1.Penelitian Ilmiah
1.1 Ilmu Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah (Deduktif,Induktif)
A. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya (Suriasumantri dan Jujun S, 1984).
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan
adalah produk dari epistemologi. Kata ilmu dalam bahasa Arab “ilm” yang berarti
memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu
pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat
berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya (Suriasumantri dan
Jujun S, 1984).
1. Syarat-syarat ilmu
Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah
sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam
yang telah ada lebih dahulu (Suriasumantri dan Jujun S, 1984).
a. Objektif
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya
dari dalam. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran
objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek
penunjang penelitian.
b. Metodis
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Metodis berasal dari
kata Yunani “Metodos” yang berarti cara, jalan. Secara umum metodis
berarti cara tertentu yang digunakan memecahkan masalah.
1
c. Sistematis
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek,
ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan
logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh,
menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat
menyangkut objeknya.
d. Universal
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang
bersifat umum (tidak bersifat tertentu).
B. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu
pengetahuan yang fungsional terhadap masalah tertentu (Kamus Besar Bahasa
Indonesia; PN Balai Pustaka, 1989). Pendekatan ilmiah wujudnya adalah metode
ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan
yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapat lewat metode
ilmiah.
Menurut Checkland (1993), berdasarkan sejarah perkembangan ilmu,
didapatkan tiga karakteristik utama dari pendekatan ilmiah, yaitu:
1. Reductionism
2. Repeatability
3. Refutation
Almack (1939) membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu cara
menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan
kebenaran. Dengan demikian, penelitian pada dasarnya adalah proses penerapan
metode ilmiah tersebut yang hasilnya adalah ilmu (kebenaran).
Untuk mengumpulkan ilmu pengetahuan dapat dilakukan melalui pendekatan
ilmiah seperti berpikir deduktif, induktif, dan reflektif/formatif, serta memahami
proses penyelesaian masalah.
1. Pendekatan Deduktif
Deduktif adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum
ke khusus. Silogisme merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan
seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang baik. Silogisme terdiri dari
tiga pernyataan atau proposisi, yaitu:
2
1. Pernyataan pertama disebut premis mayor yang berisi pernyataan yang
bersifat umum.
2. Pernyataan kedua disebut premis minor, sifatnya lebih khusus daripada
pernyataan pertama.
3. Pernyataan ketiga disebut konklusi yang merupakan kesimpulan.
2. Pendekatan Induktif
Induksi atau induktif adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam
berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-
pengalaman yang ditangkap oleh indra. Karena proses berpikir induksi itu
beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat
dikatakan bahwa induktif beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal
yang abstrak (Saryono, 2008).
Proses berpikir induksi dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Induksi Sempurna
Terjadi apabila kesimpulan diperoleh dari penjumlahan dari kesimpulan
khusus. Proses berpikir induksi terjadi apabila dalam proses berpikir
tersebut menggunakan hasil pengamatan terhadap seluruh kejadian khusus
yang berhubungan dengan satu hal, karena itu disebut induksi sempurna
atau lengkap. Dalam hal ini, proses berpikir berusaha mengidentifikasi
seluruh subjek yang menjadi anggota objek yang diamati secara satu
persatu, kemudian keseluruhan objek itu diidentifikasi pula keumumannya
(kesamaan-kesamaannya dalam sesuatu hal) dan ditarik kesimpulan
umumnya.
2. Induksi Tidak Sempurna
Terjadi apabila kesimpulan diperoleh dari lompatan pernyataan-pernyataan
yang khusus. Hal ini berarti bahwa dasar dari kesimpulan tersebut bukan
penjumlahan dari tiap-tiap subjek yang diamati, melainkan hanya beberapa
subjek saja sebagai sampel (Saryono, 2008).
3
pengetahuan dengan menggunakan akal sehat (common sense), penemuan ilmu
pengetahuan dengan menggunakan intuisi, penemuan ilmu pengetahuan melalui
wahyu, penemuan kebenaran melalui usaha coba-coba (trial and error), dan lain
sebagainya.
Akal sehat (common sense) merupakan konsep atau pandangan umum yang
digunakan oleh manusia secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pada satu sisi
akal sehat memang merupakan suatu kebenaran, tetapi pada sisi yang lain akal sehat
dapat menyesatkan manusia dalam mengambil suatu keputusan.
Wahyu merupakan suatu pengetahuan yang datang secara langsung dari Tuhan,
sama sekali bukan merupakan usaha aktif manusia melalui kegiatan penalaran. Oleh
karena itu, pengetahuan diperoleh melalui wahyu merupakan suatu kebenaran yang
bersifat mutlak.
Intuisi juga dapat digunakan sebagai cara untuk menemukan pengetahuan.
Intuisi merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu melalui bisikan hati
(Arikunto dan Suharsina, 2006).
Usaha non-ilmiah lainnya yang dapat ditempuh dalam upaya mencari
pengetahuan adalah usaha coba-coba yang dikenal dengan istilah trial and error,
yakni serangkaian percobaan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan
menggunakan cara dan materi yang berbeda-beda. Usaha coba-coba (trial and error)
dilaksanakan tanpa menggunakan metode yang bersifat sistematis. Sehingga usaha
coba-coba kurang efisien dan kurang efektif dalam mencari pengetahuan.
4
masalah yang dihadapi manuasia selalu diupayakan untuk dipecahkan, dipahami,
mengaturnya dan dapat memprediksinya (sampai batas tertentu).
Secara historis, upaya-upaya berpikir untuk menjawab dan memahami masalah
yang dihadapi ada yang mendasarkan pada kemampuan rasio dengan menggunakan
hokum logika (Sylogisme/Analogi), ada juga mendasarkan pada bukti-bukti nyata
yang sering disebut juga berpikir deduktif (berpikir yang diawali dari prinsip-prinsip
umum atau teori kemudian diverifikasi dalam kenyataan atau fakta) dan berpikir
induktif (berpikir yang diawali fakta kemudian meningkat ke prinsip-prinsip umum).
Menurut jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen “ the scientific method provides us
with another way of obtaining information-information that is as accurate dan reliable
as we can get”. Dengan demikian, tampak jelas pentingnya penelitian karena dapat
membantu manusia dalam memperoleh suatu pemahaman dan penjelasan yang akurat
dan dapat dipercaya terhadap masalah yang diahadapi. Penelitian merupakan
manifestasi berpikir ilmiah sebagai bahasa ilmu pengetahuan yang bersifat universal,
dalam ilmu apapun, latar sosial budaya dimanapun, penelitian mempunyai peran
sebagai media penting dalam mengkomunikasikan antara pengalaman dan pemikiran.
5
mengumpulkan data yang akurat, yang dilakukan oleh mahasiswa bukan
riset, tetapi kegiatan mengumpulkan data yaitu mengukur pola konsumsi
terhadap jasa stasiun TV.
2. Riset Bukan Hanya Memindahkan Fakta
Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah “riset” tentang teknik-
teknik penjualan yang dipraktikan oleh suatu minimarket. Mahasiswa
berhasil mengumpulkan banyak artikel dari suatu majalah bisnis dan
pemasaran maupun publikasi lainnya dan melaporkannya dalam bentuk
makalah. Mahasiswa tersebut bukan melakukan riset tetapi sekadar
mengumpulkan informasi dan merakit kutipan pustaka. Untuk dikatakan
sebuah riset, mahasiswa harus melakukan analisis data. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara, menambahkan data seperti fakta yang terkumpul
mengindikasikan bahwa metode penjualan X atau Y yang dilakukan oleh
minimarket sangat mempengaruhi tingkat penjualannya. Dengan
menambahkan hal itu, periset bukan hanya memindahkan
informasi/data/fakta dari artikel ke makalahnya, tetapi juga menganalisis
informasi/data/fakta sehingga dapat dimaknai dan ditemukan sesuatu yang
bermanfaat baik bagi kalangan bisnis maupun ilmu pengetahuan.
3. Penelitian Bukan Hanya Membongkar-bongkar Infomasi
Seorang manajer menyuruh untuk memilihkan tiga staf pemasaran
yang memenuhi beberapa criteria untuk diberi penghargaan atas prestasi
penjualannya. Atas intruksi itu, seorang staf melakukan “riset”. Dengan
membandingkan data yang terkumpul dari dokumen penjualan yang ia
temukan dia mencocokannya dengan criteria yang diberikan manajemen,
sehingga mendapat 3 staf yang memenuhi criteria kemudian melaporkannya.
Proses ini sebetulnya yang dilakukan oleh staf itu hanya mencari data dan
mencocokan dengan criteria.
Karakteristik Riset :
6
f. Riset memerlukan data
g. Riset merupakan siklus.
Jenis riset ada riset dasar (basic research) dan riset terapan (applied research).
Riset dasar tujuannya menghasilkan pengetahuan dan pemahaman tentang fenomena-
fenomena yang terjadi dan membangun teori-teori berdasar atas temuan riset. Riset
terapan tujuannya untuk menjawab pertanyaan tentang masalah tertentu atau membuat
keputusan suatu tindakan atau kebijakan tertentu. Prosedur dan teknik yang digunakan
oleh periset dasar dan terapan pada dasarnya sama yaitu keduanya menggunakan
metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan riset.
b. Penemuan di bidang teknologi dan inovasi telah mendorong para ilmuan untuk
terus meneliti, mengembangkan penemuan-penemuannya
7
c. Selain mendorong oleh rasa ingin tahu, para peneliti juga didorong oleh adanya
tuntutan praktis di lapangan.Eskalasi perkembangan tuntutan praktis dengan jelas
tidak lepas dari invensi dan inovasi, serta kegiatan penelitian yang terus menerus.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong invensi-invensi.
Invensi inilah yang mendorong perkembangan inovasi dan telah menjadikan
suatu bangsa senakin maju dan berkembang. Invensi (penemuan baru) timbul
karena adanya dorongan untuk mengadakan penelitian-penelitian ilmiah.
Penelitian ilmiah itulah yang didorong oleh keingintahuan dan tuntuan praktis.
8
c.Problem solving research, tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk
menyelesaikan masalah yang telah diketahui. Jenis penelitian ini sering pula
disebut riset kebijaksanaan. Penelitian semacam ini dilakukan oleh bagian riset
dan pengembangan pada suatu perusahan guna mendeteksi apakah kebijaksanaan
yang telah ditempuhnya memang sudah tepat atau untuk menilai apakah suatu
kebijaksanaan di masa yang akan datang perlu direvisi ataukah tidak
a. Metode Sejarah
9
Metode sejarah ini memberikan perspektif hsitoris. Biasanya metode ini
dipersamakan dengan metode dokumenter karena banyak data didasarkan pada
dokumen-dokumen.
b. Metode Deskripsi/Survey
Metode diskripsi, yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
suatu sistem pemikiran atau sesuatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuannya adalah membuat deskripsi, gambaran secara sistemtis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki
c. Metode Eksperimental
Metode ini merupakan lawan dari metode penelitian verifikasi yang banyak
digunakan dalam penulisan ex post facto yang beranjak dari teori. Sedangkan
ground research beranjak dari fakta
10
b.Penelitian deskriptif, bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah tertentu.
Apabila, diambil beberapa sampelnya saja, disebut survey deskriptif
11
yang sama. Seseorang dapat menggunakan data kualitatif untuk mengilustrasikan atau
untuk menjelaskan secara kuantitatif atas penemuan-penemuan yang diperolehnya
atau sebaliknya seorang peneliti dapat menggunakan beberapa bentuk data kuantitatif
untuk mengesahkan analisis kualitatif dari penelitian tersebut.
2. Jenis-Jenis Penelelitian
2.1 Penelitian Menurut Tujuan
12
tujuan perluasan ilmu dengan tanpa memikirkan pada pemanfaatan hasil
penelitian tersebut untuk manusia maupun masyarakat. Penelitian ini
banyak dilakukan oleh Negara – Negara maju yang memang tidak
mempunyai masalah dengan dana pendidikan maupun penelitian. Hasil
penelitian mungkin belum dimanfaatkan saat ini tapi mungkin sangat
berguna untuk kehidupan yang lebih baik dalam abad teknologi dan
informasi di masa yang akan datang.
a Metode Sejarah
metode sejarah ini memberkan persfektif historis. Biasanya metode ini
dipersamakan dengan metode dokumenter karena banyak data didasarkan
pada dokumen-dokumen.
b Metode deskripsi / survey
Metode deskripsi, yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuannya adalah membuat deskripsi, gambaran secara sistematis ,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.
c Penelitian Ex Post Facto
13
Penelitian Ex Post Facto adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti
peristivva yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang guna
mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya kejadian. Penelitian ini
menggunakan logika jika x maka y. Namun demikian dalam penelitian tidak
dilakukan manipulasi variabel
d Metode Eksperimental
Metode eksperimental yaitu metode dimana penelitian yang dilakukan
dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya
kontrol. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian eksakta.
e Penelitian Evaluasi (evaluation research)
Penelitian Evaluasi (evaluation research) adalah penelitian yang diharapkan
dapat memberikan masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang
nilai relatif dari dua atau Iebih alternatif tindakan. Jadi penelitian evaluasi
adalah penelitian yang dilakukan untuk pengambilan keputusan.
f Metode Grounded Research
Metode ini merupakan lawan dari metode penelitian verivikasi yang banyak
digunakan dalam penulisan ex post facto yang beranjak dari teori. Sedangkan
grounded research beranjak dari fakta.
g Penelitian Pengembangan (research development)
Penelitian pengembangan adalah merupakan penelitian untuk
mengembangkan produk sehingga produk tersebut menjadi lebih balk.
Tujuan penelitian pengembangan bukan untuk memformulasi atau menguji
hipotesis, melainkan untuk mendapatkan produk baru atau proses baru
h Metode Penelitian Tindakan
Metode penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang dikembangkan
secara bersama-sama antara peneliti dan decision maker tentang variable-
variabel yang dapat di manipulasikan dan dapat segera di gunakan untuk
menentukan kebijakan.
i Penelitian Naturalistik
Penelitian Naturalistik adalah penelitian yang digunakan untuk kondisi
obyektif alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secar.-a triangulasi, analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna, bukan generalisasi.
j Penelitian Kebijakan
14
Penelitian Kebijakan adalah penelitian yang dilakukan untuk kepentingan
pengambilan kebijakan. Penelitian ini dilakukan karena adanya masalah bagi
organisasi atau para pengambil keputusan. Penelitian ini dilakukan terhadap
masalahmasalah sosial yang mendasar sehingga temuannya dapat
direkomendasi-kan kepada pengambil keputusan
a Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan antara varibel yang satu dengan yang lain.
Contoh: penelitian yang berusaha menjawab bagaimanakah profil presiden
Indonesia, bagaimanakah etos kerja dan prestasi kerja para karyawan di
departemen x.
b Penelitian komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
Contoh: adakah perbedaan profil presiden Indonesia dari waktu ke waktu, adakah
perbedaan kemampuan kerja antara lulusan SMK dengan SMU.
c. Penelitian asosiatif
Penelitian menurut jenis data dan analisis dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif Menurut Sugiyono (2009:15), pengertian penelitian
kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan
15
tri-anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Perbedaannya dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian ini berasal dari
data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan
sebuah teori.
Menurut Rachmat Kriyantono, tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
menjelaskan fenomena yang terjadi di masyarakat secara mendalam dengan
mengumpulkan data sedalam-dalamnya dan lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam riset ini kelengkapan dan kedalaman data yang diteliti merupakan sesuatu
yang sangat penting, karena semakin dalam dan teliti data yang diperoleh, maka
kualitas penelitian yang dilakukan akan semakin baik. Sehingga dalam
pelaksanaannya, jumlah objek penelitian biasanya lebih sedikit karena lebih fokus
pada kedalaman data, bukan kuantitas datanya.
Pada pelaksanaannya, jenis penelitian ini terdapat ciri khusus yang
membedakannya dengan metode penelitian yang lain. Adapun karakteristik dari
penelitian kualitatif yaitu:
a. Lingkungan alam sebagai sumber data. Sumber daya yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari lingkungan alamiah, yaitu berbagai peristiwa yang
terjadi dalam kondisi dan situasi sosial. Proses riset dilakukan dengan
berinteraksi langsung melalui pengamatan, pencatatan, dan menggali sumber
informasi yang berhubungan dengan peristiwa yang diteliti.
b. Bersifat deskriptif analitik. Proses pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan pengamatan, wawancara, analisis, dokumentasi, yang disusun di
lokasi penelitian dimana bentuknya tidak berupa angka. Analisis data berupa
pemaparan tentang situasi yang diteliti dimana penyajiannya dalam bentuk
uraian narasi.
c. Fokus pada proses. Pada penelitian ini data dan informasi yang diperlukan
berhubungan dengan pertanyaan untuk mengungkapkan proses dimana
pertanyaan tersebut mengungkapkan gambaran keadaan kegiatan, prosedur,
tahapan, alasan, dan interaksi yang terjadi ketika proses penelitian dilakukan.
d. Bersifat Induktif. Riset bersifat induktif, yang artinya menggunakan data
yang terpisah namun masih berhubungan satu dengan lainnya. Biasanya riset
ini diawali dari lapangan, yaitu fakta empiris dimana peneliti harus
melakukan peninjauan langsung ke lapangan.
16
e. Mengutamakan makna. Dalam penelitian kualitatif, makna yang disampaikan
berhubungan dengan persepsi orang dengan suatu kejadian yang diteliti.
Secara garis besar tahapan penelitian jenis kualitatif menurut Sudarwan
Danim dan Darwis (2003 : 80) adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian.
b. Mengumpulkan data di lapangan.
c. Menganalisis data.
d. Merumuskan hasil studi.
e. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan.
2. Penelitian Kuantitaif
Penelitian kuantitatif menurut Kasiram (2008: 149) dalam bukunya
Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis
keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
Adapun karakeristik penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut (Nana
Sudjana dan Ibrahim, 2001: 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002 : 11; Johnson, 2005;
dan Kasiram 2008: 149-150):
a. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau top-down),
yang berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan
konsep-konsep yang umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang
bersifat khusus.
b. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghundari hal-hal
yang bersifat subjektif.
c. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
d. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyususun ilmu nomotetik
yaitu ilmu yang berupaya membuat hokum-hukum dari generalisasinya.
e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang
dibutuhkan, serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang
telah direncanakan sebelumnya.
f. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan mengguna-kan
alat yang objektif dan baku.
g. Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.
17
h. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam
arti dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
i. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
j. Dalam analisis data, peneliti dituntut memahami teknik-teknik statistik.
k. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu
dan situasi.
l. Penelitian jenis kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah
Penelitian ini dalam pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah
direncanakan sebelumnya. Adapun prosedur penelitian kuantitatif terdiri
dari tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Identifikasi permasalahan
b. Studi literatur.
c. Pengembangan kerangka konsep
d. Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.
e. Pengembangan disain penelitian.
f. Teknik sampling.
g. Pengumpulan dan kuantifikasi data.
h. Analisis data.
i. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.
Metode penelitian adalah cara alamiah untuk memperoleh data dengan kegunaan
dan tujuan tertentu. Jadi setiap penelitian yang dilakukan itu memiliki kegunaan serta
tujuan tertentu. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber, dikumpulkan
menggunakan berbagai teknik selama proses penelitian berlangsung.
a. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber datanya.
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada. Peneliti biasanya mendapatkan data yang
sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain.
18
2. Data Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua
jenis yaitu :
a. Data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata-kata atau kalimat . Data
kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data
misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi
yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Menurut
Soeratno dan Arsyad (1993), sekalipun data kualitatif tidak berbentuk
angka namun bukan berarti data itu tidak dapat digunakan pada analisis
statistik.
b. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka atau bilangan. Data
kuantitatif diklasifikasikan oleh Siyoto dan Sodik (2015) menjadi dua yaitu
data kuantitatif berdasarkan proses atau cara mendapatkannya dan data
kuantitatif berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan.
19
kelebihan dibandingkan data interval karena data ini memiliki nilai nol
(0) mutlak, yang berarti bahwa nilai 0 benar-benar tidak memiliki nilai.
Hal ini juga menjadikan data rasio dapat diolah menggunakan operasi
dasar matematis.
20
risiko maupun keuntungan dari pilihan yang diambilnya. Hal seperti ini jelas
sekali pada gilirannya akan membuat situasi pengambilan keputusan antara
individu yang satu dengan individu yang lain akan berbeda. Matlin (1998), pada
penjelasan berikutnya, juga menyatakan bahwa situasi pengambilan keputusan
yang dihadapi seseorang akan mempengaruhi keberhasilan suatu pengambilan
keputusan.
b. Tindakan
Dalam hal ini individu mempertimbangkan, menganalisa, melakukan
prediksi, dan menjatuhkan pilihan terhadap alternatif yang ada. Dalam tahap ini
reaksi individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda sesuai dengan kondisi
masing-masing individu. Ada beberapa individu dapat segera menentukan sikap
terhadap pertimbangan yang telah dilakukan, namun ada individu lain yang
nampak mengalami kesulitan untuk menentukan sikap mereka. Tahap ini dapat
disebut sebagai tahap penentuan keberhasilan dari suatu proses pengambilan
keputusan (Matlin, 1998).
Berdasarkan penjelasan singkat di atas diketahui bahwa proses pengambilan
keputusan itu diawali ketika seseorang berada dalam situasi pengambilan keputusan.
Hal yang lain adalah bahwa situasi pengambilan keputusan antar individu bisa
berlainan, karena pilihan atau alternatif yang dihadapi individu juga berlainan dan hal
ini akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Penanganan yang tepat
terhadap situasi pengambilan keputusan juga akan menentukan keberhasilan suatu
proses pengambilan keputusan. Situasi pengambilan keputusan terjadi atau muncul
dalam diri seseorang ketika ia diperhadapkan dengan permasalahan dan beberapa
alternatif atau pilihan sebagai jawaban dari permasalahannya. Lalu dari beberapa
alternatif jawaban tersebut, ia mulai mempertimbangkan, berpikir, menaksir,
memprediksi dan menentukan pilihan dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut Simon (dalam Hasan, 2002) proses pengambilan keputusan terdiri atas
tiga fase keputusan, yaitu sebagai berikut.
a.Fase intelegensia
Merupakan fase penelusuran informasi untuk keadaan yang
memungkinkan dalam rangka pengambilan keputusan. Jadi merupakan
pengamatan lingkungan dalam pengambilan keputusan. Data dan informasi
21
diperoleh, diproses dan diuji untuk mencari bukti-bukti yang dapat
diidentifikasi, baik yang pemasalahan pokok peluang untuk memecahkannnya.
b.Fase desain
Merupakan fase pencarian/penemuan, pengembangan serta analisa
kemungkinan suatu tindakan. Jadi merupakan kegiatan perancangan dalam
pengambilan keputusan, fase ini terdiri atas sebagai berikut.
1. Identifikasi masalah, merupakan perbedaan antara situasi yang terjadi
dengan situasi yang ingin dicapai.
2. Formulasi masalah, merupakan langkah di mana masalah dipertajam
sehingga kegiatan desain dan pengembangan sesuai dengan
permasalahan yang sebenarnya. Cara yang dilakukan dalam formulasi
permasalahan adalah sebagai berikut.
a) Menentukan batasan-batasan pemasalahan.
b) Menguji perubahan-perubahan yang dapat menyebabkan
permasalahan dapat dipecahkan.
c) Merinci masalah pokok kedalam sub-sub masalah.
c.Fase pemilihan
Merupakan fase seleksi alternatif atau tindakan yang dilakukan dari
alternatif-alternatif tersebut. Alternatif yang dipilih kemudian diputuskan dan
dilaksanakan. Jadi merupakan kegiatan memilih tindakan atau alternatif tertentu
dari bermacam-macam kemungkinan yang akan ditempuh.
22
KESIMPULAN
Mengumpulkan ilmu pengetahuan dapat dilakukan melalui pendekatan ilmiah
seperti berpikir deduktif, induktif, dan reflektif/formatif, serta memahami proses
penyelesaian masalah. Pendekatan non-ilmiah adalah kegiatan manusia dalam usaha
mencari ilmu pengetahuan dan mencari kebenaran, pendekatan ini terdiri dari akal
sehat, wahyu, intuisi, dan usaha coba-coba. cara berfikir. Penelitian merupakan suatu
modus berpikir ilmiah yang artinya berfikir yang logis dan empiris. Pengertian
riset/penelitian sering dicampuradukkan dengan pengumpulan data atau informasi,
studi pustaka, kajian dokumentasi, penulisan makalah, perubahan kecil pada suatu
produk dan sebagainya. Pentingnya metodologi penelitian karena berbagai alasan
yaitu tuntutan praktis di lapangan, penemuan di bidang teknologi dan inovasi, serta
tuntutan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Penelitian ilmiah terdiri dari
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Tujuan dari etika dalam penelitian
adalah memastikan bahwa tak seorangpun dibahayakan atau dirugikan akibat
penelitian.
Tujuan Klasifikasi bentuk penelitian berdasarkan aspek tujuan dibagi menjadi
dua yaitu Penelitian Dasar (Murni) dan Penelitian Terapan. Penelitian menurut
Metode dapat di bagi menjadi beberapa bagian yaitu metode Sejarah, Metode
deskripsi / survey, Penelitian Ex Post Facto, Metode Eksperimental, Penelitian
Evaluasi (evaluation research), Metode Grounded Research, Penelitian
Pengembangan (research development), Metode Penelitian Tindakan, Penelitian
Naturalistik, dan Penelitian Kebijakan. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi terdiri
dari tiga bagian yaitu Penelitian Deskriptif, Penelitian komparatif, dan Penelitian
asosiatif. Penelitian menurut jenis data dan analisis dibedakan menjadi dua yaitu
Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitaif. Adapun macam-macam data penelitian
yang terbagi berdasarkan sumbernya yaitu data primer dan data sekunder, berdasarkan
sifatnya yaitu data kualitatif dan data kuantitatif, dan Data berdasarkan waktu
pengumpulannya yaitu Data Berkala (Time Series) dan Data Cross Section. Selanjutnya
penelitian dan pengambilan keputusan terdiri dari fase intelegensia, fase desain, dan
fase pemilihan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Anwar (2012, 14 Oktober). Penelitian Kualitatif. Diakses pada tanggal 8 September
2019 pukul 11.00. https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-kualitatif.html
Hidayat, Anwar (2012, 14 Oktober). Penelitian Kualitatif. Diakses pada tanggal 8 September
2019 pukul 12.00. https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-kuantitatif.html
Wahdah, Nurul (2018, 4 Maret). Jenis-jenis Data Penelitian. Diakses pada tanggal 8
September 2019 pukul 15.00. https://penalaran-unm.org/jenis-jenis-data-penelitian/
Sudarsono, Hamim (2017, 16 Maret) ETIKA DALAM PENELITIAN. Diakses tanggal 10 September
2019 pukul 21.00 : http://staff.unila.ac.id/hamim/2017/03/16/etika-dalam-penelitian/
24