Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan
paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap
over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang
berlebih lebihan.
Dari segi persepsi yang timbul, pemimpin paternalistik banyak diwarnai oleh harapan dari
para pengikutnya untuk dapat berperan aktif sebagai bapak yang bersifat melindungi dan
layak untuk dijadikan tempat bertanya dan memperoleh petunjuk.
Dari segi sifat, pemimpin yang paternalistik mempunyai sifat yang tidak mementingkan diri
sendiri melainkan memberikan perhatian pada kepentingan dan kesejahteraan bawahannya.
Dan bila ditinjau dari segi nilai yang dianut, biasanya pemimpin paternalistik lebih
mengutamakan kebersamaan serta adanya perlakuan yang seragam yang lebih menonjol.
Sedangkan bila ditinjau dari sikap yang dianut, bahwa pemimpin harus mengetahui segala
seluk beluk kehidupan organisasional, sehingga yang terjadi adalah adanya pemusatan
pengambilan keputusan dalam diri pemimpin dan bawahan hanya sebagai pelaksana saja.
Dari ke empat faktor yang diuraikan diatas, maka penonjolan dominasi keberadaan pemimpin
dan penekanan yang kuat pada kebersamaan serta lebih bercorak pada yang bersifat sebagai
pelindung, bapak, dan guru.
https://belajarmanagement.wordpress.com/2009/06/29/tipe-pemimpin-paternalistik/
..
Mungkin anda handal dalam bidang lain, namun anda belum tentu sukses dalam mengelola
karyawan. Karyawan adalah manusia yang memiliki pemikiran, tingkah laku, perasaan, dan
permasalahan sendiri. Dalam prinsip kepemimpinan paternalistik tersebut, anda harus
berusaha memberikan kebahagiaan kepada karyawan, sebagaimana anda membahagiakan
seluruh anggota keluarga. Ketika karyawan merasa bahagia, maka akan bekerja secara
maksimal dan memberikan kontribusi positif terhadap perusahaan.
Bayangkan jika sebagai seorang suami sekaligus karyawan, setiap hari anda harus mendengar
omelan istri di rumah karena tak cukup uang untuk belanja, belum lagi omelan atasan padahal
anda sudah berusaha semampunya untuk bekerja dengan maksimal. Tentunya, karyawan
seperti ini tidak akan fokus kepada apa yang ia kerjakan. Berikut adalah beberapa catatan
bagaimana seorang pemimpin paternalistik bisa memperlakukan karyawan sebagai bagian
dari keluarga.
– Penghargaan
Setiap orang membutuhkan uang, itu pasti. Namun tidak semua karyawan merasakan
kebahagiaan yang cukup ketika diberi uang. Sebagian orang justru merasa lebih bahagia
dengan penghargaan yang diterima. Memberikan pujian bisa menjadi suatu cara untuk
memotivasi dan memacu karyawan untuk bekerja lebih giat. Dan efek domino yang timbul
adalah semua karyawan yang mendengar anda memuji karyawan tersebut, akan terpacu untuk
kerja lebih baik lagi. Tentunya, anda harus teliti dalam memberikan pujian. Jika kesuksesan
itu adalah kesuksesan tim, maka pujilah timnya, sehingga tidak ada yang merasa iri. Hal ini
malah menghancurkan strategi kepemimpinan paternalistik yang anda perankan.
– Adil
Seorang pemimpin yang baik bertindak adil kepada karyawan senior maupun junior. Adil
dalam hal ini mencakup pemberian kompensasi dan reward, namun juga berdasarkan prestasi
kerja masing-masing. Pemberian gaji berdasarkan peringkat senioritas memang perlu, namun
jika ada junior yang memiliki skill luar biasa, tidak ada salahnya memberikan mereka gaji
yang sepadan. Dengan demikian, si junior akan merasa dihargai, sedangkan yang senior tidak
merasa tersaingi. Lebih baik lagi jika gaji dibagi dalam bentuk tunjangan. Misalkan tunjangan
usia kerja, tunjangan pendidikan atau skill.
Jika perusahaan sudah cukup mampu, jangan menunda untuk memberikan fasilitas
pendidikan dan pelatihan kepada karyawan, sebagaimana orang tua berusaha memberikan
pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Kepemimpinan paternalistik tidak pernah menunda
pemberian fasilitas pendidikan, apalagi dengan alasan bahwa perusahaan belum mampu
untuk membiayainya. Para karyawan tidaklah bodoh, apalagi jika mereka berada di bagian
keuangan, atau marketing, sehingga mereka tentunya bisa memprediksi dengan tepat
kemampuan perusahaan. Sebagian pimpinan merasa takut, jika karyawan memiliki tambahan
skill atau title maka mereka akan keluar dan mencari perusahaan yang menawarkan posisi
lebih baik.
Mutasi, rotasi, atau turnover karyawan adalah hal yang lumrah, itu adalah sebuah resiko yang
harus diambil oleh seorang pemimpin. Jikalau kita memperlakukan mereka dengan layak,
maka kemungkinan karyawan tersebut keluar akan menjadi semakin kecil. Jika karyawan
semakin pintar dan semakin senior dalam pekerjaannya, tentunya produktifitasnya akan
semakin meningkat. Kepemimpinan paternalistik tidak akan efektif bila sang pemimpin
memiliki jiwa yang terlalu otoriter. Belajarlah untuk berbagi dengan karyawan, baik dalam
kesulitan maupun ketika dalam kesenangan, sehingga kepemimpinananda semakin berbinar
di mata karyawan.
http://sgoldberjangka.com/ciri-khas-kepemimpinan-paternalistik/
Paternalistik
Tipe pemimpin ini umumnya terdapat pada masyarakat tradisional. Popularitas pemimpin
yang paternalistik mungkin disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
* Kuatnya ikatan primordial
* Extended family system
* Kehidupan masyarakat yang komunalistik
* Peranan adat istiadat yang kuat
* Masih dimungkinkan hubungan pribadi yang intim
Dibeberapa daerah masih terdapat koperasi dengan pemimpin yang paternalistik, mungkin di
daerah tersebut masih menganggap orang yang tua atau di tuakan patut untuk menjadi bapak
atau pemimpin suatu organisasi seperti koperasi. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama dan
guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
http://firstsinz.blogspot.co.id/2011/11/paternalistik-tipe-pemimpin-ini-umumnya.html
Ciri kepemimpinan paternalistik adalah seperti halnya seorang ayah yang selalu memikirkan
kesejahteraan anggota keluarganya. Sementara Purwanto menyebutkan karakteristik kepemimpinan
paternalistik lebih rinci lagi, yaitu:
1) Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa.
2) Bersifat terlalu melindungi.
3) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan.
4) Hampir tidak pernah memberi kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif sendiri.
5) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkaan kreasi dan fantasinya.
6) Sering bersifat mahatahu.
Pemimpin tipe ini bersikap terlalu melindungi, jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengambil inisiatif dan mengambil keputusan serta bersikap maha tahu.
http://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-macam-gaya-
kepemimpinan/
http://korpri-dephan.blogspot.com/2010/07/tipe-gaya-dan-perilaku-kepemimpinan.html
http://armandioindrawan.blogspot.com/2012/10/pengertian-kepemimpinan-dan-tipegaya.html
http://abdulrohiem.blogspot.co.id/2012/12/gaya-kepemimpinan.html