Anda di halaman 1dari 4

n) SPA

Bidang usaha SPA belum memiliki jenis maupun sub jenis usaha.

1.4 Daya Tarik Wisata dan Motivasi Melakukan Perjalanan

Destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih
wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas
pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Jenis daya tarik wisata tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam berbagai sub
jenis atau kategori kegiatan wisata, antara lain : (1) Wisata petualangan (adventure
tourism), (2) Wisata bahari (marine tourism), (3) Wisata agro ( farm tourism), (4) Wisata
kreatif (creative tourism), (5) Wisata kapal pesiar (cruise tourism), (6) Wisata kuliner
(culinary tourism), (7) Wisata budaya (cultural tourism), (8) Wisata sejarah (heritage
tourism), (9) Wisata memorial (dark tourism), contoh: groud zero World Trade Centre,
ground zero Legian Bali, Merapi pasca letusan, (10) Wisata ekologi (ecotourism/wild
tourism), (11) Wisata pendidikan (educational tourism), (11) Wisata ekstrim-menantang
bahaya (extreme tourism), contoh: bercanda dengan hiu, bercanda dengan buaya, (12)
Wisata massal (mass tourism), (13) Wisata pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan
pameran (meeting, incentive, convention, and exhibition tourism), (14) Wisata kesehatan
(medical tourism/wellness tourism), (15) Wisata alam (nature-based tourism), (16) Wisata
religi (religious tourism/pilgrimage tourism), (17) Wisata budaya kekinian (pop culture
tourism), (18) Wisata desa (rural tourism), (19) Wisata luar angkasa (space tourism), (20)
Wisata olahraga (sport tourism), (21) Wisata kota (urban tourism), (22) Wisata relawan
(volunteer tourism).

H.Peter Grey (1970), mengemukakan beberapa alasan seseorang melakukan


perjalanan untuk bersenang-senang (pleasured travel) adalah :
1) Faktor haus akan sinar (sunlust) dimaksudkan sebagai sifat-sifat yang mendasar
pada tabiat manusia, yang menyebabkan seseorang ingin pergi meninggalkan
sesuatu yang sudah biasa dilihat dan dirasakan, untuk melihat suatu daerah atau
kebudayaan baru yang berbeda. Jadi ini adalah funsi dari karakter manusia.
2) Faktor yang menimbulkan jenis perjalanan yang khusus, yang tergantung pada
adanya hal-hal yang menyenangkan (amenities) yang berbeda dan lebih baik
untuk tujuan tertentu dibandingkan dengan yang ada ditempat sendiri, seperti
liburan musim dingin di Florida, Hawaii atau Caribia oleh orang-orang Canada
dan orang-orang yang berasal dari Amerika Serikat sebelah Utara.

Spillance (1989) produk dari objek atau industri pariwisata mempunyai beberapa
sifat khusus, antara lain :
a) Produk wisata tidak dapat dipindahkan karena orang tidak dapat membawa
produk wisata ke wisatawan, tetapi wisatawan itu sendiri yang harus
mengunjungi, mengalami, dan datang untuk menikmati produk wisata.
b) Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu bersamaan. Tanpa wisatawan yang
sedang menggunakan jasa wisata itu tidak akan terjadi kegiatan produksi wisata.
c) Pariwisata tidak mempunyai standart ukuran yang obyektif karena pariwisata
memiliki berbagai ragam jenis pariwisata.
d) Wisata tidak dapat mencicipi, mengetahui, ataupun menguji produk itu
sebelumnya karena wisatawan melihat melalui brosur, internet, ataupun alat
promosi lainnya.
e) Produk wisata mengandung resiko tinggi karena memerlukan modal besar,
sedangkan permintaannya sangat peka dan rentan terhadap situasi ekonomi,
politik, sikap masyarakat, dan kesukaan wisatawan.

Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005) mengemukakan bahwa hasrat ingin tahu dan
jiwa petualangan yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada manusia merupakan
dorongan terhadap kita untuk melakukan perjalanan kemana saja yang ingin kita lintasi
dan nikmati obyek wisatanya meskipun sampai ke negeri orang. Selain hal tersebut ada
beberapa faktor yang menjadi penyebab untuk melakukan perjalanan wisata yaitu:

1) Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan yang kurang baik/rusak, lingkungan tempat tinggal yang
bising dan kotor, ataupun pemandangan yang membosankan.
2) Kondisi Sosial Budaya
Seperti kurang tersedianya fasilitas rekreasi, kegiatan yang rutin dalam
masyarakat sekitar, terlalu banyak kerja, adanya perbedaan sosial antar anggota
masyarakat dan lain-lain yang sering menjadi alasan untuk pergi ke tempat-
tempat yang kondisinya lebih baik dan menyenangkan.
3) Kondisi Ekonomi
Konsumsi yang tinggi dari masyarakat, biaya hidup sehari-hari, tingkat daya beli
yang tinggi, banyaknya waktu luang serta relatif rendahnya pngkos angkutan,
juga akan mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.
4) Pengaruh Kegiatan Pariwisata
Peningkatan publikasi dan penyebaran informasi serta timbulnya pandanan
tentang nilai lebih dari kegiatan berwisata terhadap fungsi sosial masyarakat
dapat mendorong kegiatan wisata.

1.5 Pemasaran Pariwisata

Pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam industri pariwisata


khususnya untuk memberikan pencitraan daerah tujuan wisata. Pemasaran daerah tujuan
wisata adalah keseluruhan usaha untuk mengenalkan produk wisata yang ditawarkan oleh
daerah tujuan wisata baik yang tagiable maupun intangible produk, mengenali identitas
wisatawan yang mempunyai waktu, uang, dan mempunyai keinginan untuk berwisata, dan
mencari cara terbaik untuk mencapai dan meyakinkan wisatawan untuk berkunjung ke
daerah tujuan wisata. Pemasaran daerah tujuan wisata menyangkut penelitian pasar,
penjualan, dan usaha mencari jalan terbaik untuk meyakinkan wisatawan agar rata-rata
lama tinggal lebih lama, dan jumlah pengeluaran perkapita wisatawan semakin besar.

Tujuan utama pemasaran pariwisata adalah tidak hanya menyangkut jumlah


maksimal wisatawan yang berkunjung dan tinggal lebih lama tetapi lebih diutamakan
quality tourism yang dengan promosi selektif dapat mencapai wisatawan dengan belanja
yang sangat besar dan terjadi repeat guest. Realisasi kedatangan wisman ke Indonesia
menunjukkan bahwa jumlah wisman yang datang paling banyak pada bulan Agustus dan
Desember (peak season) sedangkan bulan Maret, April, dan Mei merupakan bulan sepi
kunjungan (off season). Hal ini dapat dimengerti karena pada bulan Agustus dan
Desember, wisman memperoleh hak menikmati liburan atau hak cuti dari tempat kerjanya,
dan bersamaan libur natal dan tahun baru.
Pemasaran daerah tujuan wisata dapat dilakukan tidak hanya dengan melakukan
promosi melalui iklan, brsur, internet, ataupun alat-alat promosi lainnya tetapi dapat juga
dengan mengundang penulis atau wartawan pariwisata asing dengan tujuan agar penulis
atau wartawan tersebut menulis atau meliputi hasil kunjungannya didaerah tujuan wisata.
Penentuan posisi pasar penting bagi wisatawan dalam memperoleh gambaran yang jelas
tentang produk wisata, kekhususan daerah tujuan wisata, mutu layanan hotel, tarif kamar
hotel, dan kondisi keamanan daerah tujuan wisata.

Dalam manajemen pemasaran global, prinsip-prinsip dalam marketing mix masih


berlaku. Marketing mix sebagai strategi pemasaran sebenarnya mempertemukan antara
penawaran dan permintaan pasar. Stanley dalam (Spillance, 1989), seorang konsultan
Pasific Asia Travel Association (PATA) membagi unsur marketing mix dalam pariwisata
menjadi:

1) Product mix

Anda mungkin juga menyukai