Anda di halaman 1dari 3

TUGAS EKONOMI

(X IPS 1)

Nama Kelompok :
 Erik Oktamius Krisdiantara (09)
 I Gede Darma Yuda Saputra (11)
 Made Intan Rredita Putri Suputra (27)
 Ni Kadek Rainita Putri Pucangan (32)
OJK UNGKAP KASUS TINDAK PIDANA
PERBANKAN DI BPR MAMS BEKASI

Jakarta, 21 Agustus 2018. Otoritas Jasa Keuangan mengungkap kasus


Tindak Pidana Perbankan yang dilakukan Komisaris BPR Multi Artha Mas
Sejahtera berinisial H dengan nilai Rp 6,280 miliar yang digunakan untuk
kepentingan pribadi. Kepala Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan,
Rokhmad Sunanto menjelaskan bahwa pengungkapan kasus ini berawal dari
temuan dalam proses pengawasan yang dilakukan OJK terhadap kegiatan BPR
MAMS yang kemudian ditindaklanjuti oleh Satuan Kerja Penyidikan Sektor
Jasa Keuangan OJK.

Modus operandi yang dilakukan H sebagai Komisaris PT. BPR MAMS


adalah dengan pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam proses laporan,
maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau
rekening suatu bank dan/atau dengan sengaja menyebabkan tidak dilakukannya
pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan maupun dalam dokumen atau
laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening PT. BPR Multi Artha
Mas Sejahtera Bekasi. Sejumlah tindakan penyidikan yang telah dilakukan OJK
terkait kasus ini antara lain: memeriksa 6 orang saksi termasuk pegawai PT.
BPR MAMS Bekasi, 1 orang ahli dari Institut Keuangan Perbankan dan
Informatika Asia (PERBANAS) di Jakarta; memeriksa 1 orang tersangka.

Kemudian menyita barang bukti berupa dokumen kredit dan


kelengkapannya dengan penetapan penyitaan dari Pengadilan Negeri Bekasi;
menyerahkan Berkas Perkara kepada Jaksa Penuntut Umum; menyerahkan
tersangka dan barang bukti kepada Jaksa Penuntut Umum. PT. Bank
Perkreditan Rakyat Multi Artha Mas Sejahtera, yang beralamat di Revo Town
(d/h Bekasi Square Shopping Center) Nomor 78, Pekayon Jaya, Kota Bekasi
telah dicabut izin usahanya oleh OJK sejak 2 tahun lalu, yakni sejak tanggal 26
Agustus 2016.
Berdasarkan permasalahan tersebut,kami dapat menemukan beberapa
tugas dan peranan OJK sebagai lembaga keuangan atau perbankan,yaitu :
-OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan serta non perbankan .
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga
pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
-Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:
1. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
2. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
3. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
4. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
5. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
6. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis
terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
7. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter
pada Lembaga Jasa Keuangan;
8. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
9. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
KESIMPULAN :
Jadi, menurut kami peran dan wewenang OJK berdasarkan kasus ini adalah
melakukan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan Lembaga Keuangan
seperti mengawasi kegiatan BPR Mams Bekasi serta bisa membawa ke proses
hukum akibat ada penyelewengan layaknya modus operandi yang dilakukan H
sebagai Komisaris PT BPR Mams adalah dengan pencatatan palsu dalam
pembukuan. PT BPR Mams diberi sanksi oleh OJK berupa cabut usaha selama
12 tahun sejak 2 tahun yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai