Anda di halaman 1dari 22

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kota Malang

Kota Malang merupakan salah satu kota besar yang berada di Indonesia1. Di

tingkat provinsi, Kota Malang berada di urutan ke-dua setelah Surabaya sebagai kota

terbesar di lingkungan Provinsi Jawa Timur. Kota Malang berbatasan langsung dengan

Kabupaten Malang, di antaranya Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso di

sebelah utara, Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau di sebelah barat, Kecamatan

Pakisaji dan Kecamatan Tajinan di sebelah selatan, dan di sebelah timurnya dengan

Kecamatan Tumpang dan Kecamatan Pakis. Dengan wilayah seluas 145 km2, Kota

Malang terbagi ke dalam 5 kecamatan serta 57 kelurahan, yaitu Kecamatan

Kedungkandang dengan 12 kelurahan, Kecamatan Sukun dengan 11 kelurahan,

Kecamatan Lowokwaru dengan 12 kelurahan, Kecamatan Blimbing dengan 11

kelurahan, dan Kecamatan Klojen dengan 11 kelurahan.

Tabel 3. 1 Kecamatan dan Kelurahan Kota Malang

Kecamatan Kelurahan
Kedungkandang Kedungkandang, Arjowinangun, Buring, Bumiayu, Kotalama,
Madyopuro, Mergosono, Tlogowaru, Wonokoyo,
Cemorokandang, Lesanpuro, Sawojajar
Sukun Sukun, Bandulan, Ciptomulyo, Bakalankrajan, Karangbesuki,
Pisangcandi, Bandungrejosari, Gadang, Tanjungrejo, Kebonsari,
Mulyorejo
Lowokwaru Lowokwaru, Jatimulyo, Merjosari, Tunggulwulung, Tasikmadu,
Ketawanggede, Dinoyo, Tulusrejo, Sumbersari, Mojolangu,
Tlogomas, Tunjungsekar

1 Undang-Undang nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar


dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat dan dalam Daerah
Istimewa Jogjakarta pasal 2 ayat 1.

40
Blimbing Blimbing, Balearjosari, Purwodadi, Jodipan, Kesatrian,
Bunulrejo, Arjosari, Polehan, Pandanwangi, Purwantoro,
Polowijen
Klojen Klojen, Kasin, Rampal Celaket, Bareng, Oro-Oro Dowo, Samaan,
Kauman, Gadingkasri, Penanggungan, Sukoharjo
Sumber: Kota Malang dalam Angka (2020)

Gambar 3. 1 Peta Kota Malang

Sumber: BPS Kota Malang

Berada di kawasan dataran tinggi, Kota Malang menjadi salah satu daerah dengan

iklim yang cenderung lebih sejuk serta memiliki sumber daya alam yang mendukung

potensi di bidang pariwisata. Selain pariwisata, Kota Malang juga unggul dalam sektor

41
pendidikan. Kota Malang memiliki lebih dari 50 perguruan tinggi yang tersebar di

seluruh Kota Malang, mulai dari politeknik, akademi dan institut swasta, sekolah tinggi

hingga universitas negeri dan swasta. Hal ini yang menjadikan Kota Malang sebagai

tujuan utama pelajar untuk melanjutkan pendidikannya. Kota Malang juga menjadi

kawasan yang kaya akan sejarah. Pada era kolonialisme, Kota Malang termasuk ke

dalam kawasan Kerajaan Kanjuruhan. Setelah itu Kerajaan Singhasari yang kemudian

ditaklukan oleh Kerajaan Majapahit. Di bidang pariwisata, Kota Malang unggul

dengan pariwisata alam dan wisata edukasinya.

Jumlah penduduk Kota Malang pada tahun 2020 berjumlah 866.252 jiwa dengan

kepadatan penduduk sebesar 5.963 km2. Jumlah masyarakat laki-laki sebanyak

431.384 jiwa dan masyarakat perempuan sebanyak 434.868 jiwa. Mata pencaharian

penduduk paling banyak bergerak di bidang wiraswasta sebanyak 310.339 jiwa, diikuti

tenaga kesehatan sebanyak 153.633 jiwa. Masyarakat Kota Malang paling banyak

berada di usia 35-39 tahun sebanyak 73.247 jiwa. Rata-rata masyarakat Kota Malang

berpendidikan SMA sederajat sebanyak 235.148 jiwa2.

Saat ini Kota Malang dipimpin oleh Walikota Drs. H. Sutiaji dan Wakil Walikota

Ir. H. Sofyan Esi Jarwoko periode bakti 2018-2023. Dalam masa kepemimpinannya,

Walikota Malang dan Wakil Walikota Malang merancang visi dan misi untuk

membangun Kota Malang dalam lima tahun ke depan. Visi Kota Malang: “Kota

Malang sebagai kota yang Bermartabat”. Hakikat Martabat: Perwujudan dan

implementasi dari kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai khilafah, kepada

2
https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/ diakses pada 13 April 2021 pukul 00.38.

42
masyarakat yang dipimpin. Bermartabat merujuk pada sebuah nilai harga diri

kemanusiaan yang memiliki arti kemuliaan. Baldatun Thoyibatun Wa Robbun Ghofur:

Tercipta situasi, kondisi tatanan, dan karakter yang mulia bagi Kota Malang beserta

masyarakatnya. Misi Kota Malang: a.) Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan,

kesehatan, dan layanan dasar lainnya bagi semua warga; b.) Mewujudkan kota yang

produktif dan berdaya saing berbasis ekonomi kreatif, berkelanjutan, dan keterpaduan;

c.) Mewujudkan kota yang rukun dan toleran berazaskan keberagaman dan

keberpihakan terhadap masyarakat rentan dan gender, dan; d.) Memastikan kepuasan

masyarakat atas layanan pemerintah yang tertib hukum, profesional, dan akuntabel.

3.2 Perkembangan Kasus COVID-19 di Kota Malang

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang menyerang

saluran pernapasan pada manusia dan hewan. Virus ini ditemukan pertama kali di

Wuhan, Cina pada tahun 2019. COVID-19 juga termasuk ke dalam jenis coronavirus

seperti SARS dan MERS. Hingga saat ini penyebaran virus COVID-19 semakin

meluas ke seluruh dunia (Isbaniah et al., 2020). Di Indonesia sendiri, kasus COVID-19

pertama kali diidentifikasi pada tanggal 2 Maret 2020 di Depok, Jawa Barat. Hal ini

disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dan menghimbau masyarakat untuk tidak

panik dan tetap waspada. Hingga pada bulan Januari 2021, pasien yang terinfeksi virus

COVID-19 menyentuh 1.000.000 kasus (Moerti, 2021).

Kasus pertama COVID-19 di Kota Malang diumumkan pada tanggal 18 Maret

2020 di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) dengan riwayat keluhan yang sama

seperti kebanyakan pasien COVID-19 lainnya yaitu demam, sesak napas, dan batuk.

43
Setelah dirawat selama dua hari, satu pasien meninggal dunia dan positif terinfeksi

COVID-19. Pasien pada awalnya dirujuk ke rumah sakit terkait pada tanggal 12 Maret

2020 dan kemudian dirawat di ruang isolasi rumah sakit. Dua hari kemudian, terdapat

tiga pasien meninggal dunia, salah satunya dinyatakan positif terpapar virus COVID-

19. Sejak saat itu penyebaran virus COVID-19 kemudian semakin menyebar ke seluruh

wilayah Kota Malang (Aminudin, 2021b).

Gambar 3. 2 Peta Persebaran COVID-19 Kota Malang per April 20212021

Sumber: https://brawijaya-jatim-covid19-ub-gis.hub.arcgis.com/

Dikarenakan kondisi persebaran virus COVID-19 di Kota Malang yang semakin

hari semakin meluas, maka Pemerintah Kota Malang mengambil langkah strategis

dalam menekan laju penyebaran COVID-19 di masyarakat. Langkah awal yang

dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang yaitu dengan mengedukasi masyarakat

dengan memberikan pemahaman singkat dan jelas mengenai virus COVID-19 dan cara

pencegahannya lewat sosial media resmi milik Pemerintah Kota Malang. Pemerintah

Kota Malang juga memberikan informasi persebaran COVID-19 di Kota Malang yang

44
terdiri dari lima kecamatan, yaitu Kecamatan Kedungkandang, Kecamatan

Lowokwaru, Kecamatan Blimbing, Kecamatan Sukun, dan Kecamatan Klojen.

Selanjutnya Pemerintah Kota Malang menerbitkan Surat Edaran Nomor 7 tahun

2020 tentang Kesiapsiagaan Dunia Usaha dalam Menghadapi COVID-19 di Kota

Malang. Dalam surat edaran ini, Pemerintah Kota Malang memberikan beberapa

peraturan yang telah disesuaikan dalam menghadapi pandemi COVID-19. Semua

tempat hiburan seperti bioskop, tempat rekreasi, pusat kebugaran, dan yang lainnya

serta usaha yang dikelola di dalamnya untuk sementara waktu ditutup hingga tanggal

29 Mei 2020. Selain tempat hiburan, semua jenis restoran yang melayani makan,

minum, dan aktivitas lainnya yang melayani untuk makan di tempat, per tanggal 19

Maret hingga 7 April pemerintah mewajibkan pelaku usaha untuk melayani pembelian

secara pesan antar. Pelaku usaha juga mewajibkan untuk melakukan pembatasan sosial.

Jarak antar orang yaitu minimal satu meter jika terjadi antrean. Perubahan jam buka

dan tutup restoran juga diubah, yaitu mulai dari jam 07.00-20.00. Untuk menghindari

panic buying, pemerintah melalui pelaku usaha memberikan batasan pembelian barang

kebutuhan. Masyarakat dibatasi pembelian barang dengan jumlah maksimal berupa 25

kilogram beras, 2 kilogram gula pasir, 2 kilogram tepung terigu, 2 liter minyak goreng,

2 dus mie instan, dan 2 kotak susu bayi dengan ukuran 400 gram. Hal ini dilakukan

pemerintah agar masyarakat tidak menimbun bahan pokok yang menjadi bahan utama

masyarakat untuk hidup. Para pelaku usaha juga diharuskan untuk menyediakan hand

sanitizer dan menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah

Kota Malang.

45
Pemerintah Kota Malang mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

sebagai salah satu cara dalam pencegahan penyebaran COVID-19 di Kota Malang yang

merupakan amanat pemerintah pusat yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

dalam Rangka Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

Kegiatan ini berupa pembatasan kegiatan masyarakat di suatu daerah yang telah

teridentifikasi virus COVID-19 untuk mencegah kemunculan kasus baru dalam

persebaran COVID-19. Dikarenakan pada saat awal munculnya kasus pertama

COVID-19 di Kota Malang semakin hari semakin meningkat, maka Pemerintah Kota

Malang mengajukan PSBB ke pada Gubernur Jawa Timur sebagai langkah awal.

Tabel 3. 2 Persebaran COVID-19 Kota Malang 16 Mei 2020 (Sebelum PSBB)

PDP Positif
Kecamatan ODP
Sembuh Dirawat Meninggal Total Sembuh Dirawat Meninggal Total
Kedungkandang 191 31 20 3 54 4 3 0 7
Sukun 156 20 22 5 47 0 0 0 0
Blimbing 177 27 15 2 44 4 3 0 7
Klojen 190 20 4 4 28 2 2 0 4
Lowokwaru 119 27 11 1 39 2 6 0 8
TOTAL 833 125 72 15 212 12 14 0 26

Sumber: https://malangkota.go.id/tag/COVID-19/

Sebelum diberlakukannya PSBB, Orang Dalam Pantauan (ODP) yang terdapat di

Kota Malang tercatat berjumlah 833 pasien. Sedangkan jumlah Pasien Dalam

Pengawasan (PDP) yang terdiri dari pasien sembuh sebanyak 125 pasien, di rawat di

rumah sakit dan di rumah sebanyak 72 pasien, dan meninggal sebanyak 15 pasien. Pada

saat ini, Kecamatan Kedungkandang memiliki jumlah pasien COVID-19 terbanyak di

Kota Malang.

46
Tabel 3. 3 Persebaran COVID-19 Kota Malang Selama PSBB tahap I (17-30 Mei 2020)

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

ODP 838 838 841 846 853 856 866 868 870 874 883 889 897 898

PDP 213 216 220 218 223 228 229 233 235 241 242 243 246 249

Confirm 26 27 27 27 30 32 35 35 34 34 41 41 47 47

Sembuh 125 126 127 130 130 130 130 130 134 134 134 134 141 141

Meninggal 16 17 17 17 17 17 17 17 17 17 18 18 18 18

Sumber: https://malangkota.go.id/tag/COVID-19/

Berdasarkan data persebaran COVID-19 di Kota Malang pada saat pemberlakuan

PSBB tahap pertama selama 14 hari, yang dimulai pada tanggal 17 Mei 2020-30 Mei

2020 terjadi peningkatan kasus. Peningkatan ini terjadi pada semua kategori, baik dari

jumlah ODP, PDP, pasien terkonfirmasi positif, dan pasien meninggal. Peningkatan

kasus COVID-19 di Kota Malang tergolong stabil, karena jumlah peningkatannya

hanya berkisar 5-10 kasus per harinya. Kendati demikian, pemerintah kota maupun

provinsi menilai kondisi tersebut mampu mengontrol persebaran virus COVID-19.

Langkah selanjutnya yaitu Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan izin kepada

Kota Malang untuk mempersiapkan wilayahnya untuk memasuki masa transisi menuju

tatanan kehidupan baru (new normal era) di masa pandemi COVID-19 yang tengah

terjadi.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di lingkungan Malang Raya yang terdiri

dari Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang yang diterapkan selama empat

belas hari tersebut selanjutnya tidak diperpanjang. Keputusan ini diambil oleh

Gubernur Jawa Timur setelah rapaat koordinasi dengan Bupati, Walikota, Kapolda

47
Jawa Timur, dan Forkopimda se-Malang Raya. Kebijakan transisi menuju tatanan

kehidupan baru mengacu pada faktor-faktor yang disepakati oleh organisasi kesehatan

dunia (WHO), yaitu jumlah persebaran COVID-19 harus tetap terkontrol, peningkatan

kualitas kapasitas kesehatan pendukung, memberikan perlindungan lebih untuk para

lansia dan masyarakat yang memiliki penyakit sertaan, selalu menerapkan protokol

kesehatan, jumlah kasus baru yang cenderung menurun, dan komunitas yang

membantu pemerintah untuk menangani persebaran COVID-19. Selain faktor-faktor

tersebut, pemerintah mewajibkan masyarakat untuk menerapkan perilaku untuk hidup

bersih dan sehat yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Masa transisi menuju tatanan kehidupan baru pasca PSBB di Kota Malang

dilaksanakan selama empat belas hari, dimulai dari tanggal 1 Juni 2020 hingga 14 Juni

2020. Keputusan tersebut disepakati oleh Gubernur Jawa Timur dan Walikota Malang.

Pelaksanaan transisi menuju tatanan kehidupan baru ini merupakan upaya dalam

menguatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara

disiplin. Maka dari itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur membentuk Panglima

Komando Tugas Gabungan Terpadu yang diberi tugas untuk memandu, mengawal,

mengamankan, dan memantau jalannya kebijakan tersebut. Bentuk kegiatan dari masa

transisi ini yaitu operasi pendisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol

kesahatan. Tujuan dari kegiatan operasi tersebut yaitu untuk membantu masyarakat

agar tetap dapat melakukan kegiatan sehari-harinya dengan aman. Upaya ini akan

berhasil apabila seluruh elemen masyarakat mampu bekerjasama membangun

kesadaran untuk menerapkan protokol kesehatan.

48
Tabel 3. 4 Persebaran COVID-19 Kota Malang saat Transisi New Normal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
ODP 906 913 917 920 921 922 922 928 932 933 933 938 938 940
PDP 253 257 261 260 260 261 266 269 276 277 276 279 284 288
Positif 51 51 53 58 64 68 69 69 71 73 85 86 91 93

Sumber: https://malangkota.go.id/tag/COVID-19/

Fase ini diartikan sebagai adaptasi ke normal, hal ini belum sepenuhnya dimengerti

oleh masyarakat sehingga kurangnya pemahaman masyarakat mengenai istilah ini dan

masyarakat beranggapan bahwa penerapan protokol kesehatan tidak diperlukan lagi.

Karena hal tersebut kemudian Kota Malang mengalami peningkatan kasus baru

(Aminudin, 2020). Berdasarkan data persebaran COVID-19 di Kota Malang pada saat

transisi menuju new normal, masih terjadi peningkatan kasus baru tiap harinya. Kasus

baru yang teridentifikasi sebanyak satu hingga sepuluh kasus. Meskipun tidak terjadi

kenaikan secara drastis, namun hal tersebut menjadikan Kota Malang berada di wilayah

dengan resiko sedang. Hasil evaluasi tersebut membuat Kota Malang dinilai belum

mampu untuk menerapkan new normal. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menghimbau

Kota Malang untuk menekan laju persebaran COVID-19 dan menempatkan Kota

Malang pada zona hijau dengan jumlah nol pasien positif COVID-19. Hal ini dilakukan

agar wabah COVID-19 tidak lagi menyebar secara masif (Malangkota.go.id, 2020).

Semula istilah-istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien COVID-19

berupa Orang Dalam Pantauan (ODP), Pasien dalam Pengawasan (PDP), dan Orang

Tanpa Gejala (OTG), dan kasus konfirmasi. Namun per tanggal 13 Juli 2020, istilah-

istilah tersebut berubah. Hal ini merupakan hasil dari Keputusan Menteri Kesehatan

nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian

49
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Perubahan tersebut menghasilkan delapan

istilah baru, yaitu suspek, kasus probable, kontak erat, kasus konfirmasi, discarded,

pelaku perjalanan, selesai isolasi, dan kematian (Nugraheny, 2020).

Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai

upaya pemerintah dalam menekan penyebaran virus COVID-19 di lingkungan

pemerintah daerah. Hal ini merupakan langkah yang ditempuh oleh Menteri Dalam

Negeri sesuai Instruksi Mendagri (Inmendagri) No. 1 Tahun 2021 yang melimpahkan

wewenang kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan PPKM. Kebijakan ini

melibatkan tiga kota dan kabupaten di Malang Raya, yaitu Kota Malang, Kota Batu,

dan Kabupaten Malang dengan memuat beberapa perubahan kebijakan sesuai dengan

kondisi yang terjadi. Menurut data, di Kota Malang sendiri sebelum diberlakukannya

PPKM, kasus positif COVID-19 mencapai 4.200 kasus. Dan kasus baru terus

bertambah setiap harinya. Terhitung sejak tanggal 1 Januari 2021 hingga 10 Januari

2021, kasus baru bertambah kurang lebih 50-100 kasus. Hal ini membuktikan bahwa

penanganan untuk memperlambat laju penyebaran virus COVID-19 ini sangat

dibutuhkan. Maka kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)

ini merupakan solusi pemerintah yang ditunggu oleh masyarakat.

Tabel 3. 5 Data Persebaran COVID-19 di Kota Malang Sebelum PPKM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Suspek 4432 4428 4457 4495 4519 4563 4592 4606 4601 4596
Positif 3733 3779 3830 3879 3924 3983 4038 4099 4159 4226
Sembuh 3038 3083 3110 3160 3180 3249 3264 3371 3454 3480
Meninggal 371 373 379 383 386 389 391 393 398 403
Sumber: https://malangkota.go.id/tag/COVID-19/

50
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Malang Raya telah

melakukan rapat koordinasi bersama Gubernur Jawa Timur sebagai upaya persiapan

penerapan PPKM selama dua minggu yang akan datang. Selain Gubernur Jawa Timur,

rapat koordinasi ini dihadiri juga oleh Kapolda Jawa Timur, Walikota, Bupati, dan

Kapolres se-Jawa Timur. Penerapan PPKM sendiri memiliki beberapa peraturan yang

harus dipatuhi oleh masyarakat, diantaranya terapat pembatasan akses keluar masuk

kota, pemberlakuan jam malam baik untuk kegiatan ibadah, pusat perbelanjaan, rumah

makan, dan kegiatan masyarakat lainnya3. Untuk itu, Pemerintah Kota Malang,

sebagai leading sector dalam hal ini Satgas COVID-19 yang memiliki tanggung jawab

penuh untuk mengawasi jalannya kebijakan PPKM di Kota Malang. Pemerintah Kota

Malang dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) juga berkomitmen

untuk memperkuat kembali peran kampung tangguh untuk menyukseskan penerapan

PPKM, selain itu, Forkopimda lebih mengintensifkan operasi yustisi, yaitu operasi

yang melibatkan Polri, TNI, Satpol PP, dan para komunitas masyarakat di bawah

lingkungan pemerintah keluraham untuk menertibkan masyarakat yang tidak

menerapkan protokol kesehatan berstandar (Aminudin, 2021a).

Penerapan kebijakan PPKM di Jawa Timur, khususnya Kota Malang kemudian

mengalami perpanjangan masa pemberlakuan. Hal ini berdasarkan pada Keputusan

Gubernur Jawa Timur Nomor 188/34/KPTS/013/2021 tentang Perpanjangan

Pembatasan Kegiatan untuk Pengendalian Penyebaran Coronavirus Disease 19 atau

3 Surat Edaran Walikota Malang No.1 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat di Kota Malang

51
yang lebih umum dikenal dengan sebutan COVID-19. Jika sebelumnya kebijakan

PPKM hanya berlaku di sebelas daerah, maka pada tahap ini Gubernur Jawa Timur

mengumumkan penambahan enam kabupaten dan kota yang akan dilaksanakan pada

26 Januari hingga 8 Februari mendatang. (Rahman, 2021). Perpanjangan PPKM bukan

tanpa alasan. Tidak berhasilnya kebijakan tersebut dalam menekan percepatan

penanganan COVID-19 sangat terasa di Kota Malang. Terjadi peningkatan kasus

positif baru setiap hari membuat kebijakan PPKM jilid pertama ini perlu diadakan

evaluasi untuk penerapan PPKM jilid kedua yang akan datang. Dengan adanya

kebijakan PPKM jilid kedua ini, diharapkan pemerintah dapat menerapkan kebijakan

ini secara efektif dalam penanganan COVID-19, khususnya di Kota Malang.

1.3. Infrastruktur Pelayanan Penanganan COVID-19

Penanganan COVID-19 di Kota Malang terdiri dari 13 (tiga belas) Rumah Sakit

Rujukan yaitu sebagai berikut:

52
Tabel 3. 6 Jumlah Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Kota
No Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Alamat
1 RS Saiful Anwar Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang
2 RSUD Kota Malang Jl. Rajasa No. 27 Bumiayu,
Kedungkandang, Malang
3 RSI Aisyah Jl. Sulawesi No. 16 Kasin, Klojen,
Malang
4 RS Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 45 Malang
5 RS Universitas Islam Malang Jl. MT Haryono Gg. 10, Dinoyo,
Lowokwaru, Malang
6 RS Hermina Tangkubanprahu Jl. Tangkubanprahu No. 31-33, Malang
7 RKZ Panti Waluya Jl. Nusakambangan 56, Malang
8 RS Lavalette Jl. W.R Supratman No. 10 Rampal
Celaket, Klojen, Malang
9 RS Persada Jl. Panji Suroso, Kompleks Araya
Business Center Kav. 2-4, Purwodadi,
Blimbing, Malang
10 RS Lapangan Ijen Boulevard Jl. Simpang Ijen, Oro-oro Dowo, Klojen,
Malang
11 RST Dr. Soepraoen Jl. S. Supriyadi, No. 22 Sukun, Malang
12 RS Universitas Brawijaya Jl. Soekarno-Hatta, Lowokwaru, Malang
13 RS Panti Nirmala Jl. Kebalen Wetan No. 2-8, Kotalama,
Kedungkandang, Malang

Sumber: https://ruvid.ub.ac.id/front/

Selain rumah sakit rujukan di atas, Pemerintah Kota Malang juga menginisiasi

program Kampung Tangguh yang kemudian program tersebut diadopsi oleh

pemerintah pusat untuk diterapkan ke daerah-daerah lainnya. Kampung Tangguh

menjalankan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan

Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro. Inovasi kebijakan

Kampung Tangguh ini menerapkan konsep pentahelix yang dinilai mampu menekan

laju persebaran kasus baru di Kota Malang. Terdapat 88 kampung tangguh yang

tersebar di seluruh Kota Malang (Suryo, 2021).

53
1.4. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Malang

Pembentukan satuan tugas (satgas) untuk menangani COVID-19 di lingkup Kota

Malang tercantum pada Keputusan Walikota Malang Nomor:

188.45/135/35.73.112/2020 tentang Pembentukan Gugus Tugas Percepatan

Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Kota Malang. Dalam surat

keputusan tersebut, pembentukan gugus tugas ini merupakan implementasi dari

Keputusan Presiden Nomor 7 tahun 2020. Gugus Tugas COVID-19 Kota Malang

berada di bawah pengawasan langsung oleh Walikota Malang. Tujuan dibentuknya

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Malang yaitu untuk mengawasi

kegiatan-kegiatan penanganan COVID-19, diantaranya meningkatkan kualitas fasilitas

kesehatan, penghubung sinergitas pemerintah dengan instansi terkait, menekan laju

percepatan kasus baru, berperan aktif dalam mengambil kebijakan operasional, dan

mempersiapkan kemapuan masyarakat dalam mencegah hingga merespon COVID-19.

1.5. Gambaran Umum Kelurahan Purwodadi

1.5.1. Kondisi Geografis dan Iklim Kelurahan Purwodadi

Kelurahan Purwodadi berada di lingkungan Kecamatan Blimbing, Kota

Malang. Wilayah Kelurahan Purwodadi berbatasan dengan kecamatan Blimbing dan

Kecamatan Lowokwaru, batas-batas wilayah tersebut sebagai berikut:

Tabel 3. 7 Perbatasan Kelurahan Purwodadi

Sebelah Utara Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing


Sebelah Timur Kelurahan Arjosari, Kecamatan Blimbing
Sebelah Selatan Kelurahan Blimbing, Kecamatan Blimbing
Sebelah Barat Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru

Sumber: Kecamatan Blimbing Dalam Angka 2020

54
Kelurahan Purwodadi terdiri dari 94 RT (Rukun Tetangga) dan 13 RW (Rukun Warga).

Kantor Kelurahan Purwodadi berada di Jalan A. Yani Utara No. 148, Kecamatan

Blimbing, Kota Malang 65125. Luas keseluruhan wilayah Kelurahan Purwodadi

sebesar 13.922 km2. Jarak kelurahan dengan pusat pemerintahan di kecamatan sejauh

1 km, dan jarak kelurahan dengan pusat pemerintahan kota sejauh 12 km. Kelurahan

Purwodadi berada di ketinggian 371m di atas permukaan laut, dengan suhu 22oC -

29oC.

1.5.2. Kondisi Demografis Kelurahan Purwodadi

Jumlah keseluruhan penduduk di Kelurahan Purwodadi hingga pada semester

ke-dua tahun 2020 berjumlah 23.775 jiwa, dengan komposisi penduduk yang terdiri

7.978 KK dan dari masyarakat laki-laki sebanyak 11.364 jiwa dan masyarakat

perempuan sebanyak 12.411 jiwa. Jika diurutkan berdasarkan kelompok usia, pada usia

0 – 15 tahun berjumlah 3.015 jiwa, pada usia produktif yaitu 15-65 tahun sejumlah

17.662 jiwa, dan pada usia 65 tahun ke atas sejumlah 2.798 jiwa4.

4 Data Monografi Semester 2 tahun 2020 Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing, Kota
Malang

55
Tabel 3. 8 Mata Pencaharian Masyarakat Kelurahan Purwodadi

Mata Pencaharian Jumlah


Pegawai Negeri Sipil (ASN) 658 orang
TNI/POLRI 425 orang
Karyawan Swasta 6.612 orang
Wiraswasta 9.478 orang
Tani 6 orang
Pertukangan 127 orang
Buruh Tani 2 orang
Pensiunan 402 orang
Nelayan 0 orang
Pemulung 37 orang
Jasa 198 orang

Sumber: Data Monografi Kelurahan Purwodadi Semester 2 tahun 2020

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat Kelurahan

Purwodadi bekerja di bidang usaha atau wiraswasta. Hal ini merupakan bukti bahwa

terdapat banyak UMKM yang berada di lingkungan Kelurahan Purwodadi. Selain

wiraswasta, banyak juga masyarakat Kelurahan Purwodadi yang bekerja di sektor

swasta sebagai karyawan, jasa, dan pertukangan. Mata pencaharian lain masyarakat di

Kelurahan Purwodadi berupa ASN, anggota TNI dan juga anggota POLRI.

Tabel 3. 9 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Purwodadi

Lulusan Pendidikan Umum


No. Lulusan Pendidikan Jumlah
1. Taman Kanak-Kanak 370 orang
2. Sekolah Dasar 2.245 orang
3. SMP 4.550 orang
4. SMA/SMU 5.362 orang
5. Akademi/D1 – D3 720 orang
6. Sarjana 746 orang
7. Pascasarjana 102 orang
Lulusan Pendidikan Khusus
No. Lulusan Pendidikan Jumlah
1. Pondok Pesantren 30 orang
2. Pendidikan Keagamaan - Orang
3. Sekolah Luar Biasa - Orang
4. Kursus Keterampilan 15 orang

Sumber: Data Monografi Kelurahan Purwodadi Semester 2 tahun 202

56
Berdasarkan komposisi tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Purwodadi,

mayoritas merupakan lulusan sekolah menegah atas (SMA) sederajat dengan jumlah

lulusan sebanyak 5.362 orang. Diikuti dengan lulusan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) sederajat dengan jumlah lulusan 4.550 orang, dan lulusan Sekolah Dasar (SD)

sederajat dengan jumlah lulusan 2.245 orang. Pada pendidikan tingkat lanjut yang

dimulai dari lulusan Diploma sebanyak 720 orang, Strata Satu (sarjana) sebanyak 746

orang, dan Magister (pascasarjana) sebanyak 102 orang. Selain pendidikan umum,

terdapat beberapa masyarakat yang mengikuti sekolah informal atau pendidikan

khusus, di antaranya pesantren sebanyak 30 orang, dan kursus keterampilan sebanyak

15 orang.

Dalam memfasilitasi kehidupan masyarakat di lingkungan Kelurahan

Purwodadi, pemerintah setempat melakukan perawatan dan menyediakan sarana dan

prasarana. Sarana dan prasarana tersebut terdiri dari kantor kelurahan yang bersifat

permanen, prasarana kesehatan, prasarana pendidikan, tempat ibadah, dan prasarana

umum.

Tabel 3. 10 Prasarana Kesehatan Kelurahan Purwodadi

Prasarana Kesehatan Jumlah


Puskesmas Pembantu 1 buah
Pos Pelayanan Terpadu 13 buah
Poliklinik/Balai Pelayanan Masyarakat 2 buah

Sumber: Data Monografi Kelurahan Purwodadi Semester 2 tahun 2020

Di Kelurahan Purwodadi, sarana dan prasarana di sektor kesehatan terdiri dari

tiga jenis pelayanan kesehatan. Prasarana kesehatan paling banyak merupakan

posyandu yang terdiri dari 13 buah, yang kemudian terdapat 2 buah poliklinik, dan satu

57
buah puskesmas pembantu. Selain prasarana di sektor kesehatan, terdapat prasarana

pendidikan yang berada di lingkungan Kelurahan Purwodadi, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. 11 Prasarana Pendidikan Kelurahan Purwodadi

Prasarana Pendidikan Jumlah


Gedung PAUD 3 buah
Gedung TK 7 buah
Gedung SD 7 buah
Gedung SMP sederajat 3 buah
Gedung SMA sederajat 1 buah
Gedung Perguruan Tinggi -

Sumber: Data Monografi Semester 2 tahun 2020 Kelurahan Purwodadi

Di sektor pendidikan, Kelurahan Purwodadi memiliki prasarana pendidikan

yang cukup lengkap. Mulai dari tingkat pra-sekolah hingga sekolah menengah atas.

Prasarana pendidikan paling banyak yaitu gedung taman kanak-kanak (TK) dan

gedung sekolah dasar (SD) yaitu sebanyak 7 buah. Untuk gedung PAUD dan sekolah

menengah pertama (SMP) berjumlah masing-masing 3 buah. Dan satu buah gedung

sekolah menengah atas (SMA).

Keberagaman kepercayaan juga terjadi di Kelurahan Purwodadi. Hal ini

merupakan hal yang wajar karena Indonesia merupakan negara dengan kepercayaan

dan kebudayaan yang beragam. Di lingkungan Kelurahan Purwodadi, terdapat rumah-

rumah ibadah sebagai prasarana untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa,

antara lain sebagai berikut:

58
Tabel 3. 12 Prasarana Ibadah Kelurahan Purwodadi

Prasarana Ibadah Jumlah


Masjid 10 buah
Langgar/Musholla 33 buah
Gereja 2 buah
Pura -
Vihara -
Klenteng -

Sumber: Data Monografi Kelurahan Purwodadi Semester 2 tahun 2020

Jumlah rumah ibadah tidak berpengaruh terhadap masyarakat yang menganut

agama tertentu. Tidak tersedianya pura, vihara, dan klenteng tidak berarti masyarakat

Kelurahan Purwodadi tidak memiliki masyarakat yang menganut agama tersebut.

Jumlah masjid dan musholla tempat peribadatan umat muslim tercatat sebanyak 10

buah untuk masjid, dan 33 buah untuk gereja. Dan untuk tempat peribadatan umat

kristiani, gereja yang tersedia di lingkungan Kelurahan Purwodadi adalah sebanyak 3

buah.

59
1.5.3. Stuktur Organisasi Kelurahan Purwodadi

Gambar 3. 3 Struktur Organisasi Kelurahan Purwodadi

Kelompok Jabatan Fungsional

Penyuluh Keluarga Penyuluh Pertanian


Berencana Lapangan

60
Kelurahan Purwodadi diketuai oleh seorang Lurah yang saat ini dijabat oleh

Drs. Agus Purwanto, M.Kes. Beliau memiliki pangkat sebagai Pembina IV oleh

Walikota Malang sebagai Lurah Purwodadi. Masa jabat Lurah Purwodadi saat ini

dimulai dari tanggal 2 Januari 2017. Sebelum menjabat menjadi Lurah Purwodadi,

beliau menjabat sebagai Kepala UPT PLKB di Kecamatan Klojen. Tugas seorang

Lurah dibantu oleh Sekretaris Lurah. Saat ini posisi Sekretaris Lurah Purwodadi diisi

oleh Yodik Sumarjiono, SE yang berpangkat Penata III. Masa jabat Sekretaris Lurah

Purwodadi dimulai dari tanggal 18 November 2020.

Untuk menjalankan tugas-tugasnya, dibentuklah sie-sie yang sesuai dengan

kapasitas dan kapabilitasnya. Kelurahan Purwodadi memiliki tiga (3) sie, yaitu Sie

Pemerintahan Keamanan dan Ketertiban, Sie Pemberdayaan Masyarakat, dan Sie

Sarana Prasarana. Sie-sie tersebut masing-masing memiliki Kepala Sie (Kasi) dengan

beranggotakan staff-staff pelaksana di setiap sie. Selain sie-sie, terdapat juga kelompok

jabatan fungsional yang terdiri dari Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Penyuluh

Pertanian Lapangan (PPL).

61

Anda mungkin juga menyukai