Anda di halaman 1dari 10

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Ymang Maha Esa, karena atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat melalui Kewirausahaan
Olahan Bawang di Kabupaten Brebes diselesaikan dengan baik.

Dengan tersedianya Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat melalui


Kewirausahaan Olahan Bawang di Kabupaten Brebes, diharapkan BBPPKS Yogyakarta bersama para
pihak dan stakeholder terkait dapat melaksanakan kegiatan pelatihan tersebut secara bersinergi,
terencana, terkoordinasi, terarah, dan terkendali secara berkelanjutan, sehingga tujuan dari
pemberdayaan masyarakat dapat terwujud.

Terkait dengan disusunnya dan ditetapkannya Pedoman Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat


melalui Kewirausahaan Olahan Bawang di Kabupaten Brebes, maka pada kesempatan ini diucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang terlibat atas kerja
keras usaha yang dilakukan dalam penyusunan Pedoman Pelaksanaan Pelatihan.

Sekian dan terima kasih.

Yogyakarta, JuIi 2023

Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan


Sosial Yogyakarta

EVA RAHMI KASIM


2

TIM PENYUSUN

Pengarah : Eva Rahmi Kasim (Kepala BBPPKS Yogyakarta)

Penyusun : 1. Agung Sulistiono ( Perencana Ahli Madya)

2. Prih Wardoyo (Penyuluh Sosial Ahli Madya)

3. Sudarsono (Penyuluh Sosial Ahli Muda)

4. Gusti Abdi Rahman (Pengelola APBN)


3

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR........................................................................................................................... 1

TIM PENYUSUN .............................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 3

A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................................... 4

B. MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................................................... 4

C. RUANG LINGKUP ........................................................................................................................ 5

D. DASAR HUKUM ........................................................................................................................... 5

E. PENGERTIAN ............................................................................................................................... 5

F. METODE PEMBELAJARAN ........................................................................................................... 5

G. PESERTA ...................................................................................................................................... 6

H. NARASUMBER/FASILITATOR ....................................................................................................... 6

I. KURIKULUM.................................................................................................................................. 6

J. PERSIAPAN PELAKSANAAN........................................................................................................... 7

K. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA .......................................................................... 8

L. SKEMA PROSES PEMBELAJARAN ................................................................................................. 8

M. WAKTU DAN TEMPAT PELATIHAN ............................................................................................. 9

N. SARANA DAN PRASARANA ......................................................................................................... 9

O. KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA ........................................................................ 9

P. FASILITAS, HAK DAN KEWAJIBAN ............................................................................................... 9

Q. EVALUASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN .............................................................................. 9

R. PEMBIAYAAN .............................................................................................................................. 9

S. PENUTUP .................................................................................................................................... 10
4

PANDUAN PELAKSANAAN PELATIHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MELALUI KEWIRAUSAHAAN OLAHAN BAWANG MERAH
DI KABUPATEN BREBES

A. LATAR BELAKANG
Para pakar pertanian menyatakan bahwa bawang merah merupakan jenis tanaman pangan yang
mudah rusak baik pada proses pertumbuhan dan pasca panen. Produk pertanian yang mudah
rusak mengakibatkan harga bawang merah fluktuatif di pasaran sehingga perubahan harga
sangat cepat (Asmara, R., & Ardhiana, R, 2010). Selain harga yang cepat berubah tanaman
bawang merah juga dapat mengalami berubahan yang dapat cenderung merugikan para petani
akibat kegiatan pasca panen yang buruk, sehingga petani bawang merah secara terpaksa harus
tetap menjual hasil panen bawang merah ketika harga bawang merah dipasaran sedang rendah
atau dengan kata lain para petani bawang merah tidak bisa menunggu harga bawang merah
stabil dulu di pasaran.
Selama ini cara petani bawang merah untuk menanggulangi dan meningkatkan harga jual
bawang merah kualitas rendah agar laku dipasaran yaitu dengan menjual hasil panen bawang
merah kualitas rendah dalam bentuk bawang merah kupasan, akan tetapi hal ini tetap kurang
efektif untuk dilakukan karna proses pengupasan secara manual membutuhkan waktu yang
sangat lama yaitu sekitar 1 jam untuk 1 kg bawang merah kualitas rendah. Hal ini karena
semakin rendah kualitas bawang merah maka ukuran umbi juga kecil sehingga sulit untuk
mengupas bawang merah secara manual. Waktu dan tenaga yang dibutuhkan dalam proses
pengupasan juga tidak sebanding dengan kenaikan harga yang didapat karna kenaikan bawang
merah kupasan hanya berkisar 2000 per kg.
Alasan lain para petani bawang merah di Desa Sekoto Kecamatan Badas langsung menjual hasil
panen mereka dipasaran tanpa melalui proses pengolahan menjadi produk pangan lainya yaitu
karna para petani bawang merah belum mengetahui cara pengolahan, cara pemasaran, dan
prospek produk bawang merah menjadi produk pangan yang berkualitas tunggi, nilai jual tinggi
dan harga yang stabil dipasaran. Sehingga berdasarkan masalah dilapangan dibutuhkan inovasi
alat, sosialisasi dan pelatihan tentang pengolahan bawang merah kualitas rendah menjadi
produk pangan lain kepada para petani bawang merah, dengan kegiatan tersebut maka para
petani bawang merah tidak akan risau jika harga bawang merah sedang rendah dipasaran atau
hasil panen bawang merah banyak yang memiliki kualitas yang rendah.
Sebagai langkah awal dari pengolahan bawang merah kualitas rendah menjadi produk pangan
kualitas tinggi yaitu dibutuhkan inovasi berupa pelatihan olah bawang merah, mulai dari cara
pengolahan, pengemasan, dan pemasaran produk olahan bawang merah. Setelah itu dilakukan
proses pendampingan kepada para petani bawang merah dalam mengolah dan memasarkan
hasil produksi bawang merah olahan yang diyakini dapat meningkatkan nilai jual bawang merah
kualitas rendah dan meningkatkan pendapatan petani bawang merah di Desa Pakijangan,
Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Meningkatkan kompetensi penyelenggara diklat dalam memberikan pelatihan
pemberdayaan bagi penerima manfaat
2. Tujuan
Pedoman Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat bertujuan:
5

a. Menjadi acuan dan petunjuk pelaksanaan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat


b. Mengoptimalkan pelaksanaan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat
c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan Pelatihan Pemberdayaan
Masyarakat
d. Menstandarkan proses pelaksanaan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat
e. Menjadi acuan dalam penganggaran Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat
f. Menjaga kualitas pelaksanaan pelatihan menjadi lebih optimal.
C. RUANG LINGKUP
Pedoman ini memuat acuan pelaksanaan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Olahan Bawang
Merah di Kabupaten Brebes.
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin
3. Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2021 tentang Kementerian Sosial
4. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaran Kesejahteraan Sosial
6. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2022 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Sosial
7. Peraturan Menteri Sosial Nomor 02 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial
8. Peraturan Menteri Sosial Nomor 06 Tahin 2015 tentang Standarisasi Pendidikan dan
Pelatihan Kesejahteraan Sosial
E. PENGERTIAN
1. Peserta Pelatihan adalah penerima manfaat/ masyarakat yang dilatih untuk peningkatan
keterampilan;
2. Fasilitator adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang serta hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran
dalam rangka pelatihan kepada peserta pelatihan;
3. Kurikulum adalah serangkaian rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, metoda, bahan
pembelajaran dan cara yang digunakan sebagai acuan proses kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pelatihan;
4. Evaluasi Hasil Belajar adalah penilaian terhadap peningkatan kompetensi peserta pelatihan
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan;
5. Pemberdayaan Masyarakat adalah usaha memandirikan masyarakat, memampukan, dan
membangun kemampuan untuk memajukan diri kearah kehidupan yang lebih baik secara
berkesinambungan.
6. Perlindungan sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk mencegah dan menangai
risiko dari guncangan dan kerentanan sosial.
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Metode pembelajaran Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat yang akan dilaksanakan adalah
dengan model pembelajaran klasikal atau tatap muka dengan pendekatan life skills training
(aplikatif, langsung dipraktekkan, berbasis kebutuhan di lapangan) dan community based
learning (pembelajaran langsung di lokasi masyarakat setempat).
2. Adapun tahapan pelaksanaan pelatihan Model Klasikal, adalah sebagai berikut:
a. Pra Pelatihan
1) Assessment Kebutuhan Pelatihan
2) Penyusunan Kurikulum dan Silabus Pelatihan
b. Pelaksanaan Pelatihan
6

1) Registrasi peserta
2) Pengarahan Teknis
3) Pre test
4) Pembukaan
5) Pemberian Materi
6) Post test dan evaluasi
7) Penutupan
G. PESERTA
1. Peserta Pelatihan meliputi:
Penerima Manfaat yang meliputi PM PKH, BPNT, Atensi, Rutilahu, dan masyarakat umum
Non DTKS
2. Persyaratan peserta:
a. Memiliki komitmen untuk mengikuti pelatihan
b. Masyarakat yang terdiri dari unsur PM PKH, atensi, Rutilahu ataupun masyarakat
c. umum Non DTKS
d. Sehat jasmani dan rohani
e. Pengusulan peserta berkoordinasi dengan Aparatur setempat, dalam hal ini Kepala Desa
Pakijangan, Kecamatan Bulakamba, Kab. Brebes.
H. NARASUMBER FASILITATOR
1. Fasilitator merupakan Praktisi/ Profesional yang memiliki keahlian/ kepakaran/ kompetensi
dan pengalaman pada bidang kewirausahaan sosial dan pengembangan usaha.
2. Fasilitator Pelatihan berasal dari:
a. Praktisi/ Profesional sebagai narasumber
b. Pengusaha UMKM sukses
c. Dinas Sosial Kabupaten setempat
d. Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta.
e. Pejabat/Personil dari Kementerian Sosial RI
I. KURIKULUM
1. Jumlah Jam pelatihan keseluruhan terdiri dari : ….. Jam Pelatihan, dan akan ditempuh selama
4 (empat) hari efektif.
2. Materi Pelatihan teridiri dari 3 besaran, yaitu: Materi dasar, Materi Inti, dan lain-lain.

No Materi Metode Jam


Pelatihan
A. DASAR
1. Dinamika Kelompok dan Team -
Building menuju Pembentukan
Koperasi
2. Peran Dinas Sosial Brebes Dalam 2
Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat melalui Pengembangan
Usaha Mandiri
3. Olahan Bawang dan Pengembangan Ceramah, tanya jawab, game 2
Jaringan Pemasaran
4. Perijinan Dalam Usaha Pengolahan Ceramah, tanya jawab 2
Bawang
5. Menjadi Wirausahawan sukses Ceramah, tanya jawab, 3
praktek
B. INTI
7

1. Pengolahan Bawang Praktek 3


2. Pengolahan Pasta Bawang Praktek 4
3. Pengolahan Minyak dan Bawang Praktek 4
Goreng
4. Kemasan Produk Ceramah/tanya jawab, demo 1
dan kurasi
5. Label Produk Ceramah/tanya jawab, demo 1
dan kurasi
6. Pengawasan Mutu Produk Ceramah/tanya jawab, demo 1
dan kurasi
7. Umur simpan produk Ceramah/tanya jawab, demo 1
dan kurasi
8. Penentuan Biaya bahan Ceramah/tanya jawab, 1
praktek
C. LAIN-LAIN
1. Pengarahan Teknis Ceramah tanya jawab 1
2. Rencana Tindak Lanjut FGD Penugasan 1
3. Pembukaan Penutupan 2
4. Pratest – Post Test Pengisian instrumen 2
5. Evaluasi Penyelenggaraan Pengisian instrumen 1
J. PERSIAPAN PELAKSANAAN
Sebelum dimulainya proses pembelajaran dalam pelatihan pemberdayaan masyarakat, maka
dilakukan persiapan pelaksanaan meliputi:
1. Penyiapan Pedoman Pelatihan
2. Penyiapan Sasaran, meliputi: sasaran lokasi, sasaran calon peserta.
3. Penyiapan SDM Pelaksana, meliputi: Narasumber Pusat dan Lokal, Fasilitator/praktisi Lokal,
Supervisor Pelatihan, Panitia BBPPKS, Panitia/Pendamping Lokal.
4. Penyiapan Sarana Prasarana, meliputi:
a. Sarana, meliputi: materi pelatihan, perlengkapan peserta pelatihan, bahan-bahan
praktek
b. Prasarana: tempat pelatihan, peralatan pembelajaran (media, meja kursi), peralatan
praktek, alat transportasi, jaringan internet.
K. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA
1. Proses Pembelajaran
Dalam pelatihan ini, peserta mengikuti pembelajaran secara tatap muka, dengan satu kelas
terdiri dari 18-20 orang, sebagaimana usulan calon peserta dari Pemberintah Desa
Pakijangan. Kegiatan yang harus diikuti meliputi:
a. Peserta mengikuti semua tata tertib yang sudah ditetapkan oleh panitia penyelenggara.
b. Panitia menunjuk Praktisi/ Narasumber/ fasilitator yang bertugas memfasilitasi proses
pembelajaran
c. Panitia menunjuk co-fasilitator yang membantu proses fasilitasi pembelajaran
d. Mengikuti setiap tahapan proses pembelajaran tatap muka dan pemberian materi,
sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan oleh panitia (silabus terlampir).
2. Sertifikat Tanda Mengikuti Pelatihan
Bilamana peserta sudah selesai mengikuti semua proses pembelajaran, selanjutnya peserta
mendapatkan sertifikat pelatihan.
L. SKEMA PROSES PEMBELAJARAN
Skema proses pembelajaran sebagai berikut:
8

PENJELASAN
PRA PELATIHAN:
1. Sebelum Pelaksanaan Pelatihan, BBPPKS telah melakukan Quick Assessment terkait
kebutuhan Pemberdayaan Masyarakat yang perlu dikembangkan sesuai dengan konteks
lokal daerah setempat/ lokasi pelatihan/ calon peserta pelatihan.
2. Asessment kebutuhan pelatihan dilakukan dengan berkoordinasi dengan Staf Khusus
Menteri (SKM) terkait untuk memetakan kebutuhan pelatihan dan sasaran/target
peserta pelatihan.
3. Assessment kebutuhan pelatihan dilakukan menggunakan pendekatan Partisipatif atau
melibatkan masyarakat dan aparat daerah untuk memotret/mengetahui kebutuhan,
sumber daya yang dimiliki di suatu daerah serta potensi pasar di daerah setempat.
4. Assessment kebutuhan pelatihan dapat dilakukan dengan teknik wawancara ataupun
Focus Group Discussion (FGD) dengan perwakilan masyarakat dan aparat pemerintah/
desa setempat.
5. Setelah melakukan assessment, BBPPKS mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang
dibutuhkan masyarakat dan merancang kurikulum serta silabus pelatihan dengan
melibatkan praktisi/professional/Lembaga, yaitu Peneliti dari Institut Pertanian Bogor
(IPB).
6. Hasil assessment pelatihan yang dilakukan, telah ditetapkan beberapa keputusan antara
lain: jumlah sasaran peserta, lokus kegiatan pelatihan, jenis pelatihan teknis usaha yang
akan dilakukan, kurikulum pelatihan, narsum/ praktisi inti, metodologi pelatihan, jangka
waktu dan jadwal diklat, pembiayaan, serta rencana tindak lanjut pendampingan.
7. Pelaksanaan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat (metodologi, mekanisme, sarana dan
prasarana, dll).
8. Materi pelatihan disusun/disiapkan oleh para narasumber dan praktisi/professional yang
akan menjadi fasilitator pelatihan sesuai dengan silabus yang telah disusun
9

9. BBPPKS mengumpulkan bahan materi yang telah dibuat oleh Praktisi/ fasilitator
pelatihan dan mengorganisir menjadi satu kesatuan materi pelatihan.
M. WAKTU DAN TEMPAT
1. Waktu
Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan secara konvensional atau tatap muka
dengan jumlah hari disesuaikan dengan kebutuhan bobot materi yang akan dilatihkan dalam
pelatihan.
2. Tempat
Proses pembelajaran dilaksanakan di lokasi masyarakat setempat (community-based
training) atau di lokasi yang telah ditentukan oleh BBPPKS.
N. SARANA DAN PRASARANA
1. Panitia menyediakan sarana dan prasarana berupa akomodasi, transport (dengan bukti
pengeluaran real (at cost)) dan uang saku peserta.
2. Panitia menyediakan perlengkapan pelatihan.
O. KELEMBAGAAN DAN SDM
1. Lembaga dan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Pelatihan Pemberdayaan
Masyarakat, yaitu:
a. BBPPKS: terkait dengan penyiapan calon peserta, waktu dan tempat pelaksanaan
pelatihan, assessment kebutuhan pelatihan, koordinasi dengan stakeholder terkait serta
evaluasi pelaksanaan pelatihan.
b. Dinas Sosial Kab. Brebes: Menugaskan pendamping lokal (TKSK dan Personil Dinas Sosial)
c. Pemerintah Desa Pakijangan: Penyediaan Tempat Pelatihan.
2. Tim Penyelenggara
Tim pelaksana Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat, terdiri dari:
a. Panitia Penyelenggara yang berjumlah 4 orang
b. Praktisi/ Narasumber yang berjulah 1-2 orang
c. Fasilitator lokal yang berjumlah 1-2 orang
d. Panitia Lokal/ Daerah yang berjumlah 2 orang
e. Supervisor pelatihan berjumlah 1 orang.
P. FASILITAS, HAK DAN KEWAJIBAN
1. Peserta mendapatkan sarana dan prasarana berupa akomodasi, transport (dengan bukti
pengeluaran real (at cost)), uang harian dan perlengkapan pelatihan.
2. Peserta wajib mengikuti seluruh pembelajaran
Q. EVALUASI PENYELENGGARAAN
Evaluasi dan penilaian peserta dalam mengikuti penyelenggaraan Pelatihan Pemberdayaan
Masyarakat meliputi:
1. Evaluasi Peserta
Komponen penilaian untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta dalam penguasaan
materi pembelajaran, meliputi:
a. Pre test (0%)
b. Keaktifan dan disiplin peserta dalam pembelajaran (100%). Peserta dianggap lulus
dengan minimal 90% kehadiran.
c. Post Test (0%)
2. Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan:
a. Evaluasi Fasilitator/ Praktisi
b. Evaluasi Panitia Penyelenggara
R. PEMBIAYAAN
10

Pembiayaan penyelenggaraan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dibebankan pada DIPA


BBPPKS Yogyakarta Tahun 2023.
S. PENUTUP
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan
Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan mitra kerja terkait, untuk menjadi acuan/ panduan
dalam pelaksanaan pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai