AKUNTANSI KEUANGAN
KELAS XI AKUNTANSI
SEMESTER GANJIL
OLEH :
ETY NURBAETI RAMAH, S.E
Setelah mencari informasi, melakukan tanya jawab dan diskusi, peserta didik dapat bernalar kritis
dalam melakukan pencatatan piutang tak tertagih dengan mandiri.
Materi Pembelajaran :
a. Metode Langsung
Metode langsung atau metode penghapusan langsung merupakan metode yang mengakui rugi
pada saat telah terjadi penghapusan piutang dengan mendebit Biaya Piutang tidak tertagih dan
mengkredit Piutang Usaha, namun metode ini hanya diperbolehkan apabila jumlahnya tidak
material.
Metode ini kerap digunakan terutama oleh perusahaan yang memiliki bidang usaha seperti
restoran, hotel, rumah sakit, kantor pengacara, kantor akuntan publik dan toko eceran dengan skala
bisnis yang relatif kecil.
Faktor- faktor atau perihal yang membuat metode hapus langsung ini dipakai adalah :
Terdapatnya sebuah situasi yang dimana memang sangat tidak memungkinkan bagi perusahaan
untuk mengestimasi besarnya piutang usaha yang tidak dapat ditagih sampai dengan akhir
periode
Khusus bagi perusahaan yang menjual sebagian besar barang atau jasanya secara tunai,
sehingga jumlah beban atas piutang usaha yang tidak dapat ditagih boleh dibilang sangat tidak
material.
Ketika metode hapus langsung digunakan, beban kredit macet atau beban piutang yang tidak
dapat ditagih hanya akan dicatat atau diakui apabila benar- benar telah terjadi pelanggan tertentu
yang menyatakan tidak bisa membayar bukan berdasarkan pada kerugian estimasi. Jadi pada saat
perusahaan mendapati bahwa pelanggan tertentunya tidak bisa membayar maka pada saat itulah
perusahaan akan menghapus langsung piutang usahanya atas pelanggan tertentu disebelah kredit
(tanpa melakukan pencadangan terlebih dahulu) dan membebankannya di sebelah debet sebagai
beban kredit macet atau beban piutang yang tidak dapat ditagih.
Metode Langsung (Direct Method), dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Kerugian dicatat pada periode penerimaan piutang, berdasarkan jumlah piutang yang dihapuskan
Setiap penghapusan piutang langsung dicatat pada akun: Kerugian Piutang Tak Tertagih.
Tidak mencatat taksiran kerugian piutang karena pada metode ini tidak dilakukan penaksiran atas
kerugian piutang.
Untuk mencatat kegiatan penghapusan langsung dicatat Kerugian Piutang di debet dan Piutang dagang di
kredit.
Untuk mencatat penerimaan kembali piutang yang sudah dihapus adalah Piutang dagang dicatat di debet
dan Kerugian Piutang dicatat di kredit
Untuk mencatat penerimaan kas adalah Kas dicatat di debet dan piutang dagang di kredit
Jurnal saat dinyatakan suatu piutang harus dihapuskan:
Piutang tak tertagih tersebut akan dihapus dan dicatatkan serta dibebankan pada perkiraan kerugian
piutang. Penghapusan piutang akan dicatatkan pada kolom debet dan piutang pada bagian kredit.
Bila suatu piutang yang telah dihapuskan dinyatakan kembali sebagai piutang yang akan dibayar oleh
debitornya (Piutang ditemukan kembali), maka:
1) Bila dinyatakan dapat ditagih kembali pada periode yang sama dengan saat dihapuskannya (sebelum
tutup buku), maka jurnalnya adalah:
Piutang dagang Rp.Xxxx,00
Kerugian penghapusan piutang Rp.Xxxx,00
2) Bila dinyatakan dapat ditagih kembali pada periode berikutnya (setelah tutup buku), maka jurnalnya
adalah:
Piutang dagang Rp.Xxxx,00
Pendapatan dari piutang ditemukan kembali Rp.Xxxx,00
Contoh Soal 1
PT. Makmur melakukan penjualan secara kredit pada tanggal 1 Mei 2015 kepada CV. Andika
sebesar Rp 5.000.000. Hingga akhir tahun 2015 diketahui piutang sebesar Rp 700.000 yang belum
dapat ditagih. Manajemen memperkirakan Rp 200.000 tidak dapat ditagih. Pada bulan Maret 2016
bagian penagihan menyatakan piutang sebesar Rp 100.000 dihapus dari pembukuan karena tidak
mungkin dapat diterima pelunasannya dari CV. Andika. Ternyata 1 Oktober 2016 CV. Andika
melunasi utangnya tersebut. Buatlah jurnal penyesuaian dan jurnal untuk mencatat transaksi tersebut
dengan metode penghapusan langsung!
Jawab:
Jurnal penyesuaian menggunakan metode penghapusan langsung
a. Tidak dilakukan pencatatan untuk mencatat taksiran kerugian piutang karena pada metode ini
tidak dilakukan penaksiran atas kerugian piutang
b. Untuk mencatat penghapusan langsung
Kerugian Piutang Rp 100.000
Piutang dagang Rp 100.000
c. Untuk mencatat penerimaan kembali piutang yang sudah dihapus
Piutang dagang Rp 100.000
Kerugian Piutang Rp 100.000
d. Untuk mencatat kembali piutang yang sudah dihapus
Kas Rp 100.000
Piutang dagang Rp 100.000
Contoh Soal 2
Piutang A sebesar Rp 3.000.000 diperkirakan tidak bisa dilunasi sebesar Rp 500.000 sehingga
akuntan harus menghapus piutang sebesar 10% dari kerugian piutang. Bagaimana pencatatan
transaksi tersebut?
Jawab:
Jurnal penyesuaian menggunakan metode penghapusan langsung
Penghapusan Piutang = 10% x Rp 500.000 = Rp 50.000
Tidak ada jurnal untuk taksiran kerugian piutang karena tidak dilakukan penaksiran atas kerugian
piutang
Untuk mencatat penghapusan langsung
Kerugian Piutang Rp 50.000
Piutang Dagang Rp 50.000
Untuk mencatat penerimaan kas
Kas Rp 50.000
Kerugian Piutang Dagang Rp 50.000
Contoh Soal 3
Pada 23 Desember 2014 debitur melunasi utangnya sebesar Rp 5.000.000 karena usahanya perlahan
berjalan kembali. Jurnalnya antara lain:
Jawaban:
Piutang dagang Rp 5.000.000
Beban kerugian piutang Rp 5.000.000
ketika debitur melunasi utangnya maka jurnalnya:
Kas Rp 5.000.000
Piutang dagang Rp 5.000.000
b. Metode Cadangan
Metode cadangan merupakan metode yang mengakui rugi piutang tak tertagih pada periode
penjualan kredit yang sedang berjalan dengan cara menaksir dan bukan pada saat periode dihapusnya
piutang. Untuk metode cadangan penaksiran jumlah piutang yang tidak dapat ditagih dilakukan pada
akhir periode ketika perusahaan akan menyusun laporan keuangan untuk digunakan pada periode
tersebut.
Metode ini digunakan apabila kerugian piutang cukup besar jumlahnya. Tiga hal yang
penting berkaitan dengan metode cadangan yaitu: 1) Piutang yang tidak tertagih ditaksir jumlahnya
terlebih dahulu dan diakui sebagai biaya pada periode penjualan, bila piutang tak tertagih berasal
dari tahun 2010 maka kerugian piutang diakui pada tahun 2010 juga.2) Taksiran kerugian piutang
dicatat dengan mendebet kerugian piutang dan mengkredit cadangan kerugian piutang melalui jurnal
penyesuaian. 3) Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih dicatat dengan mendebet rekening
cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang usaha pada saat suatu piutang itu
dihapus dari pembukuan.
Ada dua dasar yang biasa digunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang tak tertagih,
yaitu:
Pendekatan Laporan Laba Rugi
Pada pendekatan ini, perhitungan taksiran piutang tak tertagih mendasarkan pada penjualan
selama satu periode pelaporan. Untuk memperoleh jumlah taksiran biasanya dilakukan dengan cara
mengalikan prosentase tertentu, dengan jumlah penjualan pada periode tersebut.
Untuk memperoleh prosentase piutang tak tertagih dengan menggunakan cara menghitung
perbandingan piutang yang tak tertagih atau yang dihapus dengan jumlah penjualan tahun lalu
kemudian tinggal disesuaikan dengan periode yang berjalan. Secara logika piutang tak tertagih
muncul karena penjualan kredit, oleh karena itu akan lebih baik jika piutang tak tertagih dihitung
dengan menggunakan dasar penjualan kredit. Namun pada praktiknya pemisahan antara penjualan
kredit dan debit dapat menimbulkan pekerjaan tersendiri, maka untuk praktisnya prosentase piutang
tak tertagih bisa menggunakan dasar jumlah penjualan periode berjalan.
Contoh : Penjualan kredit tahun 2013 adalah Rp 20.000.000,00. Berdasarkan pada pengalaman
tahun-tahun sebelumnya manajemen menaksir risiko piutang tak tertagih adalah 5% dari jumlah
penjualan kredit, sehingga beban piutang tak tertagih untuk tahun 2013 adalah Rp 1.000.000,00 (5%
x Rp 20.000.000,00). Jurnal penyesuaian untuk mencatat taksiran tersebut pada akhir tahun 2013
adalah :
18 Maret 2017 PD Mustika menerima pembayaran utang dari PD Haryanto. Berikut ini jurnalnya :
Kas (D) Rp 1.150.000
Piutang Dagang (K) Rp 1.150.000
Pendekatan neraca atau laporan posisi keuangan
Pada pendekatan ini, cadangan piutang tak tertagih ditentukan dari saldo piutang akhir
periode. Cara perhitungan yang bisa dilakukan ada 3 cara yaitu (a) Jumlah taksiran piutang tak
tertagih dinaikan sampai prosentase tertentu dari saldo piutang akhir periode, (b) taksiran piutang tak
tertagih ditambah dengan prosentase tertentu dari saldo piutang, dan (c) jumlah taksiran piutang tak
tertagih dinaikkan hingga suatu jumlah yang dihitung dengan menganalisa umur piutang.
1. Jumlah taksiran piutang tak tertagih dinaikan sampai prosentase tertentu dari saldo piutang
akhir periode.
Untuk memperoleh cadangan piutang tak tertagih yaitu dengan mengalikan prosentase tertentu
terhadap saldo piutang akhir periode, setelah itu hasil perhitungan tadi dikurangi atau ditambah
dengan saldo rekening piutang tak tertagih.
Misalkan pada 31 Des 2013 rekening piutang sebesar Rp 20.000.000,00 dan rekening cadangan
piutang tak tertagih menunjukkan saldo kredit sebesar Rp 250.000,00. Prosentase piutang tak
tertagih ditetapkan sebesar 5% dari saldo piutang. Maka jumlah yang akan dicatat pada jurnal
adalah sebesar Rp 1.000.000,00 (5% x Rp 20.000.000,00) dikurangi jumlah sisa saldo pada
rekening cadangan piutang tak tertagih (Rp 250.000,00) yaitu Rp 750.000,00 dengan jurnal
sebagai berikut :.
Des 31 Beban piutang tak tertagih Rp. 750.000
Cadangan piutang tak tertagih Rp.750.000
Metode ini menghubungkan cadangan piutang tak tertagih dengan saldo piutang yang ada
sehingga menunjukkan jumlah piutang yang diharapkan dapat ditagih. Tapi jika melihat dari
sudut pandang laporan laba rugi maka metode tidak dapat menunjukkan berapa taksiran
piutang tak tertagih yang sebenarnya untuk periode ini, karena dalam perhitungannya
dipengaruhi oleh perhitungan cadangan piutang tak tertagih periode sebelumnya.
Jurnal saat dinyatakan suatu piutang harus dihapuskan karena suatu hal:
Cadangan penghapusan piutang Rp.Xxxx,00
Piutang dagang Rp.Xxxx,00
Bila suatu piutang yang telah dihapuskan dinyatakan kembali sebagai piutang yang akan
dibayar oleh debitornya (piutang diketemukan kembali), maka:
Piutang dagang Rp.Xxxx,00
Cadangan penghapusan piutang Rp.Xxxx,00
Perbedaan pencatatan metode langsung dan metode tidak langsung