NIM : 12020724471
1) Pengertian AAUPB
AAUPB di pahami sebagai asas-asas umum yang di jadikan
sebagai dasar dan tata cara dalam penyelenggaraan pemerintahan
yang baik, sehingga penyelenggaraan pemerintahan itu menjadi
baik, sopan, adil dan terhormat, bebas dari kezhaliman, pelanggaran
aturan, tindakan penyalahgunaan wewenang dan tindakan
sewenang-wenang. Berdasarkan penelitiannya Jazim Hamidi
menemukan pengertian AAUPB sebagai berikut:
a. AAUPB merupakan nilai-nilai etik yang hidup dan
berkembang dalam lingkungan Hukum Administrasi
Negara.
b. AAUPB berfungsi sebagai pegangan bagi pejabat
Administrasi Negara dalam menjalankan fungsinya,
merupakan alat uji bagi hakim administrasi dalam
menilai tindakan administrasi negara (yang berwujud
penetapan/beschikking), dan sebagian dasar
pengajuan gugatan bagi pihak penggugat.
1
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Rajawali Pers), hlm 230-232.
c. Sebagian besar dari AAUPB masih merupakan asas-
asas yang tidak tertulis, masih abstrak, dan dapat
digali dalam praktik kehidupan di masyarakat.
d. Sebagian asas yang lain sudah menjadi kaidah
hukum tertulis dan terpencar dalam berbagai
peraturan hukum positif. Meskipun sebagian dari
asas itu berubah menjadi kaidah hukum tertulis,
namun sifatnya tetap sebagai asas hukum. (Hamidi,
1999)2.
3) Pembagian AAUPB
Berkenaan dengan keputusan (beschikking), AAUPB terbagi
dalam dua bagian, yaitu asas yang bersifat formal atau
prosedural dan asas yang bersifat material atau substansial.
(P.Nicolai, 1985). “ Perbedaan antara asas-asas yang bersifat
prosedural dan material, AAUPB ini penting untuk perlindungan
hukum”. Menurut Indoharto, asas-asas yang bersifat formal,
yaitu asas-asas yang penting artinya dalam rangka
mempersiapkan susunan dan motivasi dari suatu beschikking.
Jadi menyangkut segi lahirlah beschikking itu, yang meliputi
asas-asas yang berkaitan dengan proses persiapan dan proses
pembentukan keputusan, dan asas-asas yang berkaitan dengan
pertimbangan (motivering) serta susunan keputusan. Asas-asas
yang bersifat material tampak dari isi keputusan pemerintah,
termasuk kelompok asas yang bersifat material atau substansial
ini adalah asas kepastian hukum, asas persamaan, asas larangan
sewenang-wenang (willekeur), larangan prnyalahgunaan
kewenangan (detournement de pouvoir).3
2
Ibid, hlm.234-235
3
Ibid, hlm. 240-244
4) Macam- macam AAUPB
Crince Le Roy mengetengahkan 11 butir asas-asas umum
pemerintahan yang baik yang merupakan terjemahan dari
algemen beginselen van behorlijk bestuuryang sudah di terima
di lingkungan Hukum Administrasi Negara Belanda. Sebelas
asas umum pemerintahan yang baik tersebut adalah:
a. Asas kepastian hukum ( principle of legal security)
b. Asas keseimbangan (principle of proportionality)
c. Asas kesamaan dalam mengambil keputusan
(principle of equality)
d. Asas bertindak cermat (principle of carefulnes)
e. Asas motivasi untuk setiap keputusan (princple of
motivation)
f. Asas jangan mencampuradukan kewenangan
(principle of non misure of competence)
g. Asas permainan yang layak (principle of fair play)
h. Asas keadilan dan kewajaran (principle of
rasonablenss or prohibition of arbritariness)
i. Asas menanggapi pengharapan yang wajar (principle
of meeting raised expection)
j. Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal
(principle of undoing the consequences of annulled
decicion); dan
k. Asas perlindungan atas pandangan hidup (principle
of protecting the personal way of life)
Kesebelasan asas yang di kemukakan oleh Crince Le
Roy tersebut di indonesia di kembangkan oleh Kuntojoro
purbopranoto menjadi 13 asas-asas umumpemerintahan
yang baik yaitu:
a. Asas kebijaksanaan (principle of sapientia); dan
b. Asas penyelenggaran kepentingan umum
(principle of public service)4
B. Perlindungan hukum
Perlindungan hukum bagi rakyat merpakan konsep universal, dalam
arti dianut dan di terapkan oleh setiap negara yang mengedepankan diri
sebagai negara hukum.
4
Eny Kusdarini, “ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK dalam hukum administrasi
negara”, (UNY PRESS), hlm. 5
dengan seseorang atau badan hukum perdata, yaitu sejajar,
sehingga pemerintah dapat menjadi penggugat dan tergugat.
Dalam konteks inilah prinsip kedudukan yang sama di hadapan
hukum (equality before the law) yang menjadi salah satu unsur
negara hukum terimplementasi. Dengan kata lain, hukum
perdata memberikan perlindungan yang sama baik kepada
pemerintah maupun seseorang atau badan hukum perdata.
3) Penegakan Hukum
Menurut satjipto Rahardjo, penegakan hukum pada
hakikatnya merupakan penegakan ide-ide atau konsep-konsep
yang abstrak itu. Penegakan hukum adalah usaha untuk
mewujudkan ide-ide tersebut menjadi kenyataan. Penegakan
hukum secara konikret adalah berlakunya hukum positif dalam
peraktik sebagaimana seharusnya patut ditaati. Oleh karena itu
memberikan suatu keadilan dalam suatu perkara berarti
memutuskan perkara dengan menerapkan hukum dan
menemukan hukum in concreto dalam mempertahankan dan
menjamin di taatinya hukum materil dengan menerapkan cara
prosdural yang di tetapkan oleh hukum formal.
5
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Rajawali Pers),hlm.275-296s
6
Ibid, hlm.339-359