Anda di halaman 1dari 3

KEWENANGAN PEJABAT PEMERINTAHAN DALAM HUKUM ADMINISTRASI

NEGARA

Oleh: Diky Pranata Kusuma


(Analis Kebijakan Ahli Pertama Kanwil Kemenag Provinsi Jambi)

A. KONSEP KEWENANGAN
Negara merupakan sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki
kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan
masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kewenangan dalam Hukum Administrasi
Negara adalah Kekuasaan menggunakan sumberdaya untuk mencapai tujuan
organisasi dan secara umum tugas di definisikan sebagai kewajiban atau suatu
pekerjaan yg harus dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya. Penggerak
organisasi negara itu sendiri adalah pejabat pemerintahan.

B. PEMBAGIAN KEWENANGAN
Setiap penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan harus memiliki legitimasi.
Dalam hukum Administrasi, dikenal 3 (tiga) sumber kewenangan, yaitu atribusi,
delegasi, dan mandat.
1. Atribusi (Attribute: toekenning van een bestuursbevoegheid door een wetgever
aan een bestuursorgaan) adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh
pembuat undang-undang kepada organ pemerintahan. Berdasarkan Undang-
Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan ( selanjutnya
disebut UU Administrasi Pemerintahan), Atribusi adalah pemberian Kewenangan
kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau Undang-Undang;
2. Delegasi (Delegatie: overdracht van een bevoegheid van het ene
bestuursorgaan aan een ander) adalah pelimpahan wewenang pemerintahan
dari satu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya. Berdasarkan
UU Administrasi Pemerintahan, delegasi adalah pelimpahan Kewenangan dari
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung
gugat beralih sepenuhnya kepada penerima delegasi;
3. Mandat (Mandaat: een bestuursorgan laat zijn bevoegheid names hem
uitoefenen door een ande) terjadi jika organ pemerintahan mengizinkan
kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya. Berdasarkan UU
Administrasi Pemerintahan, mandat adalah pelimpahan kewenangan dari Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung
gugat tetap berada pada pemberi mandat.

C. KONSEKUENSI YURIDIS KEWENANGAN


Konsekuensi yuridis kewenangan yang dimiliki seorang pejabat akan berbeda
apabila kewenangan bersumber dari pelimpahan wewenang (delegasi) maupun
penugasan (mandat). Perbedaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
No Bentuk Mandat Delegasi
1. Hakikat Penugasan Pelimpahan Wewenang
2. Prosedur Pelimpahan Dalam hubungan Dari suatu organ
rutin atasan pemerintahan kepada
bawahan, hal biasa organ lain: dengan
kecuali dilarang peraturan perundang-
tegas undangan.
3. Tanggung Jawab Jabatan Tetap pada pemberi Tanggung jawab
dan Tanggung Jawab mandat jabatan dan tanggung
Gugat gugat beralih kepada
delegataris
4. Tanggung jawab pribadi Menjadi Menjadi tanggungjawab
karena maladministrasi tanggungjawab pelaku
(antara lain melawan pelaku (tidak ada
hukum, penyalahgunaan vicarious libility,
wewenang, gratifikasi dll) tidak ada superior
respondeat)
5. Kemungkinan si pemberi Setiap saat dapat Tidak dapat
menggunakan wewenang menggunakan menggunakan
lagi sendiri wewenang wewenang itu lagi
itu kecuali setelah ada
pencabutan dengan
beregang pada asas
“contarius actus”
6. Tata Naskah Dinas a.n., u.b., a.p. Tanpa a.n. dll
(langsung)
D. PENUTUP
Pejabat pemerintahan dalam menjalankan kekuasaan telah melekat di dalamnya
kewenangan, inilah yang menjadi dasar bagi pejabat pemerintahan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam membuat suatu keputusan
baik yang bersifat normatif maupun regulatif.
E. REFERENSI
a. Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
b. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234).
c. Republik Indonesia, Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).
d. Ridwan HR. 2011. Hukum Administrasi Negara. Cetakan Ke-7. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
e. Ridwan. 2009. Tiga Dimensi Hukum Administrasi Dan Peradilan Administrasi.
FH UII Press, Yogyakarta.
f. Muchsan. 2007. Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah
dan PeradilanTata Usaha Negara. Cetakan Ke-4. Liberty, Yogyakarta.
g. Irfan Fachruddin. 2004. Pengawasan Peradilan Administrasi Terhadap Tindakan
Pemerintah. Alumni, Bandung.
h. Jimly Asshiddiqie. 2007. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca
Reformasi. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
i. Abdul Latif. Hukum dan Peraturan Kebijaksanaan (Beleidsregel) Pada
Pemerintahan Daerah. UII Press.

Anda mungkin juga menyukai