Anda di halaman 1dari 11

ESTETIKA NUSANTARA

Disusun oleh
Faisal Surya Aji Kusuma
18112138

JURUSAN ETNOMUSIKOLOGI
INSTITUT SENI INDONESIA (ISI)
SURAKARTA
2021
PERKEMBANGAN INSTRUMEN IRINGAN KESENIAN JARANAN
“TURONGGO JATI” DI DESA DAWUHAN KIDUL KECAMATAN PAPAR KABUPATEN
KEDIRI PERIODE 1989 - 2020

Faisal Surya Aji Kusuma


Mahasiswa Program Studi S-1 Etnomusikologi FSP ISI Surakarta
Email: faisalsurya32@gmail.com

ABSTRACT

Jaranan in its development has spread to almost all areas of East Java. “Turonggo Jati” is one of
the groups that develops accompaniment instruments for jaranan. Currently, the musical accompaniment of
jaranan art "Turonggo Jati" presents musical packaging that collaborates with pentatonic and diatonic music.
This is influenced by the number of fans of the "Turonggo Jati" jaranan who deliberately asked for the song
"Jandhut and Campursari" to be the accompanying music for the dance, therefore the artists also did not
mind to serve the responder's request. Although there are many demands that require the development of
work on the form of dance music, in reality the artists are also trying to maintain the basic concept as the
aesthetics of the jaranan dance music "Turonggo Jati" which has become the identity of traditional
performances.

Keywords: Jaranan, “Turonggo Jati”, Jandhut, Campursari

ABSTRAK
Kesenian jaranan dalam perkembangannya sudah menyebar hampir di seluruh wilayah Jawa Timur.
Kesenian jaranan “Turonggo Jati” adalah salah satu grup yang mengembangkan instrumen iringan kesenian
jaranan. Saat ini musik iringan kesenian jaranan “Turonggo Jati” menyajikan pengemasan musik yang
mengkolaborasikan musik pentatonis dengan diatonis. Hal ini dipengaruhi oleh faktor banyaknya peminat
jaranan “Turonggo Jati” yang sengaja meminta lagu “Jandhut dan Campursari” menjadi musik pengiring
tarinya, oleh karena itu para seniman juga tidak keberatan untuk melayani permintaan penanggap. Meskipun
banyak tuntutan yang mengharuskan adanya pengembangan garap bentuk musik tarinya, namun pada
kenyataannya para seniman juga tetap berusaha mempertahankan konsep dasar sebagai estetika dari
musik tari jaranan “Turonggo Jati” yang telah menjadi identitas pertunjukan yang telah mentradisi.

Kata kunci: Jaranan, “Turonggo Jati”, Jandhut, Campursari

1. Pendahuluan pemujaan terhadap roh leluhur agar desa se-

Kesenian Jaranan adalah kesenian isinya terhindar dari mala petaka atau bencana.

tradisional yang semula berfungsi ritual. Kesenian Dalam perkembangannya, kesenian yang semula

ini biasanya dipentaskan pada bulan Suro dengan bersifat sakral bergeser menjadi sangat profan.

berbagai persyaratan khusus dalam rangka Akhirnya kesenian ini bisa diperlakukan sebagai
kegiatan apa saja, tidak terikat oleh tujuan, ruang, Jaran (kuda) dan kata Jati, yang dimaksud Jati

dan waktu. (Kaulam, Salamun. 2012:137). disini potongan dari kata Sejati, maka jika

Perkembangan kesenian tradisi pada digabungkan “Turonggo Jati” berarti “Sejatinya

umumnya mengikuti proses perubahan yang Jaran” maksudnya jaranan itu jangan diremehkan

terjadi dalam kebudayaan suatu masyarakat. bahwa kesenian ini jelek karena itu tidak boleh,

Sebagai salah satu unsur kebudayaan, maka jaranan mempunyai arti di jarwa dhosok atau di

kesenian akan mengalami hidup statis yang keratabasa yaitu ajarono sing tenanan (Sutaji,

diliputi oleh sikap tradisionalistik apabila wawancara 30 Desember 2020) . Saat ini musik

kebudayaannya juga statis, sebaliknya, kesenian iringan kesenian jaranan “Turonggo Jati”

akan selalu ikut bergerak dan berkembang menyajikan pengemasan musik yang

apabila kebudayaannya juga selalu bersikap mengkolaborasikan musik pentatonis dengan

terbuka terhadap perubahan dan inovasi (Selo diatonis. Hal ini menjadi alasan peneliti untuk

Soemardjan, 1981 : 21 ). menggali lebih dalam lagi tentang perkembangan

Kesenian jaranan “Turonggo Jati” adalah instrumen musik kesenian jaranan “Turonggo Jati”

salah satu grup yang mengembangkan instrumen tahun 1989-2020 di Desa Dawuhan Kidul,

iringan kesenian jaranan. Kesenian jaranan Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri.

“Turonggo Jati” bisa dilihat sebagai kelompok

kesenian yang dapat di katakan cukup lama 2. Tinjauan Pustaka

berdiri. Kesenian jaranan “Turonggo Jati” didirikan Tinjauan pustaka adalah kegiatan yang

pada tahun 1989, bermarkas di Desa Dawuhan meliputi mencari, membaca dan menelaah

Kidul, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, laporan penelitian dan bahan pustaka yang

provinsi Jawa Timur, jadi pada saat ini sudah memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian

hampir berusia 31 tahun. Kesenian ini diawali dari yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka digunakan

pemuda karang taruna desa Dawuhan Kidul yang untuk mengembangankan pemahaman dan

senang dengan pertunjukan kesenian jaranan wawasan yang menyeluruh tentang penelitian-

selain itu masyarakat juga membutuhkan hiburan penelitian yang pernah dilakukan dalam satu

kesenian jaranan yang lebih menarik dari yang topik. Beberapa sumber tertulis untuk penyusunan

ada. Akhirnya salah satu warga desa Dawuhan tugas Survey Musik ini adalah sebagai berikut:

Kidul yang bernama Bapak Sutaji berinisiatif Tutik Sulyani, dalam skripsi yang berjudul

mendirikan grup jaranan dengan nama kesenian “PERKEMBANGAN KESENIAN JARANAN

jaranan “Turonggo Jati”. “Turonggo Jati” berasal "SAMBOYO PUTRO" DI DESA BANDARLOR

dari kata Turonggo yang dalam bahasa Jawa KECAMATAN MOJOROTO KOTAMADIA KEDIRI
PERIODE 1977-1996” (Surakarta: Sekolah Tinggi dilakukan memadai. Pada dasarnya ilmu

Seni Indonesia Surakarta, 1999). Skripsi ini etnomusikologi tidak terbatas hanya pada

membahas latar belakang berdiri nya kelompok musiknya saja, tetapi juga budaya yang

kesenian jaranan "Samboyo Putro" dan mendukung musik tersebut. Dalam meneliti

perkembangannya berikut masalah-masalah dan bentuk perkembangan instrumen musik kesenian

hambatan yang dihadapinya; mengemukakan jaranan “Turonggo Jati” dan faktor penyebab

fungsi kelompok kesenian jaranan "Samboyo perkembangan instrumen musik kesenian jaranan

Putro" bagi masyarakat dan anggotanya, “Turonggo Jati” di Desa Dawuhan Kidul,

mengemukakan bentuk pertunjukan sebelum dan Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Provinsi

sesudah ada perkembangan dan usaha- usaha Jawa Timur.

yang dilakukan oleh pemimpin dan anggota dalam

mempertahankan eksistensi kesenian jaranan 2) Teknik Pengumpulan Data

"Samboyo Putro" di tengah- tengah masyarakat. Tahap pengumpulan data dengan cara

Skripsi ini sebagai riset tentang apa yang sudah mengumpulkan data primer dan data sekunder

diteliti supaya tidak ada kesamaan. sebagai kebutuhan penelitian. Pengumpulan data

digunakan sebagai bahan mentah yang nanti

3. Metode Penelitian diolah melalui analisis serta disiplin ilmu.

Metode penelitian yang digunakan pada Beberapa tahap pengumpulan data yang

penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif digunakan terhadap grup kesenian jaranan

yang dilakukan dengan cara pengumpulan data “Turonggo Jati” di Desa Dawuhan Kidul,

berdasarkan pengamatan, wawancara dan studi Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Provinsi

pustaka. Dalam penelitian ini ada beberapa tahap Jawa Timur sebagai berikut:

yang akan dilakukan diantaranya :

a. Wawancara

1) Pendekatan Wawancara yang akan dilakukan

Penelitian tergolong ke dalam penelitian merupakan wawancara pembicaraan informal.

kualitatif dengan pendekatan secara Wawancara pembicaraan informal kepada pelaku

etnomusikologis berdasarkan teks dan konteks. atau seniman yang tergabung dalam grup

Pendekatan etnomusikologis adalah upaya dalam kesenian jaranan “Turonggo Jati dan diharapkan

hal penekanan bahwa struktur musik dan konteks dapat menghasilkan jawaban atas pertanyaan-

budayanya sama-sama harus dipelajari, dan pertanyaan yang jujur dan apa adanya dalam

keduanya harus diketahui agar penyelidikan yang suasana yang santai dan wajar. Narasumber yang
diwawancarai adalah bapak Sutaji selaku pendiri sebagai pengiring tari berarti musik hanya untuk

kesenian jaranan “Turonggo Jati” dan Danindra mengiringi atau menunjang penampilan tari.

selaku pengrawit kesenian jaranan. Namun pada dasarnya musik merupakan bagian

b. Studi Kepustakaan yang tidak dapat terpisahkan dalam tarian. Musik

Studi kepustakaan akan dilakukan sebagai pemberi suasana berarti dalam tarian

sehubungan dengan pengumpulan data-data musik bisa memberi suasana sesuai dengan tema

tertulis serta teori-teori yang berguna bagi tarian yang akan ditampilkan, misalnya bertema

kebutuhan analisa data lapangan. Studi perjuangan, kepahlawanan, kegembiraan dan lain

kepustakaan akan bersumber dari Perpustakaan sebagainya. Dalam tema tersebut biasanya ada

pusat Institut Seni Indonesia Surakarta. yang bersuasana tegang, gembira dan sedih.

3) Tahap Analisis dan Pengelolaan Data Musik sebagai ilustrasi atau pengantar tari adalah

Pada tahap analisis ini, peneliti akan musik diperlukan hanya pada bagian-bagian

melakukan pengumpulan data-data, kemudian tertentu dari keseluruhan bagian tari (Jazuli,

memilah-milah data tersebut, mengklasifikasikan 2008:14).

data yang diperoleh, membuat suatu rangkuman Pada awal nya sekitar tahun (1989-2000)

data yang telah diperoleh kemudian mencari instrumen pengiring kesenian jaranan “Turonggo

makna dari data yang ada, hubungan dari setiap Jati” terdiri atas:

data dan membuat temuan-temuan dari data a. Kendang : terdiri dari sepasang kendang

tersebut. Data yang diperoleh berupa data besar (bem) dan kendang kecil (sabet/

tekstual berupa kejadian musikal di lapangan dan jawa timuran). Instrumen ini termasuk

data kontekstual berupa data diluar dari kejadian jenis alat musik membranopones karena

musikal. Salah satu jenis kerja lapangan, hasil suaranya bersumber dari getaran kulit

terpentingnya bukanlah rekaman fisik, melainkan yang dibentangkan pada suatu bingkai

kemampuan dan pengetahuan perkerja lapangan atau frame (dari berbagai macam bentuk

tentang kebudayaan yang diteliti. dan bahan, biasanya kayu) dengan cara

4. Pembahasan dipukul, baik dengan mengunakan tangan

Perkembangan instrumen musik kesenian telanjang maupun alat pemukul (Rahayu

jaranan merupakan bagian dari kesenian jaranan. supanggah, 2002:19). Kulit yang

Musik dalam sebuah pertunjukan kesenian rakyat digunakan mengunakan kulit kerbau dan

selain berperan penting juga memiliki beberapa kambing, kuit kerbau digunakan untuk

fungsi, yaitu sebagai pengiring, sebagai pemberi tebokan bem/ ageng (permukaan bagian

suasana, dan sebagai ilustrasi. Musik berfungsi yang memancarkan suara bernada
rendah) sedangkan kulit kambing Masing- masing ditabuh oleh seorang

digunakan untuk tebokan kempyang/ alit panjak/ pengrawit.

(permukaan bagian yang memancarkan c. Saron penerus : terdiri dari satu saron

suara bernada tinggi). Untuk bingkai penerus slendro dan satu saron penerus

badan kendang (klowongan kendang) pelog. Masing- masing terdiri dari tujuh

terbuat dari bahan kayu nangka. bilah. Instrumen ini termasuk jenis alat

Instrumen ini sebagai pengiring kesenian musik Idiophones karena suaranya

jaranan berfungsi sebagai penentu gerak bersumber dari wilahan (bilah) yang

pada tarian dan ditabuh oleh seorang ditabuh atau dipukul dengan tabuh

panjak/ pengrawit. (semacam palu yang terbuat dari

b. Saron barung : terdiri dari dua saron kombinasi kayu dan tanduk), bilah

slendro dan dua saron pelog. Masing- diletakkan pada rancakan atau grobogan

masing terdiri dari tujuh bilah. Instrumen (badan instrumen) yang diperkuat oleh

ini termasuk jenis alat musik Idiophones semacam paku. Bilah yang digunakam

karena suaranya bersumber dari wilahan mengunakan bahan dari besi dan

(bilah) yang ditabuh atau dipukul dengan rancakannya terbuat dari bahan kayu.

tabuh (semacam palu yang terbuat dari Instrumen ini sebagai pengiring kesenian

kayu), bilah diletakkan pada rancakan jaranan berfungsi sebagai ricikan

atau grobogan (badan instrumen) yang (instrumen) balungan dan wilayah

diperkuat oleh semacam paku. Rancakan nadanya ± satu gembyangan diatas saron

atau grobogan ini adalah resonator dari barung dan ditabuh oleh seorang panjak/

bilah- bilah tersebut (Sumarsam, 1976:4). pengrawit.

Bilah yang digunakam mengunakan d. Demung : terdiri dari satu demung slendro

bahan dari besi dan rancakannya terbuat dan satu demung pelog. Masing- masing

dari bahan kayu. Instrumen ini sebagai terdiri dari tujuh bilah. Instrumen ini

pengiring kesenian jaranan berfungsi termasuk jenis alat musik Idiophones

sebagai ricikan (instrumen) balungan. karena suaranya bersumber dari wilahan

Ricikan balungan yaitu ricikan-ricikan (bilah) yang ditabuh atau dipukul dengan

yang pada dasarnya memainkan atau tabuh (semacam palu yang terbuat dari

yang permainanya sanggat dekat atau kayu), bilah diletakkan pada rancakan

sangat mendasar pada lagu balungan atau grobogan (badan instrumen) yang

gendhing (Rahayu Supanggah, 2002: 71). diperkuat oleh semacam paku. Bilah yang
digunakam mengunakan bahan dari besi ukuranya lebih besar dari itu (Danindra,

dan rancakannya terbuat dari bahan wawancara 11 Januari 2021). Instrumen

kayu. Instrumen ini sebagai pengiring ini sebagai pengiring kesenian jaranan

kesenian jaranan berfungsi sebagai berfungsi sebagai ricikan (instrumen)

ricikan (instrumen) balungan dan wilayah struktural. Ricikan struktural yaitu ricikan

nadanya ± satu gembyangan dibawah yang permainannya ditentukan oleh

saron barung dan ditabuh oleh seorang bentuk gending, atau dapat juga dibalik,

panjak/ pengrawit. permainan mereka membangun pola,

e. Bonang : terdiri dari tiga pencon bonang anyaman, jalinan atau tapestry ritmik

slendro dengan nada gulu (ro/ 2), dada maupun nada (kalau bukan melodik) yang

(lu/ 3), dan nem (nem/ 6). Istilah pencon kemudian membangun atau memberi

dari kata pencu yang berarti bentuk atau struktur pada gendhing

permukaannya menonjol, instrumen ini (Rahayu Supanggah, 2002:71-72).

termasuk jenis alat musik Idiophones Instrumen ini ditabuh oleh seorang

karena suaranya bersumber dari pecon panjak/ pengrawit.

yang ditabuh atau dipukul dengan tabuh f. Kempul : terdiri dari satu pencon kempul

(berbentuk silinder yang terbuat dari kayu slendro dengan nada gulu (ro/ 2).

ujungnya di balut dengan tali (pluntur) dan Instrumen ini termasuk jenis alat musik

kain), pencon diletakkan pada tali Idiophones karena suaranya bersumber

(pluntur) yang direntangkan secara dari pecon yang ditabuh atau dipukul

horizontal pada bingkai (rancakan) dengan tabuh (berbentuk silinder yang

(Sumarsam, 1976:3-4). Pencon yang terbuat dari kayu ujungnya di balut

digunakam mengunakan bahan dari dengan tali lapisan kain wool sampai

kuningan sedangkan badan bonang tebal), (Sumarsam, 1976:3-4). Pencon di

terbuat dari besi dan bingkai rancakannya gantungkan atau diletakkan secara

terbuat dari bahan kayu. Banyak seniman vertikal pada gawangan (gayor) bersama

jaranan yang menyebut instrumen ini gong suwuk. Pencon yang digunakam

adalah instrumen kenong, pendapat itu mengunakan bahan dari kuningan

nampaknya kurang tepat karena jika sedangkan badan kempul terbuat dari

dilihat secara fisiknya instrumen tersebut besi dan gawangan (gayor) terbuat dari

dalam karawitan Jawa berukuran seperti bahan kayu. Instrumen ini sebagai

bonang barung sedangkan kenong pengiring kesenian jaranan berfungsi


sebagai ricikan (instrumen) struktural dan jaranan, atau disebut juga sebagai

ditabuh oleh seorang panjak/ pengrawit. sebagai ricikan (instrumen) garap. Ricikan

g. Gong : terdiri dari satu pencon gong garap yaitu ricikan yang menggarap

suwuk slendro dengan nada nem (nem/ gending, acuan yang digunakan dapat

6) dan satu pencon gong ageng dengan balungan gendhing dapat juga (alur) lagu

nada nem (nem/ 6) rendah. Instrumen ini vokal atau yang lain. Permainan ricikan ini

termasuk jenis alat musik Idiophones pada dasarnya menggunakan pola- pola

karena suaranya bersumber dari pecon lagu atau melodik dan atau pola ritmik

yang ditabuh atau dipukul dengan tabuh yang biasa disebut cengkok, sekaran dan

(berbentuk silinder yang terbuat dari kayu wiled (Rahayu Supanggah, 2002:71).

ujungnya di balut dengan tali lapisan kain Instrumen ini dimainkan oleh seorang

wool sampai tebal), tabuh gong ageng panjak/ pengrawit.

lebih besar dari tabuh gong suwuk dan i. Kecer : terdiri dari sebuah instrumen

kempul (Sumarsam, 1976:3-4). Pencon kecer. Kecer merupakan instrumen musik

di gantungkan atau diletakkan secara perkusi yang dimainkan dengan cara

vertikal pada gawangan (gayor) bersama digoyangkan dan menghasilkan suara

kempul. Pencon yang digunakam gemrincing. Instrumen ini termasuk jenis

mengunakan bahan dari kuningan alat musik Idiophones karena suaranya

sedangkan badan gong terbuat dari besi bersumber dari instrumen itu sendiri.

dan gawangan (gayor) terbuat dari bahan Instrumen ini sebagai pengiring kesenian

kayu. Instrumen ini sebagai pengiring jaranan berfungsi sebagai ricikan

kesenian jaranan berfungsi sebagai (instrumen) struktural dan ditabuh oleh

ricikan (instrumen) struktural dan ditabuh seorang panjak/ pengrawit.

oleh seorang panjak/ pengrawit. Seiring perkembangan zaman musik

h. Slompret : terdiri dari sebuah slompret iringan kesenian jaranan “Turonggo Jati”

slendro dan sebuah slompret pelog. menyajikan pengemasan musik yang

Instrumen ini termasuk jenis alat musik mengkolaborasikan musik pentatonis dengan

Aerophones karena dalam permainan nya diatonis, sekitar tahun (2000- sekarang) dengan

dengan cara ditiup. Instrumen ini sebagai penambahan instrumen musik sebagai berikut:

pengiring kesenian jaranan berfungsi j. Keyboard : terdiri dari sebuah instrumen

memberikan melodi suara yang mampu keyboard. Keyboard adalah alat musik

membangun intensitas dalam pertunjukan elektronik yang menyerupai piano.


Keyboard memiliki bentuk lebih secara horizontal pada suatu kayu

sederhana sehingga lebih mudah dibawa (badan kendang) yang diberi lubang

kemana- mana. Instrumen ini memiliki tengahnya dengan cara di bubut,

kelebihan yaitu bisa mengeluarkan suara- permainan nya dengan cara dipukul

suara instrumen lain selain piano, (misal: dengan mengunakan tangan telanjang.

Drum, string, choir, suling, bass, guitar, Kulit sapi yang ditipisi digunakan untuk

ketipung dll). Biasanya keyboard juga kendang dengan diameter besar

dilengkapi dengan fasilitas style (musik sedangkan mika digunakan untuk

iringan), bahkan ada juga yang kendang diameter kecil. Untuk badan

menyertakan alat rekam. Instrumen ini kendang ketipung terbuat dari bahan kayu

termasuk jenis alat musik Electrophones nangka. Instrumen ini sebagai pengiring

karena suaranya bersumber dari arus kesenian jaranan berfungsi sebagai musik

listrik yang di bunyikan dengan pengeras iringan selingan, instrumen ini

suara. Instrumen ini sebagai pengiring membawakan iringan musik Jandhut

kesenian jaranan berfungsi sebagai musik (jaranan dan dangdut) dan Campursari

iringan selingan, instrumen ini yang dalam pertunjukannya nanti di

membawakan iringan musik Jandhut kombinasikan dengan keyboard dan gitar

(jaranan dan dangdut) dan Campursari listrik, bahkan biasanya juga dengan

yang dalam pertunjukannya nanti di instrumen saron (Sutaji, wawancara 30

kombinasikan dengan ketipung dan gitar Desember 2020). Instrumen ini dimainkan

listrik, bahkan biasanya juga dengan oleh seorang musisi.

instrumen saron (Sutaji, wawancara 30 l. Gitar listriik : terdiri dari sebuah instrumen

Desember 2020). Instrumen ini dimainkan gitar listrik. Instrumen ini termasuk jenis

oleh seorang musisi. alat musik Electrophones karena gitar

k. Ketipung : terdiri dari sepasang kendang yang semulanya merupakan alat musik

dengan diameter besar (menghasilkan Chordophones berubah dan berkembang

suara dhang, dhut) dan diameter kecil menjadi gitar listrik yang memanfaatkan

(menghasilkan suara tak, thung). listrik sebagai pengeras suara getaran

Instrumen ini termasuk jenis alat musik dari senar gitar. Instrumen ini sebagai

membranopones karena suaranya pengiring kesenian jaranan berfungsi

bersumber dari getaran kulit sapi yang sebagai musik iringan selingan, instrumen

ditipisi dan mika yang dibentangkan ini membawakan iringan musik Jandhut
(jaranan dan dangdut) dan Campursari kreatif sangat diperlukan dalam penanganan

yang dalam pertunjukannya nanti di kesenian tradisi. Tanpa sikap kreatif dari

kombinasikan dengan ketipung dan masyarakat pendukungnya, kesenian tradisi tidak

keyboard, bahkan biasanya juga dengan dapat bertahan dalam zaman yang selalu berubah

instrumen saron (Sutaji, wawancara 30 dan berkembang. Kelompok kesenian jaranan

Desember 2020). Instrumen ini dimainkan "Turonggo Jati" adalah satu contoh nyata sebuah

oleh seorang musisi. usaha pelestarian kesenian tradisi. Kesenian ini

Ada kalanya para seniman dalam hal merupakan bentuk kesenian tradisional yang

melakukan pengembangan garap bentuk musik masih tetap hidup di lingkungan masyarakat Desa

iringgan kesenian jaranan di masyarakat dengan Dawuhan Kidul, Kecamatan Papar, Kabupaten

cara mengkolaborasikan dari beberapa elemen Kediri.

pertunjukan lain di luar musik jaranan. Sebagai 5. Simpulan

contoh kasus pertunjukan jaranan “Turonggo Jati” Berdasarkan pembahasan mengenai

pada sebuah acara pernikahan, memasukkan perkembangan instrumen musik kesenian jaranan

elemen pertunjukan musik “Jandut dan “Turonggo Jati” dan faktor yang mempengaruhi

Campursari” menjadi bagian pertunjukannya. Hal perkembangan instrumen musik kesenian jaranan

ini dipengaruhi oleh faktor banyaknya peminat “Turonggo Jati” di Desa Dawuhan Kidul

jaranan “Turonggo Jati” yang sengaja meminta Kecamatan Papar Kabupaten Kediri periode

lagu “Jandhut dan Campursari” menjadi musik (1989 – 2020) dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengiring tarinya, oleh karena itu para seniman pada awal nya sekitar tahun (1989-2000)

juga tidak keberatan untuk melayani permintaan instrumen pengiring kesenian jaranan “Turonggo

penanggap. Meskipun banyak tuntutan yang Jati” terdiri atas: kendang, saron barung, saron

mengharuskan adanya pengembangan garap penerus, demung, bonang, kempul, gong,

bentuk musik tarinya, namun pada kenyataannya slompret dan kecer. Seiring perkembangan

para seniman juga tetap berusaha zaman musik iringan kesenian jaranan “Turonggo

mempertahankan konsep dasar dari musik tari Jati” menyajikan pengemasan musik yang

jaranan “Turonggo Jati” yang telah menjadi mengkolaborasikan musik pentatonis dengan

identitas pertunjukan yang telah mentradisi. Musik diatonis, sekitar tahun (2000- sekarang) dengan

“Jandhut dan Campursari” dalam pertunjukan penambahan instrumen musik keyboard,

jaranan “Turonggo Jati” lebih dikategorikan ketipung, dan gitar listrik.

sebagai musik selingan atau sebagai ilustrasi Hal ini dipengaruhi oleh faktor

(Sutaji, wawancara 30 Desember 2020). Sikap banyaknya peminat jaranan “Turonggo Jati” yang
sengaja meminta lagu “Jandhut dan Campursari” Soemardjan, Selo. 1981. Analisis Kebudayaan.
IKIP Malang.
menjadi musik pengiring tarinya, oleh karena itu
Sulyani, Tutik. 1999. Pekembangan Kesenian
para seniman juga tidak keberatan untuk Jaranan “Samboyo Putro” di Desa
Bandarlor Kecamatan Mojoroto
melayani permintaan penanggap. Meskipun Kotamadia Kediri 1977-1996.
Surakarta: Sekolah Tinggi Seni
banyak tuntutan yang mengharuskan adanya Indonesia Surakarta.

pengembangan garap bentuk musik tarinya, Sumarsam. 1976. Kendangan Gaya Solo.
Surakarta: Akademi Seni Karawitan
namun pada kenyataannya para seniman juga Indonesia Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
tetap berusaha mempertahankan konsep dasar
Supanggah, Rahayu. 2002. Bothekan Karawitan
sebagai estetika dari musik tari jaranan “Turonggo 1. Jakarta: Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia.
Jati” yang telah menjadi identitas pertunjukan

yang telah mentradisi. Musik “Jandhut dan

Campursari” dalam pertunjukan jaranan NARASUMBER


“Turonggo Jati” lebih dikategorikan sebagai musik Danindra Cipta Bekti Kusuma, 22 tahun,
pengrawit jaranan.
selingan atau sebagai ilustrasi.
Sutaji, 66 tahun, pendiri jaranan “Turonggo Jati”di
DAFTAR PUSTAKA Desa Dawuhan Kidul, Kecamatan Papar,
Kabupaten Kediri, Povinsi Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai