MERLI HERLINA
merliherlina99@gmail.com
1910003600294
UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG
A. PENDAHULUAN
pemerintah diakui dan dipatuhi oleh rakyatnya dan kewenangan atau wewenang yang
diberikan oleh Undang- Undang kepada aparat pemerintah harus memiliki legitimasi
dari rakyat, supaya rakyat tertib terhadap aturan yang telah di buat dan disahkan
pemerintah.
pelaku utama dalam melakukan perbuatan dan tindakan hukum fungsi pokok
dan perbuatannya harus mempunyai kewenangan yang jelas. Dalam banyak literatur,
sumber kewenangan berasal dari atribusi, delegasi dan mandat. Sebelum mengetahui
atribusi, delegasi dan mandat, terlebih dahulu yang perlu dipahami ialah mengenai
melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu atau tidak
publik.
Terdapat tiga cara untuk memperoleh kewenangan bagi pejabat tata usaha
wewenang dari badan/organ pemerintahan yang lain. Sifat wewenang delegasi adalah
pelimpahan yang bersumber dari wewenang atribusi (atributie) akibat hukum ketika
hubungan rutin antara atasan dengan bawahan, kecuali dilarang secara tegas oleh
wewenang mandat (mandaat) tanggung jawab dan tanggunggugat tetap berada pada
pejabat atau badan tata usaha negara yang bertujuan agar pemahaman pembaca
B. PEMBAHASAN
Hukum ada dikarena kekuasaan yang sah. Kekuasaan yang sah lah yang
sah pada dasarnya bukanlah hukum. Jadi hukum bersumber pada kekuasaan yang sah.
Sebaliknya hukum itu sendiri pada hakikatnya adalah kekuasaan. Kalau dikatakan
hukum itu adalah kekuasaan tidak berarti kekuasaan itu adalah hukum. Sehingga
utama dalam melakukan perbuatan dan tindakan hukum fungsi pokok pemerintahan
sumber kewenangan berasal dari atribusi, delegasi dan mandat. Sebelum mengetahui
atribusi, delegasi dan mandat, terlebih dahulu yang perlu dipahami ialah mengenai
bagian yang sangat penting dalam Hukum Tata Pemerintahan (Hukum Administrasi),
karena pemerintahan baru dapat menjalankan fungsinya atas dasar wewenang yang
diartikan sama dengan wewenang, yaitu hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu.
kewenangan tersebut.
atau organ (institusi) pemerintahan dengan cara atribusi, delegasi dan mandat.
mandat.
Indroharto, mengemukakan, bahwa wewenang diperoleh secara atribusi,
yang diperoleh secara atribusi, yaitu pemberian wewenang pemerintahan yang baru
pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh Badan atau Jabatan TUN yang telah
Jabatan TUN lainnya. Jadi, suatu delegasi selalu didahului oleh adanya sesuatu
atribusi wewenang. Pada mandat, disitu tidak terjadi suatu pemberian wewenang baru
maupun pelimpahan wewenang dari Badan atau Jabatan TUN yang satu kepada yang
lain.
disyaratkan harus bertumpu atas kewenangan yang sah. Kewenangan itu diperoleh
melalui tiga sumber, yaitu atribusi, delegasi, dan mandat. Kewenangan atribusi
sedangkan kewenangan delegasi dan mandat adalah kewenangan yang berasal dari
delegasi dan mandat. Dalam hal delegasi mengenai prosedur pelimpahannya berasal
dari suatu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan yang lainnya dengan
kecuali setelah ada pencabutan dengan berpegang dengan asas ”contrarius actus”.
dilakukan dengan peraturan yang setaraf atau yang lebih tinggi. Dalam hal mandat,
prosedur pelimpahan dalam rangka hubungan atasan bawahan yang bersifat rutin.
Adapun tanggung jawab dan tanggung gugat tetap pada pemberi mandat. Setiap saat
menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat. Wewenang mengandung arti
hak dan kewajiban. Hak berisi kebebasan untuk melakukan atau tidak melakukan
tindakan tertentu atau menuntut pihak lain untuk melakukan tindakan tertentu.
Secara teori terdapat tiga cara untuk memperoleh kewenangan bagi pejabat
tata usaha negara yakni atribusi (atributie), delegasi (delegatie) dan mandat (mandaat).
kepada suatu lembaga negara atau pemerintah. Kewenangan tersebut melekat terus
menerus dan dapat dilaksanakan atas prakarsa sendiri setiap diperlukan. Disini
dilahirkan atau diciptakan suatu wewenang baru. Legislator yang kompeten untuk
diatur dengan melibatkan DPD. Di tingkat daerah yaitu DPRD dan pemerintah
2. Delegated legislator, dalam hal ini seperti presiden yang berdasarkan suatu
wewenang pemerintahan kepada badan atau jabatan tata usaha negara tertentu.
dalam dan dari jabatan struktural eselon II ke bawah atau jabatan fungsional yang
adalah Menteri.
Pada delegasi, terjadilah pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh
badan atau jabatan tata usaha negara yang telah memperoleh wewenang
pemerintahan secara atributif kepada badan atau jabatan tata usaha negara lainnya.
Jadi suatu delegasi selalu didahului oleh adanya suatu atribusi wewenang. Misal,
diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri yang bersangkutan (2) Pejabat
bersangkutan. (3) Pejabat struktural eselon III ke bawah dapat diangkat dan
diberhentikan oleh Pejabat yang diberi pelimpahan wewenang oleh Menteri yang
bersangkutan.
1945 sebelum perubahan. Menurut penjelasan UUD 1945 Presiden yang diangkat
oleh MPR, tunduk dan bertanggung jawab kepada Majelis. Presiden adalah
mandataris dari MPR, dan wajib menjalankan putusan MPR. Presiden ialah
organ pemerintahan secara atribusi itu bersifat asli yang berasal dari peraturan
wewenang yang sudah ada dengan tanggung jawab intern dan ekstern pelaksanaan
(atributaris).
dapat dijalankan secara insidental oleh organ yang memiliki wewenang asli
berdasarkan UU (geen wetelijke basis vereist); dapat tertulis, dapat pula secara lisan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, aspek kewenangan atau kompetensi yang
Contoh : presiden berwenang membuat UU, Perpu, PP. kewenangan ini sifatnya
Dalam mandat hanya sebagian wewenang yang dilimpahkan dan yang terpenting
HTP jika mandat digugat, yang digugat ialah pemberi mandat dan penerima mandat.
Contoh : Dosen pengampu memberi mandat pada asistennya untuk mengadakan ujian,
a). Delegasi harus definitif, artinya delegans tidak dapat lagi menggunakan sendiri
delegasi hanya dimungkinkan kalau ada ketentuan untuk itu dalam peraturan
perundang-undangan.
c). Delgasi tidak kepada bawahan, artinya dalam hubungan hierarki kepegawaian
Kewenangan yang non orisinil itu sifatnya insedantal, tidak permanen. Dalam
HTP juga mengatur mengenai ketidakwenangan aparat, apa penyebab aparat tidak
kewenangan tersebut.
Contoh : Wapres Jusuf Kalla membuat Kewapres, namun tidak sah karena
hukum.
Bantul.
berlaku.
C. PENUTUP
Dari makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa sumber kewenangan
badan atau pejabat tata usaha negara yaitu bersumber dari atribusi (atributie), delegasi
ini dapat didelegasikan. Delegasi (delegatie) adalah wewenang yang diperoleh atas
(mandaat) adalah pelimpahan wewenang yang pada umumnya dalam hubungan rutin
antara atasan dengan bawahan, kecuali dilarang secara tegas oleh peraturan
perundang-undangan.
DAFTAR PUSTAKA
Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi
Hak Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana,
Deepublish, Yogyakarta, 2015.
Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik Orang Lain
Dengan Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan Hukum, Volume 1,
Nomor 1, 2019.
Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati, Yasri, Pengaruh
Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan Terhadap Kualitas Pelayanan
Komnas Perempuan Dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel
Mediasi, Jurnal Menara Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi,
Volume 6, Nomor 2, 2020.
Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah, Laxmy Defilah, Nova Sari
Yudistia, Ni Putu Eka, Viona Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief, Prinsip, Mekanisme
Dan Bentuk Pelayanan Informasi Kepada Publik Oleh Direktorat Jenderal Pajak,
Volume 17, No Nomor, 2020.
Muhammad Afif dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of The Islamic
And Constitutional Law Perspective Of The Republic Of Indonesia, Proceeding:
Internasional Conference On Humanity, Law And Sharia (Ichlash), Volume 1, Nomor
2, 2020.