Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Rohani

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 016854142

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4335/Administrasi Pertanahan

Kode/Nama UPBJJ : 16/Pekanbaru

Masa Ujian : 2020/21.1(2020.2)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TERUBUKA
1. Sebagai berikut:
a. Faktor yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan tanah adalah sebagai
berikut:
1) Pertumbuhan Penduduk. Tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah penduduk
semakin berkembang pesat. Jumlah penduduk yang berkembang ini akan
menyebabkan semakin banyaknya kebutuhan akan tanah untuk keperluan
hidup seperti tempat tinggal dan juga tempat bercocok tanam.
2) Adanya peningkatan kebutuhan penduduk dalam rangka peningkatan kualitas
hidup. Kualitas hidup memerlukan ruang yang semakin berkembang.
Kualitas pangan juga harus semakin berkembang seiring berjalannya
perkembangan teknologi pertanian.
3) Kota semakin berkembang sehingga akan terjadi perembetan perkembangan
kota atau pergeseran dari sebuah kota itu. Jika ruang di dalam kota sudah
semakin sesak maka hal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan
pemekaran dari kota itu.
4) Persediaan tanah semakin sedikit untuk diberdayakan. Penguasaan akan
lahan semakin sulit untuk dilakukan. Apalagi jika tanah yang dicari adalah
tanah yang memiliki posisi strategis. Selain itu para pemilik tanah juga sulit
untuk melepas tanah kecuali dengan harga yang tinggi.
5) Pembangunan yang semakin berkembang menjadikan tanah menjadi satu hal
yang sangat penting. Pembangunan sebuah industri tidak lepas dari
kebutuhan akan tanah di sebuah wilayah.
b. Mengingat pentingnya peran tanah, berdasarkan Tap MPR Nomor IV/MPR/1978
ditentukan agar pembangunan di bidang pertanahan diarahkan untuk menata
kembali penggunaan, penguasaan, dan pemilikan tanah. Atas dasar Tap MPR
Nomor IV/MPR/1978, Presiden mengeluarkan kebijaksanaan bidang pertanahan
yang dikenal dengan catur tertib bidang pertanahan sebagaimana yang dimuat
dalam Keppres Nomor 7 Tahun 1979, yang salah satunya meliputi tertib
administrasi pertanahan, yang diarahkan pada program:
a. Mempercepat proses pelayanan yang menyangkut urusan pertanahan;
b. Menyediakan peta dan data penggunaan tanah, keadaan sosial ekonomi
masyarakat sebagai bahan dalam penyusunan perencanaan penggunaan tanah
bagi kegiatan-kegiatan pembangunan;
c. Penyusunan data dan daftar pemilik tanah, tanah-tanah kelebihan batas
maksimum, tanah-tanah absente dan tanah-tanah negara;
d. Menyempurnakan daftar-daftar kegiatan baik di Kantor Agraria maupun di
kantor PPAT;
e. Mengusahakan pengukuran tanah dalam rangka pensertipikatan hak atas
tanah.

2. Tanah Ulayat adalah tanah bersama para warga masyarakat hukum adat yang
bersangkutan. Hak penguasaan atas tanah masyarakat hukum adat dikenal dengan Hak
Ulayat. Hak ulayat merupakan serangkaian wewenang dan kewajiban suatu masyarakat
hukum adat, yang berhubungan dengan tanah yang terletak dalam lingkungan
wilayahnya. UU No. 5 Tahun 1960 atau UU Pokok Agraria (UUPA) mengakui adanya
Hak Ulayat. Pengakuan itu disertai dengan 2 (dua) syarat yaitu mengenai eksistensinya
dan mengenai pelaksanaannya. Berdasarkan pasal 3 UUPA, hak ulayat diakui
“sepanjang menurut kenyataannya masih ada”. Dengan demikian, tanah ulayat tidak
dapat dialihkan menjadi tanah hak milik apabila tanah ulayat tesebut menurut kenyataan
masih ada, misalnya dibuktikan dengan adanya masyarakat hukum adat bersangkutan
atau kepala adat bersangkutan, maka sebaliknya, tanah ulayat dapat dialihkan menjadi
tanah hak milik apabila tanah ulayat tersebut menurut kenyataannya tidak ada atau
statusnya sudah berubah menjadi “bekas tanah ulayat”.
3. Sebagai berikut:
a. Dalam pasal 1 angka 1 PP No.24 tahun 1997 disebutkan bahwa pendaftaran tanah
adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus-menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan,
dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan
daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk
pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada
haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang
membebaninya.
b. PP 24 Tahun 1997 Pasal 3 yang menyatakan bahwa pendaftaran tanah bertujuan,
antara lain memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada
pemegang hak atas bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang
terdaftar sehingga mudah membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang
bersangkutan. Pendaftaran tanah juga memiliki tujuan menyediakan informasi
kepada pihak-pihak berkepentingan sehingga mudah memperoleh data dalam
mengadakan aktivitas hukum tentang properti yang telah terdaftar. Tujuan lain
adalah demi terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
c. Penjelasan Pasal 2 PP Nomor 24 Tahun 1997 mengungkapkan secara terperinci
makna dari asas pendaftaran tanah tersebut, yaitu sebagai berikut :
1) Asas sederhana dalam pendaftaran tanah dimaksudkan agar ketentuan-
ketentuan maupun prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihak-pihak
yang berkepentingan, terutama para pemegang hak atas tanah.
2) Asas aman dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah perlu
diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan
jaminan kepastian hukum sesuai tujuan pendaftaran tanah itu sendiri.
3) Asas terjangkau dimaksudkan keterjangkauan bagi pihak-pihak yang
memerlukan, khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan
golongan ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan dalam rangka
penyelenggaraan pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh para pihak yang
memerlukan.
4) Asas mutakhir dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam
pelaksanaannya dan berkesinambungan dalam pemeliharaan datanya. Data
yang tersedia harus menunjukkan keadaan yang mutakhir. Untuk itu perlu
diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan-perubahan yang terjadi
di kemudian hari. Asas mutakhir menuntut dipeliharanya data pendaftaran tanah
secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga data yang tersimpan di
kantor pertanahan selalu sesuai dengan keadaan nyata di lapangan dan di
masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap
saat. Untuk itu diberlakukan pula asas terbuka”.
4. Sebagai berikut:
a. Landreform diartikan dengan perubahan struktur penguasaan pemilikan tanah,
bukan hanya dalam pengertian politik belaka tapi juga pengertian teknis. Cita-
cita UUPA adalah melaksanakan perubahan secara mendasar terhadap relasi agraria
yang ada agar menjadi lebih adil dan memenuhi kepentingan rakyat petani.
b. Tujuan landreform yang diselenggarakan di Indonesia secara khusus adalah untuk
mempertinggi penghasilan dana taraf hidup petani penggarap, sebagai landasan dan
prasyarat untuk menyelenggarakan pembangunan ekonomi menuju masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Untuk mencapai tujuan tersebut
dilakukan dengan mengadakan pembagian yang adil atas sumber kehidupan atas
rakyat tani berupa tanah dan pembagian hasil yang adil pula melaksanakan prinsip
tanah untuk tani dan perlindungan terhadap ekonomi lemah.
c. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1991
tentang Konsolidasi Tanah, konsep dari konsolidasi tanah bertujuan untuk menata
kembali penguasaan dan penggunaan tanah serta usaha pemerintah untuk
pengadaan tanah demi kepentingan pembangunan, meningkatkan kualitas
lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan partisipasi aktif dari
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai