanan Bangunan (1,549,699.20)

  TOTAL BEBAN PENYUSUTAN AKTIVA (290,362,429.01)


     

  TOTAL BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI (746,908,820.31)


     

  LABA / (RUGI) BERSIH (196,717,473.15)


     
7 PENDAPATAN / BEBAN LAIN  
71 PENDAPATAN (BEBAN) LAIN – LAIN  
7101 PENDAPATAN LAIN  

7101.001 Pendapatan Bunga Bank / Jasa Giro 109,085.23

7101.002 Pendapatan Bunga Pihak Tiga -

7101.003 Pendapatan Selisih Harga -

7101.004 Pendapatan Potongan Pembelian -

7101.005 Pendapatan Atas Laba Penjualan Aktiva -

7101.006 K/L Bayar (810,400.33)

7101.007 Pendapatan Lain 82,454,613.20

  TOTAL PENDAPATAN LAIN 81,753,298.09


7102 BEBAN LAIN  

7102.001 Beban Bunga Bank (20,831.89)


7102.002 Beban Bunga Pihak Tiga -

7102.003 Beban Piutang Tak Tertagih -

7102.004 Beban Penghapusan Stok -

7102.005 Rugi Selisih Harga -

75
7102.006 Beban Lain -

  TOTAL BEBAN LAIN (20,831.89)


     

  TOTAL PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN 81,732,466.20


     

  LABA / RUGI BERSIH STLH PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN (114,985,006.95)


     
Sumber : Data Perusahaan dari Bagian Keuangan

4.2.4 Kebijakan Atas Piutang

Didalam perusahaan tidak membuat kebijakan atas piutang di Catatan

Atas Laporan Keuangan. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

ke lapangan bahwa piutang didalam laporan keuangan PT Karunia Indah

Delapan Expres diakui berdasarkan piutang yang muncul di laporan

piutang diukur berdasarkan harga awal saat terjadinya suatu transaksi

penjualan secara kredit atau bayar tujuan yang disetujui oleh kedua belah

pihak antara pemberi jasa dan pemakai jasa.

4.2.5 Deskripsi hasil wawancara dengan informan

Wawancara dilakukan peneliti dengan informan dari karyawan PT

Karunia Indah Delapan Expres. Informan tersebut terdiri dari Ibu Lita

selaku kelapa accounting, Ibu Latifa selaku assisten accounting dan Ibu

Nur selaku Admin Accounting.

(Wawancara dengan Ibu Lita, Kepala Accounting, Surabaya, 31

Juli 2017) menerangkan penjualan yang diterapkan diperusahaan ada 3

proses pembayaran, yaitu pembayaran secara tunai, kredit dan bayar

tujuan. Penjualan yang dilakukan secara kredit dan bayar tujuan

76
diperusahaan akan menyebabkan terjadinya suatu piutang. Sesuai dengan

peraturan perusahaan apabila penjualan dilakukan secara kredit maka

pelanggan diberi batas pembayaran maksimal 1 bulan, sedangkan untuk

penjualan bayar tujuan maksimal 1 minggu. tetapi, ada pelanggan yang

melakukan pembayaran tidak sesuai dengan peraturan perusahaan,

dimana pelanggan yang tidak bisa melunasi piutangnya karena alasan

tertentu seperti : pelanggan kabur, keterlambatan pengiriman barang, dan

bencana alam. Apabila hal tersebut terjadi maka akan menyebabkan

terjadinya piutang tak tertagih bagi perusahaan.

Piutang tak tertagih tersebut dinyatakan tak tertagih apabila usia

umur piutang sudah sampai 3 tahun, dimana jika piutang tersebut tidak

tertagih dengan alasan yang jelas seperti keterlambatan barang, claim dan

bencana alam maka bagian piutang akan membuat berita acara

penghapusan piutang yang disetujui oleh pihak manajemen. Apabila

pihak manajemen sudah menyetujui berita acara penghapusan piutang

maka akan menghapuskan piutang tersebut sebagai beban dilaba rugi

dengan melampirkan bukti berita acara alasan piutang dihapuskan yang

disetujui oleh pihak manajemen. Perusahaan tidak membuat penyisihan

piutang tak tertagih, jadi dalam melakukan penghapusan piutang usaha

langsung dijadikan beban di laba/rugi.

(Wawancara dengan Ibu Latifa, Assisten Accounting, Surabaya, 31

Juli 2017) menerangkan perusahaan melakukan penjualan dengan

pembayaran yang dilakukan secara tunai, kredit, dan bayar tujuan.

77
Penjualan yang dilakukan secara kredit, rata rata perusahaan memberikan

batas waktu pembayaran maksimal 1 bulan, sedangkan penjualan yang

dilakukan bayar tujuan perusahaan memberikan waktu maksimal 1

minggu. Menentukan jatuh tempo suatu piutang tersebut perusahaan

melihat dari umur piutang yang ada program saja, perusahaan tidak

membuat buku control untuk jatuh tempo piutang setiap masing masing

pelanggan.

Perusahaan mengakui piutang didalam laporan keuangan

berdasarkan awal transaksi penjualan. Dimana penjualan secara kredit

dan bayar tujuan diinput didalam program perusahaan, dari situ piutang

mulai diakui. Pengakuan piutang tersebut sebesar nominal yang diinput

didalam program perusahaan pada awal transaksi penjualan.Untuk

pengukuran piutangnya sendiri, diperusahaan mengukur piutang

berdasarkan harga yang telah disutujui oleh kedua belah pihak antara

pemberi jasa dan pemakai jasa. Piutang sendiri diukur berdasarkan awal

terjadinya transaksi tanpa apa tambahan atau potongan harga.

Saat ini piutang yang ada diperusahaan sudah terkontrol dengan

baik karena sudah adanya program TT KHD dan PTT KHD yang bisa

digunakan untuk mengontrol bahwa barang tersebut sudah diterima oleh

cabang tujuan dan sebagai tanda bukti bahwa barang tersebut sudah

diterima oleh penerima. Sedangkan untuk tahun tahun sebelumnya

piutang tersebut belum terkontrol dengan baik yang menyebabkan

terjadinya piutang tak tertagih.

78
Piutang tak tertagih dinyatakan tidak tertagih biasanya umur

piutang mencapai 3 tahun.Tetapi, tidak ada pencatatan untuk piutang tak

tertagih didalam perusahaan.Perusahaan mengakui sebagai piutang usaha

dan didalam piutang usaha tersebut ada piutang yang tidak dapat ditagih.

Apabila piutang tersebut tidak tertagih maka perusahaan akan

menghapuskan sebagai beban di laba/rugi, piutang yang dihapuskan

tersebut harus ada berita acara yang telah disetujui oleh pihak

manajemen. Perusahaan tidak membuat penyisihan piutang tak tertagih,

jadi dalam melakukan penghapusan piutang usaha langsung dijadikan

beban.

Pencatatan apabila piutang dihapuskan :

Beban Piutang Tak Tertagih

Piutang Usaha

Apabila piutang yang telah dihapuskan terbayar kembali, maka

perusahaan akan mencatat sebagai pendapatan lain. Karena didalam

program perusahaan tidak bisa memunculkan akun yang telah dihapuskan

kembali. Jurnal untuk pembayaran kembali piutang :

Kas

Pendapatan Lain

(Wawancara dengan Ibu Nur, Admin Accounting, Surabaya, 31

Juli 2017) menyatakan sama dengan informan yang lain, penjualan yang

dilakukan perusahaan memiliki 3 cara pembayaran, yaitu tunai, kredit dan

79
bayar tujuan. Penjualan yang dilakukan secara kredit dan bayar tujuan

diperusahaan akan menyebabkan terjadinya suatu piutang. Sesuai dengan

peraturan perusahaan apabila penjualan dilakukan secara kredit maka

pelanggan diberi batas pembayaran maksimal 1 bulan, sedangkan untuk

penjualan bayar tujuan apabila barang sudah diterima waktu itu akan

dilakukan pembayaran. Untuk mengontrol piutang tersebut perusahaan

melihat dari umur piutang yang ada diprogram saja.

Perusahaan mengakui piutang didalam laporan keuangan

berdasarkan awal transaksi penjualan. Dimana penjualan secara kredit dan

bayar tujuan diinput didalam program perusahaan, dari situ piutang mulai

diakui. Pengakuan piutang tersebut sebesar nominal yang diinput didalam

program perusahaan pada awal transaksi penjualan.Untuk pengukuran

piutangnya sendiri, diperusahaan mengukur piutang berdasarkan harga

yang telah disutujui oleh kedua belah pihak antara pemberi jasa dan

pemakai jasa.

Piutang yang ada diperusahaan saat ini sudah terkontrol dengan

baik, sedangkan untuk tahun tahun sebelumnya informan menjelaskan

bahwa piutang tahun lalu belum terkontrol dengan baik yang menyebabkan

banyak terjadinya piutang tak tertagih. Apabila ada piutang tak tertagih

informan menjelaskan seperti dengan informan yang lain, bahwa piutang

yang tak dapat tertagih akan dibuat berita acara penghapusan piutang dan

menjelaskan alasan piutang dihapuskan yang disetujui oleh pihak

manajemen. Jika berita acara penghapusan sudah disetujui oleh pihak

80
manajemen, maka piutang tersebut akan dihapuskan sebagai beban di

laba/rugi. Diperusahaan tidak membuat penyisihan piutang, jadi jika ada

penghapusan piutang langsung dijadikan beban di laba/rugi perusahaan.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Penghapusan Piutang

Hasil analisis dari data yang diperoleh diatas peneliti

menyimpulkan didalam neraca tidak ada cadangan untuk kerugian

piutang, sesuai dengan standart SAK ETAP bab 22 seharusnya

perusahaan membuat estimasi cadangan kerugian piutang. Piutang yang

disajikan didalam neraca merupakan hasil dari awal transaksi penjualan

terjadi, dimana saat terjadinya penjualan secara kredit dan bayar tujuan

maka dari situ piutang mulai dikaui didalam perusahaan. Didalam neraca

dalam mengakui dan menilai piutang tak tertagih sebagai piutang usaha

yang kemungkinan akan mengalir ke perusahaan, perusahaan tidak

melakukan pemisahanan antara piutang tak tertagih dengan piutang

usaha.

Perusahaan tidak membuat aging schedule dan perusahaan hanya

melihat umur piutang dari program perusahaan. Karena perusahaan tidak

membuat penyisihan piutang dan tidak membuat aging schedule, maka

dalam melakukan penghapusan piutang menggunakan metode langsung.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti :

Perusahaan menghapuskan piutang tersebut sebagai beban di


Laba/Rugi. Tetapi, piutang yang akan dihapuskan tersebut harus
ada berita acara sehingga dapat disetujui oleh dewan yang

81
berwenang. Jika barang claim maka harus ada surat claim dari
pelanggan yang menyatakan kalau barang tersebut benar-benar
rusak dan apabila pelanggan bangkrut maka harus ada surat dari
pelanggan yang menyatakan perusahaan tersebut bangkrut dan
bukti penutupan perusahaan dari pihak pengadilan dan terkait
lainya.
Jurnal piutang yang dihapuskan sebagai beban di Laba Rugi :
Beban Piutang Tak Tertagih xxx
Piutang Usaha xxx
Apabila piutang tak tertagih yang dihapuskan pada beban yang

terdapat di laba rugi akan berdampak pada laporan keuangan pada posisi

neraca yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena jumlah

neraca awal pengakuan dan penutupan berbeda, dimana seperti yang

dibahas sebelumnya perusahaan juga tidak mencadangkan penghapusan

piutang diawal.

Piutang yang sudah dihapuskan ternyata terbayar kembali maka

perusahaan akan mengakui sebagai pendapatan lain. Dari hasil

wawancara dijelaskan bahwa diprogram perusahaan tidak bisa

memunculkan akun yang sudah dihapuskan. Jadi diperusahaan langsung

mengakui sebagai pendapatan lain.

Jurnal apabila piutang yang dihapuskan terbayar kembali:

Kas xxx

Pendapatan Lain xxx

Dari hasil observasi peneliti juga menemukan bahwa perusahaan

mengalami tingkat piutang tak tertagih dengan jumlah yang besar serta

melebihi jangka umur piutang yang sewajarnya. Berdasarkan standart

82
SAK ETAP bab 22 dijelaskan bahwa untuk menghapusan dengan

menggunakan metode penyisihan. Namun, saat ini perusahaan belum

memberikan keputusan atas piutang tak tertagih yang terjadi

diperusahaan. Dimana terlihat dari laporan laba rugi belum ada beban

penghapusan piutang atau beban penurunan nilai atas piutang tersebut.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pencatatan piutang di Neraca perusahan dengan pencatatan piutang

di Neraca sesuai SAK ETAP bab 22

  NERACA  
  PT XXX  
  PER 31 DESEMBER XXX  
   
   
ASSET  
KAS XXX
SETARA KAS XXX
PIUTANG  
  PIUTANG USAHA XXX
  CADANGAN PENURUNAN NILAI (XXX)
  PIUTANG WESEL XXX
  PIUTANG KARYAWAN XXX
  PIUTANG PEMAGANG SAHAM XXX
  PIUTANG PIHAK ISTIMEWA XXX
PERSEDIAAN XXX
ASET TETAP XXX
AKUMULASI PENYUSUTAN ASET TETAP (XXX)
TOTAL ASET BERSIH XXX
Sumber : data olahan dari SAK ETAP

PT KARUNIA INDAH DELAPAN EXPRES


NERACA 2015

Akun Keterangan Desember

83
    2015
11 AKTIVA LANCAR  

1101 KAS 153,495,965.52

1102 BANK 175,883,869.06

1101 AYAT SILANG KAS-KAS 102,563,550.00

1101 AYAT SILANG KAS USER 193,162.50

1103 KAS AGEN 186,991,987.89

1100 KAS USER 4,073,924.47

1104 PIUTANG USAHA 2,628,622,823.58

1104 PIUTANG KIB 14,423,607.00

1104 PIUTANG GIRO MUNDUR 2,753,489.25

1104 PIUTANG TANPA RINCIAN (726,866,130.68)

1106 PIUTANG LAIN 447,449,278.68

1107 UANG MUKA PEMBELIAN 11,250,000.00

1108 PAJAK DIBAYAR DIMUKA 22,238,010.00

1109 BIAYA DIBAYAR DIMUKA 93,826,255.61


     

  TOTAL AKTIVA LANCAR 3,116,899,792.87


     
12 AKTIVA TIDAK LANCAR  

1201 TANAH -

1201 BANGUNAN 371,927,855.91

1201 KENDARAAN 3,941,129,814.75

1201 INVENTARIS KANTOR 486,199,997.55

1202 AKUMULASI PENYUSUTAN BANGUNAN (124,579,122.30)

1202 AKUMULASI PENYUSUTAN KENDARAAN (3,020,776,378.65)

1202 AKUMULASI PENYUSUTAN INVENTARIS KANTOR (339,259,031.10)


1203 AKTIVA TAK BERWUJUD

84
-
     

  TOTAL AKTIVA TIDAK LANCAR 1,314,643,136.16


     

TOTAL AKTIVA 4,431,542,929.03


Sumber : Data Peusahaan

Dari hasil pembahasan diatas peneliti menjelaskan bahwa dalam

melakukan pencatatan piutang dilaporan Neraca perusahaan belum sesuai

dengan SAK ETAP, dapat dilihat bahwa dineraca perusahaan tidak

membuat cadangan kerugian piutang. Berdasarkan SAK ETAP bab 22

harus ada penurunan nilai atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Karena dengan adanya cadangan kerugian piutang perusahaan dapat

mengatahui piutang usaha yang akan mengalir ke perusahaan. Dari hasil

data yang ada diperusahaan, peneliti tidak dapat mengetahui secara pasti

berapa piutang yang dapat ditagih dan kas akan mengalir ke perusahaan,

karena perusahaan tidak membuat cadangan kerugian piutang tak

tertagih. Perusahaan mengakui piutang tak tertagih dilaporan neraca

sebagai piutang usaha yang kemungkinan dapat ditagih dan kas akan

mengalir ke perusahaan.

4.4.2 Rekapan Umur Piutang sesuai dengan SAK ETAP dan PT KI8

Expres

  REKAPAN UMUR PIUTANG  


  PT XXX  
  PER 31 DESEMBER XXX  

85
   
   
  1 - 90 Hari XXX
  91 - 120 Hari XXX
  < 120 Hari XXX
  Jumlah XXX
Sumber : Data Olahan dari SAK ETAP

Diperusahaan tidak membuat aging schedule, dimana perusahaan hanya

melihat umur piutang dari program perusahaan,umur piutang tersebut

dihitung mulai terjadinya transaksi penjualan secara kredit dan bayar

tujuan. perusahaan hanya mengestimasi umur piutang dari program saja,

dimana apabila piutang dari penjualan kredit selama satu bulan belum

terlunasi maka bagian piutang akan terus menagih ke pelanggan untuk

membayar piutang tersebut, dan perusahaan tidak merekap setiap

pelanggan jatuh tempo pembayaran piutang.

Sesuai dengan standart SAK ETAP bab 22 seharusnya perusahaan

membuat aging schedule, karena dengan adanya aging schedule piutang

yang ada diperusahaan akan terkontrol dengan baik. Dimana dari aging

schedule tersebut perusahaan bisa menentukan piutang yang tidak dapat

ditagih.

4.4.3 Laporan Laba rugi berdasarkan SAK ETAP bab 22 dan Penerapan

di Perusahaan

  LAPORAN LABA RUGI  


  PT XXX  
  PER 31 DESEMBER XXX  
   

86
   
   
Pendapatan Usaha XXX
Pendapatan Lain Lain XXX
  Total Pendapatan XXX
   
Beban Usaha (XXX)
Beban Lain Lain (XXX)
Beban Kerugian Penurunan Nilai (XXX)
LABA / RUGI KOTOR XXX
Beban Pajak Penghasilan (XXX)
LABA / RUGI BERSIH XXX
Sumber : Data Olahan dari SAK ETAP

PT KARUNIA INDAH DELAPAN EXPRES


LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2015

COA KETERANGAN DESEMBER 2015


    L/R
4 PENDAPATAN PENJUALAN  
41 PENJUALAN  

4101.001 Pendapatan Cabang 1,709,727,602.96

4101.002 Pendapatan Agen 108,284,130.00

  TOTAL PENJUALAN BRUTO 1,818,011,732.96


42 RETUR PENJUALAN  

4201.001 Retur Penjualan -

  TOTAL RETUR PENJUALAN -


43 POTONGAN PENJUALAN  

4301.001 Potongan Penjualan -

  TOTAL POTONGAN PENJUALAN -


     

  TOTAL PENJUALAN NETTO 1,818,011,732.96


     

87
6 BEBAN OPERASI  
61 BEBAN PENJUALAN  
6101 BEBAN GAJI/ BONUS  

6101.001 Beban Gaji -

6101.002 Beban Lembur (27,740,250.00)

6101.003 Beban Bonus/ Tunjangan (7,537,950.00)

  TOTAL BEBAN GAJI/ BONUS (35,278,200.00)


6102 BEBAN PENGIRIMAN dan PENGANGKUTAN  

6102.001 Beban Bensin/ Solar (94,513,702.05)

6102.002 Beban Tol/ Parkir/ Retribusi (26,504,000.00)

6102.003 Beban Kuli (15,910,650.00)

6102.004 Beban Klaim (5,452,144.20)

6102.005 Beban Jaga Barang Malam (2,814,750.00)

6102.006 Beban Penerus (2,031,187.50)

6102.007 Beban Forklift (60,750.00)

6102.008 Beban Satpam (610,200.00)

6102.009 Beban Sopir / Helper (Luar Kota) (3,804,750.00)

6102.01 Beban Komisi (88,301,765.35)

6102.011 Beban Oper Kirim (4,791,120.75)

6102.012 Beban Packing (3,397,500.00)

6102.013 Beban ATK / Fc / Cetak (4,404,800.00)

6102.099 Beban Kirim Lain (36,743,800.00)

  TOTAL BEBAN PENGIRIMAN dan PENGANGKUTAN (289,341,119.85)


6103 BEBAN PROMOSI  

6103.001 Beban Promosi -

  TOTAL BEBAN PROMOSI -


6104 BEBAN IKLAN  
6104.001 Beban Iklan TV

88
-

6104.002 Beban Iklan Radio -

6104.003 Beban Iklan Media Cetak (132,750.00)

6104.004 Beban Pajak Reklame -

  TOTAL BEBAN IKLAN (132,750.00)


6105 BEA GERBONG  

6105.001 Perpanjangan Kontrak Gerbong (3,004,650.00)

6105.002 S.A (1,100,803,000.00)

6105.003 PLKA (1,590,750.00)

6105.004 Langsir (10,013,500.00)

6105.005 Masinis (4,047,750.00)

6105.006 PPKA (3,120,750.00)

6105.007 Kondektur (195,750.00)


6105.008 PUK (2,817,000.00)

6105.009 KKBH (967,500.00)

6105.01 KTB (3,915,000.00)

6105.011 DAO -

6105.012 MELL K.A (6,655,500.00)

6105.013 Beban Bongkar Muat PKST (39,057,415.94)

6105.014 Beban Pengawalan (20,030,400.00)

6105.015 Extra Kary. PJKA (2,137,500.00)

6105.016 Extra T.U / Bulanan (112,500.00)

6105.017 Reimburse S.A 255,400,650.00

  TOTAL BEA GERBONG (943,068,315.94)


     

  TOTAL BEBAN PENJUALAN (1,267,820,385.80)


     
  LABA / RUGI KOTOR

89
550,191,347.16
     
     
62 BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI  
6201 BEBAN PERSONEL  

6201.001 Beban Gaji Direksi & Staff Kantor (180,321,529.05)

6201.002 Beban Lembur / Makan / Transport (145,095,750.00)

6201.003 Beban Bonus / Tunjangan (1,452,600.00)

6201.099 Beban Gaji Mingguan -

  TOTAL BEBAN PERSONEL (326,869,879.05)


6202 BEBAN KANTOR  

6202.001 Beban ATK / Fc / Cetak (4,307,609.25)

6202.002 Beban Langganan Surat Kabar dll -

6202.003 Beban Asuransi -

6202.004 Beban Rumah Tangga / Mess (15,474,791.25)

6202.005 Beban Manajemen & Konsultasi -


6202.006 Beban Kesehatan (2,620,815.75)

6202.007 Beban Tunjangan Jamsostek -

6202.099 Beban Lain Kantor (6,616,732.50)

  TOTAL BEBAN KANTOR (29,019,948.75)


6203 BEBAN POS, TELEKOMUNIKASI dan UTILITAS  

6203.001 Beban Telp Pabrik -

6203.002 Beban Telp Kantor (13,367,640.00)

6203.003 Beban PLN (8,677,462.95)

6203.004 Beban PDAM (1,660,908.60)

6203.005 Beban Benda Pos (85,000.00)

  TOTAL BEBAN POS, TELEKOMUNIKASI dan UTILITAS (23,791,011.55)


6204 BEBAN PERJALANAN & TRANSPORT  

6204.001 Beban Bensin / Solar -

90
6204.002 Beban Tol / Parkir -

6204.003 Beban Perjalanan (16,489,800.00)

6204.099 Beban Lain Perjalanan (221,872.50)

  TOTAL BEBAN PERJALANAN & TRANSPORT (16,711,672.50)


6205 BEBAN SUMBANGAN, PAJAK, IURAN  

6205.001 Beban Sumbangan -

6205.002 Beban Iuran (3,460,000.00)

6205.003 Beban Perijinan (157,500.00)

6205.004 Beban Entertainment / Jamuan Tamu (96,500.00)

6205.005 Beban PBB -

6205.006 Beban Pajak, STNK, KIR (13,136,700.00)

6205.007 Beban PPH 21 (1,166,589.90)

  TOTAL BEBAN SUMBANGAN, PAJAK, IURAN (18,017,289.90)


6206 BEBAN BANK  

6206.001 Beban Administrasi Bank (209,969.55)

6206.002 Beban Provisi -

  TOTAL BEBAN BANK (209,969.55)


6207 BEBAN PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN  

6207.001 Beban Pemeliharaan Gedung (292,500.00)

6207.002 Beban Pemeliharaan Kendaraan (39,255,120.00)

6207.003 Beban Pemeliharaan Inventaris (2,379,000.00)

  TOTAL BEBAN PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN (41,926,620.00)


6208 BEBAN PENYUSUTAN AKTIVA  

6208.001 Beban Penyusutan Sewa (259,774,420.61)

6208.002 Beban Penyusutan Kendaraan (23,459,863.50)

6208.003 Beban Penyusutan Inventaris Kantor (5,578,445.70)

6208.004 Beban Pembebanan Bangunan (1,549,699.20)

91
  TOTAL BEBAN PENYUSUTAN AKTIVA (290,362,429.01)
     

  TOTAL BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI (746,908,820.31)


     

  LABA / (RUGI) BERSIH (196,717,473.15)


     
7 PENDAPATAN / BEBAN LAIN  
71 PENDAPATAN (BEBAN) LAIN – LAIN  
7101 PENDAPATAN LAIN  

7101.001 Pendapatan Bunga Bank / Jasa Giro 109,085.23

7101.002 Pendapatan Bunga Pihak Tiga -

7101.003 Pendapatan Selisih Harga -

7101.004 Pendapatan Potongan Pembelian -

7101.005 Pendapatan Atas Laba Penjualan Aktiva -

7101.006 K/L Bayar (810,400.33)

7101.007 Pendapatan Lain 82,454,613.20

  TOTAL PENDAPATAN LAIN 81,753,298.09


7102 BEBAN LAIN  

7102.001 Beban Bunga Bank (20,831.89)


7102.002 Beban Bunga Pihak Tiga -

7102.003 Beban Piutang Tak Tertagih -

7102.004 Beban Penghapusan Stok -

7102.005 Rugi Selisih Harga -

7102.006 Beban Lain -

  TOTAL BEBAN LAIN (20,831.89)


     

  TOTAL PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN 81,732,466.20


     

  LABA / RUGI BERSIH STLH PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN (114,985,006.95)

92
     
Sumber : Data Perusahaan

4.4.4 Penghapusan Piutang

Dari penjelasan laporan laba rugi yang ada di PT Karunia Indah Delapan

Expres belum ada keputusan atas piutang tak tertagih yang terjadi

diperusahaan, karena belum adanya beban penurunan nilai di laporan

laba rugi tersebut. sesuai dengan standart SAK ETAP bab 22

menjelaskan bahwa Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan

piutang dibentuk sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih,

tetapi perusahaan tidak menerapkan sesuai standart tersebut. berarti,

dalam melakukan penghapusan piutang diperusahaan belum sesuai

dengan standart yang ada.

4.4.5 Bagan Analisis Standart dengan Praktek atas penghapusan Piutang

di PT Karunia Indah Delapan Expres

No Penurunan Nilai SAK Sesuai Toeri Tidak

ETAP bab 22 Sesuai

Teori

93
1 Pengakuan dan penilaian √

piutang tak tertagih

dineraca

2 Cadangan kerugian √

piutang

3 Aging Schedule √

4 Beban penurunan nilai √

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

94
Pada bab ini, peneliti menarik kesimpulan dan memberikan saran dari

hasil penelitian yang dilakukan di PT Karunia Indah Delapan Expres yang

diharapkan akan bermanfaat dalam mengatasi masalah yang terjadi

diperusahaan. Kesimpulan dan saran ini mengenai bagaimana pengakuan dan

penilaian piutang tak tertagih sesuai dengan SAK ETAP bab 22 dan

bagaimana metode penghapusan piutang tak tertagih sesuai dengan SAK

ETAP bab 22

5. 1 Kesimpulan

1. Kesimpulan dari hasil pembahasan diatas peneliti menyimpulkan

bahwa pengakuan dan penilaian piutang tak tertagih diperusahaan

berdasarkan harga awal terjadinya suatu transaksi penjualan, dimana

piutang tak tertagih diakui sebagai piutang usaha. Dapat dilihat

didalam neraca tidak ada cadangan penurunan nilai atas piutang tak

tertagih.

2. Dilihat dari laporan laba rugi bahwa belum ada keputusan dalam

melakukan penghapusan piutang tak tertagih, dimana di laporan laba

rugi tersebut belum ada beban penurunan nilai atas piutang tak

tertagih.

5.2 Saran

1. Dari kesimpulan yang pertama peneliti memberikan saran bahwa

seharusnya piutang yang diakui dan dinilai didalam neraca dipisahkan

antara piutang tak tertagih dengan piutang sesuai. Sesuai dengan SAK

95
ETAP bab 22 dijelaskan bahwa pinjaman yang dberikan dan piutang

dibentuk penurunan nilai sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat

ditagih.

2. Sesuai dengan standart SAK ETAP bab 22 seharusnya diperusahaan

membuat cadangan kerugian piutang atau penurunan nilai, karena

sesuai standart yang ada bahwa penghapusan dilakukan dengan

menggunakan metode pencadangan.

96

Anda mungkin juga menyukai