BUPATI JEMBER
PROVINSI JAWA TIMUR
RANCANGAN
PERATURAN BUPATI JEMBER
NOMOR ...... TAHUN 2019
TENTANG
BUPATI JEMBER,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
adalah:
a. Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Serentak
b. Ketentuan Panitia Pemilihan Kepala Desa
c. Penetapan Pemilih
d. Persyaratan calon kepala desa
e. Ketentuan Kepala Desa, Perangkat Desa, Tni/Polri, Dan
Pegawai Negeri Sipil/Pegawai BUMN/BUMD Sebagai Calon
Kepala Desa
f. Pendaftaran, Penelitian, Penetapan, Dan Pengumuman Calon
Kepala Desa
g. Kampanye calon yang berhak dipilih
h. Larangan dan Sanksi atas Pelanggaran Kampanye
i. Pelaksanaan Pemungutan Suara
j. Biaya pemilihan
k. Tata cara pelantikan dan pengucapan sumpah/janji kepala
desa
l. Mekanisme Pelaksanaan Musyawarah Desa Pemilihan Kepala
Desa Antar Waktu
BAB III
PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA SERENTAK
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
(1) Pemilihan Kepala Desa secara bergelombang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dapat dilaksanakan dengan
mempertimbangkan:
a. pengelompokan waktu berakhirnya masa jabatan Kepala
Desa di wilayah Daerah;
b. kemampuan keuangan daerah; dan/atau
c. ketersediaan PNS di lingkungan Daerah yang memenuhi
persyaratan sebagai penjabat Kepala Desa.
d. Kesiapan tenaga personil pengamanan.
(2) Pemilihan Kepala Desa secara bergelombang sebagai mana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling banyak 3 (tiga)
kali dalam jangka waktu 6 (enam) tahun.
(3) Pemilihan Kepala Desa bergelombang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan interval waktu
paling lama 2 (dua) tahun.
(4) Dalam hal kesiapan personil pengamanan di kabupaten
tidak mencukupi untuk mengawal pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa Serentak di seluruh desa, Bupati dapat
7
BAB IV
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa sebagaimana
Pasal 6 ayat (2) dibentuk oleh BPD melalui mekanisme
musyawarah desa.
(2) Keanggotaan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
sejumlah 9 (sembilan) orang yang merupakan panitia inti
terdiri dari:
a. unsur Perangkat Desa 3 (tiga) orang;
b. unsur LKD 3 (tiga) orang;
c. unsur Tokoh Masyarakat selain anggota BPD 3 (tiga) orang.
(3) Susunan Keanggotaan Panitia Pemilihan Kepala Desa terdiri
dari :
a. Ketua merangkap anggota;
b. Sekretaris merangkap anggota;
c. Bendahara merangkap anggota;
d. Koordinator seksi Pendaftaran Pemilih merangkap anggota
e. Koordinator seksi Keamanan merangkap anggota;
f. Koordinator seksi Umum merangkap anggota;
g. Koordinator seksi Administrasi merangkap anggota;
h. Koordinator seksi Hubungan Masyarakat merangkap
anggota
i. Koordinator seksi Peralatan dan Perlengkapan merangkap
anggota.
(4) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat desa mempunyai tugas
meliputi:
a. merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan,
mengawasi dan mengendalikan semua tahapan
pelaksanaan pemilihan;
b. menyusun, menetapkan dan mengusulkan rencana biaya
Pemilihan Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat;
c. menyusun jadwal tahapan kegiatan Pemilihan Kepala Desa
dengan mengacu pada jadwal yang telah ditetapkan oleh
Bupati;
d. menyusun tata tertib dan berita acara kesepakatan
pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa;
e. menyelenggarakan kegiatan sosialisasi agenda Pemilihan
Kepala Desa kepada masyarakat desa setempat;
f. mengumumkan agenda jadwal tahapan kegiatan Pemilihan
Kepala Desa kepada masyarakat desa setempat;
g. melakukan pendaftaran pemilih, menandatangani dan
mengumumkan daftar pemilih sementara dan daftar
pemilih tetap;
h. melaksanakan pembukaan pendaftaran dan seleksi
administrasi Bakal Calon Kepala Desa;
i. menetapkan jumlah surat suara dan kotak suara;
j. memfasilitasi pencetakan surat suara dan pembuatan
kotak suara serta perlengkapan dan peralatan lainnya;
k. menyiapkan tempat pelaksanaan pemungutan suara;
l. memfasilitasi kegiatan kampanye dan penyampaian visi
dan misi Calon Kepala Desa;
Desa;
n. menyampaikan undangan pelaksanaan pemungutan suara
kepada masyarakat yang memiliki hak pilih;
o. melaksanakan pemungutan suara dengan tertib, aman,
lancar dan teratur;
p. melaksanakan penghitungan suara secara cermat,
transparan dan tertib;
q. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi
penghitungan suara;
r. membuat berita acara Pemilihan Kepala Desa, yang
meliputi berita acara penetapan nomor urut Calon Kepala
Desa, berita acara jalannya pelaksanaan Pemilihan Kepala
Desa, berita acara pemungutan dan hasil perhitungan
suara; dan
s. melaporkan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa kepada
BPD.
(5) Dalam melaksanakan tugasnya, Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa berkewajiban:
a. memperlakukan Calon Kepala Desa secara adil;
b. menyampaikan laporan kepada BPD untuk setiap tahapan
pelaksanaan Pemilihan dan menyampaikan informasi
kepada masyarakat; dan
c. melaksanakan tahapan pemilihan kepala desa tepat waktu.
(6) Dalam melaksanakan tugasnya, Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa mempunyai wewenang:
a. melakukan pemeriksaan identitas Bakal Calon Kepala Desa
berdasarkan persyaratan yang ditentukan;
b. mengajukan paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak
5 (lima) orang Bakal Calon Kepala Desa yang memenuhi
syarat;
c. mengundi dan menetapkan nomor urut Calon Kepala Desa;
dan
d. mengesahkan hasil penghitungan suara
e. membentuk petugas pembantu panitia pemilihan tingkat
desa
(7) Jumlah personil petugas pembantu panitia pemilihan tingkat
desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf e
berdasarkan keputusan Bupati tentang pelaksanaan
pemilihan kepala desa serentak.
(8) Nama Personil dan Pembagian beban tugas pembantu panitia
pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) ditetapkan
dengan keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa untuk membantu melaksanakan setiap tahapan
pilkades.
(9) Petugas pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
terdiri dari:
a. Pembantu Seksi
Pendaftaran Pemilih berasal dari unsur masyarakat
perwakilan dusun yang dipilih sesuai kebutuhan untuk
melaksanakan tahapan pendaftaran, pengolahan data, dan
penetapan daftar pemilih.
b. pembantu Seksi
Keamanan berasal dari anggota satuan linmas desa yang
bertugas membantu mengamankan pelaksanaan tahapan-
tahapan Pemilihan Kepala Desa;
11
c. pembantu seksi
Umum terdiri dari petugas konsumsi, petugas penjemput
warga dan petugas tenaga medis serta petugas akomodasi
lainnya;
d. pembantu seksi
administrasi terdiri dari petugas pembagian dan verifikasi
surat undangan, penyerah surat suara kepada hak pilih,
dan penulis papan rekapitulasi;
e. pembantu seksi
Hubungan Masyarakat terdiri dari petugas pemasang
banner/spanduk, informasi keliling, dan dokumentasi
kegiatan.
f. pembantu seksi
perlengkapan dan peralatan terdiri dari petugas yang
memfasilitasi kotak suara, papan rekapitulasi, bilik suara,
penyediaan stempel, fasilitas tenda dan kebutuhan
peralatan dan perlengkapan lainnya.
(10) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dalam
melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada BPD.
(11) Hasil Pembentukan Panitia Pemilihan Desa berdasarkan
musyawarah desa dilaporkan secara tertulis oleh BPD
kepada Bupati melalui camat.
(12) Apabila diantara Panitia Pemilihan Desa ada yang mendaftar
dan ditetapkan sebagai Bakal Calon Kepala Desa atau
berhalangan tetap, keanggotaannya digantikan oleh
Perangkat Desa atau Pengurus Lembaga Kemasyarakatan
atau Tokoh Masyarakat berdasarkan Keputusan BPD.
(13) Masa tugas Panitia Pemilihan Desa sampai dengan
dilantiknya Kepala Desa yang baru terpilih.
Pasal 9
Persiapan pemilihan di Desa terdiri atas kegiatan:
a. pemberitahuan BPD kepada Kepala Desa tentang akhir masa
jabatan yang disampaikan 6 (enam) bulan sebelum berakhir
masa jabatan;
b. pembentukan panitia pemilihan tingkat desa oleh BPD dapat
ditetapkan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah
pemberitahuan akhir masa jabatan dengan memperhatikan
penganggaran yang ditetapkan dalam APBDes dengan tetap
mengacu pada jadwal yang ditetapkan dalam keputusan
Bupati tentang pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak;
c. laporan akhir masa jabatan kepala desa kepada Bupati
disampaikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah
pemberitahuan akhir masa jabatan;
d. perencanaan biaya pemilihan diajukan oleh Panitia Pemilihan
Tingkat Desa kepada Bupati melalui camat dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terbentuknya panitia
pemilihan;
e. persetujuan biaya pemilihan dari Bupati dalam jangka waktu
30 (tiga puluh) hari sejak diajukan oleh panitia.
f. Dalam hal penyediaan kebutuhan Surat Suara, Kotak Suara,
Honorarium Panitia, Paket Spanduk atau Banner, Paket Bilik,
12
BAB V
PENETAPAN PEMILIH
Pasal 10
(1) Pemilih yang menggunakan hak pilih, harus terdaftar
sebagai pemilih.
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
penduduk desa warga negara Republik Indonesia yang :
a. berdomisili di desa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan
sebelum disahkannya daftar pemilih sementara yang
dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau surat
keterangan penduduk desa setempat;
b. pada hari pemungutan suara pemilihan Kepala Desa
sudah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau
sudah/pernah menikah;
c. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan
Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap;
d. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;
e. tercatat dalam daftar pemilih tetap.
Pasal 11
(1) Data pemilih dimutakhirkan dan divalidasi sesuai data
penduduk di desa.
(2) Pemutakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan karena:
a. memenuhi syarat usia pemilih, yang sampai dengan hari
dan tanggal pemungutan suara sudah berumur 17 (tujuh
belas) tahun;
b. belum berumur 17 (tujuh belas) tahun tetapi
sudah/pernah menikah;
c. telah meninggal dunia;
d. pindah domisili ke desa lain; atau
e. belum terdaftar.
(3) Berdasarkan data pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Panitia Pemilihan Desa menyusun dan menetapkan
daftar pemilih sementara.
13
Pasal 12
(1) Daftar pemilih sementara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (3), diumumkan di tempat yang mudah
dijangkau masyarakat oleh Panitia Pemilihan Desa dengan
jangka waktu 3 (tiga) hari sebelum penetapan nomor urut
calon kepala desa.
(2) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pemilih atau anggota keluarga dapat mengajukan usul
perbaikan dan informasi mengenai penulisan nama
dan/atau identitas lainnya.
(3) Apabila usul perbaikan dan informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diterima, Panitia Pemilihan Desa
segera mengadakan perbaikan daftar pemilih sementara.
Pasal 13
(1) Pemilih yang belum terdaftar secara aktif melaporkan
kepada Panitia Pemilihan Desa yang difasilitasi oleh Ketua
Rukun Tetangga atau Ketua Rukun Warga.
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar
sebagai pemilih tambahan.
(3) Pencatatan data pemilih tambahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari
setelah penyampaian laporan dari calon pemilih.
(4) Daftar pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), diumumkan oleh panitia pemilihan selama 3 (tiga) hari
terhitung sejak berakhirnya jangka waktu penyusunan
daftar pemilih tambahan.
Pasal 14
(1) Panitia Pemilihan Desa menetapkan daftar pemilih tetap
setelah disepakati bersama dan tidak dipersoalkan oleh
Calon Kepala Desa yang dituangkan dalam berita acara
kesepakatan.
(2) Daftar pemilih tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diumumkan ditempat yang strategis di desa untuk diketahui
oleh masyarakat.
(3) Daftar Pemilih tetap sebagaimana dimaksud ayat (2) tidak
dapat mewakilkan hak suaranya pada saat pemungutan
suara.
Pasal 15
Daftar pemilih tetap yang sudah disahkan oleh Panitia Pemilihan
tingkat Desa tidak dapat diubah, kecuali ada pemilih yang
meninggal dunia, Panitia Pemilihan Desa membubuhkan catatan
dalam daftar pemilih pada kolom keterangan “meninggal dunia”.
Pasal 16
Pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih tetap ternyata
tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14
Pasal 17
Warga desa yang merupakan anggota TNI/Polri aktif tidak
diberikan hak pilih pada penyelenggaraan Pemilihan Kepala
Desa.
BAB VI
PERSYARATAN CALON KEPALA DESA
Pasal 18
(1) Calon Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan, sebagai
berikut:
a. warga negara Republik Indonesia;
b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
melaksanakan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
serta mempertahankan dan memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka
Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah
pertama atau sederajat;
e. berusia paling rendah genap 25 (dua puluh lima)
tahun pada saat mendaftar;
f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;
g. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
h. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah
selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan
secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang
bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai
pelaku kejahatan berulang-ulang;
i. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap;
j. berbadan sehat;
k. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali
masa jabatan; dan
l. bebas Narkotika dan Psikotropika.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuktikan dengan dokumen administrasi sebagai berikut:
a. Fotocopy kartu tanda penduduk yang dilegalisasi oleh
Camat;
b. surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas
segel atau bermeterai cukup;
c. surat pernyataan memegang teguh dan mengamalkan
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
15
BAB VII
KEPALA DESA, PERANGKAT DESA, TNI/POLRI, DAN PEGAWAI
NEGERI SIPIL/PEGAWAI BUMN/BUMD SEBAGAI CALON
KEPALA DESA
Pasal 19
BAB VIII
PENDAFTARAN, PENELITIAN, PENETAPAN, DAN PENGUMUMAN
CALON KEPALA DESA
Pasal 20
(1) Panitia Pemilihan Desa membuka pendaftaran dan
penjaringan Bakal Calon Kepala Desa, setelah
melaksanakan sosialisasi dan pengumuman pendaftaran
kepada masyarakat.
(2) Jangka waktu pembukaan pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) selama 9 (sembilan) hari.
(3) Berkas administrasi Bakal Calon Kepala Desa diterima oleh
Panitia apabila telah memenuhi dokumen persyaratan
17
Pasal 21
(1) Berdasarkan hasil penyaringan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20, bakal Calon Kepala Desa yang memenuhi
persyaratan administrasi ditetapkan sebagai calon kepala
desa yang berhak dipilih oleh Panitia Pemilihan Tingkat
Desa.
(2) Penetapan Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5
(lima) orang calon.
Pasal 22
(1) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan tetap
kurang dari 2 (dua) orang setelah dilakukan perpanjangan
waktu pendaftaran sebagaimana dimaksud pada pasal 20
ayat (4), Bupati menunda pelaksanaan pemilihan Kepala
Desa sampai dengan batas waktu yang ditetapkan
kemudian.
(2) Kebijakan penundaan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
18
Pasal 23
(1) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 lebih dari 5 (lima)
orang, Panitia Pemilihan Tingkat Desa melakukan
mekanisme seleksi melalui Ujian Tulis.
Pasal 24
(1) Sebelum pelaksanaan ujian tulis, panitia agar mengklarifikasi
Bakal Calon Kepala Desa terhadap proses yang telah
dilaksanakan sebelumnya dan masing-masing peserta
menadatangani surat pernyataan bahwa siap menerima hasil
tes Tulis.
(2) Koreksi terhadap lembar jawaban dan pengumuman hasil
ujian tulis dilakukan oleh Panitia Pemilihan Kabupaten yang
dibantu oleh Panitia Pemilihan Tingkat Desa serta Muspika
pada hari yang sama kepada Bakal Calon Kepala Desa
sebelum meninggalkan tempat ujian.
(3) Apabila terdapat nilai yang sama dari hasil tes tulis Bakal
Calon Kepala Desa dalam memperebutkan peringkat lima
besar, maka dilaksanakan tes tulis ulang pada hari yang sama
bagi Bakal Calon Kepala Desa yang memiliki nilai sama
dimaksud.
Pasal 25
(1) Penetapan Calon Kepala Desa yang telah memenuhi syarat
disertai dengan penentuan nomor urut melalui undian
secara terbuka oleh Panitia Pemilihan Desa.
(2) Pengundian nomor urut calon sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dihadiri oleh para calon dan koordinator saksi.
(3) Nomor urut dan nama calon yang telah ditetapkan disusun
dalam daftar nama calon dan dituangkan dalam berita acara
penetapan Calon Kepala Desa.
(4) Panitia Pemilihan Desa mengumumkan tentang nama calon
yang telah ditetapkan.
(5) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bersifat
19
BAB IX
KAMPANYE CALON KEPALA DESA
Pasal 26
(1) Pelaksanaan Kampanye Calon Kepala Desa difasilitasi oleh
Panitia Pemilihan Tingkat Desa.
(2) Calon Kepala Desa yang berhak dipilih diumumkan kepada
masyarakat di tempat-tempat yang terbuka sesuai dengan
kondisi sosial budaya setempat.
(3) Kampanye merupakan forum penyampaian program yang
akan dilaksanakan apabila Calon Kepala Desa terpilih
sebagai kepala desa serta wajib menyampaikan visi dan
misinya mengenai pelaksanaan Pemerintahan,
Pembangunan dan Pelayanan kepada masyarakat di Desa.
(4) Calon Kepala Desa dapat melakukan kampanye sesuai
dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat
berdasarkn kesepakatan bersama antara Calon Kepala
Desa, panitia pemilihan tingkat desa dan pejabat
pengamanan yang berwenang diwilayah kecamatan.
(5) Tempat, waktu, mekanisme dan sistem kampanye
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur Dalam
Keputusan Panitia Pemilihan Desa.
(6) Kampanye dapat dilaksanakan melalui :
a. pertemuan terbatas;
b. tatap muka;
c. dialog;
d. penyebaran bahan kampanye kepada umum;
e. pemasangan alat peraga di tempat kampanye dan di
tempat lain yang ditentukan oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa;
f. kegiatan lain yang tidak melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 27
(1) Kampanye diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan Desa
paling lama 5 (lima) hari dengan mempertimbangkan masa
tenang 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan suara
dilaksanakan.
(2) Masa tenang diberlakukan mulai 3 (tiga) kali 24 (dua puluh
empat) jam sebelum dan berakhir pada saat akan
dimulainya pemungutan suara.
(3) Pada masa tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
20
BAB X
PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA
Pasal 28
(1) Setelah Panitia Pemilihan Desa menetapkan Calon Kepala
Desa yang berhak dipilih, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelum pemungutan suara dilaksanakan, Panitia
Pemilihan Desa mengumumkan kepada masyarakat Desa
tentang waktu dan tempat pemungutan suara, nama-nama
calon Kepala Desa dan daftar pemilih tetap yang disahkan
oleh Panitia Pemilihan Desa.
(2) Batas waktu penyampaian surat undangan tentang
pelaksanaan pemungutan suara ditentukan oleh Panitia
Pemilihan Desa atas dasar kesepakatan hasil musyawarah
panitia bersama Calon Kepala Desa yang dituangkan dalam
Berita Acara.
(3) Surat undangan sebagaimana dimaksud ayat (2) memuat
hari, tanggal, pukul, dan tempat pemungutan suara.
(4) Hari dan tanggal pemungutan suara dalam surat undangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengacu pada jadwal
yang telah ditetapkan oleh Keputusan Bupati.
21
Pasal 29
(1) Pemungutan suara pemilihan kepala desa dilaksanakan di
tempat pemungutan suara (TPS) yang ditentukan oleh
Panitia Pemilihan Desa.
(2) Jumlah TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
disesuaikan dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemungutan dan penghitungan suara.
(3) Tempat/lokasi TPS dapat ditentukan pada 1 (satu) lokasi di
Balai Desa atau tempat fasilitas umum lainnya yang mudah
dijangkau.
(4) Jumlah, lokasi, bentuk dan tata letak TPS ditetapkan oleh
Panitia Pemilihan Desa.
Pasal 30
(1) Penyelenggaraan pemungutan suara di TPS dilakukan oleh
oleh Panitia Pemilihan tingkat Desa beserta Petugas
Pembantu Panitia.
(2) Pembagian Tugas Panitia Pemilihan tingkat Desa beserta
Petugas Pembantu Panitia pada saat pemungutan suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Ketua
Panitia Pemilihan Desa.
Pasal 31
(1) Pemilihan Calon Kepala Desa dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil oleh
penduduk desa yang telah memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2).
(2) Pemberian suara diberikan dengan mencoblos surat suara
yang memuat nomor, foto dan nama Calon yang berhak
dipilih dalam bilik suara yang telah disediakan oleh Panitia
Pemilihan Desa.
(3) Pemilih hanya memberikan suara kepada 1 (satu) orang
Calon yang berhak dipilih.
(4) Pemilih yang berhalangan hadir, tidak dapat diwakilkan
dengan cara apapun.
(5) Ketentuan suara sah maupun tidak sah berdasarkan hasil
kesepakatan panitia dan para calon kepala desa.
Pasal 32
Untuk kelancaran pelaksanaan pemilihan di tempat pemungutan
suara, Panitia Pemilihan Desa menyediakan :
(1) papan pengumuman yang memuat nomor, foto dan nama
Calon yang berhak dipilih sesuai ketetapan Panitia
Pemilihan Desa;
(2) papan penghitungan perolehan suara;
(3) sarana dan prasarana lainnya yang diperlukan.
Pasal 33
(1) Sebelum melaksanakan pemungutan suara, Panitia
Pemilihan tingkat desa dengan disaksikan oleh Calon Kepala
Desa dan atau saksi yang mendapat mandat dari Calon
Kepala Desa, BPD dan warga masyarakat agar melakukan
kegiatan:
22
Pasal 34
(1) Setelah melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33, Panitia Pemilihan memberikan penjelasan kepada
pemilih mengenai proses dan tata cara pemungutan suara
di TPS.
(2) Dalam pemberian suara pemilih yang hadir diberikan
selembar surat suara oleh Panitia Pemilihan berdasarkan
urutan kehadiran sambil menunjukkan Surat Undangan
sesuai dengan Daftar Pemilih Tetap dan/atau identitas diri
yang berlaku.
(3) Setelah menerima surat suara, pemilih sebelum memasuki
bilik memeriksa atau meneliti surat suara dan apabila surat
suara dimaksud dalam keadaan cacat atau rusak, pemilih
berhak meminta surat suara yang baru setelah
menyerahkan kembali surat suara yang cacat atau rusak
dimaksud.
Pasal 35
(1) Pencoblosan surat suara dilaksanakan dalam bilik suara
dengan menggunakan alat pencoblos yang telah disediakan
oleh Panitia Pemilihan Desa.
(2) Pemilih yang masuk ke dalam bilik suara adalah pemilih
yang menggunakan hak pilihnya.
(3) Surat suara yang rusak akibat dari coblosan, tidak dapat
ditukar kembali dengan surat suara baru.
(4) Setelah surat suara dicoblos, pemilih memasukkan surat
suara ke dalam kotak suara yang telah disediakan dalam
keadaan terlipat.
(5) Pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang mempunyai
halangan fisik lain pada saat memberikan suaranya dapat
dibantu oleh seorang yang ditunjuk oleh pemilih dan
disaksikan oleh Panitia dan saksi dari maing-masing calon
Pasal 36
(1) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, Panitia
Pemilihan berkewajiban untuk :
a. menjamin agar azas demokrasi berjalan dengan lancar,
tertib, aman dan teratur;
b. menjamin pelaksanaan pemungutan suara dengan tertib
dan teratur.
(2) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, para Calon
yang berhak dipilih harus berada di tempat yang telah
ditentukan untuk mengikuti pelaksanaan pemungutan
23
suara.
(3) Apabila Calon Kepala Desa tidak hadir sebagaimana
keharusan dalam ayat (2), dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan harus disertai surat keterangan
resmi dari pihak yang berwenang dan secara administratif
tetap dianggap sebagai calon yang berhak dipilih.
Pasal 37
(1) Setelah semua Pemilih menggunakan hak pilihnya, Panitia
Pemilihan meminta kepada masing-masing Saksi untuk
menjadi saksi dalam penghitungan suara.
(2) Sebelum dilaksanakan penghitungan, Calon Kepala Desa
menandatangani berita acara dan mengklarifikasi proses
pelaksanaan tahapan pilkades sebelumnya dan
pemungutan suara yang dilakukan oleh Panitia.
(3) Dalam hal calon kepala desa menyatakan bahwa tidak ada
persoalan dalam pelaksanaan tahapan Pilkades
sebelumnya, maka panitia dapat melanjutkan proses
penghitungan surat suara.
(4) Dalam hal kepala desa mempersoalkan proses tahapan
pilkades sebelumnya yang dilaksanakan oleh panitia, maka
proses penghitungan suara dapat dilaksanakan setelah
calon kepala desa menerima keterangan panitia dan tidak
mempersoalkan dikemudian hari yang selanjutnya
dituangkan dalam berita acara.
(5) Panitia Pemilihan membuka kotak suara dan setiap lembar
surat suara diteliti satu demi satu kemudian menyampaikan
nama atau nomor Calon hasil coblosan yang mendapat
suara tersebut serta mencatatnya pada papan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS yang ditempatkan
sedemikian rupa, sehingga dapat dilihat dengan jelas.
(6) Dalam hal saksi tidak bersedia untuk menjadi saksi dalam
penghitungan maka proses penghitungan suara tetap
dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan tanpa diikuti oleh
saksi.
Pasal 38
Surat suara dinyatakan sah apabila :
a. surat suara ditandatangani oleh Ketua panitia; dan
b. tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat
yang memuat satu calon; atau
c. tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat
yang memuat nomor, foto dan nama calon yang telah
ditentukan; atau
d. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah
satu kotak segi empat yang memuat nomor, foto dan nama
calon; atau
e. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi
empat yang memuat nomor, foto dan nama calon.
24
Pasal 39
(1) Saksi dapat mengajukan keberatan terhadap kesalahan
penyebutan nomor urut atau nama calon dalam proses
penghitungan suara kepada Panitia Pemilihan tingkat desa.
(2) Dalam hal terdapat keberatan saksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Panitia Pemilihan wajib mengentikan sejenak
proses penghitungan suara untuk menjelaskan prosedur
dan/atau mencocokkan kembali selisih perolehan suara
dengan dikawal oleh aparat keamanan.
(3) Dalam hal keberatan yang diajukan saksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat diterima, Panitia Pemilihan
mengadakan pembetulan saat itu juga.
(4) Pembetulan hasil penghitungan perolehan suara dilakukan
koreksi dengan cara mencoret angka yang salah dan
menuliskan angka yang benar dengan dibubuhi paraf Ketua
Panitia Pemilihan dan Saksi.
(5) Keberatan yang diajukan oleh saksi terhadap pelaksanaan
penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dituangkan dalam berita acara dan tidak menghalangi
proses pelaksanaan penghitungan suara .
Pasal 40
(1) Setelah perhitungan suara selesai, Panitia Pemilihan
membuat Berita Acara hasil penghitungan suara yang
ditandatangani oleh koordinator saksi calon kepala desa.
(2) Saksi dapat meminta salinan Berita Acara hasil
penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada Ketua Panitia Pemilihan tingkat desa.
(3) Berita Acara beserta kelengkapannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dimasukan dalam sampul khusus
yang disediakan dan di masukkan ke dalam kotak suara
yang pada bagian luar ditempel label atau segel.
(4) Panitia Pemilihan Desa menyerahkan berita acara hasil
penghitungan suara kepada Ketua BPD pada hari yang
sama setelah selesai penghitungan suara.
(5) BPD menetapkan calon kepala desa terpilih dengan
keputusan BPD yang selanjutnya diusulkan kepada Bupati
untuk dilantik dan disahkan.
Pasal 41
(1) Calon kepala desa yang dinyatakan terpilih adalah calon
kepala desa yang mendapat dukungan suara terbanyak.
(2) Apabila jumlah calon kepala desa terpilih yang memperoleh
suara terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) orang calon,
maka Calon terpilih ditetapkan berdasarkan wilayah tempat
tinggal dengan jumlah pemilih terbesar.
(3) Dalam hal calon kepala desa terpilih memiliki perolehan
suara terbanyak yang sama sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) bertempat tinggal dalam wilayah yang sama, maka
dilakukan pemilihan putaran kedua untuk Calon yang
memiliki perolehan suara sama dimaksud paling lama 20
(Dua Puluh) hari setelah hasil penghitungan suara.
(4) Biaya pelaksanaan pemilihan kepala desa putaran kedua
25
Pasal 42
(1) Panitia Pemilihan Tingkat Desa menyampaikan laporan hasil
pemilihan kepala desa kepada BPD.
(2) BPD menetapkan keputusan tentang calon kepala desa
terpilih berdasarkan hasil evaluasi atas laporan Panitia
Pemilihan Tingkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan menyampaikan permohonan pelantikan calon kepala
desa terpilih dimaksud kepada Bupati melalui Camat dengan
tembusan kepada Kepala Desa paling lambat 7 (tujuh) hari.
(3) Jadwal pelantikan calon kepala desa terpilih dilaksanakan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah diterbitkannya
keputusan Bupati tentang pengangkatan kepala desa
terpilih.
BAB XI
PENYELESAIAN PENGADUAN DAN PERSELISIHAN PASCA
PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA
Pasal 43
(1) Pengaduan dapat dilakukan oleh pihak calon kepala desa
yang merasa dirugikan dalam pelaksanaan Pilkades
kepada Panitia Pemilihan Tingkat Desa.
(2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai
bukti-bukti lengkap yang disampaikan paling lambat 1
(3) (satu) jam setelah penghitungan suara dinyatakan selesai.
Panitia Panitia Pemilihan Tingkat Desa segera mengambil
langkah-langkah penyelesaian dalam jangka waktu paling
(4) lama 2 (dua) jam setelah pengaduan diterima.
Permasalahan pasca pelaksanaan pemungutan suara,
disebabkan karena:
a. kesalahan hasil penghitungan surat suara;
b. indikasi ketidaknetralan Panitia Pemilihan Tingkat
Desa; dan
c. indikasi tindak pidana calon kepala desa atau pihak
(5) lain terhadap pelaksanaan pilkades.
Perselisihan yang disebabkan kesalahan hasil
penghitungan surat suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) huruf a diselesaikan dengan cara hitung ulang
setelah mendapatkan persetujuan BPD yang selanjutnya
disaksikan oleh Muspika dan dilaksanakan pada hari
(6) yang sama saat peghitungan suara dengan
memperhatikan keamanan bukti surat suara.
Perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b
(7) dan huruf c diselesaikan melalui jalur hukum dan
diberikan sanksi sebagaimana ketentuan yang berlaku.
Putusan Panitia Pemilihan Tingkat Desa bersifat final dan
mengikat, dan sebagai dasar bagi BPD untuk menetapkan
serta mengajukan permohonan pelantikan Calon Kepala
Desa terpilih kepada Bupati.
26
Pasal 44
Calon Kepala Desa yang dilaporkan karena indikasi tindak
pidana terhadap pelaksanaan pilkades sebagamana pasal 43 ayat
(4) huruf c tetap diusulkan oleh BPD untuk dilantik oleh Bupati
dan yang bersangkutan diberikan sanksi hukum sebagaimana
ketentuan yang berlaku apabila tebukti dan memperoleh putusan
pengadilan yang memilki kekuatan hukum tetap.
Pasal 45
(1) Selama masa pemilihan, Kepala Desa, BPD dan/atau
Panitia Pemilihan dilarang membuat keputusan dan /atau
tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
Calon yang berhak dipilih.
(2) Panitia Pemilihan Tingkat Desa tidak diperbolehkan
memungut, membebani pembiayaan pemilihan kepala desa
dari Bakal Calon dan/atau Calon Kepala Desa.
(3) Dalam hal Kepala Desa, BPD dan/atau Panitia Pemilihan
Tingkat Desa terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) maka diberikan sanksi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB XI
BIAYA PEMILIHAN
Pasal 46
(1) Biaya pemilihan Kepala Desa dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
(2) Penganggaran biaya pemilihan kepala desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan ketentuan
yang berlaku pada pelaksanaan program kegiatan
Organisasi Perangkat Daerah.
(3) Kebutuhan barang dan jasa serta kebutuhan akomodasi
lain selain yang disediakan oleh pemerintah kabupaten,
dapat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa yang melaksanakan Pemilihan Kepala Desa.
(4) Masyarakat maupun Bakal Calon dan/atau Calon Kepala
Desa dapat memberikan bantuan pembiayaan pemilihan
kepala desa berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah
desa apabila dukungan biaya untuk pelaksanaan pilkades
yang dibebankan pada APBDes tidak mampu mencukupi
kebutuhan Rencana Anggaran Biaya yang diusulkan oleh
Panitia Pemilihan Tingkat Desa kepada Kepala Desa.
(5) Bantuan Pembiayaan Pemilihan dari Masyarakat maupun
Bakal Calon dan/atau Calon Kepala Desa bersifat tidak
mengikat dan dimasukkan dalam rekening kas desa pada
kode rekening lain-lain Pendapatan desa yang sah.
Pasal 47
(1) Perencanaan biaya pemilihan yang dibebankan pada
Anggaran Pendapatan Belanja Desa sebagaimana pasal 46
ayat (3) diajukan oleh Panitia Pemilihan Desa kepada Kepala
Desa/atau Penjabat Kepala Desa paling lambat 30 (tiga
27
Pasal 49
(1) Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk melantik calon
kepala Desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
diterbitkan keputusan pengangkatan Kepala Desa dengan
tata cara sesuai dengan peraturan perundang undangan.
(2) Pejabat lain yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah Wakil Bupati atau Camat.
(3) Susunan kata-kata sumpah/janji Kepala Desa berbunyi :
“Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji bahwa saya
akan memenuhi kewajiban saya selaku Kepala Desa dengan
sebaik-baiknya, sejujur jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa
saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara; dan
bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-
undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa,
Daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia ”.
BAB XIII
PEMILIHAN KEPALA DESA ANTAR WAKTU
MELALUI MUSYAWARAH DESA
Pasal 50
(1) Musyawarah Desa yang diselenggarakan khusus untuk
pelaksanaan pemilihan kepala Desa antar waktu
dilaksanakan paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
terhitung sejak kepala Desa diberhentikan.
(2) Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
oleh BPD paling lama dalam jangka waktu 15 (lima belas)
Hari terhitung sejak ditetapkannya anggaran Biaya Pemilihan
Kepala Desa Antar Waktu pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.
(3) Susunan keanggotaan Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar
Waktu sebagaimana pasal 8 ayat (3) peraturan Bupati ini.
28
Pasal 51
(1) Peserta musyawarah desa Pemilihan Kepala Desa Antar
Waktu diikuti oleh Pemerintah Desa, BPD, dan unsur
masyarakat.
(2) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (2) meliputi
Ketua RT dan Ketua RW, Ketua LPM, Ketua Karang Taruna,
Ketua PKK, Ketua BUMDes, Ketua Posyandu serta masing-
masing 1 (satu) orang perwakilan tokoh maupun kelompok
masyarakat dari tiap dusun.
(3) Tokoh maupun kelompok masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) berasal dari:
a. tokoh adat;
b. tokoh agama;
c. tokoh pendidik;
d. tokoh masyarakat selain tokoh adat, agama dan pendidik
yang disepakati bersama dalam musyawarah desa pada
saat pembentukan panitia pemilihan ;
e. kelompok tani;
f. kelompok nelayan;
g. kelompok pengrajin;
h. kelompok perempuan;
i. kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
j. kelompok masyarakat miskin;
k. kelompok penyandang disabilitas;
l. kelompok lansia;
m. kelompok anak-anak;
n. kelompok seniman;
o. kelompok budayawan;
p. kelompok olahragawan;
q. kelompok pemuda; dan
29
Pasal 52
(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu melakukan
tahapan pendaftaran dengan mengacu ketentuan pasal 20
pada peraturan bupati ini.
(2) Berkas administrasi Bakal Calon Kepala Desa diterima oleh
Panitia apabila telah memenuhi dokumen persyaratan
administrasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 ayat (2).
(3) Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu menetapkan
paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 3 (tiga) orang
calon.
(4) Dalam hal bakal calon Kepala Desa Antar Waktu yang
memenuhi persyaratan Berkas administrasi sebagaimana
dimaksud ayat (7) lebih dari 3 (tiga) orang, Panitia Pemilihan
Kepala Desa Antar Waktu melakukan mekanisme seleksi
melalui Ujian Tulis.
(5) Materi ujian tulis dalam seleksi tambahan dimaksud dibuat
dan disiapkan oleh Panitia Pemilihan Kepala desa Antar
Waktu dengan melibatkan Muspika.
(6) Sebelum pelaksanaan ujian tulis, panitia agar
mengklarifikasi Bakal Calon Kepala Desa terhadap proses
yang telah dilaksanakan sebelumnya dan masing-masing
peserta menadatangani surat pernyataan bahwa siap
menerima hasil tes Tulis.
(7) Koreksi terhadap lembar jawaban dan pengumuman hasil
ujian tulis dilakukan oleh Panitia Pemilihan Kepala desa
Antar Waktu beserta Muspika pada hari yang sama kepada
Bakal Calon Kepala Desa sebelum meninggalkan tempat
ujian.
(8) Apabila terdapat nilai yang sama dari hasil tes tulis Bakal
Calon Kepala Desa Antar Waktu dalam memperebutkan
peringkat tiga besar, maka dilaksanakan tes tulis ulang pada
hari yang sama bagi Bakal Calon Kepala Desa Antar Waktu
yang memiliki nilai sama dimaksud.
Pasal 53
(1) Penetapan Calon Kepala Desa Antar Waktu yang telah
memenuhi syarat disertai dengan penentuan nomor urut
melalui undian secara terbuka oleh Panitia Pemilihan Desa
yang dihadiri oleh para calon dan koordinator saksi serta
30
Pasal 54
(1) Pelaksanaan Kampanye Calon Kepala Desa Antar Waktu
difasilitasi oleh Panitia dalam rangka penyampaian visi dan
misi serta program yang akan dilaksanakan apabila Calon
Kepala Desa Antar Waktu terpilih sebagai kepala desa antar
waktu kepada masyarakat di Desa.
(2) Tempat, waktu, mekanisme dan sistem kampanye
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur Dalam
Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu.
(3) Kampanye diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan Desa
paling lama 5 (lima) hari dengan mempertimbangkan masa
tenang 3 (tiga) hari sebelum hari Musyawarah Desa
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu dilaksanakan.
(4) Ketentuan pelaksanaan kampanye calon kepala desa antar
waktu mengacu pada pasal 27 peraturan bupati ini.
Pasal 55
(1) Penyelenggaraan Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa
Antar Waktu bertempat di Kantor Pemerintahan Desa.
(2) Panitia pemilihan menyampaikan undangan kepada Peserta
Musyawarah Desa berdasarkan hasil kesepakatan dengan
Calon Kepala Desa Antar Waktu.
(3) Biaya kebutuhan Sarana/prasana Musyawarah Desa
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu dibebankan pada
APBDes dan melalui swadaya gotong royong dengan
mengutamakan pendayagunaan sarana/prasarana yang
sudah ada di Desa sesuai dengan kondisi obyektif Desa dan
sosial budaya masyarakat.
Pasal 56
(1) Calon Kepala Desa, Koordinator Saksi Calon Kepala Desa, dan
Peserta Musyawarah Desa melakukan registrasi atau
menandatangani daftar hadir yang telah disiapkan Panitia
Pemilihan pada saat hari pelaksanaan Musyawarah Desa
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu.
(2) Penjabat Kepala Desa, anggota BPD, perangkat Desa, Calon
Kepala Desa, Koordinator Saksi Calon Kepala Desa, dan
Peserta Musyawarah lainnya yang berhalangan hadir harus
memberitahukan ketidakhadirannya dengan alasan yang
benar.
(3) Dalam hal Penjabat Kepala Desa berhalangan diwakilkan
kepada Sekretaris Desa atau Perangkat Desa yang ditunjuk
secara tertulis.
(4) Ketidakhadiran Penjabat Kepala Desa, anggota BPD,
perangkat Desa dan Peserta Musyawarah Desa lainnya
diinformasikan secara terbuka kepada peserta Peserta
Musyawarah Desa yang hadir.
31
Pasal 57
(1) Ketua BPD bertindak selaku pimpinan Musyawarah Desa
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu.
(2) Dalam hal Ketua BPD selaku pimpinan berhalangan hadir,
posisi pimpinan Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa
Antar Waktu dapat digantikan oleh wakil ketua atau anggota
BPD
Pasal 58
(1) Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
dimulai dan dibuka oleh pimpinan musyawarah apabila
daftar hadir telah ditandatangani oleh 2/3 dari jumlah
undangan yang telah ditetapkan sebagai peserta Musyawarah
Desa.
(2) Peserta Musyawarah Desa yang telah menandatangani daftar
hadir tidak dapat meninggalkan tempat musyawarah sampai
dengan selesainya musyawarah.
(3) Pimpinan Musyawarah menyampaikan Tata Tertib
Pelaksanaan Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa Antar
Waktu dan nama calon kepala desa dalam upaya menjaga
agar kegiatan berjalan sesuai dengan ketentuan.
Pasal 59
(1) Pimpinan musyawarah menyampaikan kepada Peserta
musyawarah bahwa pengambilan keputusan Musyawarah
Desa Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu pada dasarnya
dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat;
(2) Pengambilan keputusan berdasarkan mufakat dilakukan
setelah peserta yang hadir diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapat serta saran, yang kemudian
dipandang cukup untuk diterima untuk menetapkan Calon
kepala Desa terpilih;
(3) Keputusan berdasarkan mufakat adalah sah apabila
disepakati oleh 2/3 dari jumlah undangan peserta
Musyawarah Desa yang hadir;
(4) Dalam hal tata cara pengambilan keputusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tidak dikehendaki oleh
mayoritas peserta Musyawarah Desa yang hadir, maka
keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak melalui
mekanisme voting tertutup atau terbuka.
(5) Tata cara pengambilan keputusan berdasarkan suara
terbanyak dengan memilih salah satu mekanisme voting
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dituangkan dalam berita
acara kesepakatan yang ditandatangani oleh Pimpinan
musyawarah, Calon Kepala Desa, Koordinator Saksi Calon
Kepala Desa dan perwakilan peserta musyawarah dari unsur
masyarakat;
(6) Calon Kepala Desa yang terpilih melalui mekanisme voting
adalah yang memperoleh suara terbanyak.
(7) Sebelum dilaksanakan penghitungan, Calon Kepala Desa
menandatangani berita acara dan mengklarifikasi proses
pelaksanaan tahapan persiapan musyawarah pemilihan
kepala desa antar waktu sebelumnya dan pelaksanaan voting
yang dilakukan oleh Panitia.
(8) Dalam hal calon kepala desa menyatakan bahwa tidak ada
persoalan dalam proses pelaksanaan tahapan sebelumnya,
32
Pasal 60
(1) Hasil keputusan musyawarah desa pemilihan kepala desa
antar waktu dituangkan dalam Berita Acara yang
ditandatangani oleh Ketua BPD, Penjabat Kepala Desa dan
perwakilan peserta dari masing-masing unsur tokoh dan
kelompok masyarakat;
(2) Berita acara sebagaimana dimaksud huruf a dilampiri catatan
tetap dan laporan singkat;
(3) Apabila Ketua BPD berhalangan sebagai pimpinan
Musyawarah Desa, Berita Acara sebagaimana dimaksud pada
huruf a ditandatangani oleh pimpinan Musyawarah Desa
yang hadir; dan
(4) Apabila Penjabat Kepala Desa berhalangan hadir dalam
Musyawarah Desa, Berita Acara sebagaimana dimaksud pada
huruf a ditandatangani oleh yang mewakili Penjabat Kepala
Desa yang ditunjuk secara tertulis oleh Penjabat Kepala Desa.
Pasal 61
(1) Calon Kepala Desa Antar Waktu yang terpilih ditetapkan
dalam keputusan BPD yang selanjutnya diusulkan
permohonan pelantikan kepada Bupati melalui Camat;
(2) Jadwal pelantikan calon kepala desa terpilih dilaksanakan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah diterbitkannya
keputusan Bupati tentang pengangkatan kepala desa terpilih.
Pasal 62
(1) Setiap perselisihan yang timbul dalam Musyawarah Desa
diselesaikan secara musyawarah serta dilandasi semangat
kekeluargaan;
(2) Apabila terjadi perselisihan di desa sebagai dampak dari
adanya ketidaksepakatan antar peserta Musyawarah Desa,
maka penyelesaiannya difasilitasi dan diselesaikan oleh camat
33
BAB XIV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 63
(1) Kepala Desa dari Pegawai Negeri Sipil yang berhenti,
diberhentikan oleh Pejabat yang berwenang atau habis masa
jabatannya dikembalikan ke Instansi Induknya.
(2) Kepala Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil apabila
telah mencapai batas usia pensiun sebagai Pegawai Negeri
Sipil diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri
Sipil dengan memperoleh hak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Dalam upaya mengurangi terjadinya perselisihan pasca
pelaksaaan penghitungan suara, panitia pemilihan
menindaklanjuti dengan menyusun tata tertib pelaksanaan
pemilihan yang memuat antara lain:
a. jadwal tahapan pelaksanaan pilkades serentak dengan
mengacu pada jadwal yang telah ditetapkan oleh Bupati
maupun jadwal pilkades PAW setelah memperoleh ijin dari
Bupati;
b. tugas pokok dan fungsi masing-masing anggota beserta
kewajiban calon kepala desa pada setiap tahapan pilkades
beserta konsekuensi sanksi apabila terjadi pelanggaran;
dan
c. daftar berita acara pada tahapan pilkades yang wajib
ditandatangani oleh panitia dan calon kepala desa sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 64
(1) Proses pemilihan kepala desa serentak maupun antar waktu
yang sedang berjalan sebelum ditetapkannya peraturan ini,
tetap berjalan dengan mengacu ketentuan peratruan
sebelumnya terhitung sejak dibentuknya panitia pemilihan.
(2) Perlakuan persyaratan berkas administrasi terhadap Kepala
Desa yang mencalonkan kembali sama dengan bakal calon
kepala desa lainnya.
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 65
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati
Jember Nomor 28 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa di Kabupaten Jember,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
34
Pasal 66
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Jember.
Ditetapkan di Jember
pada tanggal ……………………2019
BUPATI JEMBER,
TTD.
FAIDA
35
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN BUPATI JEMBER
NOMOR TAHUN 2019
TENTANG
I. UMUM
Pemilihan Kepala Desa dalam kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan diakui keberadaanya berlaku
ketentuan hukum adat setempat, yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah
dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
Pasal 1
Cukup Jelas.
Pasal 2
Cukup Jelas.
Pasal 3
Cukup Jelas.
Pasal 4
Cukup Jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
36
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Pasal 6
Cukup Jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Ayat (6)
Ketentuan pemberian Bantuan biaya Pemilihan Kepala Desa
berpedoman pada ketentuan Pemberian Bantuan Keuangan
Khusus yang berlaku di Pemerintah Kabupaten.
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Ayat (7)
Cukup Jelas.
Ayat (8)
Cukup Jelas.
Ayat (9)
Cukup Jelas.
Ayat (10)
Cukup Jelas.
Ayat (11)
Cukup Jelas.
Ayat (12)
Cukup Jelas.
Ayat (13)
Cukup Jelas.
Pasal 9
Huruf a
Cukup Jelas.
Huruf b
Cukup Jelas.
Huruf c
37
Ayat (1)
Huruf d
Yang dimaksud Sekolah Menengah Pertama atau sederajat
adalah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan tentang Pendidikan Dasar dan Menengah yang
terintegrasi dalam Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
29 Tahun 2014 tentang Pengesahan Fotokopi Ijazah/Surat
Tanda Tamat Belajar dan Penerbitan Surat keterangan Pengganti
Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Ayat (7)
Cukup Jelas.
Ayat (8)
Cukup Jelas.
Ayat (9)
Cukup Jelas.
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Ayat (7)
Cukup Jelas.
Ayat (8)
Cukup Jelas.
Ayat (9)
Cukup Jelas.
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup Jelas.
39
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 25
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Ayat (7)
Cukup Jelas.
Pasal 26
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Pasal 27
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
40
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Pasal 28
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Pasal 29
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Pasal 30
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Pasal 31
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Pasal 32
Cukup Jelas.
Pasal 33
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Pasal 34
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 35
Ayat (1)
41
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Pasal 36
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Pasal 37
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Pasal 38
Cukup Jelas.
Pasal 39
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Pasal 40
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Pasal 41
Ayat (1)
42
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Rencana Anggaran Biaya Pemilihan Ulang ditetapkan oleh Panitia
dan diusulkan kepada Pemerintah Desa untuk dibahas dan
disepakati dalam forum musyawarah desa dengan sumber
anggaran dapat berasal dari pihak ketiga yang sah dan tidak
mengikat, calon yang bersangkutan, dan sumbangan masyarakat
yang dimasukkan dalam rekening kas desa pada kode rekening
lain-lain Pendapatan desa yang sah.
Pasal 42
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 43
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Ayat (7)
Cukup Jelas.
Pasal 44
Cukup Jelas.
Pasal 45
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 46
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Pasal 47
Ayat (1)
43
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Pasal 48
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 49
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 50
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Ayat (7)
Cukup Jelas.
Ayat (8)
Cukup Jelas.
Ayat (9)
Cukup Jelas.
Pasal 51
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Pasal 52
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
44
Ayat (5)
Tes Tulis dalam bentuk pilihan ganda dengan muatan materi
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Hak Asasi Manusia,
Pengetahuan Dasar dan Pengetahuan Umum tingkat Sekolah
Menegah Pertama atau Sederajat dengan jumlah soal paling
sedikit 50 (Lima puluh) soal dan paling banyak 100 (Seratus)
soal.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Ayat (7)
Cukup Jelas.
Ayat (8)
Cukup Jelas.
Pasal 53
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 54
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Pasal 55
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 56
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Pasal 57
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Pasal 58
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
45
Pasal 59
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Ayat (7)
Cukup Jelas.
Ayat (8)
Cukup Jelas.
Ayat (9)
Cukup Jelas.
Ayat (10)
Cukup Jelas.
Ayat (11)
Cukup Jelas.
Ayat (12)
Cukup Jelas.
Ayat (13)
Cukup Jelas.
Ayat (14)
Cukup Jelas.
Ayat (15)
Cukup Jelas.
Pasal 60
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Pasal 61
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Pasal 62
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 63
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
46
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 64
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Pasal 65
Cukup Jelas.
Pasal 66
Cukup Jelas.