Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gito Pamungkas

NPM : 010119308

Kelas : IJ

Jawaban UAS Hukum Agraria

1. Berikut adalah contoh pelaksanaan dari Pasal 7 UUPA, yaitu:


a. Contoh pelaksanaan dari Pasal 7 UUPA pada daerah tidak padat penduduk ialah
sebagai berikut :
 Pemerintah daerah setempat membuat aturan tentang jual beli tanah, sehingga
tanah yang akan dijual belikan kepada masyarakat dibatasi luasnya sehingga tidak
terjadi kepemilikan tanah yang melampaui batas ;
 Larangan pemilikan tanah secara “absentee” atau “guntai”;
 Memberdayakan tanah – tanah yang yang tidak ditempati disekitar daerah tersebut
untuk kepentingan yang bisa bermanfaat bagi masyarakat.

b.Contoh pelaksanaan dari Pasal 7 UUPA pada daerah yang padat penduduk ialah
sebagai berikut :
 Tanah yang akan dijual kepada masyarakat dibatasi sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan sehingga kepemilikan tanah yang berlebihan dan mengganggu
masyarakat dapat di tertibkan ;
 Membangun rumah susun di daerah tersebut, sehingga jumlah masyarakat yang
ingin membuat bangunan di daerah tersebut dapat berkurang.

2. 4 hal dari tujuan Landreform di Indonesia adalah :


1) Untuk melaksanakan prinsip tanah untuk tani, agar mempertinggi penghasilan dan
taraf hidup para petani penggarap tanah dan agar supaya tidak terjadi lagi tanah
sebagai obyek spekulasi dan alat pemerasan.
2) Untuk memperkuat dan memperluas hak milik atas tanah bagi setiap warga negara
Indonesia yang berfungsi sosial.
3) Untuk mengakhiri sistem tuan tanah dan menghapuskan pemilikan dan penguasaan
tanah secara besar-besaran dengan tak terbatas, dengan menyelenggarakan batas
maksimum dan batas minimum untuk tiap keluarga. Dengan demikian mengikis pula
sistem feodalisme, liberalisme dan kapitalime atas tanah dan memberikan
perlindungan terhadap golongan ekonomis yang lemah.
4) Untuk meningkatkan ekonomi dan mempertinggi produksi nasional serta mendorong
terselenggaranya pertanian yang intensif secara gotong-royong dalam bentuk
koperasi dan bentuk gotong-royong lainnya
3. Tiga kebijakan yang diterapkan pemerintah pada fase ini dalam membangun pertanian
yaitu melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi :
 Intensifikasi menunjuk pada penggunaan teknologi biologi dan kimia (pupuk, benih
unggul, pestisida, dan hibrisida), serta teknologi mekanis (traktorisasi dan kombinasi
mana jemen air irigasi serta drainase).
 Ekstensifikasi adalah perluasan areal yang mengkonversi hutan tidak produktif
menjadi areal persawahan dan pertanian.
 Diversifikasi adalah penganekaragaman usaha pertanian untuk menambah
pendapatan rumah tangga petani, usaha tani terpadu peternakan, dan perikanan.

Pada saat yang bersamaan pemerintah juga melakukan kebijakan :


 Membangun sarana irigasi, jalan dan industri pendukung (semen, pupuk dan lain-
lain).
 Melakukan pembenahan institusi ekonomi seperti konsolidasi kelompok tani
hamparan, KUD dan koperasi pertanian lainnya, sistem penyuluhan dengan program
andalannya adalah latihan dan kunjungan ke petani.
 Melakukan terobosan skema pendanaan, memberikan kredit pertanian (walau
bersubsidi), serta keterjangkauan akses finansial sampai ke tingkat pelosok pedesaan.
Ini merupakan reformasi spektakuler di bidang ekonomi.

Nah selain itu untuk meningkatkan kesejahteran petani tanaman pangan Pemerintah harus
melakukan upaya-upaya yaitu sebagai berikut:
 Pemerintah perlu melakukan sosialisasi dan pendampingan ke petani terhadap
penggunaan kartu tani dan distributor dalam penggunaan mesin EDC.
 Pemerintah harus memperbaiki data RDKK yang lebih akurat lagi, karena petani
beberapaka kali mendapatkan kuota pupuk tidak sesuai kebutuhannya.
 Pemerintah haruslah melakukan pendistribusian benih secara bottom up, yaitu
dengan cara mengakomodir kebutuhan benih dari petani mengingat selama ini
bantuan benih dari Pemerintah cenderung bersifat top down dan memperbanyak
kuantitas benih unggul bersertifikat.

4. Tata cara/ prosedur memohon sertifikat tanah dari hak milik adat, yaitu :
1) Formulir permohonan yang sudah di isi dan ditandatangani pemohonan atau
kuasanya diatas meterai yang cukup.
2) Surat kuasa apabila dikuasakan.
3) Fotokopi identitas Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga pemohon dan kuasa
apabila dikuasakan, yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket.
4) Asli bukti perolehan tanah atau alas hak.
5) Asli surat-surat bukti pelepasan hak dan pelunasan tanah dan rumah atau rumah yang
dibeli dari pemerintah.
6) Fotokopi tanda daftar Surat Pemberitahuan Pajak Tertuang ( SPPT ), Pajak Bumi dan
Bangunan ( PBB ), Surat Setoran Bea ( SBB ), Bea Perolehan Atas Tanah dan
Bangunan ( BPHTB ) dan bukti bayar uang pemasukan ( pada saat pendaftaran hak ).
7) Melampirkan bukti Surat Setoran Pajak ( SSP ) atau Pajak Penghasilan ( PPh ).

Anda mungkin juga menyukai