Anda di halaman 1dari 3

Pelaksanaan antenatal care dipengaruhi beberapa faktor, Menurut Green yang

dikutip dalam Notoatmodjo (2010), perilaku seseorang dalam memeriksakan

kesehatan dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu: faktor pemudah (predisposing

factor) yang mencakup pengetahuan, tingkat ekonomi, sikap, kepercayaan,

keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya; faktor pendukung (enabling factor)

mencakup lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana kesehatan; dan faktor pendorong (reinforcing factor) mencakup

sikap dan perilaku dari petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.8

Berdasarkan cakupan pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Pelambuan

tahun 2018, terdapat kasus drop out K4-K1 sebanyak 98 orang.

1.5 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk menentukan alternatif pemecahan

masalah agar menurunkan angka drop out K4-K1 di wilayah kerja Puskesmas

Pelambuan.

. Identifikasi Masalah

1. Tingginya kasus drop out K4-K1 di wilayah kerja puskesmas 9 Nopember.

2. Tingginya kasus rujukan neonatus resiko tinggi.

3. Kinerja petugas kesehatan yang kurang optimal dalam pelayanan antenatal

care di wilayah kerja puskesmas 9 Nopember.

2.2 Identifikasi Penyebab Masalah

Permasalahan diambil berdasarkan 5M yaitu Man, Money, Method, Market dan

Material.
a. Man

Internal:

- Kinerja petugas kesehatan yang kurang optimal dalam pelayanan K1-K4.

-Kurangnya edukasi petugas kesehatan kepada ibu hamil untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan selanjutnya.

-Kurangnya rasa simpati petugas kesehatan kepada ibu hamil.

Eksternal:

-Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan/antenatal


care.

-Sebagian besar masyarakat hanya sekolah sampai sekolah dasar dan sekolah

menengah pertama sehingga tingkat pendidikan tergolong rendah terbukti dari

data demografi puskesmas tahun 2020.

-Sebagian dari jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas 9 Nopember berusia

0-4 tahun, sehingga ibu yang memiliki anak umur tersebut kemungkinan tidak

sempat memeriksa kehamilan karena sibuk mengurus anak.

-Kurangnya tingkat kepercayaan ibu hamil terhadap petugas kesehatan

-Kurangnya dukungan suami dan keluarga kepada ibu hamil dalam melakukan

antenatal care.

b. Money

Internal: Tidak ada dana lain untuk petugas pemegang program KIA-KB termasuk

reward dari puskesmas. Jika diberikan reward mungkin pemegang program lebih

aktif dan semangat untuk menurunkan kejadian drop out K4-K1. Pemegang

program melakukan kegiatan mendapatkan dana dari APBD.

c. Method
Internal: Kurangnya waktu pelayanan pemeriksaan kehamilan di puskesmas.

d. Market

Eksternal: Ibu cenderung masih kurang paham, salah pola pikir mengenai

pentingnya melakukan antenatal care.

e. Material

Internal: Terbatasnya media edukasi maupun promosi tentang pentingnya

antenatal care. Selain itu media yang dimiliki puskesmas masih kurang variatif

dan belum digunakan secara maksimal karena hanya menggunakan leaflet saja.

Eksternal: Kurangnya pemberdayaan kader sebagai penggerak dalam

meningkatkan pemeriksaan kehamilan di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai