Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN STRATEGIS DAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN

PONOROGO DALAM UPAYA PENCEGAHAN PANDEMI COVID-19


(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar Organisasi dan Manajemen Kelas B)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dewa Ngakan Gde Wahyu Mahatma Putra, S.ST., MARS.

Oleh :

Alfia Qumara Arridlo NIM 192110101021

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
2020
LATAR BELAKANG
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
merupakan virus jenis jenis baru yang dapat menyerang sistem pernapasan (World Health
Organization, 2020). Virus corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan,
pneumonia akut sampai terjadi kematian. Covid-19 pertama kali ditemukan pada bulan
Desember 2019 di kota Wuhan, China. Dari kota tersebut dapat menular dengan cepat dan telah
menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia hanya dalam waktu beberapa bulan.
Penularan yang sangat cepat tersebut sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization) menetapkan virus corona menjadi pandemi dunia.
Virus Corona menyebar lewat tetesan dahak (droplets) orang yang terinfeksi. Droplets
yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi ini kemudian menempel pada benda-benda
disekitarnya dan mampu bertahan paling lama 5 hari. Maka dari itu butuh penanganan ekstra
dalam pencegahannya. Pencegahan yang dilakukan yaitu dengan menerapkan hidup bersih,
mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, melakukan physical distancing dengan menghindari
keramaian, dan melakukan aktivitas di rumah apabila tidak ada hal darurat.
Dari pentingnya pandemi virus corona ini, maka banyak negara yang sudah mengeluarkan
kebijakan lockdown. Lockdown adalah suatu situasi bahwa tidak ada orang yang boleh masuk
ataupun keluar meninggalkan negara tersebut, semua warga tidak diperbolehkan keluar rumah,
tempat umum seperti sekolah, pertokoan, dan lembaga pemerintahan ditutup sementara.
Dikutip dari berita detiknews.com (Detiknews, 2020) negara yang menerapkan lockdown ini
antara lain yaitu China, Italia, Polandia, Spanyol, El Savador, Irlandia, Denmark, Prancis, dan
lain sebagainya.
Ditinjau dari perkembangan virus corona itu sendiri, semenjak bulan Maret 2019 ada dua
orang warga negara Indonesia yang terinfeksi virus corona dan pada tanggal 14 Maret 2019
Pemerintah Republik Indonesia menetapkan bahwa virus corona sebagai bencana nasional,
maka negara Indonesia memilih untuk mengambil kebijakan PSSB yaitu Pembatasan Sosial
Berskala Besar.
Penyebaran virus yang terjadi di Indonesia telah menyebar ke berbagai provinsi, salah
satunya yaitu Jawa Timur yang mana hampir semua kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur
terdapat orang yang positif terinfeksi virus corona. Salah satunya yaitu yang ada di Kabupaten
Ponorogo. Adanya pandemi ini mempengaruhi lingkungan alam, sosial, dan ekonomi yang
secara langsung dirasakan oleh masyarakat. Hal ini Kabupaten Ponorogo harus mengelola
perencanaan strategi yang baik dan langkah-langkah yang tepat dalam upaya pencegahan virus
corona.
Cara yang tepat untuk menghentikan penyebaran virus corona ini dapat dilakukan
perencanaan strategis menggunakan pendekatan Interactive approach yaitu pimpinan dan
anggota bekerjasama membuat dan merumuskan perencanaan. Perencanaan ini dapat
menjadikan organisasi yang dimanis, sebab aspirasi anggota dapat didengarkan baik oleh
pimpinan, sehingga dapat mengambil keputusan (kebijakan) dengan matang serta tepat sesuai
keadaan yang dibutuhkan. Kemudian, untuk menyusun perencanaan strategis dibutuhkan
langkah-langkah yang tepat seperti perencanaan model 3 yang mana langkah-langkah tersebut
lebih praktis dan tetap efektif dan efisien dalam menyusun perencanaan tersebut. Langkah-
langkah perencanaan model 3 ini menggunakan analisis situasi dan kondisi keadaan yang
sedang terjadi serta juga mempertimbangkan faktor pendukung dan faktor penghambat dari
lingkungan sekitarnya. Perencanaan yang baik dan langkah-langkah yang tepat diharapkan
dapat menghasilkan kebijakan yang baik untuk diterapkan di lingkungan masyarakat sehingga
penyebaran virus corona dapat dihentikan dan tidak terjadi penambahan orang yang positif
virus corona di wilayah Kabupaten Ponorogo.
ELEMEN PERENCANAAN STRATEGIS

I. PERENCANAAN STRATEGIS

1. Aspirasi Rakyat Daerah (Masalah kebutuhan dasar)


- Tenaga medis
Adanya kertabatasan tenaga medis, dan fasilitas yang digunakan oleh tenaga medis
terbatas, maka tenaga medis membutuhkan persediaan masker medis, sarung tangan,
coverall, gown, face shield, dan sepatu bot yang banyak dan memadai dari
pemerintah.
- Masyarakat
a. Keluhan dari masyarakat akibat kehilangan pekerjaan, para pedagang tidak lagi
dapat berjualan di pasar karena di pasar menimbulkan keramaian, banyak
karyawan swasta yang gajinya dipotong, maka dari itu butuh kebijakan dari
pemerintah untuk menanggulangi masalah ekonomi warga Ponorogo.
b. Kesulitan mencari masker dan handsanitizer karena persediaan di toko habis
dan harga jual mahal, sehingga tidak mampu membeli.
2. Kebijaksanaan dan strategi nasional
Dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona, pemerintah mengeluarkan
kebijakan bagi masyarakat untuk menerapkan social distancing (Liputan 6.com, 2020):
- Menghimbau untuk belajar di rumah bagi para pelajar dan mahasiswa.
- Menghimbau ASN untuk bekerja dari rumah dengan online dan mengutamakan
pelayanan prima untuk masyarakat.
- Menghimbau seluruh masyarakat untuk melakukan ibadah di rumah.
- Menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan guna
mencegah penyebaran virus corona.
3. Data Dasar yang Tersedia Tentang Potensi Sumberdaya Alam/Manusia
- Sumber Daya Manusia
Pada tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus Penduduk, jumlah penduduk Kabupaten
Ponorogo adalah 855.281 jiwa (Wijianto, 2016:191)
Mata pencaharian masyarakat Ponorogo yaitu petani, pedagang, pegawai negeri,
pegawai swasta, pengusaha industri rumah tangga, penjahit, dan sebagainya.
Dalam kondisi saat ini, masyarakat pedesaan yang memiliki sawah dapat panen
sehingga memiliki penghasilan, dan para penjahit dapat membantu dalam
pembuatan masker, serta para tenaga kesehatan dapat membantu membuat
handsanitizer. Dimana masker dan handsanitizer dapat dibagikan secara gratis untuk
masyarakat Ponorogo
- Sumber Daya Alam
Berdasarkan data dari Badan Pembangunan Perencanaan Daerah (BAPPEDA)
Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 (BAPPEDA, 2015) yaitu luas wilayah Kabupaten
Ponorogo 1.371,78 km2 terdiri atas tanah sawah seluas 348,67 km2 dan tanah kering
seluas 1.023,11 km2 . Sebagian besar wilayah Kabupaten Ponorogo terdiri atas area
hutan, tegal, dan sawah. Untuk area hutan jumlah produksi hutan yang menghasilkan
kayu. Kabupaten Ponorogo juga memiliki kandungan bahan tambang seperti
gamping, tras, kaolin, dan sebagainya. Selain dari sawah, sumber daya alam tambang
dapat dijadikan penghasilan disaat pandemi virus corona ini.
4. Evaluasi Keadaan
- Kelebihan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah sigap menghadapi virus corona. Pemerintah
Kabupaten Ponorogo membuat kebijakan sejak tanggal 17 Maret 2020 maka
dilakukannya belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah dari rumah sesuai
arahan dan protokol kesehatan oleh Pemerintah Pusat.
- Kekurangan
Banyak masyarakat Ponorogo yang belum paham dan sadar atas kebijakan tersebut,
banyak orang yang masih berkumpul di tempat keramaian, kesadaran menggunakan
masker masih kurang, para pedagang masih ramai di pasar, dan sebagainya.
Pada tanggal 5 April 2020 Kabupaten Ponorogo ditetapkan sebagai zona merah,
karena terdapat 3 anggota tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan Tenaga
Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) di Asrama Haji Sukolilo, dimana pada saat itu
tempat tersebut sudah berada dalam zona merah. Pada saat pelatihan tersebut terjadi
perkumpulan sehingga terjadi risiko yang berat terhadap penularan virus corona.
Sehingga 3 tenaga kesehatan tersebut dinyatakan positif virus corona.
ELEMEN PERENCANAAN STRATEGIS

II. PERENCANAAN TAKTIS


1. Master Strategis
- Misi
Pencegahan virus corona dengan memperketat kebijakan agar dapat memutus mata
rantai penyebaran virus corona.
- Sasaran
Seluruh masyarakat di Kabupaten Ponorogo.
- Tujuan
Mencegah penyebaran virus corona di Kabupaten Ponorogo.
- Kebijakan
1. Seluruh jenjang sekolah mulai pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi
diliburkan terhitung 17 Maret hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan.
2. Satuan Petugas bertugas menyediakan sebanyak mungkin fasilitas cuci tangan,
penyediaan handsanitizer, dan pemasangan instalasi chamber di tempat-tempat
umum.
3. Kepala desa diminta menggerakkan kerja bakti untuk berbagai fasilitas umum serta
meminta pengurus masjid atau mushala untuk sementara tidak menggunakan
karpet.
4. Seluruh ASN tetap bekerja di kantor dan wajib menjadi agen penyuluh pencegahan
Corona di lingkungannya.
5. Seluruh sekolah dalam waktu satu bulan ke depan sampai berakhirnya pademi virus
corona tidak boleh berwisata ke luar Ponorogo, DPRD juga diimbau tidak
mengikuti kunjungan kerja, kegiatan dinas ASN harus seizin bupati.
6. Semua pihak yang dipimpin Kepala Desa, dan disupervisi oleh camat, harus
mengawasi keluar masuknya orang di wilayah masing-masing.

7. Kegiatan masal yang melibatkan banyak orang seperti konser, pengajian, dan acara
kebudayaan ditiadakan.

8. Melakukan program cek point pengendara dari berbagai tempat perbatasan wilayah
Ponorogo dengan Kabupaten lain untuk diukur suhu tubuhnya.

9. Mewajibkan setiap rumah untuk menyediakan tempat cuci tangan di depan rumah.
10. Seluruh rumah sakit swasta diminta menyediakan minimal lima kamar isolasi,
RSUD dr Harjono 10 kamar isolasi, dan setiap puskesmas minimal satu ruangan.

11. Dinas Kesehatan dan RSUD diminta menambah persediaan cadangan obat,
terutama obat yang menyangkut imunitas, serta masker, dan handsanitizer.

12. Satuan Petugas diminta membuat bahan publikasi untuk menyatukan bahasa terkait
virus corona, dan disebarluaskan kepada masyarakat.

13. Ke depan jika ada warga Ponorogo yang statuanya pasien dalam pengawasan
(PDP), biaya berobatnya akan ditanggung Pemkab, walau dimanapun berobatnya.

14. Car Free Day ditiadakan.

15. Tempat wisata di Ponorogo ditutup sementara.

2. Rencana Jangka Menengah


Memastikan kebersihan dari semua fasilitas umum (bank, supermarket, rumah makan)
dan memastikan kebersihan untuk transportasi umum agar setiap transportasi umum
menyediakan antiseptik serta alat pengukur suhu tubuh.
3. Rencana Jangka Pendek
a. Pembentukan protokol kesehatan
Sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (ZA, Putra, Sofyan,
& Bimo, 2020) dengan melakukan jaga jarak minimal 1 meter, mencuci tangan
menggunakan sabun sesering mungkin, menggunakan handsanitizer ketika tidak ada
air untuk mematikan bakteri pada tangan, menerapkan etika batuk dengan benar,
menggunakan masker kain kepada masyarakat yang sehat karena masker medis
digunakan untuk tenaga medis, dan lain sebagainya.
b. Peningkatan fasilitas kesehatan
- Membuka 2 rumah sakit rujukan pasien positif corona
- Setiap desa menyediakaan tempat isolasi untuk ODR, ODP, dan PDP.
c. Pemeriksaan kesehatan di pintu masuk perbatasan suatu wilayah.
Melakukan cek point terhadap pengendara yang masuk ataupun keluar melintasi
perbatasan di wilayah Kabupaten Ponorogo. Terdapat 4 titik wilayah cek point diantara
lain yaitu
Utara : wilayah perbatasan Ponorogo-Madiun (Mlilir, Babadan)
Timur : wilayah perbatasan Ponorogo-Trenggalek (Pangkal, Sawoo)
Selatan : wilayah perbatasan Ponorogo-Pacitan (Tugurejo, Slahung)
Barat : wilayah perbatasan Ponorogo-Wonogiri (Biting, Badegan)
d. Pembentukan Gugus Tugas Penanganan Virus Corona
Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Tenaga Kesehatan dari Puskesmas,
Petugas Kecamatan, Perangkat Desa, Bidan Desa, Relawan dari Lembaga Masyarakat
seperti Banser, Komunitas Sosial, dan lain sebagainya.
e. Bekerja sama dengan TNI/Polri dalam upaya keamaan serta pemantauan/melakukan
himbauan kepada warga apabila masih dalam keramaian.
f. Menerapkan lockdown di berbagai desa seperti pembatasan interaksi keluar masuk
desa.
g. Laporan / update berita untuk kasus penambahan ODP/ODR baru yang melakukan
perjalanan dari daerah lain masuk ke Kabupaten Ponorogo.
h. Membagikan masker keseluruh masyarakat di Kabupaten Ponorogo
i. Membagikan handsanitizer keseluruh masyarakat di Kabupaten Ponorogo.
j. Membagikan bantuan sembako dan bantuan langsung tunai (BLT) kepada warga yang
membutuhkan.
4. Perencanaan Kegiatan dan Proyek-proyek
a. Membentuk Gugus Tugas Penanganan Virus disetiap desa yang berada di Kabupaten
Ponorogo, meliputi : Perangkat Desa, Bidan Desa, Relawan dari Lembaga Masyarakat
seperti Banser, Aktivis Sosial, dan lain sebagainya.
b. Bekerja sama dengan para penjahit setempat untuk memproduksi masker dan dibagikan
kepada masyarakat baik di kota ataupun desa.
c. Membentuk tim tenaga kesehatan untuk membuat handsanitizer
d. Bekerja sama dengan petugas desa (RT/RW) untuk mendata warganya yang berhak
mendapat bantuan sembako.
e. Disetiap balai kelurahan/desa menyediakan tempat isolasi untuk orang yang berstatus
ODP, ODR, dan PDP.
5. Pemantauan, Evaluasi, dan Penyempurnaan
a. Pemantauan
- Pemerintah Kabupaten Ponorogo melakukan pemantauan berkala kepada Pemerintah
Kecamatan dan Pemerintahan Desa.
- Pemantauan data kepada Tim Kominfo Kabupaten Ponorogo, untuk update data kasus
ODP, ODR, PDP, dan Pasien Corona.
- Pemantauan berita benar untuk mengedukasi masyarakat dalam rangka pencegahan
virus corona kepada para pembuat berita (wartawan dan pers).
- Pemantauan kesehatan pasien positif virus corona.
b. Evaluasi
Aparat pemerintahan selalu melakukan evaluasi terhadap kebijakan tersebut, berupaya
menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai, menyiapkan tenaga medis yang banyak
dan berkualitas, memberi dukungan kepada tenaga medis (dokter, perawat, apoteker,
dll) agar semangat menjadi garda terdepan dalam mengobati pasien.
c. Penyempurnaan
Setiap kebijakan harus dipatuhi, dan dilakukan secara konsisten sehingga berhasil
memutus mata rantai penyebaran virus corona, tidak adanya pasien positif yang
bertambah, serta para pasien positif dapat dinyatakan sembuh semua.
PENDEKATAN PERENCANAAN

Kabupaten Ponorogo telah dinyatakan sebagai zona merah karena terdapat 9 pasien positif
corona. Maka dari itu harus melakukan pencegahan yang baik dengan membuat kebijakan yang
tepat. Sebelum membuat kebijakan diperlukan adanya pendekatan perencanaan Interactive
approach yaitu pimpinan dan anggota bersama-sama membuat dan merumuskan perencanaan.
Pendekatan Interactive approach lebih efektif digunakan dalam menangani masalah
pencegahan penyebaran virus corona. Dimana pimpinan (Bupati) bekerjasama dengan anggota
(Dinas Terkait, DPR, Pemerintah Kecamatan, dan Pemerintah Desa) karena dengan pendekatan
tersebut kita dapat bekerjasama kepada anggota atau pihak lain baik Rumah Sakit, Dinas
Kesehatan, Puskesmas, sehingga hal ini dapat menerima banyak aspirasi dari anggota sehingga
dapat mengambil kebijakan yang tepat dan sesuai dengan keadaan yang terjadi di Kabupaten
Ponorogo.

LANGKAH PERENCANAAN

Upaya mencegah penularan virus corona, langkah-langkah perencanaan yang saya


terapkan yaitu model 3. Karena langkah-langkah perencanaan model 3 lebih praktis, dan
mudah diterapkan di wilayah Kabupaten Ponorogo. Meskipun praktis namun tetap efisen
dalam menyusun perencanaan, karena menganalisis situasi dan kondisi keadaan yang sedang
terjadi di wilayah Kabupaten Ponorogo yang mempertimbangkan faktor pendukung dan faktor
penghambatnya.

1. Visi dan Misi


Visi
Pencegahan virus corona dengan memperketat kebijakan agar dapat memutus mata rantai
penyebaran virus corona
Misi
- Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalakan physical distancing (jaga
jarak)
- Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
2. Situasi dan Kondisi
Pada tanggal 5 April 2020 Kabupaten Ponorogo ditetapkan sebagai kawasan zona merah
virus corona karena terdapat ada 3 pasien positif virus corona. Pasien tersebut besaral dari
Kecamatan Slahung, Kecamatan Balong, dan Kecamatan Ponorogo (Kominfo, 2020).
Beberapa hari kemudian kasus semakin bertambah menjadi 9 orang positif corona, 1
berasal dari kecamatan lain yaitu kecamatan Sampung. Update kondisi saat ini tanggal 27
April 2020 diketahui terdapat 2 pasien dinyatakan sembuh. Maka, tersisa 7 pasien yang
positif virus corona.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat
a. Faktor pendukung :
1. Membutuhkan tenaga kesehatan yang cukup dalam menangani pasien, dan tim
kesehatan untuk membuat handsanitizer.
2. Membutuhkan penjahit untuk membuat masker kain.
3. Para warga (RT, RW, Karang Taruna) melakukan penyemprotan disinfektan di
wilayahnya masing-masing.
b. Faktor penghambat :
1. Masyarakat belum mematuhi kebijakan Pemerintah karena terdapat warga yang
masih keluar/masuk karena tuntutan kepentingan (pekerjaan).
2. Minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa mengenai virus corona.
4. Menyusun Rencana Kegiatan
a. Penerapan protokol kesehatan disetiap fasilitas umum dan kegiatan yang sangat
penting.
b. Peningkatan fasilitas kesehatan
- Membuka 2 rumah sakit rujukan pasien positif corona.
- Setiap desa menyediakaan tempat isolasi untuk ODR, ODP, dan PDP.
c. Pemeriksaan kesehatan di pintu masuk perbatasan suatu wilayah.
d. Pembentukan Gugus Tugas Penanganan Virus Corona.
e. Bekerja sama dengan TNI/Polri dalam upaya keamaan serta pemantauan/melakukan
himbauan kepada warga apabila masih dalam keramaian.
f. Bekerjasama dengan penjahit untuk memproduksi masker.
g. Melakukan penyemprotan disinfektan setiap minggu di berbagai wilayah (lingkungan
pemukiman kota dan desa).
h. Menerapkan lockdown di berbagai desa seperti pembatasan interaksi keluar masuk
desa.
i. Laporan / update berita untuk kasus penambahan ODP/ODR baru yang melakukan
perjalanan dari daerah lain masuk ke Kabupaten Ponorogo.
j. Membagikan masker dan handsanitizer kepada seluruh masyakarat Kabupaten
Ponorogo serta membagikan sembako kepada masyarakat yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

BAPPEDA. (2015). B a b i i g a m b a r a n u m u m k o n d i s i d a e r a h 2.1. 17–60.

Detiknews. (2020). Daftar Negara yang Perpanjang Lockdown Gegara Corona. Retrieved
from https://news.detik.com/berita/d-4977500/daftar-negara-yang-perpanjang-
lockdown-gegara-corona

Kominfo. (2020). Informasi Seputar Covid-19. Retrieved from 27 April website:


https://ponorogo.go.id/corona/berita-covid19/

Liputan 6.com. (2020). Imbauan Jokowi terkait Covid-19, dari Kerja dari Rumah hingga
Ingatkan Social Distancing. 6 Maret. Retrieved from
https://www.liputan6.com/news/read/4202629/imbauan-jokowi-terkait-covid-19-dari-
kerja-dari-rumah-hingga-ingatkan-social-distancing

Wijianto. (2016). Pengaruh Status Sosial dan Kondisi Ekonomi Keluarga terhadap Motivasi
Bekerja bagi Remaja Awal (Usia 12-16 Tahun) di Kabupaten Ponorogo | Wijianto | Al
Tijarah. Retrieved May 1, 2020, from
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/altijarah/article/view/742/641

World Health Organization. (2020). Q&A on coronaviruses (COVID-19).

ZA, S., Putra, D. I., Sofyan, S., & Bimo. (2020). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi
COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah (Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis, dan
Manajemen). Indonesia: Kementerian Dalam Negeri.

Anda mungkin juga menyukai