Anda di halaman 1dari 18

Referat

Peran pemimpin dalam Sarana Kesehatan

Oleh:

Gregory Stevanus Gultom

1930912310049

Pembimbing:

dr. Widya Nursantari M.Kes

BAGIAN/SMF UROLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN ULM/RSUD ULIN

BANJARMASIN

April 2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................5

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

II
3

BAB I

PENDAHULUAN

Kepemimpinan adalah kreativitas dalam tindakan atau kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk melihat

masa saat ini yang berhubungan dengan masa depan, namun tetap menghargai masa

lalu. Kesehatan masyarakat diartikan sebagai ilmu dan seni terhadap pencegahan

penyakit, memperpanjang hidup dan mempromosikan kesehatan fisik dan effisien

melalui upaya masyarakat yang terorganisir. Puskesmas adalah organisasi kesehatan

fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga

membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan

terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. 1

Pemimpin kesehatan masyarakat sangat di yakini akan mempengaruhi tatanan

kesehatan masyarakat. Pemimpin kesehatan masyarakat memperoleh instrumen dan

keterampilan dari memonitoring kesehatan masyarakat yang efektif. Pemimpin dalam

kesehatan masyarakat tidak hanya berfungsi dalam organisasi kesehatan masyarakat,

mereka juga berfungsi antar organisasi. Keterampilan antar organisasi sangat penting.

Selain itu, pemimpin kesehatan masyarakat mempraktikkan kepemimpinan mereka dala

tatanan komunis. Pengembangan kepemimpinan juga merupakan cara untuk

menghubungkan akademik kesehatan masyarakat dengan praktik kesehatan masyarakat

karena informasi mengintegrasikan pengetahuan riset dengan realitas praktik

kesehatan masyarakat. 1

Kepemimpinan kesehatan masyarakat mencakup komitmen terhadap masyarakat

dan nilai yang melingkupinya. Kepemimpinan kesehatan masyrakat juga mencakup

komitmen terhadap keadilan sosial, namun, pemimpin kesehatan masyarakat tidak boleh

3
4

membiarkan komitmen tersebut mengurangi kemampuan mereka untuk menjalani

agenda kesehatan masyarakat yang telah disusun dengan baik. Selain itu, pemimpin

dalam kesehatan masyarakat harus bekerja dalam paradigma yang mengatur kesehatan

masyarakat, namun hal tersebut bukan berarti bahwa mereka tidak dapat mengubah

paradigma tersebut. Pemimpin mengusulkan paradigma baru ketika paradigma lama

kehilangan keefektifannya. 2

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat

Kepemimpinan adalah kreativitas dalam tindakan atau kemampuan

untuk menciptakan sesuatu yang baru (creativity in action). Kepemimpinan

adalah sebagai sebuah proses di mana individu mempengaruhi kelompok

individu untuk mencapai tujuan bersama. Kesehatan masyarakat

diartikan sebagai ilmu dan seni terhadap pencegahan penyakit,

memperpanjang hidup dan mempromosikan kesehatan fisik dan effisien

melalui upaya masyarakat yang terorganisir.3

Berdasarkan definisi kepemimpinan dan kesehatan masyarakat yang

telah diuraikan di atas dapat didefinisikan secara sederhana bahwa

kepemimpinan kesehatan masyarakat adalah penerapan teori kepemimpinan

(mempengaruhi, menginsipirasi orang lain untuk mencapai tujuan) melalui

upaya masyarakat yang terorganisir dalam meningkatkan status kesehatan

masyarakat.1,3

B. Prinsip – prinsip Kepemimmpinan Kesehatan masyarakat

Kepemimpina kesehatan masyarakat berbeda dengan kepemimpinan dalam

sektor bisnis. Terdapat 16 prinsip kepemimpinan kesehatan masyarakat,

yaitu: 4

1. Infastruktur kesehatan masyarakat harus diperkuat oleh penggunaan

5
6

fungsi inti dan layanan esensial kesehatan masyarakat sebagai

pedoman untuk perubahan yang harus terjadi. Pemimpin kesehtan

masyarakat harus mengevaluasi status kesehatan masyarakat,

mengevaluasi kapasitas masyarakat untuk memenuhi prioritas

kesehatannya, dan mengimplementasikan tindakan preventif untuk

mengurangi dampak atau bahkan menghindari krisis kesehatan

masyarakat.

2. Tujuan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan status kesehatan

setiap individu dalam masyarakat. Pemimpin kesehatan masyarakat

sangat percaya bahwa promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

dapat dilakukan. Berkaitan dengan hal ini, kesehatan masyarakat

berbeda dengan sistem layanan medis, yang menekankan pada

pengobatan dan rehabilitasi. Setiap individu harus mempelajari

manfaat kesehatan masyarakat dan bagaiman kualitas hidup dapat

ditingkatkan secara optimal jika aturan tertentu di ikuti.

3. Koalisi masyarakat harus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan

kesehatan masyarakat dalam komunitas. Kesehatan masyarakat

merupakan tanggung jawab komunis dan aktivitasnya berbasis

populasi. Ini berarti bahwa misi kesehatan masyarakat adalah bekerja

dengan semua kelompok dalam komunitas untuk meningkatkan

kesehatan seluruh anggotanya.

4. Pemimpin kesehatan masyarakat lokal dan negara bagian harus

bekerjasama untuk melindungi kesehatan setiap individu tanpa


7

menghiraukan status gender, ras, etnik, atau sosial ekonomi.pemimpin

kesehtan masyarakat benar-benar percaya pada prinsip bahwa

semuamanusia diciptakan sama.

5. Perencanaan kesehatan masyarakat yang rasional membutuhkan

kolaborasi antara pemimpin lembaga kesehatan masyarakat, dewan

kesehatan lokal (jika dewan tersebut ada), serta dewan lokal, dan

daerah yang lain.

6. Pemimpin kesehatan masyarakat yang baru harus mempelajari tehknik

dan praktik kepemimpinan dari pemimpin kesehatan masyarakat

yang berpengalaman.

7. Pemimpin kesehatan masyarakat harus mengembangkan

keterampilan kepemimpinan mereka secara kontinue. Pemimpin

tidak pernah berhenti belajar.

8. Pemimpin tidak hanya harus berkomitmen pada pembelajaran

sepanjang hidup, namun juga pada perkembangan dirinya. Harga diri

merupakan faktor utama dalam pengembangan diri dan penting

untuk konpentesi personal yang dibutuhkan untuk menghadapi

tantangan kehidupan.

9. Infastruktur kesehatan masyarakat harus berdasarkan pondasi proteksi

kesehatan untuk semua, nilai dan prinsip demokrasi, serta

penghargaan terhadap struktur sosial masyarakat.

10. Pemimpin kesehatan masyarakat harus berpikir secara lokal


8

namun bertindak secara lokal.

11. Pemimpin kesehatan masyarakat harus menjadi manajer yang baik.

12. Pemimpin harus berhubungan dengan manajer dan staf lain dalam

organisasi, pemimpin harus menjadi pengarah dan motivator kegiatan

dalam organisasi, pemimpin harus mempengaruhi semua fase kerja

dalam organisasi, dan pemimpin harus mengantisipasi masa depan

dan mengembangkan organisasi dengan cara mempertimbangkan

masa depan tersebut.

13. Pemimpin kesehatan masyarakat harus proktif dan tidak reaktif.

14. Setiap tingkat sistem kesehatan masyarakat membutuhkan

pemimpin. Faktanya, pemimpin tidak harus memiliki posisi resmi

untuk menjadi pemimpin dan sepertinya kekuatan menjadi semakin

tinggi.

15. Pemimpin kesehatan masyarakat mempraktikkan keahlian mereka

pada tingkat komunitas dan harus memahami apa yang di maksud

dengan komunitas.

16. Pemimpin kesehatan masyarakat harus mempraktikkan apa yang

mereka ajarkan.

C. Teori Kepemimpinan

Umumnya disepakati ada 3 (tiga) teori utama dalam studi kepemimpinan

yaitu: 5

1. Teori sifat-sifat kepemimpinan karakter pemimpin (traits theory).


9

Teori sifat kepemimpinan berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan

bukan diciptakan (leader are born, not built), artinya seseorang telah

membawa bakat kepemimpinan sejak dilahirkan bukan dididik atau

dilatih. Pemimpin yang dilahirkan tanpa pendidikan dan latihan

sudah dapat menjadi pemimpin yang efektif. Pelatihan

kepemimpinan hanya bermanfaat bagi mereka yang memang telah

memiliki sifat-sifat kepemimpinan.

2. Teori perilaku atau gaya kepemimpinan (behavior theory). 6

Teori gaya kepemimpinan berasumsi bahwa kemampuan untuk

memimpin dan kemauan untuk mengikuti didasarkan atas perilaku

pemimpin atau gaya kepemimpinan. Menurut Silalahi (2002), gaya

kepemimpinan adalah pola perilaku spesifik yang ditampilkan oleh

pemimpin dalam upaya mempengaruhi orang lain guna mencapai

tujuan organisasi atau kelompoknya. Beberapa gaya kepemimpinan,

yaitu:

a. Gaya kepemimpinan otokratik (autocratic, directive,

autoritarian, restrictive) yaitu gaya kepemimpinan dengan

banyak memberikan pengarahan tetapi sedikit memberikan

dukungan.

b. Gaya kepemimpinan suportif yaitu gaya kepemimpinan

dengan banyak memberikan pengarahan dan dukungan,

pengambilan keputusan dilakukan dengan

mempertimbangkan usul dan saran staf. Gaya kepemimpinan


10

suportif digunakan bila dukungan sumber daya organisasi

memadai, efektif digunakan untuk tingkat kematangan staf

rendah ke sedang dimana pegawai tidak mampu tetapi mau

memikul tugas dan tanggung jawab.

c. Gaya kepemimpinan delegatif (laissez-faire, permissive) yaitu

gaya kepemimpinan dengan sedikit memberikan pengarahan

dan dukungan, pengambilan keputusan dilimpahkan

sepenuhnya kepada staf, tanggung jawab pelaksanaan tugas

berada pada pegawai.

d. Gaya kepemimpinan delegatif (laissez-faire, permissive) yaitu

gaya kepemimpinan dengan banyak memberikan dukungan, tetapi

sedikit memberikan pengarahan, pengambilan keputusan

dilakukan bersama-sama pegawai, aktif mencari masukan dan

saran dalam menentukan keputusan/ kebijakan, mendorong

keikutsertaan pegawai dalam aktivitas untuk pencapaian tujuan.

3. Teori situasional (contingency theory). 5

Adapun teori kepemimpinan situasional berasumsi bahwa

kepemimpinan yang efektif tergantung pada kesesuaian antara gaya

kepemimpinan dengan situasi yang dihadapi seperti situasi, atasan,

pegawai, tugas, organisasi, dan variabel-variabel lingkungan lainnya,

serta gaya kepemimpinan adalah contingent/dependent

dalam karakteristik situasional yang sesuai.

D. Etiologi dan Tugas Kepemimpinan Puskesmas 7


11

Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia dimulai dari

didirikannya berbagai institsi dan sarana kesehatan. Pada pertemuan Bandung

Plan (1951), dicetuskan pertama kali pemikiran untuk mengintegrasikan

berbagai institusi dan upaya kesehatan tersebut di bawah satu pimpinan agar

lebih efektif dan efisien. Adanya konsep pelayanan kesehatan yang

terintegrasi lebih berkembang dengan pembentukan Team Work dan Team

Approach dalam pelayanan kesehatan tahun 1956. Tugas Dan Peran Pemimpin

Puskesmas, yaitu:

1. Membuat perencanaan puskesmas.

2. Mengatur pelayanan puskesmas.

3. Menggerakkan pegawai puskesmas.

4. Mengevaluasi kinerja puskesmas.

5. Menggalang kerjasama pelayanan puskesmas

E. Fungsi Kepemimpinan Puskesmas

Secara operasional fungsi kepemimpinan puskesmas meliputi 5 (lima)

fungsi pokok kepemimpinan yaitu :8

1. Fungsi instruksi

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pimpinan Puskesmas

sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa,

bagaimana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan tugas

dan program Puskesmas dapat dilaksanakan secara efektif.

Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk

memotivasi dan menggerakan pegawai puskesmas agar mau dan


12

mampu melaksanakan tugas dan

program puskesmas.

2. Fungsi konsultasi

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Dalam usaha menetapkan

keputusan, pimpinan puskesmas memerlukan bahan pertimbangan

yang mengharuskannya berkomunikasi dengan staf puskesmas yang

dinilai

mempunyai informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.

3. Fungsi partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pimpinan puskesmas berusaha

mengaktifkan dan mengikutsertakan staf puskesmas dalam mengambil

keputusan tugas dan program Puskesmas serta dalam pelaksanaannya.

4. Fungsi delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan pelimpahan wewenang dan

tanggung jawab kepada staf puskesmas dalam pengambilan dan

penetapan keputusan tugas dan program puskesmas, baik melalui

persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan Puskesmas.

Fungsi delegasi

pada dasarnya dilandasi kepercayaan.

5. Fungsi pengendalian

Fungsi pengendalian bertujuan agar pimpinan puskesmas mampu

mengatur aktivitas pegawai puskesmas secara terarah dan

terkoordinasi, sehingga memungkinkan pelaksanaan tugas dan program


13

puskesmas terselenggara secara efektif dan efesien. Fungsi

pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan pembimbingan,

pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian.

Seluruh fungsi kepemimpinan puskesmas tersebut diselenggarakan dalam

aktivitas kepemimpinan secara terpadu. Adapun fungsi kepemimpinan puskesmas

adalah sebagai berikut :

a.Pimpinan puskesmas bertugas dan bertanggung jawab menjabarkan dan

mengimplementasikan program puskesmas.

b.Pimpinan puskesmas mampu memberikan petunjuk, arahan, dan

bimbingan kepada staf puskesmas.

c.Pimpinan puskesmas berusaha mengembangkan kebebasan berpikir dan

mengeluarkan pendapat sehingga kreativitas dan inovasi pegawai

puskesmas dapat tumbuh dan berkembang.

d.Pimpinan puskesmas membina dan mengembangkan kerjasama dan

kemitraan yang harmonis dengan pegawai dan stakeholder puskesmas.

e.Pimpinan puskesmas mampu memecahkan masalah dam mengambil

keputusan tugas dan program puskesmas sesuai tugas dan tanggung jawabnya.

f. Pimpinan puskesmas berusaha membina dan mengembangkan

kemampuan dan kemauan pegawai puskesmas.

g.Pimpinan puskesmas melaksanakan dan mendayagunakan fungsi

pengawasan, pengendalian, dan penilaian Puskesmas.

Kepemimpinan Puskesmas hendaknya diselenggarakan melalui kepemimpinan


14

kolektif dan integratif (kemanunggalan) antara kepala puskesmas dengan

para penanggung jawab program Puskesmas serta menciptakan

kebersamaan dengan semua pegawai puskesmas

F. Langkah – Langkah Meraih Kepemimpinan9,10

Langkah-langkah meraih kepemimpinan yang sukses menurut

O’Connor

(2003) dilakukan melalui 7 (tujuh) yakni :

a. Membangun kesadaran pada diri sendiri

Para pimpinan harus menyediakan waktu untuk memikirkan kekuatan

dan kelemahan diri sendiri. Hal ini memberikan dasar untuk

memperbaiki prestasi kinerjanya sebaik meningkatnya rasa

percaya diri maupun

pemahaman terhadap orang lain.

b. Memahami orang lain

Hal ini menekankan pentingnya mengenali perbedaan individu pegawai

dalam semangat, cita-cita, dan ambisinya.

c. Memusatkan perhatian untuk memahamimasalah kekuasaan dan

wewenang

Ketika seseorang menerima tanggung jawab kepemimpinan, mereka

menghadapi tantangan untuk mengelola kekuasaan secara bijak demi

kepentingan organisasi.
15

d. Komunikasi

Dimana semua pekerjaan dan perubahan sosial sangat bergantung pada

komunikasi. Komunikasi merupakan alat untuk berbagi pemikiran,

perasaan, dan sumber daya. Apabila komunikasi terputus yang

akan segera terjadi hanyalah ketidaksepakatan dan kesalahpahaman.

e. Pengambilan keputusan

Baik melakukannya sendiri maupun bersama stafnya, yang terpenting adalah

pimpinan melakukannya dengan percaya diri. Setelah diskusi

pengambilan keputusan selesai, pimpinan kemudian melakukan tindakan.

f. Menciptakan visi.
BAB III

PENUTUP

Kepemimpinan merupakan suatu hal yang seharusnya dimiliki oleh

setiap pemimpin organisasi. Efektivitas seorang pemimpin ditentukan oleh

kepiawaiannya mempengaruhi dan mengarahkan para anggotanya.

kepemimpinan kesehatan masyarakat adalah penerapan teori kepemimpinan

(mempengaruhi, menginsipirasi orang lain untuk mencapai tujuan) melalui

upaya masyarakat yang terorganisir dalam meningkatkan status

kesehatan

masyarakat. Tugas dan Peran Pemimpin Pukesmas, yaitu:

1. Membuat perencanaan puskesmas.

2. Mengatur pelayanan puskesmas.

3. Menggerakkan pegawai puskesmas.

4. Mengevaluasi kinerja puskesmas.

5. Menggalang kerjasama pelayanan puskesmas

Pemimpin kesehatan masyarakat sangat percaya bahwa promosi

kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dilakukan. Berkaitan dengan hal

ini, kesehatan masyarakat berbeda dengan sistem layanan medis, yang

menekankan pada pengobatan dan rehabilitasi. Setiap individu harus

mempelajari manfaat kesehatan masyarakat dan bagaiman kualitas hidup

dapat ditingkatkan secara optimal jika aturan tertentu di ikuti.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

1. Palutturi, Sukri. 2013. Public Health Leadership. Buku. Pustaka

Pelajar: Yogyakarta.

2. Sulaeman, endang. MANAJEMEN KESEHATAN_Teori Dan

Praktik Di Puskesmas.

3. Rowitz, L. Public Health Leadership. Sudbury, Massachusetts :

Jones And Barlett Publishers; 2009.

4. Competency Development in Public Health Leadership Tahun

2000. Jurnal. Core Principles in Public Health Leadership. Jurnal.

5. Studi Kasus Puskesmas Di Kabupaten Jayapura Kasuska

jayapura- Puskesmas.Pdf. Diakses tanggal 8 Maret 2015.

6. Silalahi, Ulber, 2002. Pemahaman praktis azas-azas manajemen.

Bandung: Mandar maju.

7. Hellstrom, Andreas dkk. 2010. Process management in healthcare:

investigating why it’s easier said than done. Manufacturing

Technology Management, Vol. 21 Iss. 4 pp. 499-511.

8. Yukl, G. 2010. Leadership in Organizations, 7th ed. Prentice-Hall:

Upper Saddle River, NJ.


18

9. Hellstrom, Andreas dkk. 2010. Process management in healthcare:

investigating why it’s easier said than done. Manufacturing

Technology Management, Vol. 21 Iss. 4 pp. 499-511.

10. O'Connor, R.E. (2007) Teaching Word Recognition. Effective

Strategies for Students with Learning Difficulties. London: The

Guilford Press.

Anda mungkin juga menyukai