Anda di halaman 1dari 16

Kumpulan Berita dan Opini Kelompok 1

1. Dimas Taufik
- Berita : ke koranbanten.com

Lahan TPA Cipeucang Tangsel Bertambah, Landfill 3 Kini Mulai


Dioperasikan

DAKWAHPOS.COM, TANGSEL. Lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)


Cipeucang yang terletak di Jalan Kapling Nambo, Serpong, Tangerang
Selatan, bertambahseluashampirsatuhektare.

Sehingga, jumlah titik penumpukkan sampah atau landfill di TPA


Cipeucang semakin luas dan kini berjumlah menjadi tiga area, yang
disebut sebagai landfill 3.

Perluasan lahan pada Landfill 3 tersebut merupakan hasil bantuan dari


Kementerian PekerjaanUmum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kepada
Pemerintah Kota Tangsel.

"Sekarang kita sudah mulai dipakai landfill 3 ini, sudah serah terima. Ini
adalah bantuan dari PUPR, selain itu juga ada ekskavator yang juga akan
dikirim," ujar Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan di TPA
Cipeucang, Serpong, Tangsel, Kamis, 2 Desember 2021.

Dengan bantuan ini, ia berharap agar volume sampah yang diproduksi di


Tangsel ini dapat tertampung seluruhnya. Sambil menunggu kerjasama
terkait pembuangan sampah di wilayah Nambo, Kabupaten Bogor.

"Sekarang itukan 400 ton-ansehari (di TPA Cipeucang). Itu sifatnya


sementara, karena kita lagi penjajakan juga sama Nambo, untuk bagaimana
sampah dibuang kesana. Jadi nanti di sini untuk transit saja," katanya.

Lebih lanjut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan


Toto Sudarto memaparkan, area landfill 3 ini memiliki luas sekitar 0,8
hektare.
"Untukluasnyaitusekitar8.600 meterpersegi," papar Toto di lokasi yang
sama.

Dengan perluasan lahan tersebut, pihaknya bakal mampu menampung


sampah yang dihasilkan di Tangsel hingga setahun kedepan.

Reporter : Dimas TaufikSaputra, Mahasiswa KPI

Bukti :

- Opini : dikirim ke republika

Jalan Yang Salah UntukMencariNafkah

Oleh : Dimas TaufikSaputra

Adanya Aksi-aksi premanisme itu karena ada beberapa bagian dari anggota masyarakat
yang tidak mampu merasakan kesejahteraan ekonomi seperti anggota masyarakat lainnya.
Kesenjangan dan ketidaksesuaian, memunculkan protes dan ketidakpuasan individual tau
kelompok tertentu di dalam sebuah struktur masyarakat dan kemudian memicu timbulnya
praktik-praktik premanisme di masyarakat.

Sebagian besar mereka yang melakukan premanisme tidakmemilikipekerjaan dan


tidak memiliki keterampilan yang memadahi, sehingga mencari jalan pintas dengan cara
memalak, memeras, merampok, dan mengintimidasi. Sebagai illustrasi dapat dipaparkan
sebagai berikut yaitu, aksi premanisme di terminal bus adalah memungut pungutan liar
dari sopir-sopir, yang bila ditolak akan berpengaruh terhadap keselamatan sopir dan
kendaraannya yang melewati terminal. Preman di pasar memungutp ungutan liar dari
lapak-lapak kaki lima, yang bila ditolak akan berpengaruh terhadap rusaknya
lapak yang bersangkutan.

Dalam hal memperebutkan wilayah kekuasaan para preman sering melakukan kekerasan t
erhadap preman yang lain sehingga terjadilah peristiwa hukum seperti penganiayaan yang
bisa berakibat luka atau matinya orang. Kekerasan itu terjadi dipicu dengan adanya target
dari bos preman yang sering diistilahkan dengan “mengejar setoran”.

Peristiwa hukum yang dilakukan oleh para preman ini pada umumnya menurut hukum
pidana perbuatannya dapat dikategorikan kedalam Kitab 3 Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) sepert ipencurian dengan ancaman kekerasan (Pasal 365), pemerasan
(368 KUHP), pemerkosaan (Pasal 285), penganiayaan (Pasal 351), melakukan tindak
kekerasan terhadap orang atau barangd imukaumum (Pasal 170) bahkan juga sampai
melakukan pembunuhan (Pasal 338) ataupunp embunuhan berencana (Pasal 340),
perilaku Mabuk dimuka umum (Pasal 492), yang tentunya dapat mengganggu ketertiban
umum serta menimbulkan keresahan di masyarakat.

Kepolisian dalam hal ini berkaitan dengan fungsinya sebagai pengayom masyarakat
mempunyai peran yang sangat besar dalam upaya penanggulangan terhadap premanisme.
Pihak kepolisian yang begitu dekat dengan masyarakat diharapkan mampu mengambil
tindakan yang tepat dalam menyikapi fenomena-fenomena premanisme di masyarakat.
Secara garis besartugas polisi memang untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Nama : Dimas TaufikSaputra


Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung
08567083116 Cluster
Catalina kabupaten Tangerang
Bukti :
2. Dzulfikar Adirais

3. Erlynda Charelia
- Berita

Potensi Wisata di Situ Cikumpay

Destinasi wisata di situ cikumpay sangat cocok dikunjungi bagi keluarga dan anak-anak yang
sekedar ingin bermain permainan yang sederhana. Tersedia banyak permainan yang dapat dipilih
anak-anak, yang paling digemari adalah bebek goes yang bisa dinaiki oleh anak dan orang
tuanya.

Ada banyak cara untuk menghilangkan kejenuhan dan menghabiskan waktu bermain bersama
anak, salah satunya adalah mengajak anak bermain ke destinasi wisata terdekat dengan rumah.

Mengunjungi tempat-tempat destinasi wisata menjadi hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang
untuk menghilangkan penat karena aktivitas pekerjaan.

“Lumayan bisa ajak anak bermain tanpa harus jauh-jauh pergi, permainan nya juga disukain
anak, harganya juga terjangkau banyak jajanan juga,” ujar Cucu kamis 2 desember 2021

Banyak pengunjung yang senang dengan wisata Situ Cikumpay ini karena bisa juga apabila
hanya ingin sekedar menikmati suasana.

Situ Cikumpay adalah danau yang membentang yang terletak di depan kantor Desa Cikumpay
Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta. Banyak warga yang berjualan dan membuka
tempat bermain di dekat situ Cikumpay.

Situ Cikumpay sangat direkomendasikan terutama untuk warga sekitar yang ingin hiburan atau
menikmati suasana serta mengajak anak bermain tetapi tidak ingin pergi jauh.

Banyak pedagang dekat Situ Cikumpay menjadikan wisata kuliner pun bisa dilakukan, serta
adanya makanan yang menjadi ciri khasnya Situ Cikumpay karena rasanya yang enak dan cukup
unik yaitu mie ayam pelangi.

Selain destinasi untuk para pengunjung, wisata Situ Cikumpay pun dapat mengembangkan
ekonomi warga sekitar.

Reporter : Erlynda Charelia Putriana

Bukti :
- Opini

Tetap Peduli Aturan Kesehatan

Covid-19 masih menunjukkan kehadirannya, itu diketahui dengan masih adanya masyarakat di
seluruh dunia yang terpapar dengan virus covid-19. Vaksinasi masih terus dilakukan kepada
seluruh masyarakat di dunia terutama Indonesia sebagai bentuk perlindungan diri dari efek yang
akan ditimbulkan apabila terpapar covid-19.

Tercatat di indonesia per tanggal 27 November 2021 sudah mencapai 150 juta orang yang
minimal telah diberi vaksin dosis pertama. Pemerintah terus menghimbau masyarakat untuk
melakukan vaksinasi guna meningkatkan kekebalan tubuh dari virus covid-19. Vaksinasi terus
dilakukan dengan akses yang mudah, masyarakat hanya perlu datang ke tempat vaksinasi
terdekat dan hanya menunjukan KTP tanpa adanya pungutan biaya, maka masyarakat bisa
langsung vaksin setelah memenuhi kriteria kesehatan.

Kegiatan yang mulai aktif kembali seperti sekolah tatap muka sudah diberlakukan secara
bertahap, dengan tetap memberlakukan aturan kesehatan yang berlaku seperti memakai masker
serta menjaga jarak masih terus dilakukan, agar tidak ada kasus peningkatan kembali.

Walaupun covid-19 sudah menunjukan penurunannya, tetapi masyarakat harus tetap waspada
dan selalu terus peduli akan kesehatan tubuh dan lingkungan karena dengan hal tersebut bukan
hanya menghindarkan diri dari virus covid-19 tetapi juga menghindarkan diri dari segala
penyakit yang ada di sekitar.

Nama : Erlynda Charelia Putriana

No HP : 081219773925

Alamat : Kp.Cicadas RT/RW.05/02 Ds.Cikumpay Kec.Campaka Kab.Purwakarta

Email : erlindacharelia23@gmail.com

Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati

Bukti
4. Fahminah

- Berita : dikirim ke Garut News (belum di muat)


Komunitas Riungan Shodaqoh Siaga dalam Membantu Bencana Banjir
Bandang yang terjadi di Kabupaten Garut
Investigasi.id –Banjir Bandang yang menerjang Desa Mekarwangi, Sukawening,
Kabupaten Garut. Sabtu( 27/11/2021). Hal ini memicu Komunitas yang bernama
Komunitas Riungan shodaqah yang turun tangan langsung untuk memberikan bantuan
kepada korban banjir di daerah Sukawening KabGarut. Komunitas Riungan Shodaqah
merupakan kegiatan yang bergerak di bidang kemanusiaan untuk membantu sesama.
Adapun pendiri dalam Komunitas riungan Shodaqoh adalah beberapa Mahasiswa dari
fakultas Mipa Universitas Garut. Komunitas ini didirikan padatahun 2012 tepat di bulan
Ramadan. Komunitas Riungan shodaqah memiliki visi yang kuat untuk menjadi manusia
yang bermanfaat dengan mengedepankan kepentingan orang lain Karena tugasnya ingin
menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Adapun tempat yang sering di
berikan bantuan adalah daerah – daerah terpencil dandaerah yang tertimpa bencana.

Pada hari rabu tanggal 1 Desember Tahun 2021 Komunitas riungan shodaqoh
bekerjasama dengan komunitas Bakrie Amanah untuk memberikan bantuan kepada
korban yang terdampak banjir bandang di kecamatan Sukawening dan Kecamatan
Karang Tengah. Bahan bahan yang di berikan diantaranya yaitu ada bahan pangan seperti
beras, telur dan kebutuhan pokok lainnya selanjutnya kami juga memberikan beberapa
kebutuhan mandi. Kami kemarin telah mendistribusikan di 5 lokasi yang berbeda pertama
di Kecamatan Sukawening yang pertamayaitu di Kampung Munjul.

Menurut Faisal Amir selaku Anggota dari Komunitas Riungan Shodaqoh memberikan
penjelasannya tentang bagaimana menjadi manusia yang memiliki jiwa sosial yang tinggi
yaitu ketika kita harus ingat bahwa kita memiliki tugas sebagai manusia untuk memiliki
hubungan Hablum Minannas yang dimana individu manusia harus menjaga hubungan
baik dengan individu atau kelompok manusia lainnya "Mengapa komunitas Riungan
Shodaqoh lebih mementingkan Kepentingan orang lain karena sesuai dengan keterangan
bahwa Hoirunna sampau humlinnas bahwa sebaiknya manusia adalah yang memberikan
manfaat bagi orang lain" Ujar Faisal Amir.

Reporter : FahminahMahasiswi KPI 5B

Bukti :
- Opini : dikirim ke Tribun News (belum dikirim)

Berbagai KasusKriminal di Tengah Pandemi


Oleh :Fahminah
Semenjak awal adanya pandemi Covid-19 di dunia, yang kini situasi
pandemi Covid-19 melanda Indonesia, kini menyebab kan sebagian
masyarakat terpaksa harus kehilangan banyak hal dari segala aspek
kehidupan. Salah satunya adalah pekerjaan, hal ini menjadi salah satu faktor
adanya peningkatan angka kriminalisasi. Semenjak awal pandemic sampai
saat ini diketahui bahwa terdapat berbagai modus kejahatan yang kerap
terjadi di lingkungan masyarakat. Hal ini sangat dikhawatirkan oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia.

Terkait Maraknya berbagai Kasus kriminal di Negara kita .Tidak jarang


berbagai berita media di televise mengabarkan tentang hal miris berbentuk
criminal tentang berbagaihal seperti pencurian , pembunuhan , dan
pelecehan seksual.

Dampak wabah ini malah membuka pelubang kejahatan .Diharuskan adanya


kerjasama dengan pihak berwajib untuk menyelesaikan masalah ini untuk
bisa menganstisipasi terjadinya hal - hal yang tidak di inginkanlagi.
Fenomena munculnya kriminalitas di tengah pandemi Covid-19 dapat
dianalisis menggunakan perspektif sosiologi Robert K Merton mengenai
situasi anomi dan cara beradaptasi individu. Perlu dipahami bahwa tindak
kriminal yang dilakukan individu dalam konteks pandemic tidak serta merta
bahwa mereka secara sadar memiliki keinginan untuk melakukannya.
Untukn apiasimilasi tentu sajat idak bisa divonis secara langsung bahwa
mereka tidak merasa jera setelah mendekam di penjara. Struktur sosial
dalam kondisi pandemic membawa mereka kedalam situasi anomi, yaitu
situasi di mana terdapat ketegangan dan ketidakstabilan dalam struktur
sosial yang membuat individu mengalami tekanan dan akhirnya melakukan
tindakan yang menyimpang, salahsatunya tindak kriminal. Ketegangan dan
ketidakstabilan tersebut tentu dipicu oleh pandemi Covid-19 yang kemudian
berimbas salahsatunya pada kondisi ekonomi masyarakat.

Bukti :

5. Fajri Ramadhan
- Berita : dikirim ke dialogpublik.com dan KIMCipedes (belum di muat)
Warga Kelurahan Cipedes Bagikan Nasi Boks Secara Gratis

Dakwahpos.com, Bandung – Warga Kelurahan Cipedes membagikan hingga lebih dari


100 nasi boks untuk dibagikan kepada warga sekitaran Kecamatan Sukajadi pada Jumat
Pagi (26/11/21). Tentunya mereka tak asal membagikannya, melainkan kepada warga
yang dirasa membutuhkan bantuannya.

Dalam proses membagikan makanannya ini dibagi menjadi dua tim untuk
mengefektifkan waktu dan juga supaya mencakup lebih luas warga di sekitaran
Kecamatan Sukajadi ini.

”Seperti biasanya kita membagi dua tim untuk membagikan nasi boks ini, tim satu ke atas
dan tim dua ke arah bawah,” jawab Tenten salah satu warga yang ikut membagikan nasi
boks.

Dengan sudah seringnya dilaksanakan program ini, banyak warga yang sudah tahu akan
kedatangan Tenten dan Nining setiap hari Jumat pagi untuk membagikannya makanan.
Hal itu justru membuat semakin banyak lagi orang – orang yang membutuhkan makanan
berdatangan menghampiri mereka berdua.
Nining mengatakan bahwa setiap melewati Jalan Pasteur, banyak orang – orang yang
sudah menunggu kedatangannya. Mereka senyum – senyum bahkan sampai ada yang
memanggilnya.

”Selain itu juga banyak warga yang mendoakan kita, dan harap mereka supaya kita tak
berhenti untuk menolong sesama. Karena mereka sangat membutuhkan uluran tangan
kita,” jawab Tenten ketika ditanyai di kediaman rumahnya Jalan Sukagalih.

Nining mengaku senang sekali membagikan nasi boks secara gratis kepada warga yang
membutuhkan, karena ia bisa melihat ekspresi kebahagiaan mereka yang diberi nasi boks
secara gratis ini.

Dari konsistensinya membagikan makanan secara gratis ini timbul perhatian dari warga
sekitar, sehingga mereka berkeinginan juga untuk membantu sesamanya dengan cara
membagikan makanan secara gratis kepada warga lainnya yang membutuhkan.

Harap Tenten semoga semakin banyak warga yang tersentuh olehnya untuk sama – sama
membantu sesama dalam situasi pandemi seperti ini. Karena masa pandemi banyak warga
yang terdampak dari segi ekonominya.

Reporter : Fajri Ramadhan, Pemerhati Sosial

Bukti :

- Opini : dikirim ke kompas (belum di muat)

“Feminisme” dalam Kekerasan Seksual


Kekerasan seksual adalah suatu perbuatan yang dilakukan seseorang untuk
mengeksploitasi objek seksual orang lain secara paksa, hal itu dilakukan baik secara
langsung maupun dengan memanipulasi melalui verbal tanpa melihat siapa yang menjadi
korbannya. Pada saat ini semakin maraknya kekerasan seksual terhadap wanita baik di
tempat umum maupun di lingkungan terdekat seperti keluarga, hal ini tentu saja menjadi
perhatian kita semua untuk mencegah kembali terulangnya kejadian tersebut.

Mengapa wanita sering menjadi objek sasaran dari kekerasan seksual karena
wanita dinilai lebih lemah dan tidak bisa melawan bila terjadi tindakan tersebut. Akan
tetapi, menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia, Bintang Puspayoga, dia menuturkan bahwa bukan karena wanita lemah,
melainkan karena konstruksi sosial yang masih dipengaruhi oleh budaya patriarki yang
melahirkan ketimpangan gender. Ketimpangan gender yang terjalin pada wanita,
membuat wanita masih mendapat stigma, stereotipe, termarginalisasi, hingga alami
kekerasan berbasis gender.

Bersumber pada Survei Pengalaman Hidup Wanita Nasional tahun 2016, satu dari
tiga wanita berumur 15 – 64 tahun mengaku sempat hadapi kekerasan fisik serta intim
sepanjang hidupnya. Sebaliknya bagi Catatan Tahunan Komnas Wanita tahun 2020 yang
dibeberkan oleh Menteri Bintang Puspayoga, sepanjang 12 tahun terakhir kekerasan
terhadap wanita di Indonesia bertambah 729 persen ataupun delapan kali lipat dari tahun
sebelumnya.

Namun, tidak semua kasus kekerasan seksual tersebut terjadi karena niat buruk
seseorang, akan tetapi bisa saja terjadi karena suatu hal tertentu. Contoh kasus seperti
ketika seorang wanita yang sudah biasa melakukan aktifitas seksualnya dengan orang
lain, tetapi pada satu waktu wanita tersebut tidak ingin melakukannya sedangkan orang
tersebut menginginkannya, kemudian wanita tersebut melaporkannya ke pihak berwajib
dengan tuduhan kekerasan seksual.

Dari dulu hingga saat ini wanita- lah yang sering menjadi korban kekerasan
seksual serta pria- lah yang menjadi pelakunya. Tetapi, pria pula bisa menjadi korban
kekerasan seksual. Dalam jurnal“ Perceptions of male victims in depicted sexual assaults:
A review of the literatur” yang ditulis Michelle Davies serta Paul Rogers pada 2006,
sepanjang ini terdapat asumsi bahwa“ seseorang wanita tidak bisa memforsir seseorang
pria untuk melaksanakan hubungan seks”. Wanita dipandang sebagai makhluk yang
lemah serta pasif secara seksual, sebaliknya pria merupakan makhluk yang lebih agresif,
jadi inisiator dalam hubungan seksual. Sehingga, tidak mudah untuk membayangkan‘
wanita yang submisif’ memforsir seseorang pria yang secara terang menolak untuk
berhubungan seks, ataupun terdapatnya pria yang menolak kesempatan untuk
berhubungan seks. Pria korban seksual kerapkali merasa lemah, tidak berharga, serta
kehabisan“ kejantanannya” sebab tidak sanggup melindungi diri ataupun komunitasnya.
Belum lagi, terdapatnya anggapan masyarakat yang menggeneralisir korban perkosaan
sesama tipe selaku bentuk penyimpangan seksual. Acapkali korban berhubungan dengan‘
praktik homoseksualitas’ yang dikira tabu serta tidak“ wajar”. Bersumber pada jurnal‘’
Conflict- related sexual violence against men and boys’’ Wynne Russell tahun 2007, kala
jadi korban kekerasan seksual, pria berusia ataupun anak pria cenderung enggan buat
melaporkan permasalahannya, sehingga membuatnya sulit untuk melihat dengan akurat
ruang lingkupnya. Informasi statistik yang masih terbatas nyaris tentu sangat kurang
dalam merepresentasikan jumlah korban pria. Kekerasan intim pada pria terdapat, tetapi
sebagian besar tidak terdokumentasi. Perihal ini menimbulkan minimnya dorongan
ataupun keadilan untuk pria yang selaku korban. Dalam jurnal“ Gender Neutrality, rape,
and Trial Talk” yang ditulis Philip Rumney tahun 2008, walaupun sebagian besar negeri
semacam Amerika sudah mengadopsi peraturan perundang- undangan yang responsif
gender, masih terdapat celah hukum yang mendiskriminasi korban pria. Bersumber pada
paper“ Into The Mainstream: Addressing Sexual Violence against Men and Boys in
Conflict” dari Plan Internasional tahun 2014 kebenaran ini didukung bersumber pada
hasil survei terhadap 189 negeri di mana dua puluh satu negeri di antara lain belum
membagikan proteksi hukum yang komprehensif untuk korban pria. Perkosaan terhadap
pria tidak didefinisikan pada terminologi ataupun klasifikasi kejahatan yang sama seperti
korban wanita, sebab perkosaan terhadap wanita bisa jadi mempunyai konsekuensi
hukum yang berbeda, ataupun tidak diakuinya perkosaan terhadap pria selaku sesuatu
delik yang bisa dipidana.
Stigma masyarakat Indonesia berpandangan bahwa pria mustahil menjadi korban
kekerasan seksual karena menganggap pria mempunyai fisik yang lebih kuat daripada
wanita, sehingga sepatutnya mereka dapat mencegah tindakan kejahatan tersebut.

Dalam jurnal “Gender Neutrality, rape, and Trial Talk” yang ditulis Philip
Rumney tahun 2008, meskipun sebagian besar negara seperti Amerika telah mengadopsi
peraturan perundang-undangan yang responsif gender, masih ada celah hukum yang
mendiskriminasi korban laki-laki. Berdasarkan paper “Into The Mainstream: Addressing
Sexual Violence against Men and Boys in Conflict” dari Plan Internasional tahun 2014
fakta ini didukung berdasarkan hasil survei terhadap 189 negara di mana dua puluh satu
negara di antaranya belum memberikan perlindungan hukum yang komprehensif bagi
korban laki-laki. Perkosaan terhadap laki-laki tidak didefinisikan pada terminologi atau
klasifikasi kejahatan yang sama layaknya korban perempuan, karena perkosaan terhadap
perempuan mungkin memiliki konsekuensi hukum yang berbeda, atau tidak diakuinya
perkosaan terhadap laki-laki sebagai suatu delik yang dapat dipidana.

Problematika yang seragam pula terjalin di Negeri Indonesia. Kitab Undang-


undang Hukum Pidana Indonesia yang belum memahami sebutan“ kekerasan seksual”,
memberikan penafsiran yang kecil terhadap pria korban perkosaan. Bersumber pada
Pasal 285 Kitab Undang- Undang Hukum Pidana( KUHP), korban perkosaan haruslah
seseorang wanita yang hadapi kekerasan ataupun ancaman kekerasan. Sama halnya
dengan rumusan Pasal 286 sampai 288 KUHP. Dalam bukunya yang berjudul Kitab
Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Komentar - Komentarnya Lengkap Pasal
Demi Pasal, R. Soesilo menjelaskan bahwa pembentuk aturan memandang pemaksaan
persetubuhan terhadap pria, tidak akan menyebabkan suatu yang kurang baik ataupun
merugikan untuk pria, semacam halnya seseorang wanita yang dirugikan( hamil) ataupun
melahirkan anak karena perbuatan itu.

Pada dasarnya baik pria maupun wanita memiliki kemungkinan yang sama
menjadi korban kekerasan seksual, akan tetapi pria tak terlalu menghiraukan dan
membiarkan hal itu terjadi serta tidak adanya undang - undang yang secara khusus
mengatur tentang perlindungan kekerasan seksual terhadap pria. Beda kasusnya dengan
wanita yang sudah mendapatkan perlindungan secara sosial maupun hukum. Maka dari
itu, kesetaraan gender tak hanya memenuhi hak - hak wanita saja melainkan perlu juga
untuk memenuhi hak - hak untuk pria, khususnya dalam perlindungan seksual.

Oleh karena itu, seharusnya seluruh masyarakat lebih berpikiran terbuka dalam
kejadian kekerasan seksual ini. Perlu juga untuk meningkatkan kewaspadaan, memberi
dukungan dan motivasi untuk para korban. Hal ini, agar kejadian kekerasan seksual
terhadap pria maupun wanita tidak terjadi lagi untuk kesekian kalinya.

Fajri Ramadhan

Pemerhati Sosial

Jl. Sukagalih no 87 Sukajadi Bandung

Bukti :

Anda mungkin juga menyukai