Disusun Oleh:
FAKULTAS SYARIAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Hukum
Perusahaan membuat makalah yang berjudul “CV” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Hukum Perusahaan yang di bimbing oleh Bapak Fajrul
Mumtaz Kurniawan S.H., M.H. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi pembaca dan juga bagi penulis tentang CV.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 02
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis menarik enam
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian CV?
2. Bagaimana dasar hukum CV?
3. Bagaimana pendirian CV?
4. Apa saja macam sekutu dalam CV?
5. Bagaimana berakhirnya CV?
6. Apa saja persamaan dan perbedaan Firma dan CV?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang pengertian CV
2. Untuk mengetahui dasar hukum CV
3. Untuk mengetahui pendirian CV
4. Untuk mengetahui macam sekutu dalam CV
5. Untuk mengetahui berakhirnya CV
6. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan firma dan CV
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian CV
1
Normin S. Pakpahan (Penyunting), Kamus Hukum Ekonomi Elips, Edisi Pertama, Cetakan 2, (Jakarta: ELIPS, 2000),
hlm. 104.
3
3. Purwosutjipto mengatakan:Pada dasarnya persekutuan komanditer
adalah persekutuan firma yang memiliki satu atau beberapa orang
sekutu komanditer. Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya
menyerahkan uang, barang atau tenaga sebagai pemasukan pada
persekutuan, sedangkan ia tidak turut campur dalam pengurusan atau
penguasaan dalam persekutuan.2
4. Jamal Wiwoho mendefenisikan CV adalah suatu persekutuan dimana
satu atau beberapa orang sekutu memercayakan uang atau barang
kepada satu atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan yang
bertindak sebagai pimpinan. 3
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan CV adalah
perusahaan pelepas uang yang para sekutunya terdiri dari sekutu aktif dan
sekutu pasif, dimana sekutu pasif hanya menanamkan modalnya dan tidak
ikut mengurusi atau menjalankan perusahaan serta akan mendapat
keuntungan dari modal yang ia tanamkan, dan akan menanggung kerugian
apabila perusahaan mengalami kerugian sebesar modal yang ia tanamkan.
B. Dasar Hukum CV
2
Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2 Bentuk-bentuk Perusahaan, Cetakan Keenam, (Jakarta:
Djmbatan, 1991), hlm. 73. Abdulkadir Muhammad, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 1991), hlm. 62.
3
Jamal Wiwoho, Pengantar Hukum Bisnis, (Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2007), hlm. 45.
4
20. Dengan tak mengurangi kekecualian tersebut dalam ayat kedua
pasal 30, nama pesero pelepas-uang tidak boleh dipakai dalam firma.
Pesero yang belakangan ini tak diperbolehkan melakukan perbuatan-
perbuatan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan perseroan, biar
kiranya di dikuasakan untuk itu sekalipun. Ia tidak usah pikul kerugian
yang lebih dari pada jumlah uang yang telah atau harus dimasukkan
olehnya sebagai modal dalam perseroan, pula tak usah mengembalikan
segala keuntungan yang telah dinikmatinya.
21. Tiap-tiap pesero-pelepas uang yang melanggar ketentuan-ketentuan
ayat kesatu atau kedua dari pasal yang lalu adalah secara tanggung-
menanggung bertanggung-jawab untuk seluruhnya atas segala utang
dan segala perikatan dari perseroan.
22. Tiap-tiap perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik, akan
tetapi ketiadaan akta yang demikian tidak dapat dikemukakan untuk
merugikan pihak ketiga.
23. Para pesero firma diharuskan mendaftarkan atas tersebut dalam
register yang disediakan untuk itu dikepaniteraan Pengadilan Negeri
yang dalam daerah- hukumnya perseroan mereka bertempat kedudukan.
24. Dalam pada itu para pesero firma diperbolehkan untuk hanya
mendaftarkan petikannya saja dari akta itu, dalam bentuk otentik.
25. Setiap orang diperbolehkan memeriksa akan isi akta atau
petikannya yang telah didaftarkannya itu dan atas biaya sendiri
memperoleh salinannya.
2. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 95
Tahun 2015 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia;
3. Peraturan Menteri Huum dan HAM RI Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Pendaftaran Persekutuan Komanditer, Persekutuan Firma dan
Persekutuan Perdata;
4. Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;
5
5. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 76 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaran Pendaftaran Perusahaan;
6. Surat Edaran Nomor: 2/SE-HT.02.01/VI/2019 tentang Pemberian Hak
Guna Bangunan Untuk Persekutuan Komanditer. 4
C. Pendirian CV
4
Intan Khoirun Nisa’, S.H. dkk, PROSEDUR PENDIRIAN CV (PERSEKUTUAN KOMANDITER)”,( Malang: Fakultas
1. Perusahaan didirikan oleh minimal dua orang dan dibagi menjadi sekutu aktif
dan sekutu pasif
2. Akta dari notaris yang dituliskan dalam Bahasa Indonesia
3. Pendiri CV harus warga negara Indonesia (WNI)
4. Kepemilikan bisnis 100% dimiliki oleh pebisnis WNI. Adanya kontribusi
WNA tidak diperbolehkan
a. Sekutu komplementer adalah sekutu aktif yang juga disebut sekutu pengurus
atau sekutu pemelihara yang menjalankan perusahaan serta mengadakan
hubungan hukum dengan pihak ketiga. Ia berperan dalam memberikan ide,
tenaga, dan setiap hal yang berurusan dengan bisnis.
b. Sekutu komanditer adalah sekutu pasif yang tidak berwenang menjalankan
perusahaan, tetapi hanya mempunyai kewajiban memberi pemasukan modal
kepada perusahaan.6 Mereka bertanggung jawab untuk menyediakan modal
kepada sekutu aktif. Sedangkan untuk keuntungan, kedua pihak sekutu secara
bersama-sama akan menetapkan ketentuan pembagian keuntungan.
Dasar hubungan hukum di antara sekutu CV pada dasarnya adalah
hubungan kerja sama untuk mencari dan membagi keuntungan. Hal ini ditetapkan
dalam ketentuan pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
yang menetapkan bahwa persekutuan adalah suatu perjanjian antara dua orang atau
lebih yang mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan,
6
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis: Menata Bisnis Modern di Era Global, (Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 2008), hlm. 44
7
dengan maksud untuk membagi keuntungan yang diperoleh karenanya. 7 Terlepas
dari posisi kedua sekutu tersebut, semua pihak atau pemegang modal pada sebuah
CV memiliki status hukum yang sama. Tujuan setiap aktivitas pada persekutuan
komanditer adalah tercapainya target bersama dengan keterlibatan sesuai posisi
masing-masing.
E.Berakhirnya CV
7
Mulhadi, Hukum Perusahaan: Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), hlm. 62
8
Fina Rizki Utami, Muhammad Syaifuddin, dan Achmad Syarifuddin, Perubahan Status
Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennotschaap/CV) Menjadi Perseroan Terbatas (PT),
Repetorium, Vol. 7:2, 2018, hlm, 166.
8
4. Apabila salah satu pihak meninggal atau dibawah pengampuan atau
dinyatakan pailit.
Dalam hal ini CV masih dapat dijalankan atau tidak berakhir apabila dalam
perjanjian tertulis bahwa CV akan tetap berjalan dengan sekutu yang ada
atau ahli waris dari pihak yang meninggal tersebut.
Sedangkan dalam Pasal 31 KUHD “ Pembubaran perseroan firma sebelum
waktu yang ditentukan dalam perjanjian, atau terjadi karena adanya
pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu setelah habis waktu
yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan dalam
perjanjian yang asli yang berhubungan baik dengan pihak ketiga, diadakan
juga dengan akta otentik, dan berlaku ketentuan – ketentuan pendaftaran dan
pengumuman dalam surat kabar resmi seperti telah disebut.
Dalam pasal tersebut terdapat beberapa pion yang menjadi alasan dapat
dibubarkannya persekutuan komonditer yaitu:
1. Nama Perusahaan
Sesuai pengertiannya, nama Firma harus dibentuk dari satu nama bersama.
Misalnya, menggunakan nama salah satu sekutu, “Assegaf Lawfirm”. Atau bisa
9
juga pakai kumpulan nama sekutu seperti “Firma Hukum Ashanty” sebagai
singkatan dari Ahmad, Shania, dan Tya.
Bisa juga mencantumkan unit usaha yang digeluti, misalnya “Firma Arsitek
Consulting” dan sejenisnya. Beda halnya dengan Firma, penamaan CV dibebaskan
kepada pendirinya. Baik Firma maupun CV, harus mematuhi syarat penamaan
usaha sesuai aturan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), yaitu:
5. Tidak terdiri dari angka atau rangkaian angka dan huruf atau rangkaian
huruf yang tidak membentuk kata
2. Kepengurusan
Dalam CV, terdapat dua peran yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif. Untuk
kepengurusan, hanya sekutu aktif yang bertanggung jawab atas berjalannya
perusahaan. Sedangkan sekutu pasif hanya bertanggung jawab atas modal saja.
Sementara dalam Firma, peran yang diakui hanyalah satu, yaitu sekutu aktif
sehingga setiap sekutu dapat menjalankan kepengurusan dan bertindak atas nama
Firma. Kecuali jika terdapat aturan tertulis dalam Anggaran Dasar Firmas bahwa
sekutu tertentu tidak berwenang dalam kepengurusan.
3. Tanggung Jawab
Mengingat CV memiliki dua peran berbeda, maka tanggung jawabnya juga
berbeda. Dalam CV, tanggung jawab sekutu pasif hanya sebatas modal yang
ditanamnya saja, sehingga ketika ada kewajiban ke pihak ketiga sekutu pasif tidak
terlibat. Tanggung jawab CV sepenuhnya berada di tangan sekutu aktif.
10
Sedangkan dalam Firma, setiap sekutu memiliki kewenangan dan tanggung jawab
untuk menjalankan perusahaan. Ini artinya, masing-masing sekutu akan terikat
dengan setiap perbuatan atau perjanjian yang dilakukan sekutu lain. Misalnya,
seorang sekutu memiliki perjanjian utang dengan sebuah bank atas nama Firma,
maka semua sekutu Firma terikat dan bertanggung jawab terhadap utang tersebut.
4. Jenis Usaha
Salah satu perbedaan paling kentara antara CV dan Firma adalah contoh usahanya.
Umumnya, usaha jenis Firma dilakukan oleh perusahaan di bidang jasa konsultasi
atau kegiatan profesi. Contohnya, Firma Hukum, Firma Akuntan Publik, Firma
Advokat, dan sejenisnya.
Meski memiliki beberapa perbedaan, CV dan Firma juga punya banyak kesamaan.
Di antarannya:
2. Dasar hukum
Tidak ada perbedaan modal antara CV dan Firma, alias modal minimum
keduanya disesuaikan kesepakatan pendiri. Selain itu, karena bentuknya
persekutuan perdata, maka setiap sekutu wajib menyetor modal.
11
4. Pendaftaran usaha
9
https://dailysocial.id/post/perbedaan-cv-dan-firma
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
Perbedaan Firma dan CV yaitu meliputi nama perusahaan, kepengurusan,
tanggung jawab, dan jenis usaha
Persamaan CV dan Firma yaitu baik CV maupun Firma merupakan
persekutuan perdata atau bidang usaha tidak berbadan hukum, dasar hukum,
modal pendirian usaha, pendaftaran usaha.
B. Saran
Makalah yang telah kami buat ini merupakan penambahan pengetahuan mengenai
CV. Kami mengharapkan kepada para pembaca yang menyempatkan diri untuk
mendiskusikan materi ini secara bersama agar segala kekurangan dan kesalahan
yang terdapat dalam makalah ini menjadi baik dan sempurna.
14
DAFTAR PUSTAKA
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis: Menata Bisnis Modern di Era Global,
(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2008), hlm. 44
15