Bidang usaha SPA belum memiliki jenis maupun sub jenis usaha.
Destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih
wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas
pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Jenis daya tarik wisata tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam berbagai sub
jenis atau kategori kegiatan wisata, antara lain : (1) Wisata petualangan (adventure
tourism), (2) Wisata bahari (marine tourism), (3) Wisata agro ( farm tourism), (4) Wisata
kreatif (creative tourism), (5) Wisata kapal pesiar (cruise tourism), (6) Wisata kuliner
(culinary tourism), (7) Wisata budaya (cultural tourism), (8) Wisata sejarah (heritage
tourism), (9) Wisata memorial (dark tourism), contoh: groud zero World Trade Centre,
ground zero Legian Bali, Merapi pasca letusan, (10) Wisata ekologi (ecotourism/wild
tourism), (11) Wisata pendidikan (educational tourism), (11) Wisata ekstrim-menantang
bahaya (extreme tourism), contoh: bercanda dengan hiu, bercanda dengan buaya, (12)
Wisata massal (mass tourism), (13) Wisata pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan
pameran (meeting, incentive, convention, and exhibition tourism), (14) Wisata kesehatan
(medical tourism/wellness tourism), (15) Wisata alam (nature-based tourism), (16) Wisata
religi (religious tourism/pilgrimage tourism), (17) Wisata budaya kekinian (pop culture
tourism), (18) Wisata desa (rural tourism), (19) Wisata luar angkasa (space tourism), (20)
Wisata olahraga (sport tourism), (21) Wisata kota (urban tourism), (22) Wisata relawan
(volunteer tourism).
Spillance (1989) produk dari objek atau industri pariwisata mempunyai beberapa
sifat khusus, antara lain :
a) Produk wisata tidak dapat dipindahkan karena orang tidak dapat membawa
produk wisata ke wisatawan, tetapi wisatawan itu sendiri yang harus
mengunjungi, mengalami, dan datang untuk menikmati produk wisata.
b) Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu bersamaan. Tanpa wisatawan yang
sedang menggunakan jasa wisata itu tidak akan terjadi kegiatan produksi wisata.
c) Pariwisata tidak mempunyai standart ukuran yang obyektif karena pariwisata
memiliki berbagai ragam jenis pariwisata.
d) Wisata tidak dapat mencicipi, mengetahui, ataupun menguji produk itu
sebelumnya karena wisatawan melihat melalui brosur, internet, ataupun alat
promosi lainnya.
e) Produk wisata mengandung resiko tinggi karena memerlukan modal besar,
sedangkan permintaannya sangat peka dan rentan terhadap situasi ekonomi,
politik, sikap masyarakat, dan kesukaan wisatawan.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005) mengemukakan bahwa hasrat ingin tahu dan
jiwa petualangan yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada manusia merupakan
dorongan terhadap kita untuk melakukan perjalanan kemana saja yang ingin kita lintasi
dan nikmati obyek wisatanya meskipun sampai ke negeri orang. Selain hal tersebut ada
beberapa faktor yang menjadi penyebab untuk melakukan perjalanan wisata yaitu:
1) Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan yang kurang baik/rusak, lingkungan tempat tinggal yang
bising dan kotor, ataupun pemandangan yang membosankan.
2) Kondisi Sosial Budaya
Seperti kurang tersedianya fasilitas rekreasi, kegiatan yang rutin dalam
masyarakat sekitar, terlalu banyak kerja, adanya perbedaan sosial antar anggota
masyarakat dan lain-lain yang sering menjadi alasan untuk pergi ke tempat-
tempat yang kondisinya lebih baik dan menyenangkan.
3) Kondisi Ekonomi
Konsumsi yang tinggi dari masyarakat, biaya hidup sehari-hari, tingkat daya beli
yang tinggi, banyaknya waktu luang serta relatif rendahnya pngkos angkutan,
juga akan mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.
4) Pengaruh Kegiatan Pariwisata
Peningkatan publikasi dan penyebaran informasi serta timbulnya pandanan
tentang nilai lebih dari kegiatan berwisata terhadap fungsi sosial masyarakat
dapat mendorong kegiatan wisata.
1) Product mix