Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Menurut Bagir Manan, wewenang dalam bahasa hukum tidak sama


dengan kekuasaan (macht). Kekuasaan hanya mengambarkan hak untuk
berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum, wewenang sekaligus arti dari
hak dan kewajiban (rehten en plichten). Kewenangan bahkan memiliki
kedudukan penting bagi kajian hukum tata negara dan hukum administrasi,
sehingga F.A.M Stroink dan J. G. Steenbeek menyebutkan sebagai konsep
inti dalam hukum tata negara dan administrasi negara menurut P. Nicolai
kewenangan itu adalah kemampuan untuk melakukan tindakan hukum
tertentu (yaitu tindakan-tindakan yang dimaksudkan dengan menimbulkan
akibat hukum dan mencakup mengenai timbul dan lenyapnya akibat
hukum tertentu). Hak berisi kebebasan untuk melakukan atau tindak
melakukan tindakan tertentu. Sedangkan kewajiban memuat keharusan
untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu.1

Kewenangan terbagi dua yaitu bersifat atributif (original) dan


kewenangan non atributif (non original) namun dalam hal ini penulis
hanya membahas tentang kewenangan non atributif yang merupakan
kewenangan ini diperoleh dari pelimpahan kewenangan dari pihak yang
berwenang kepada pihak yang sebenarnya tidak berwenang. Sebagai
contoh adalah kewenangan wakil bupati untuk melaksanakan tugas-tugas
bupati setelah ada pelimpahan wewenang ataupun seorang gubernur
mengugaskan kepala kantor dinas atau kepala kantor wilayah BPN. Waktu
berakhirnya kewenangan ini adalah permanen atau pasti, bisa ditentukan
dan diketahui akhir berlakunya (insidentil)2

1
Ridwan, HR, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm. 72-73.
2
Moh Mahfud MD,Politik Hukum di Indonesia, Pustaka LP3ES. 1998 , hlm.28
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sumber – sumber wewenang dalam hukum administrasi
negara ?
2. Bagaimana saja perbedaan pelimpahan wewenang atribusi ,
delegasi , mandat ?

C. Tujuan Masalah .
1. Mengerti dan memahami sumber – sumber kewenangan dalam
hukum administrasi negara ?
2. Mengetahui perbedaan pelimpahan wewenang,atribusi,delegasi,
mandat ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sumber Wewenang dalam Hukum administrasi Negara

Tolong di isi

B. perbedaan pelimpahan wewenang atribusi , delegasi , mandat .

Setiap penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan harus memiliki


legitimasi, yaitu kewenangan yang diberikan oleh undang-undang. Dalam
hukum Administrasi, dikenal 3 (tiga) sumber kewenangan, yaitu atribusi,
delegasi, dan mandat.

1. Atribusi

Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh pembuat undang-


undang kepada organ pemerintahan. Berdasarkan Undang-Undang No. 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UU Administrasi
Pemerintahan), Atribusi adalah pemberian Kewenangan kepada Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan oleh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 atau Undang-Undang.
2. Delegasi

Delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ


pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya. Berdasarkan UU
Administrasi Pemerintahan, delegasi adalah pelimpahan Kewenangan dari
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab
dan tanggung gugat beralih sepenuhnya kepada penerima delegasi.
3. Mandat

Mandat terjadi jika organ pemerintahan mengizinkan kewenangannya


dijalankan oleh organ lain atas namanya. Berdasarkan UU Administrasi
Pemerintahan, mandat adalah pelimpahan kewenangan dari Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung
gugat tetap berada pada pemberi mandat.3

Konsekuensi yuridis wewenang yang dimiliki seorang pejabat akan berbeda


apabila wewenang tersebut bersumber dari pelimpahan wewenang (delegasi)
maupun penugasan (mandat). Perbedaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut4:

BENTUK MANDAT DELEGASI


a. Hakikat Penugasan Pelimpahan Wewenang

b. Prosedur Pelimpahan Dalam hubungan rutin Dari suatu organ


atasan bawahan, hal biasa pemerintahan kepada organ
kecuali dilarang tegas. lain: dengan peraturan
perundang-undangan.

c. Tanggung Jawab Jabatan Tetap pada pemberi mandat Tanggung jawab jabatan
dan Tanggung Jawab dan tanggung gugat beralih
Gugat kepada delegataris

3
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT. Raja Grafindo Persada, 2006,19-21.

4
Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai