Disusun oleh
Faisal Surya Aji Kusuma
18112138
JURUSAN ETNOMUSIKOLOGI
INSTITUT SENI INDONESIA (ISI)
SURAKARTA
2021
PERKEMBANGAN INSTRUMEN IRINGAN KESENIAN JARANAN
“TURONGGO JATI” DI DESA DAWUHAN KIDUL KECAMATAN PAPAR KABUPATEN
KEDIRI PERIODE 1989 - 2020
ABSTRACT
Jaranan in its development has spread to almost all areas of East Java. “Turonggo Jati” is one of
the groups that develops accompaniment instruments for jaranan. Currently, the musical accompaniment of
jaranan art "Turonggo Jati" presents musical packaging that collaborates with pentatonic and diatonic music.
This is influenced by the number of fans of the "Turonggo Jati" jaranan who deliberately asked for the song
"Jandhut and Campursari" to be the accompanying music for the dance, therefore the artists also did not
mind to serve the responder's request. Although there are many demands that require the development of
work on the form of dance music, in reality the artists are also trying to maintain the basic concept as the
aesthetics of the jaranan dance music "Turonggo Jati" which has become the identity of traditional
performances.
ABSTRAK
Kesenian jaranan dalam perkembangannya sudah menyebar hampir di seluruh wilayah Jawa Timur.
Kesenian jaranan “Turonggo Jati” adalah salah satu grup yang mengembangkan instrumen iringan kesenian
jaranan. Saat ini musik iringan kesenian jaranan “Turonggo Jati” menyajikan pengemasan musik yang
mengkolaborasikan musik pentatonis dengan diatonis. Hal ini dipengaruhi oleh faktor banyaknya peminat
jaranan “Turonggo Jati” yang sengaja meminta lagu “Jandhut dan Campursari” menjadi musik pengiring
tarinya, oleh karena itu para seniman juga tidak keberatan untuk melayani permintaan penanggap. Meskipun
banyak tuntutan yang mengharuskan adanya pengembangan garap bentuk musik tarinya, namun pada
kenyataannya para seniman juga tetap berusaha mempertahankan konsep dasar sebagai estetika dari
musik tari jaranan “Turonggo Jati” yang telah menjadi identitas pertunjukan yang telah mentradisi.
Kesenian Jaranan adalah kesenian isinya terhindar dari mala petaka atau bencana.
tradisional yang semula berfungsi ritual. Kesenian Dalam perkembangannya, kesenian yang semula
ini biasanya dipentaskan pada bulan Suro dengan bersifat sakral bergeser menjadi sangat profan.
berbagai persyaratan khusus dalam rangka Akhirnya kesenian ini bisa diperlakukan sebagai
kegiatan apa saja, tidak terikat oleh tujuan, ruang, Jaran (kuda) dan kata Jati, yang dimaksud Jati
dan waktu. (Kaulam, Salamun. 2012:137). disini potongan dari kata Sejati, maka jika
umumnya mengikuti proses perubahan yang Jaran” maksudnya jaranan itu jangan diremehkan
terjadi dalam kebudayaan suatu masyarakat. bahwa kesenian ini jelek karena itu tidak boleh,
Sebagai salah satu unsur kebudayaan, maka jaranan mempunyai arti di jarwa dhosok atau di
kesenian akan mengalami hidup statis yang keratabasa yaitu ajarono sing tenanan (Sutaji,
diliputi oleh sikap tradisionalistik apabila wawancara 30 Desember 2020) . Saat ini musik
kebudayaannya juga statis, sebaliknya, kesenian iringan kesenian jaranan “Turonggo Jati”
akan selalu ikut bergerak dan berkembang menyajikan pengemasan musik yang
terbuka terhadap perubahan dan inovasi (Selo diatonis. Hal ini menjadi alasan peneliti untuk
Kesenian jaranan “Turonggo Jati” adalah instrumen musik kesenian jaranan “Turonggo Jati”
salah satu grup yang mengembangkan instrumen tahun 1989-2020 di Desa Dawuhan Kidul,
berdiri. Kesenian jaranan “Turonggo Jati” didirikan Tinjauan pustaka adalah kegiatan yang
pada tahun 1989, bermarkas di Desa Dawuhan meliputi mencari, membaca dan menelaah
Kidul, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, laporan penelitian dan bahan pustaka yang
provinsi Jawa Timur, jadi pada saat ini sudah memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian
hampir berusia 31 tahun. Kesenian ini diawali dari yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka digunakan
pemuda karang taruna desa Dawuhan Kidul yang untuk mengembangankan pemahaman dan
senang dengan pertunjukan kesenian jaranan wawasan yang menyeluruh tentang penelitian-
selain itu masyarakat juga membutuhkan hiburan penelitian yang pernah dilakukan dalam satu
kesenian jaranan yang lebih menarik dari yang topik. Beberapa sumber tertulis untuk penyusunan
ada. Akhirnya salah satu warga desa Dawuhan tugas Survey Musik ini adalah sebagai berikut:
Kidul yang bernama Bapak Sutaji berinisiatif Tutik Sulyani, dalam skripsi yang berjudul
jaranan “Turonggo Jati”. “Turonggo Jati” berasal "SAMBOYO PUTRO" DI DESA BANDARLOR
dari kata Turonggo yang dalam bahasa Jawa KECAMATAN MOJOROTO KOTAMADIA KEDIRI
PERIODE 1977-1996” (Surakarta: Sekolah Tinggi dilakukan memadai. Pada dasarnya ilmu
Seni Indonesia Surakarta, 1999). Skripsi ini etnomusikologi tidak terbatas hanya pada
membahas latar belakang berdiri nya kelompok musiknya saja, tetapi juga budaya yang
kesenian jaranan "Samboyo Putro" dan mendukung musik tersebut. Dalam meneliti
hambatan yang dihadapinya; mengemukakan jaranan “Turonggo Jati” dan faktor penyebab
fungsi kelompok kesenian jaranan "Samboyo perkembangan instrumen musik kesenian jaranan
Putro" bagi masyarakat dan anggotanya, “Turonggo Jati” di Desa Dawuhan Kidul,
mengemukakan bentuk pertunjukan sebelum dan Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Provinsi
"Samboyo Putro" di tengah- tengah masyarakat. Tahap pengumpulan data dengan cara
Skripsi ini sebagai riset tentang apa yang sudah mengumpulkan data primer dan data sekunder
diteliti supaya tidak ada kesamaan. sebagai kebutuhan penelitian. Pengumpulan data
Metode penelitian yang digunakan pada Beberapa tahap pengumpulan data yang
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif digunakan terhadap grup kesenian jaranan
yang dilakukan dengan cara pengumpulan data “Turonggo Jati” di Desa Dawuhan Kidul,
berdasarkan pengamatan, wawancara dan studi Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Provinsi
pustaka. Dalam penelitian ini ada beberapa tahap Jawa Timur sebagai berikut:
a. Wawancara
etnomusikologis berdasarkan teks dan konteks. atau seniman yang tergabung dalam grup
Pendekatan etnomusikologis adalah upaya dalam kesenian jaranan “Turonggo Jati dan diharapkan
hal penekanan bahwa struktur musik dan konteks dapat menghasilkan jawaban atas pertanyaan-
budayanya sama-sama harus dipelajari, dan pertanyaan yang jujur dan apa adanya dalam
keduanya harus diketahui agar penyelidikan yang suasana yang santai dan wajar. Narasumber yang
diwawancarai adalah bapak Sutaji selaku pendiri sebagai pengiring tari berarti musik hanya untuk
kesenian jaranan “Turonggo Jati” dan Danindra mengiringi atau menunjang penampilan tari.
selaku pengrawit kesenian jaranan. Namun pada dasarnya musik merupakan bagian
Studi kepustakaan akan dilakukan sebagai pemberi suasana berarti dalam tarian
sehubungan dengan pengumpulan data-data musik bisa memberi suasana sesuai dengan tema
tertulis serta teori-teori yang berguna bagi tarian yang akan ditampilkan, misalnya bertema
kebutuhan analisa data lapangan. Studi perjuangan, kepahlawanan, kegembiraan dan lain
kepustakaan akan bersumber dari Perpustakaan sebagainya. Dalam tema tersebut biasanya ada
pusat Institut Seni Indonesia Surakarta. yang bersuasana tegang, gembira dan sedih.
3) Tahap Analisis dan Pengelolaan Data Musik sebagai ilustrasi atau pengantar tari adalah
Pada tahap analisis ini, peneliti akan musik diperlukan hanya pada bagian-bagian
melakukan pengumpulan data-data, kemudian tertentu dari keseluruhan bagian tari (Jazuli,
data yang diperoleh, membuat suatu rangkuman Pada awal nya sekitar tahun (1989-2000)
data yang telah diperoleh kemudian mencari instrumen pengiring kesenian jaranan “Turonggo
makna dari data yang ada, hubungan dari setiap Jati” terdiri atas:
data dan membuat temuan-temuan dari data a. Kendang : terdiri dari sepasang kendang
tersebut. Data yang diperoleh berupa data besar (bem) dan kendang kecil (sabet/
tekstual berupa kejadian musikal di lapangan dan jawa timuran). Instrumen ini termasuk
data kontekstual berupa data diluar dari kejadian jenis alat musik membranopones karena
musikal. Salah satu jenis kerja lapangan, hasil suaranya bersumber dari getaran kulit
terpentingnya bukanlah rekaman fisik, melainkan yang dibentangkan pada suatu bingkai
kemampuan dan pengetahuan perkerja lapangan atau frame (dari berbagai macam bentuk
tentang kebudayaan yang diteliti. dan bahan, biasanya kayu) dengan cara
jaranan merupakan bagian dari kesenian jaranan. supanggah, 2002:19). Kulit yang
Musik dalam sebuah pertunjukan kesenian rakyat digunakan mengunakan kulit kerbau dan
selain berperan penting juga memiliki beberapa kambing, kuit kerbau digunakan untuk
fungsi, yaitu sebagai pengiring, sebagai pemberi tebokan bem/ ageng (permukaan bagian
suasana, dan sebagai ilustrasi. Musik berfungsi yang memancarkan suara bernada
rendah) sedangkan kulit kambing Masing- masing ditabuh oleh seorang
(permukaan bagian yang memancarkan c. Saron penerus : terdiri dari satu saron
suara bernada tinggi). Untuk bingkai penerus slendro dan satu saron penerus
badan kendang (klowongan kendang) pelog. Masing- masing terdiri dari tujuh
terbuat dari bahan kayu nangka. bilah. Instrumen ini termasuk jenis alat
jaranan berfungsi sebagai penentu gerak bersumber dari wilahan (bilah) yang
pada tarian dan ditabuh oleh seorang ditabuh atau dipukul dengan tabuh
b. Saron barung : terdiri dari dua saron kombinasi kayu dan tanduk), bilah
slendro dan dua saron pelog. Masing- diletakkan pada rancakan atau grobogan
masing terdiri dari tujuh bilah. Instrumen (badan instrumen) yang diperkuat oleh
ini termasuk jenis alat musik Idiophones semacam paku. Bilah yang digunakam
karena suaranya bersumber dari wilahan mengunakan bahan dari besi dan
(bilah) yang ditabuh atau dipukul dengan rancakannya terbuat dari bahan kayu.
tabuh (semacam palu yang terbuat dari Instrumen ini sebagai pengiring kesenian
diperkuat oleh semacam paku. Rancakan nadanya ± satu gembyangan diatas saron
atau grobogan ini adalah resonator dari barung dan ditabuh oleh seorang panjak/
Bilah yang digunakam mengunakan d. Demung : terdiri dari satu demung slendro
bahan dari besi dan rancakannya terbuat dan satu demung pelog. Masing- masing
dari bahan kayu. Instrumen ini sebagai terdiri dari tujuh bilah. Instrumen ini
Ricikan balungan yaitu ricikan-ricikan (bilah) yang ditabuh atau dipukul dengan
yang pada dasarnya memainkan atau tabuh (semacam palu yang terbuat dari
yang permainanya sanggat dekat atau kayu), bilah diletakkan pada rancakan
sangat mendasar pada lagu balungan atau grobogan (badan instrumen) yang
gendhing (Rahayu Supanggah, 2002: 71). diperkuat oleh semacam paku. Bilah yang
digunakam mengunakan bahan dari besi ukuranya lebih besar dari itu (Danindra,
kayu. Instrumen ini sebagai pengiring ini sebagai pengiring kesenian jaranan
ricikan (instrumen) balungan dan wilayah struktural. Ricikan struktural yaitu ricikan
saron barung dan ditabuh oleh seorang bentuk gending, atau dapat juga dibalik,
e. Bonang : terdiri dari tiga pencon bonang anyaman, jalinan atau tapestry ritmik
slendro dengan nada gulu (ro/ 2), dada maupun nada (kalau bukan melodik) yang
(lu/ 3), dan nem (nem/ 6). Istilah pencon kemudian membangun atau memberi
dari kata pencu yang berarti bentuk atau struktur pada gendhing
termasuk jenis alat musik Idiophones Instrumen ini ditabuh oleh seorang
yang ditabuh atau dipukul dengan tabuh f. Kempul : terdiri dari satu pencon kempul
(berbentuk silinder yang terbuat dari kayu slendro dengan nada gulu (ro/ 2).
ujungnya di balut dengan tali (pluntur) dan Instrumen ini termasuk jenis alat musik
(pluntur) yang direntangkan secara dari pecon yang ditabuh atau dipukul
digunakam mengunakan bahan dari dengan tali lapisan kain wool sampai
terbuat dari besi dan bingkai rancakannya gantungkan atau diletakkan secara
terbuat dari bahan kayu. Banyak seniman vertikal pada gawangan (gayor) bersama
jaranan yang menyebut instrumen ini gong suwuk. Pencon yang digunakam
nampaknya kurang tepat karena jika sedangkan badan kempul terbuat dari
dilihat secara fisiknya instrumen tersebut besi dan gawangan (gayor) terbuat dari
dalam karawitan Jawa berukuran seperti bahan kayu. Instrumen ini sebagai
ditabuh oleh seorang panjak/ pengrawit. sebagai ricikan (instrumen) garap. Ricikan
g. Gong : terdiri dari satu pencon gong garap yaitu ricikan yang menggarap
suwuk slendro dengan nada nem (nem/ gending, acuan yang digunakan dapat
6) dan satu pencon gong ageng dengan balungan gendhing dapat juga (alur) lagu
nada nem (nem/ 6) rendah. Instrumen ini vokal atau yang lain. Permainan ricikan ini
termasuk jenis alat musik Idiophones pada dasarnya menggunakan pola- pola
karena suaranya bersumber dari pecon lagu atau melodik dan atau pola ritmik
yang ditabuh atau dipukul dengan tabuh yang biasa disebut cengkok, sekaran dan
(berbentuk silinder yang terbuat dari kayu wiled (Rahayu Supanggah, 2002:71).
ujungnya di balut dengan tali lapisan kain Instrumen ini dimainkan oleh seorang
lebih besar dari tabuh gong suwuk dan i. Kecer : terdiri dari sebuah instrumen
sedangkan badan gong terbuat dari besi bersumber dari instrumen itu sendiri.
dan gawangan (gayor) terbuat dari bahan Instrumen ini sebagai pengiring kesenian
h. Slompret : terdiri dari sebuah slompret iringan kesenian jaranan “Turonggo Jati”
Instrumen ini termasuk jenis alat musik mengkolaborasikan musik pentatonis dengan
Aerophones karena dalam permainan nya diatonis, sekitar tahun (2000- sekarang) dengan
dengan cara ditiup. Instrumen ini sebagai penambahan instrumen musik sebagai berikut:
memberikan melodi suara yang mampu keyboard. Keyboard adalah alat musik
sederhana sehingga lebih mudah dibawa (badan kendang) yang diberi lubang
kelebihan yaitu bisa mengeluarkan suara- permainan nya dengan cara dipukul
suara instrumen lain selain piano, (misal: dengan mengunakan tangan telanjang.
Drum, string, choir, suling, bass, guitar, Kulit sapi yang ditipisi digunakan untuk
iringan), bahkan ada juga yang kendang diameter kecil. Untuk badan
menyertakan alat rekam. Instrumen ini kendang ketipung terbuat dari bahan kayu
termasuk jenis alat musik Electrophones nangka. Instrumen ini sebagai pengiring
karena suaranya bersumber dari arus kesenian jaranan berfungsi sebagai musik
kesenian jaranan berfungsi sebagai musik (jaranan dan dangdut) dan Campursari
(jaranan dan dangdut) dan Campursari listrik, bahkan biasanya juga dengan
kombinasikan dengan ketipung dan gitar Desember 2020). Instrumen ini dimainkan
instrumen saron (Sutaji, wawancara 30 l. Gitar listriik : terdiri dari sebuah instrumen
Desember 2020). Instrumen ini dimainkan gitar listrik. Instrumen ini termasuk jenis
k. Ketipung : terdiri dari sepasang kendang yang semulanya merupakan alat musik
suara dhang, dhut) dan diameter kecil menjadi gitar listrik yang memanfaatkan
Instrumen ini termasuk jenis alat musik dari senar gitar. Instrumen ini sebagai
bersumber dari getaran kulit sapi yang sebagai musik iringan selingan, instrumen
ditipisi dan mika yang dibentangkan ini membawakan iringan musik Jandhut
(jaranan dan dangdut) dan Campursari kreatif sangat diperlukan dalam penanganan
yang dalam pertunjukannya nanti di kesenian tradisi. Tanpa sikap kreatif dari
keyboard, bahkan biasanya juga dengan dapat bertahan dalam zaman yang selalu berubah
Desember 2020). Instrumen ini dimainkan "Turonggo Jati" adalah satu contoh nyata sebuah
Ada kalanya para seniman dalam hal merupakan bentuk kesenian tradisional yang
melakukan pengembangan garap bentuk musik masih tetap hidup di lingkungan masyarakat Desa
iringgan kesenian jaranan di masyarakat dengan Dawuhan Kidul, Kecamatan Papar, Kabupaten
pada sebuah acara pernikahan, memasukkan perkembangan instrumen musik kesenian jaranan
elemen pertunjukan musik “Jandut dan “Turonggo Jati” dan faktor yang mempengaruhi
Campursari” menjadi bagian pertunjukannya. Hal perkembangan instrumen musik kesenian jaranan
ini dipengaruhi oleh faktor banyaknya peminat “Turonggo Jati” di Desa Dawuhan Kidul
jaranan “Turonggo Jati” yang sengaja meminta Kecamatan Papar Kabupaten Kediri periode
lagu “Jandhut dan Campursari” menjadi musik (1989 – 2020) dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengiring tarinya, oleh karena itu para seniman pada awal nya sekitar tahun (1989-2000)
juga tidak keberatan untuk melayani permintaan instrumen pengiring kesenian jaranan “Turonggo
penanggap. Meskipun banyak tuntutan yang Jati” terdiri atas: kendang, saron barung, saron
bentuk musik tarinya, namun pada kenyataannya slompret dan kecer. Seiring perkembangan
para seniman juga tetap berusaha zaman musik iringan kesenian jaranan “Turonggo
mempertahankan konsep dasar dari musik tari Jati” menyajikan pengemasan musik yang
jaranan “Turonggo Jati” yang telah menjadi mengkolaborasikan musik pentatonis dengan
identitas pertunjukan yang telah mentradisi. Musik diatonis, sekitar tahun (2000- sekarang) dengan
sebagai musik selingan atau sebagai ilustrasi Hal ini dipengaruhi oleh faktor
(Sutaji, wawancara 30 Desember 2020). Sikap banyaknya peminat jaranan “Turonggo Jati” yang
sengaja meminta lagu “Jandhut dan Campursari” Soemardjan, Selo. 1981. Analisis Kebudayaan.
IKIP Malang.
menjadi musik pengiring tarinya, oleh karena itu
Sulyani, Tutik. 1999. Pekembangan Kesenian
para seniman juga tidak keberatan untuk Jaranan “Samboyo Putro” di Desa
Bandarlor Kecamatan Mojoroto
melayani permintaan penanggap. Meskipun Kotamadia Kediri 1977-1996.
Surakarta: Sekolah Tinggi Seni
banyak tuntutan yang mengharuskan adanya Indonesia Surakarta.
pengembangan garap bentuk musik tarinya, Sumarsam. 1976. Kendangan Gaya Solo.
Surakarta: Akademi Seni Karawitan
namun pada kenyataannya para seniman juga Indonesia Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
tetap berusaha mempertahankan konsep dasar
Supanggah, Rahayu. 2002. Bothekan Karawitan
sebagai estetika dari musik tari jaranan “Turonggo 1. Jakarta: Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia.
Jati” yang telah menjadi identitas pertunjukan