Anda di halaman 1dari 2

Jumat 13 Nov 2015, 01:16 WIB

Suap Pengesahan APBD Riau, Terdakwa:


Pak Johar Terima Rp 250 Juta
Chaidir Anwar Tanjung – detikNews

http://news.detik.com/berita/3069774/suap-pengesahan-apbd-riau-terdakwa-pak-johar-
terima-rp-250-juta

Pekanbaru - Sidang perkara dugaan suap APBD Riau di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pekanbaru berjalan alot. Mantan anggota DPRD Riau, Ahmad Kirjauhari yang jadi terdakwa,
menuding saksi memberikan keterangan palsu.

Sidang suap APBD Riau tahun 2014 dan 2015 ini digelar di PN Pekanbaru, Jl Teratai,
Pekanbaru, Kamis (12/11/2015). Ada tiga saksi yang dihadirkan Jaksa pada KPK, yakni
Johar Firdaus mantan Ketua DPRD Riau tahun 2015, Suparman dan mantan anggota DPRD
Riau, Gumpita.

Dalam persidangan Jaksa KPK sempat memutarkan alat bukti sadapan telepon seluler milik
Johar Firdaus yang berkomunikasi dengan M Yafiz Kepala Bappeda Riau.

Komunikasi itu pada 2 September 2014, pukul 22.00 WIB. Artinya, masa bakti Johar tersisa
4 hari lagi. Johar diduga mendesak Yafiz untuk segera mencarikan uang sebelum APBD
Perubahan diketuk palu oleh DPRD Riau pada 4 September.

Petikan komunikasi dari Yafiz adalah, "Makanya, kalau kita sepakat, niat tulus, kawan-
kawan  itu nanti kita kasih uanglah. Kawan-kawan2yang berkeinginan itukan," kata Yafiz.

Namun Johar mengelak pernah meminta uang untuk pengesahan APBD perubahan tahun
2014.

"Itu bukan untuk memberi uang, tapi untuk memberikan ruang," Johar berkelit. Jawaban
Johar ini sempat mengundang gelak tawa para pengunjung sidang.

Percakapan telepon lainnya, juga diperdengarkan antara Johar dengan terdakwa Kirjauhari.
Percakapan itu Johar meminta Kirjauhari untuk segera bertemu. Percakapan ini pada 12
September artinya setelah Johar 'pensiun' dari dewan.

Percakapan itu, mereka bersepakat mengadakan pertemuan di cafe Lick and Latte. Setelah
percakapan itu, akhirnya Kirjauhari dan Johar bertemu di cafe tersebut ditambah anggota
dewan Riky Hariansyah.

Lantas apa yang dibicarakan dalam pertemuan itu, yang kesannya Johar ngotot untuk minta
bertemu?

"Biasalah kami hanya ngopi saja. Kami membicarakan soal rencana Riau pesisir, tidak ada
yang lain," kata Johar dihadapan Ketua Majelis Masrul.
Namun Kirjauhari menyampaikan keberatan atas bantahan Johar.

"Saya keberatan atas keterangan saudara saksi Johar. Kami bertemu bertiga itu, selain
membicarakan soal Riau pesisir (rencana pembentukan provinsi baru), juga membicarakan
uang. Saksi minta uang atas pengesahan APBD," kata Kirjauhari memberikan tanggapan.

Kirjauhari menyebut, dia memberikan uang ke Johar lewat rekannnya Riky Hariansyah.
"Uang itu saya titipkan lewat Riky. Ada dua kantong itu, yang satu berisikan Rp100 juta yang
satu kantong lagi Rp 150 juta," kata Kirjauhari.

Keterangan Kirjauhari kembali disanggah Johar Firdaus. Dihadapan majelis hakim, Johar
mengklaim kalau dirinya meminjam uang kepada Kirjauhari.

"Tidak benar saya terima uang. Saya hanya minjam," kata Johar.

Lagi-lagi keterangan Johar dibantah terdakwa. "Saya tidak pernah meminjamkan uang ke
Johar. Dari mana saya punya uang. Saya cuma anggota biasa," kata Kirjauhari sembari
tertawa.

Melihat perdebatan itu, ketua mejlis akhirnya menengahi. "Sudah, saudara terdakwa
membantah keterangan saksi. Dan saudara saksi tetap bertahan atas pendiriannya tidak terima
uang. Kami juga bingung ini melihat keterangan ini. Yang pasti di antaranya ada yang
berbohong," kata Masrul yang disambut gelak tawa pengunjung sidang.

"Sidang kita lanjutkan pekan depan saja. Nanti saudara terdakwa silahkan memberikan
keterangan lagi," tutup Masrul.

Di luar sidang, Johar menyebut siap dikonfrontir dengan Riky yang dianggap orang yang
memberikan uang langsung. "Saya siap," kata Johar enteng.

Sedangkan terdakwa Kirjauhari, menyebut bahwa seluruh keterangan Johar dianggap


keterangan palsu. "Menurut saya 100 persen keterangan Johar bohong," kata Kirjauhari.

Kasus suap ini terjadi pada pengesahan APBD Riau perubahan tahun 2014. Tahun itu,
merupakan batas waktu anggota dewan yang tak terpilih lagi akan berakhir pada 6
September. Sehingga momen ini dimafatkan untuk mengebut APBD perubahaan.

Gubernur Riau, non aktif Annas Maamun meminta dewan segera meloloskan walau dengan
cara melabrak aturan main. Begitu juga untuk APBD tahun 2015. Annas menjanjikan untuk
anggota dewan akan diberikan kompensasi antara Rp40 sampai Rp 50 juta tergantung jabatan
masing-masing.

Dalam kasus ini, Kirjauhari orang pertama yang menjadi terdakwa, sedangkan Annas
Maamun statusnya masih tersangka. Annas sendiri saat ini statusnya juga terpidana kasus
suap kehutanan dan mendekam di LP Sukamiskin, Jawa Barat.
(cha/fdn)

Anda mungkin juga menyukai