Anda di halaman 1dari 36

FIRMA (FA)

Anggota Kelompok :
1. Asha Nilasari 12020117130115
2. Puji Lestari 12020117120009
3. Putri Maulydia 12020117130076
4. Annisa Jasmine 12020117140128
5. Annisa Rahma S 12020117140149
6. Dhea Andaresta 12020117140136
7. Jihan Sabilillah 12020117140153
8. Dixie Pualam Annisa 12020117120032
9. Alief Sukmawati 12020117120019
Pengertian Firma
Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah:
perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut
Fa, adalah sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua
orang atau lebih (disebut Firmant) dengan memakai nama bersama atau satu
nama yang digunakan bersama untuk memperluas usahanya. Menurut
Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk
menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa
orang yang bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan. Nama
perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah seorang sekutu.
Pengertian Firma Menurut Para Ahli
Slagter

Undang-Undang Hukum Dagang RI

Wery

Willem Molengraaff

Salim HS dan Budi Sutrisno


Tujuan dari firma
• Memperluas usaha, seseorang bergabung menjadi anggota perusahaan untuk
memperluas jenis usaha serta pangsa pasar dari perusahaan tersebut.
• Menambah modal usaha, gabungan dari beberapa orang pemilik modal tentu
akan menambah jumlah modal usaha dari perusahaan. Modal yang besar
akan lebih mudah membawa perusahaan menjadi perusahaan yang cepat
tumbuh dan memiliki cabang dibebagai tempat
• Menjalankan bisnis bersama-sama, anggota perusahaan dapat menjalankan
bisnis bersama-sama. Tentu saja sumber daya yang dimiliki semakin besar,
baik dari sumber daya manusia atau faktor lainnya.
15%

20%
DASAR HUKUM
FIRMA
DASAR HUKUM FIRMA

“ Firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di muka


notaris. Akta Pendirian Firma harus didaftarkan di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta pendirian
harus diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita
Negara. Tetapi karena Firma bukan merupakan badan hukum,
maka akta pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari
Departemen Kehakiman RI.
DASAR Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau
disebut juga perseroan komanditer, didirikan antara seseorang

HUKUM Pasal
19
atau antara beberapa orang persero yang bertanggung jawab
secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang
atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang. Suatu perseroan dapat
sekaligus berwujud perseroan firma terhadap persero-persero
firma di dalamnya dan perseroan komanditer terhadap pemberi
pinjaman uang.

Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal


Pasal 30 alinea kedua, maka nama persero komanditer tidak boleh
20
digunakan dalam firma. Persero ini tidak boleh melakukan
tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan perseroan
tersebut, biar berdasarkan pemberian kuasa sekalipun.

Persero komanditer yang melanggar ketentuan-ketentuan alinea


Pasal pertama atau alinea kedua dari pasal yang lain, bertanggung
21 jawab secara tanggung renteng untuk seluruhnya terhadap semua
utang dan perikatan perseroan itu.
DASAR Perseroan-perseroan firma harus didirikan dengan
HUKUM Pasal
22
akta otentik, tanpa adanya kemungkinan untuk
disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu tidak
ada.

Para persero firma diwajibkan untuk mendaftarkan


akta itu dalam register yang disediakan untuk itu pada
Pasal
23 kepaniteraan raad van justitie (pengadilan negeri)
daerah hukum tempat kedudukan perseroan itu.

Akan tetapi para persero firma diperkenankan untuk


Pasal
24
hanya mendaftarkan petikannya saja dari akta itu
dalam bentuk otentik.
DASAR
Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya
HUKUM Pasal
25 yang terdaftar, dan dapat memperoleh salinannya atas
biaya sendiri.

Petikan yang disebut dalam pasal 24 harus memuat:


nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma;
pernyataan firmanya dengan menunjukkan apakah perseroan itu umum,
ataukah terbatas pada suatu cabang khusus dari perusahaan tertentu, dan
Pasal dalam hal terakhir, dengan menunjukkan cabang khusus itu;
26 penunjukan para persero, yang tidak diperkenankan bertandatangan atas
nama firma;
saat mulai berlakunya perseroan dan saat berakhirnya;
dan selanjutnya, pada umumnya, bagian-bagian dari perjanjiannya yang
harus dipakai untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para
persero

Pendaftarannya harus diberi tanggal dari hari pada


Pasal
27 waktu akta atau petikannya itu dibawa kepada
panitera.
DASAR Di samping itu para persero wajib untuk
mengumumkan petikan aktanya dalam surat kabar
HUKUM Pasal
28
resmi sesuai dengan ketentuan pasal 26.

Selama pendaftaran dan pengumuman belum terjadi, maka


perseroan firma itu terhadap pihak ketiga dianggap sebagai
perseroan umum untuk segala urusan, dianggap didirikan untuk
waktu yang tidak ditentukan dan dianggap tiada seorang persero
pun yang dilarang melakukan hak untuk bertindak dan bertanda
tangan untuk firma itu. Dalam hal adanya perbedaan antara yang
Pasal
29
didaftarkan dan yang diumumkan, maka terhadap pihak ketiga
berlaku ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan pasal yang
lalu yang dicantumkan dalam surat kabar resmi.

Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang
atau lebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan
dengan tegas oleh bekas persero yang namanya disebut di situ, atau bila dalam
hal adanya kematian, para ahli warisnya tidak menentangnya, dan dalam hal itu
untuk membuktikannya harus dibuat akta, dan mendaftarkannya dan
Pasal mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan dengan cara yang
30 ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan ancaman hukuman yang
tercantum dalam pasal 29. Ketentuan pasal 20 alinea pertama tidak berlaku,
jikalau persero yang mengundurkan diri sebagai persero firma menjadi persero
komanditer.
Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam

DASAR
perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan
waktu setelah habis waktu yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang
diadakan dalam perjanjian yang asli yang berhubungan dengan pihak ketiga,

HUKUM Pasal
31
diadakan juga dengan akta otentik, dan terhadap ini berlaku ketentuan-ketentuan
pendaftaran dan pengumuman dalam surat kabar resmi seperti telah disebut.
Kelalaian dalam hal itu mengakibatkan, bahwa pembubaran, pelepasan diri,
penghentian atau perubahan itu tidak berlaku terhadap pihak ketiga. Terhadap
kelalaian mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan waktu
perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29.

Pada pembubaran perseroan, para persero yang tadinya mempunyai hak


mengurus harus membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas
nama firma itu juga, kecuali bila dalam perjanjiannya ditentukan lain ,
Pasal atau seluruh persero (tidak termasuk para persero komanditer)
32
mengangkat seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang
demi seorang dengan suara terbanyak. Jika pemungutan suara macet,
raad van justitie mengambil keputusan sedemikian yang menurut
pendapatnya paling layak untuk kepentingan perseroan yang dibubarkan
itu.

Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk


membayar utang-utang yang telah dapat ditagih, maka mereka yang
Pasal
33 bertugas untuk membereskan keperluan itu dapat menagih uang yang
seharusnya akan dimasukkan dalam perseroan oleh tiap-tiap persero
menurut bagiannya masing-masing.
DASAR
Uang yang selama pemberesan dapat dikeluarkan dari
HUKUM Pasal
34 kas perseroan, harus dibagikan sementara.

Setelah pemberesan dan pembagian itu, bila tidak ada


perjanjian yang menentukan lain, maka buku-buku dan surat-
Pasal
35
surat yang dulu menjadi milik perseroan yang dibubarkan itu
tetap ada pada persero yang terpilih dengan suara terbanyak
atau yang ditunjuk oleh raad van justitie karena macetnya
pemungutan suara, dengan tidak mengurangi kebebasan para
ersero atau para penerima hak untuk melihatnya.
Ciri-Ciri dan Sifat Firma
1. Para sekutu aktif di dalam mengelola sebuah perusahaan
Ciri-Ciri 2. Tanggung jawab yang tidak terbatas atas semua resiko yang
terjadi
Firma 3. Akan selesai jika salah satu anggota mengundurkan diri dari
anggota atau meninggal dunia.
4. Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan sudah
saling mempercayai satu sama lain sebelumnya.
5. Perjanjian sebuah firma bisa dilakukan dihadapan notaris
6. Dalam sebuah kegiatan usaha selalu memakai nama bersama
7. Setiap anggota bisa melakukan suatu perjanjian dengan pihak
lain.
8. Adanya suatu tanggungjawab dalam resiko kerugian yang
tidak terbatas.
9. Jika terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib
untuk melunasi dengan harta pribadi.
10.Setiap anggota firma mempunyai hak untuk menjadi
pemimpin.
11.Seorang anggota tidak berhak memasukkan seorang anggota
baru tanpa seizin dari anggota yang lainnya.
12.Keanggotaan firma sangat melekat dan berlaku seumur hidup.
13.Seorang anggota memiliki hak untuk membubarkan firma.
14.Mudah dalam mendapatkan kredit usaha
Mutual Agency (saling mewakili)
Karakteristik Setiap anggota dalam menjalankan usaha merupakan
Firma wakil dari anggota firma yang lain

(Drebin 1982) Limited Life ( Hidup Terbatas)


Jika ada anggota yang keluar firma tersebut dinyatakan
bubar secara hukum

Unlimited Liability (Tanggung jawab kewajiban tak


terbatas)
Tanggung jawab hutang tidak terbatas pada kekayaan
firma saja tetapi juga harta milik anggota pribadi firma.

Ownership of an Interest in Partnership


Kekayaan setiap anggota sudah ditanamkan dalam firma
merupakan kekayaan bersama dan tidak dapat dipisahkan
secara jelas.

Prticipating in Partnership Profit


Laba atau rugi hasil operasi firma akan dibagikan setiap
anggota berdasarkan partisipasi para anggota didalam
firma
1. Keagenan tau Perwakilan Bersama
Sifat 2. Umur terbatas
3. Dalam tanggung jawab tak terbatas
Firma 4.
5.
Pemilikan kepentingan
Partisipasi (keikutsertaan) dalam sebuah persekutuan firma
6. Bentuk firma ini sudah digunakan baik untuk suatu kegiatan
usaha berskala besar ataupun kecil
7. Bisa berupa perusahaan kecil yang menjual sebuah barang
pada satu lokasi, atau suatu perusahaan besar yang memiliki
cabang atau kantor di banyak lokasi;
8. Masing-masing sekutu menjadi suatu agen atau wakil dari
persekutuan firma untuk sebuah tujuan usahanya
9. Pembubaran persekutuan firma akan tercipta bila terdapat
salah satu anggota mengundurkan diri atau meninggal;
10. Tanggung jawab seorang anggota tidak terbatas pada jumlah
investasinya;
11. Harta benda yang diinvestasikan dalam suatu persekutuan
firma tidak lagi dipunyai secara terpisah oleh masing-masing
sekutu;
12. Masing-masing sekutu berhak mendapatkan pembagian laba
persekutuan firma.
Cara Pendirian dan
Pembubaran Firma
Cara Tata cara pendirian firma diatur dalam pasal

Pendirian
22 sampai pasal 29 KUHD. Dimana tiap-tiap
persekutuam firma harus didirikan dengan
akta autentik (Pasal 22 KUHD), kemudia akta

Firma
tersebut harus didaftarkan kepada
Kepaniteraan Pengadilan Negeri dalam daerah
hukum firma itu berkedudukan (Pasal 23
KUHD).
Isi Akta Pendirian Firma

Menurut Pasal 25 KUHD,

 Saat mulai berlakunya dan


berakhirnya persekutuan.

Pertama
 Nama, pekerjaan , dan tempat
tinggal para sekutu firma.

Keempat

Kedua
 Penunjukam para sekutu yang tidak
diperkenankan bertanda tangan atas

Ketiga
nama firma.
 Pernyataan firma yang menunjukkan
apakah persukutuan firma itu umum
ataukah terbatas
Proses Pembubaran
Firma
Pasal 1646 KUHP menyebutkan bahwa ada 5 hal yang
menyebabkan firma berakhir (bubar), yaitu

a) Jangka waktu Firma telah berakhir sesuai yang telah


ditentu- kan dalam akta pendirian;
b) Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang
dijalan- kan persekutuan Firma;
c) Adanya pengunduran diri dari sekutunya atau
pemberhentian sekutunya;
d) Salah seorang sekutu meninggal dunia atau berada di
bawah pengampuan atau dinyatakan pailit.
e) Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang
sekutu;
Kelebihan dan Kekurangan dari Firma

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
1. Badan usaha firma merupakan persekutuan
antara 2 orang maupun lebih. Modal yang
dimiliki oleh badan usaha firma jumlahnya
lebih banyak dibandingkan dengan usaha
perseorangan. 
2. Firma memiliki struktur organisasi yang
jelas & dilindungi oleh badan hukum di
Kelebihan dari Indonesia.
3. Untuk mendirikan badan usaha firma tidak
Firma diperlukan akta, sehingga pendirian badan
usaha lebih mudah dilakukan.
4. Lebih mudah memperoleh modal dan
pinjaman modal.
5. Keberadaan badan usaha lebih terjamin
karena firma telah diatur di dalam undang-
undang.
Kekurangan dari Firma

1. Mudah dibubarkan atas 3. Tidak dipisahkan antara harta


permintaan dari satu pihak. properti pribadi dan harta properti
perusahaan.

2. Kerugian ditanggung oleh 4. Harus mendapatkan persetujuan


pemilik firma. bersama saat akan membuat keputusan.
Sekutu
Sekutu

Sekutu Komplementer atau Firmant


Sekutu komplementer menjalankan perusahaan dan mengadakan hubungan
hukum dengan pihak ketiga sehingga bertanggung jawab pribadi untuk
keseluruhan.

Pasal 17 KUHD
“Tiap-tiap persero kecuali yang tidak diperkenankan, mempunyai
wewenang untuk bertindak, mengeluarkan dan menerima uang atas nama
perseroan, dan mengikat perseroan kepada pihak ketiga, dan pihak ketiga
kepada perseroan. Tindakan-tindakan yang tidak bersangkutan dengan
perseroan, atau yang bagi para persero menurut perjanjian tidak berwenang
untuk mengadakannya, tidak dimasukkan dalam ketentuan ini.”

Pasal 18
“Dalam perseroan firma tiap-tiap persero bertanggung jawab secara tanggung
renteng untuk seluruhnya atas perikatan-perikatan perseroannya.”
Sekutu

Hak dan Tanggung Jawab


Sifat Sekutu Firma
1. Setiap anggota berhak untuk melakukan
1. Para sekutu bertugas untuk pengumuman dan bertindak keluar atas
mengurus perusahaan. nama firma.
2. Para sekutu berhubungan dengan 2. Perjanjian yang dibuat oleh seorang
pihak ketiga. anggota, juga mangikat anggota lainnya.
3. Memiliki tanggung jawab tidak 3. Segala sesuatu yang diperoleh oleh
terbatas. seorang anggota menjadi harta firma.
4. Tiap-tiap anggota secara tanggung
menanggung bertanggung jawab untuk
seluruhnya atas perikatan firma yang
disebut dengan tanggung jawab solider.
Hubungan Hukum dan
Tanggung Jawab
Hubungan Hukum dan Tanggung Jawab

1. Hubungan hukum antara sekutu Firma :


1. Semua sekutu memutuskan dan menetapkan dalam akta sekutu yang
ditunjuk sebagai pengurus Firma.
2. Semua sekutu berhak melihat dan mengontrol pembukuan Firma
(pasal 12 KUHD).
3. Semua sekutu memberikan persetujuan, jika Firma menambah
sekutu baru (ps. 1641 BW).
4. Penggantian kedudukan sekutu diperkenankan, jika diatur dalam
akta pendirian.
5. Seorang sekutu dapat menggugat Firma, apabila ia berposisi sebagai
kreditur Firma dan pemenuhannya disediakan dari kas Firma.
2.  Hubungan Hukum antara sekutu Firma dengan Pihak Ketiga:
1. Sekutu yang telah keluar secara sah, masih dapat dituntut oleh pihak
ketiga atas dasar perjanjian yang belum diselesaikan
pembayarannya.
2. Setiap sekutu berwenang mengadakan perikatan dengan pihak
ketiga bagi kepentingan persekutuan, kecuali jika sekutu itu
dikeluarkan dari kewenangannya (pasal 17 KUHD).
3. Setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas semua
perikatan Firma, meskipun dibuat oleh sekutu lain, termasuk karena
perbuatan melawan hukum (ps.18 KUHD)
4. Apabila seorang sekutu menolak penagihan dengan alasan Firma
tidak ada (karena tidak ada akta pendirian), maka pihak ketiga itu
dapat membuktikan adanya Firma dengan segala macam alat
pembuktian (pasal 22 KUHD).
5. Seorang sekutu dapat menggugat Firma, apabila ia berposisi sebagai
kreditur Firma dan pemenuhannya disediakan dari kas Firma.
PT Harsco Dana Abadi dan PT Anugerah
Tunas Asia dengan Firma Hukum Ali
Budiarjo Mardjono Reksodiputro (ABNR)

Tahun 2017

Studi
Kasus
PT Harsco Dana Abadi dan PT Anugerah Tunas Asia
menggugat firma hukum terbesar di Indonesia, Ali
Budiardjo Mardjono Reksodiputro (ABNR) beserta
Phillipe Payne yang merupakan “foreign councel”
dan Ricky M. Nasir yang merupakan senior partner.
Isi Gugatan
1. ABNR menjadi konsultan hukum 3
klien : PT Harsco Dana Abadi, PT
Anugerah Tunas Asia, dan pihak
Noble Group untuk merancang
skema “joint venture” yang ditangani
oleh Phillipe Payne yang bernama
“Harris Project”.
2. ABNR bersikap tidak netral karena
tanpa sepengetahuan PT Harsco Abadi dan
PT Anugerah Tunas Asia, ternyata pihak
Noble Group meminta kepada Phillipe
Payne agar ABNR tetap memihak Noble
Group. Dan pihak ABNR tetap melakukan
penagihan atas fee jasa hukum terkait
pembuatan joint venture tersebut.

3. Padahal joint venture tersebut


dirancang oleh ABNR bahkan ABNR
telah membuat sirkuler RUPS sehingga
PT Harsco Dana Abadi dan PT Anugerah
Tunas Asia menyerahkan saham milik
mereka di PT Harsco Mineral dari semula
masing-masing 50% pemegang saham
diubah oleh ABNR menjadi perusahaan
joint venture memegang 99.98% dan PT
Anugerah Tunas Asia 0.02% di PT Harsco
Mineral.
Awal Permasalahan

Kedua

Tindakan ABNR pada Oktober


2014 tiba-tiba
mengirimkan surat kepada
kontraktor memberitahukan
joint venture belum terlaksana

PT. Harsco Dana Abadi menemukan


tagihan Salah satu klien mengirimkan
jasa hukum yang ditagihkan kepada surat kepada PT Harsco
perusahaan JV yang dikelola oleh Noble Dana Abadi dan PT
Group untuk jasa hukum konsultasi Anugerah Tunas Asia
pengakhiran "harris project" tanpa menyatakan perjanjian joint
pernah mengikutsertakan PT Harsco venture batal
Dana Abadi dan PT Anugerah Tunas Ketiga
Asia.
Pertama
Sikap ABNR ini sangat mengejutkan karena bertindak untuk salah satu
klien menghadapi kliennya lain dalam project harris, ternyata tindakan
ABNR yang berpihak ini merupakan pengkhianatan kepada PT Harsco
Dana Abadi dan PT Anugerah Tunas Asia sebab tanpa sepengetahuan
mereka ternyata sejak 3 Juni 2014 ABNR telah memberikan konsultasi
untuk mengakhiri project haris yang semua skemanya dirancang dan
direalisasikan oleh ABNR sendiri.

Pengkhianatan ini telah dilaporkan kepada dewan kode etik PERADI dan
Phillipe Payne telah dinyatakan melanggar kode etik.
Penyelesaian Kasus
1.Gugatan dianggap tidak memenuhi syarat formil, oleh karena itu
gugatan dikualifikasi mengandung cacat formil.

2.Akibat lebih lanjut, gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima.

Karena suatu gugatan mengandung cacat formil, maka artinya gugatan


tersebut tidak dilanjuti oleh hakim untuk diperiksa dan diadili sehingga
tidak ada objek gugatan dalam putusan untuk dieksekusi.
Analisis Kasus
Berdasarkan Studi Kasus di atas, firma hukum ABNR telah salah memberikan
pertimbangan hukum yang diminta terkait sebuah perjanjian bisnis. Hubungan hukum
antara klien dan advokat adalah hubungan yang berdasarkan suatu perjanjian.
Sehingga klien tidak dapat meminta tanggung jawab advokat atas suatu legal opinion.

Hubungan hukum yang terjadi dalam pemberian jasa hukum terlahir melalui dua
perikatan, yakni perjanjian jasa hukum dan perjanjian kuasa. Dalam hal
pertanggungjawaban, klien tidak dapat meminta tanggung jawab advokat atas suatu
legal opinion. Namun, dalam hal advokat wanprestasi atau melakukan perbuatan
melawan hukum memungkinkan dapat dilakukannya penuntutan terhadap advokat
tersebut yang lalai atas kewajibannya, baik dituntut secara kode etik maupun secara
perdata apabila dengan perbuatannya itu menimbulkan kerugian bagi klien.
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai