Anda di halaman 1dari 3

Faktor Internal

1. Kurangnya edukasi petugas kesehatan kepada ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
selanjutnya.
2. Kinerja petugas kesehatan yang tidak optimal dalam pelayanan antenatal care di wilayah kerja
puskesmas 9 Nopember.
3. Kurangnya waktu pelayanan pemeriksaan kehamilan di puskesmas.
4. Tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan masih kurang sistematis
5. Kurangnya simpati petugas kesehatan terhadap ibu hamil
6. Tidak ada dana lain untuk petugas pemegang program KIA-KB termasuk reward dari puskesmas.
Terbatasnya media edukasi maupun promosi tentang pentingnya antenatal care

Faktor Eksternal:
1. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan/antenatal care.
2. Sebagian besar masyarakat hanya sekolah sampai sekolah dasar dan sekolah menengah pertama
sehingga tingkat pendidikan tergolong rendah terbukti dari data demografi puskesmas tahun 2020.
3. Sebagian dari jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas 9 Nopember berusia 0-4 tahun, sehingga
ibu yang memiliki anak umur tersebut kemungkinan tidak sempat memeriksa kehamilan karena sibuk
mengurus anak.
4. Kurangnya tingkat kepercayaan ibu hamil terhadap petugas kesehatan
5. Kurangnya dukungan suami dan keluarga kepada ibu hamil dalam melakukan antenatal care.
6. Kurangnya pemberdayaan kader sebagai penggerak dalam meningkatkan pemeriksaan kehamilan di
masa depan.

Mutu pelayanan antenatal care dipengaruhi oleh responsiveness, assurance, tangible,

emphaty dan reliability. Kelima dimensi tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap

mutu pelayanan antenatal care. Dimensi emphaty, reliability dan responsiveness memiliki

nilai yang paling besar untuk memberikan pengaruh terhadap mutu pelayanan antenatal care

di antara dimensi yang lain.9 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dadang

Hermanto (2010), didapatkan hasil bahwa dimensi empati dan bukti langsung mempunyai

pengaruh yang paling kuat. Sehingga apabila ada perbaikan pada dua dimensi tersebut secara

bersamaan akan dapat memberikan dampak yang besar pula pada penilaian pasien terhadap

mutu pelayanan dan berpengaruh juga terhadap kepuasan pasien.10

Dimensi emphaty, reliability dan responsiveness merupakan dimensi yang paling

berpengaruh dalam pelayanan antenatal care, apalagi bidan yang bekerja di desa. Dimensi

empati menunjukkan adanya perhatian bidan kepada pasien, dan kemampuannya untuk

menyelami perasaan pelanggan. Dimensi reliability menunjukkan kemampuan bidan untuk


dapat memberikan pelayanan secara akurat, handal, dapat dipercaya, bertanggungjawab atas

apa yang dijanjikan. Secara umum dimensi reliabilitas merefleksikan konsistensi dan

kehandalan dari kinerja perusahaan. Sedangkan untuk dimensi responsiveness menunjukkan

adanya keinginan bidan yang tinggi untuk membantu pelanggannya dalam memberikan

pelayanan secara cepat dan tepat.9

Ada hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan antenatal care dengan K1-

K4. Mutu pelayanan antenatal care baik maka semakin baik pula K1 dan meningkat pula

angka cakupan K1 sehingga dapat mencapai target cakupan nasional antenatal care 100%.

Mutu pelayanan antenatal care yang baik diberikan bidan kepada ibu maka akan tepat pula

K1, sebab pelayanan yang baik ibu menganggap pentingnya untuk memeriksakan

kehamilannya ke bidan atau tenaga kesehatan. Ibu yang mendapat mutu pelayanan

antenatal care yang kurang baik tidak tepat K1 nya seharusnya bidan lebih meningkatkan

mutu pelayanan antenatal care dengan memberikan informasi pentingnya pemeriksaan

kehamilan sedini mungkin.11

Hubungan mutu pelayanan antenatal care dengan K1 kompetensi teknis pelayanan

kebidanan meliputi ketrampilan, kemampuan dan penampilan atau kinerja provider.

Dimensi ini menitikberatkan pada kepatuhan provider dalam melaksanakan kinerja

berdasarkan standar pelayanan kebidanan yang telah ditentukan profesi. Tidak

terpenuhinya dimensi ini akan berakibat terhadap mutu pelayanan kebidanan.11

Ada hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan antenatal care dengan K4. Mutu

pelayanan antenatal care baik maka baik pula K4 sehingga angka cakupan K4 pun

meningkat dan dapat mencapai target nasional angka cakupan K4 95%. Mutu pelayanan

antenatal care yang baik diberikan bidan kepada ibu maka akan tepat pula K4, sebab dengan
pelayanan yang baik ibu menganggap pentingnya untuk memeriksakan kehamilannya ke

bidan atau tenaga kesehatan.9

Anda mungkin juga menyukai