Anda di halaman 1dari 10

Pengendalian Konflik

Konsoliasi
Konsoliasi >> usaha mempertemukan
dua pihak yang berkonflik dengan tujuan
untuk menemukan kesepakatan kedua
belah pihak.
Konsoliasi >> dilakukan oleh lembaga
tertentu di masyarakat. Lembaga
tersebut haruslah dari 
jenis lembaga sosial. Adapun lembaga tsb
harus berfungsi efektif dalam mencegah
konflik.
Mediasi
Mediasi >> usaha yang tidak dilakukan oleh dua
pihak yang bertikai. Kedua pihak biasanya meminta
seseorang yang disebut sebagai mediator.
Mediator >> bersikap netral, bertugas
mempertemukan serta memberi masukan yang
tidak mengikat kepada kedua pihak, sehingga kedua
belah pihak mempunyai wewenang untuk
mengambil/tidak masukan dari mediator.
Mediasi terkadang bisa mengendalikan bahkan
menyelesaikan konflik antara kedua pihak, karena
mediasi dapat mencegah tindak irasional yang
mungkin  dilakukan oleh kedua pihak.
Contoh : Penyelesaian konflik antara suami istri
dengan orang tua sebagai penengah dan pemberi
saran adalah contoh dari mediasi.
Arbitrasi

Arbitrasi >> bentuk pengendalian konflik


sosial yang menggunakan jasa orang ketiga.
Beda dgn Mediasi, pihak ketiga memberikan
keputusan yang mengikat untuk kedua pihak
yang berkonflik. Bentuk pengendalian ini
sekilas mirip konsoliasi.
Bedanya, konsoliasi digunakan untuk konflik
sosial antar kelompok, sedangkan arbitrasi
dilakukan untuk konflik sosial antar individu.
Kompromi
Kompromi >> pengendalian konflik
sosial dimana kedua pihak
menyelesaikan permasalahannya
secara langsung dengan mengurangi
tuntutan masing-masing.
Pihak ketiga tidak dibutuhkan dalam
pengendalian konflik ini. Hanya
kesadaran untuk berdamai antar
kedua pihak yang menjadi kunci
adanya kompromi.
Toleransi >> bentuk pengendalian
konflik yang terjadi atas kesadaran
kedua belah pihak yang berkonflik.
Berbeda dengan kompromi,
toleransi dilakukan dengan cara
kedua belah pihak tetap
memegang kepercayaannya
masing-masing namun tetap saling
menghormati satu sama lain.
Salah satu cara >> tidak mengusik
pihak lain yang berbeda.
Toleransi diantara dua pihak yang
Toleransi berbeda tersebut merupakan
bagian dari contoh hidup rukun.
Ajudikasi
Bila konflik sosial mesti diselesaikan
secara hukum, ajudikasi bisa dilakukan.
Proses ajudikasi >> dilakukan dengan cara
kedua belah pihak yang berkonflik
mengadukan masalah ke pengadilan dan
kemudian masalah diselesaikan secara
hukum.
Kasus sengketa tanah dan kasus
perceraian merupakan konflik sosial yang
bisa dikendalikan dengan cara ajudikasi.
Segegrasi
Segegrasi >> pengendalian konflik dengan
cara salah satu pihak menghindar dari pihak
lain agar tidak berkonflik.
Pihak tersebut mesti menghindar atau pergi
ke tempat yang jauh dari konflik atau pihak
yang berkonflik.
Tindakan ini mesti dilakukan dengan
kesadaran penuh oleh pihak tersebut. Tak
hanya satu pihak, segegrasi pun bisa dilakukan
kedua pihak sekaligus dengan cara
menghindari satu sama lain.
Konversi
Konversi >> pengendalian konflik dengan cara satu
pihak memutuskan untuk mengalah dan mengakui
pihak lain lebih baik darinya.
Kedewasaan dan kesadaran merupakan kunci
terlaksananya pengendalian konflik ini.
Gencatan Senjata
Pengendalian konflik ini dilakukan saat konflik
sosial terjadi dengan menggunakan senjata.
Gencatan senjata >> dilakukan dalam jangka
waktu tertentu atau juga bisa menjadi
kesepakatan kedua pihak untuk tidak bertikai.
Seperti halnya kompromi dan toleransi, proses
gencatan senjata ini bisa dilakukan atas dasar
kesadaran kedua belah pihak yang berkonflik.
Jika tidak bisa, maka bantuan pihak ketiga juga
bisa dilakukan untuk mewujudkan gencatan
senjata.

Anda mungkin juga menyukai