Anda di halaman 1dari 50

Keluarga Berencana

1.Tgl 8 Maret 2011 : Teori & Determinan


2.Tgl 15 Maret 2011 : Pola dan trend
3.Tgl 22 Maret 2011 : Presentasi tugas
kelompok 1
4. Tgl 5 April 2011 : Presentasi tugas
kelompok 2

Disampaikan oleh : Merry Sri Widyanti K


Lembaga Demografi FEUI

Pasca Sarjana Kependudukan &


Ketenagakerjaan UI

Alasan mempelajari KB :
Hubungan KB dan Kesehatan Reproduksi

Karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan


melalui pengendalian pertumbuhan penduduk,
Keluarga Berencana, dan dengan cara pengembangan
kualitas penduduk, melalui perwujudan Keluarga Kecil
Berkualitas.

Keluarga Berencana sebagai pengendali pertumbuhan


penduduk telah banyak mengubah struktur
kependudukan Indonesia, tidak saja dalam arti
menurunkan tingkat kelahiran dan laju pertumbuhan
penduduk juga mengubah pandangan hidup penduduk
terhadap nilai anak serta kesejahteraan dan ketahanan
keluarga.
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

Alasan mempelajari KB :
Hubungan KB dan Kesehatan Reproduksi
Sehat:
kondisi seseorang yang bebas dari segala
bentuk penyakit dan kecacatan fisik,
mental dan sosial
Reproduksi:
Re = kembali, produksi = menghasilkan
proses kehidupan manusia dalam menghasilkan
keturunan
Kesehatan Reproduksi:
kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan
proses reproduksi
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

Alasan perlu mempelajari KB


ERH (Essential Reproductive Health):
1. Pelayanan Keluarga Berencana yg berkualitas
2. Kesehatan Ibu, bayi dan anak (MCH)
3. Pencegahan dan pengobatan infertilitas
4. Pencegahan dan manajemen komplikasi aborsi
5. Pengobatan Infeksi Saluran Reproduksi (IRS),
Infeksi Menular Seksual (IMS), dan gangguan
sistem reproduksi lainnya
6. Rujukan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi

Pasca Sarjana Kependudukan &


Ketenagakerjaan UI

Alasan perlu mempelajari KB


Tujuan program KB dan Kesehatan Reproduksi
a. Pemenuhan hak-hak reproduksi
b. Promosi, pencegahan dan penanganan masalahmasalah kesehatan reproduksi dan seksual
c. Kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi dan anak

Oleh karena itu:


Program KB dipandang sebagai bagian yang integral
dari persoalan Kesehatan Reproduksi

Pasca Sarjana Kependudukan &


Ketenagakerjaan UI

Alasan perlu mempelajari KB

Pemerintah memikul tanggung jawab utama secara


finansial atas permintaan masyarakat terhadap
kontrasepsi

Dengan mempelajari determinan prilaku pemakaian


kontrasepsi maka akan dapat diambil langkahlangkah untuk mengurangi beban finansial tanpa
mengabaikan tujuan

Pengertian tentang proses dan faktor-faktor


individual dan komunitas penting untuk
mengevaluasi program dan dampaknya
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

Teori Penurunan Fertilitas


(Freedman)
Ada 2 masalah utama untuk memahami
penurunan fertilitas :
1. Apa yang menyebabkan motivasi untuk
mempunyai anak sedikit
2. Jika motivasi ini ada, apakah konsep
dan sarana pengendalian fertilitas
secara otomatis akan tersedia dan
pasti digunakan?
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

Teori Penurunan Fertilitas (Friedman)


Adalah bukan semata-mata model transisi demografi
klasik, yaitu karena perubahan variabel-variabel makro
seperti : urbanisasi, industrialisasi, literacy dsb
Tetapi karena berkembangnya jaringan-jaringan
komunikasi dan transportasi efektif membuat
pergeseran pembagian kerja yang berpusat pada
keluarga ke masyarakat(lembaga-lembaga baru bukan
kekeluargaan.
Keuntungan dan kepuasan yang diperoleh dari memliki
banyak anak berkurang, biaya pemeliharaan anak
meningkat, standar kehidupan yang semankin baik,
partisipasi dalam kegiatan. Orang tua ingin lebih banyak
waktu buat kegiatan bagi dirinya sendiri (aktualisasi).
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

Teori Penurunan Fertilitas


(Teori Caldwell)
1. Persebaran ide : penurunan fertilitas di
negara berkembang tidak tergantung
pada tersebarnya industrialisasi tapi
dipengaruhi modernisasi yang
memberikan lebih banyak dana utk
sekolah.
2. Perilaku fertilitas dipengaruhi oleh
unsur psikologis dan biologis
2. Fertilitas cenderung mendahului
industrialisasi, bukan mengikutinya
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

Teori Penurunan Fertilitas


(John Knodel)

Sebelum fertilitas menurun, konsep KB


walaupun kadang-kadang sudah ada yang
menjalankan tetapi KB bukan persoalan
seluruh penduduk.

Bahwa membatasi besar keluarga dalam


perkawinan itu adalah konsep yang sah dan
dimungkinkan.

Perilaku KB bersifat pembaruan


menyebabkan fertilitas menyesuaikan diri
dengan keadaan sosial ekonomi.
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

10

25 Rintangan Komunikasi dalam KB:


(Donald J. Bogue :)
1.

Perasaan takut bahwa kesehatan akan terganggu


karena terlalu lama pakai Pil. IUD atau alat
kontrasepsi lain

2. Perasaan takut akan akibat sampingan sementara


karena pakai Pil. IUD
3. Para pemimpin kurang menyadari bahwa rakyat
menginginkan KB
4. Perasaan takut tanpa alasan terhadap metode
vasektomi
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

11

25 Rintangan Komunikasi dalam KB:


(Donald J. Bogue :)
5.

Kurangnya komunikasi suami istri tentang ukuran besar


keluarga ideal, jarak antar anak, metode kontrasepsi,
apakah sebaiknya mereka menjalankan KB

6.

Kurangnya perhatian tentang perencanaan jarak anak di


kalangan generasi muda

7.

Kesukaran memisahkan unsur seks dari KB dan


mengurangi perasaan malu tentang perilaku KB

8.

Pengaruh negatif dari peer group dan orang-orang yg lebih


tua

9.

Desas desus tentang KB

Pasca Sarjana
Kependudukan
&
10. Kurangnya kesadaran
tentang
pelayanan
KB
Ketenagakerjaan UI

12

25 Rintangan Komunikasi dalam KB:


(Donald J. Bogue :)
11.

Kegagalan dalam menyebarkan informasi tentang sumber-sumber


pelayanan KB yang bersifat pribadi dan komersial

12.

Prasangka yang setuju dan yang menentang metode KB

13.

Sikap masyarakat yang menganggap status wanita rendah dan


kurang mendukung perjuangan hak-hak wanita

14.

Kebosanan dan kesembronoan, kelalaian dalam menggunakan


kontrasepsi

15.

Keinginan untuk mempunyai keluarga besar karena alasan pribadi

16.

Sikap menerima peranan nasib sebagai faktor penentu masa


depan

17.

Kecemasan terhadap kegagalan


alat kontrasepsi
Ketenagakerjaan
UI

Pasca Sarjana Kependudukan &

13

25 Rintangan Komunikasi dalam KB:


(Donald J. Bogue :)
18.

Keinginan memperoleh anak laki-laki

19.

Mengabaikan pengawasan lingkungan, perkembangan


ekonomi nasional, kesejahteraan masyarakat sebagai
motif untuk menjalankan KB.

20.

Perasaan tidak aman di hari tua

21.

Mortalitas bayi yang tinggi

22.

Ketidaksetiaan terhadap pasangan dan hubungannya


dengan KB

23.

Nilai ekonomi anak yang terlalu dibesar-besarkan

24.

Keseganan memberikan infomasi KB kepada remaja dan


orang dewasa yang belum nikah

25.

Kurangnya penekanan mengenai keuntungan langsung


manfaat jangka pendek
program
KB &
Pasca Sarjana
Kependudukan
Ketenagakerjaan UI

14

Perilaku KB

Pemakaian (contraceptive use)

Pemilihan (contraceptive choice)

Kegagalan (contraceptive failure)

Penggantian(contraceptive switching)
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

15

Kerangka pikir Perilaku KB


Kerangka hubungan antara berbagai
faktor yang diduga mempengaruhi
perilaku keluarga berencana baik pada
tingkat mikro/individu yaitu pasangan
suami istri dan pada tingkat makro yaitu
pada tingkat komunitas/wilayah

Pasca Sarjana Kependudukan &


Ketenagakerjaan UI

16

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian


kontrasepsi (Easterlin)
Framework sintesis penawaran dan permintaan terhadap
anak secara bersama sama mempengaruhi motivasi untuk
mengatur fertilitas. Pada suau waktu kemampuan supply
masyarakat bisa lebih besar daripada demand, atau
sebaliknya.
Permintaan yang tinggi (excess demand) biasanya di
negara dengan pendapatan rendah
Situasi persediaan lebih (excess supply) di negara dengan
pendapatan tinggi, keinginan anak sedikit, Persediaan anak
melebihi permintaan akan anak
Pasangan suami istri menghadapi persoalan dengan
prospek memiliki jumlah anak yang tidak diinginkan
Memotivasi suami istri untuk mengatur kelahiran anaknya
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

17

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian


kontrasepsi
(Easterlin)

Motivasi dipengaruhi biaya psikis dan biaya


pasar
Psikis : ketidakpuasan terhadap ide atau
praktek pengaturan fertilitas
Pasar : akses terhadap metode-metode
kontrasepsi
Faktor ekonomi, sosial, demografi dan budaya
mempengaruhi motivasi melalui penawaran
dan permintaan terhadap anak
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

18

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian


kontrasepsi
(Bulatao)
Framework pendekatan faktor-faktor :

Tujuan kontrasepsi (contraceptive goal)

Kompetensi kontrasepsi (contraceptive competency)

Evaluasi kontrasepsi (contraceptive evaluation)

Akses kontrasepsi (contraceptive access)

Framework berfokus pada sifat-sifat individu sebagai


faktor faktor yang menjelaskan variasi dalam
pemilihan kontrasepsi
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

19

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian


kontrasepsi
(Bulatao)

Tujuan

Tujuan dari pengaturan fertilitas adalah untuk


penjarangan atau pembatasan kelahiran
Faktor-faktor demografi, misalnya jumlah anak
Kompetensi :

Kemampuan pasangan untuk menggunakan suatu


metode dengan efektif misalnya :
Usia perempuan, lama perkawinan, pendidikan istri dan
suami, status pekerjaan istri
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

20

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian


kontrasepsi
(Bulatao)
Evaluasi :
Penilaian tentang pemakaian kontrasepsi tertentu baik secara praktis
maupun moral

Aspek praktis : efek samping dan kenyamanan dalam pemakaian


kontrasepsi

Aspek moral : aksesibiltas metode berhubungan dengan nilai-nilai


dan norma budaya
Akses

Ketersediaan metode kontrasepsi serta informasi tentang


bagaimana mendapatkannya

Ketersediaan pelayanan KB, metode yg diinginkan dan aktifitas


program di tempat tinggal akseptor
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

21

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian


kontrasepsi
(Simon dan Phillips)
Bahwa permintaan dan transaksi klien sebagai determinan
antara untuk pengaturan kelahiran

Transaksi klien
Interaksi antara program dan populasi klien

Penggunaan alat/cara KB dipengaruhi oleh permintaan


dan persediaan alat/cara KB

Menekankan pentingnya peran KB sebagai faktorfaktor yang tidak langsung yang dapat menciptakan
permintaan alat/cara KB melaui interaksi cara atau
frekuensi antara program KB dan akseptor
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

22

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian


kontrasepsi
(Palmore dan Bulatao)

Spectrum of possible methods


Pengerucutan karena
pertimbangan:
Tehnologi dan biaya
Supply kontrasepsi
Faktor sosial budaya

Spectrum
of chosen
methods

Selera
pribadi/perseorangan

Pasca Sarjana Kependudukan &


Ketenagakerjaan UI

23

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian


kontrasepsi
(Palmore dan Bulatao)

Pilihan alat/acara KB merupakan suatu proses


yang dapat digambarkan sebagai kerucut.
Berbagai alat/cara KB yang mungkin secara
perlahan-lahan dikurangi menjadi pilihan yang
lebih sedikit, dan akhirnya menjadi pilihan
tunggal menurut faktor budaya, ekonomi,
psikologis dan lainnya.

Pentingnya prefernsi personal sebagai faktor


individu terakhir dalam suatu proses
penyaringan/pemilihan alat/cara KB
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

24

Pertimbangan pemilihan kontrasepsi di Indonesia


(BKKBN)
setiap pasangan mempertimbangkan penggunaan
kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien

Pilihan yang rasional


*) dilandasi keinginan yang jelas, apakah untuk menunda
kelahiran anak pertama (postponing), menjarangkan anak
(spacing), atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan
*) Kejelasan maksud tersebut terkait dengan tersedianya teknologi
kontrasepsi sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan
kembalinya fase kesuburan (fecundity), efektifitas dan
efisiensinya.
*) Pilihan yang didasarkan dari informasi yang lengkap
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

25

Pertimbangan pemilihan kontrasepsi di Indonesia


(BKKBN)

efektif
*) pemilihan kontrasepsi yang didasari pada pertimbangan
efektifitas masing-masing jenis kontrasepsi berdasarkan
angka kegagalannya.
*) efektifitas masing-masing kontrasepsi dapat dilihat dari
angka efektifitasnya secara teoritis (theoritical
effectivenes) dalam kondisi ideal dan efektifitas
penggunaan secara praktis di lapangan (used
effektivenes).

Pasca Sarjana Kependudukan &


Ketenagakerjaan UI

26

Pertimbangan pemilihan kontrasepsi di Indonesia


(BKKBN)
*) efektifitas tinggi (most efektif) :
- Implan angka kegagalan (0,2-1 kehamilan per 100
perempuan),
- AKDR (0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan),
- Sterilisasi/Tubektomi (0,2-4 kehamilan per 100 perempuan).
*) efektif :
- Pil
- Suntikan
- Metode Amenore Laktasi
*) efektifitas rendah (last efektif)
- kondom
- diafragma vaginal
Pasca Sarjana Kependudukan &
- sanggama terputus.
Ketenagakerjaan UI

27

Pertimbangan pemilihan kontrasepsi di Indonesia


(BKKBN)
Efisiensi

Efisiensi dapat dinilai dari biaya kontrasepsi dalam memproteksi


kehamilan per tahun penggunaan dari seorang pasangan (Couple
Years Protection atau CYP).

Angka alat kontrasepsi per CYP dapat dijadikan pertimbangan


dalam menentukan efisiensi setiap alat kontrasepsi.

Diakui walaupun ada banyak hal dalam pemilihan


kontrasepsi yang perlu dipertimbangkan secara rasional,
meskipun pada akhirnya keputusan terakhir pemilihan
jenis kontrasepsi harus tetap ditangan pengguna itu
sendiri.

Pasca Sarjana Kependudukan &


Ketenagakerjaan UI

28

Faktor sosial budaya


(Bertrand) Di Kenya 1989
Perempuan termotivasi menggunakan
sterilisasi terutama krn pertimbangan
ekonomi dan rasa tanggung jawab pada
anak-anak yang telah dilahirkan

Indikator :Tingkat pendidikan, status kerja,


tempat tinggal perkotaan, tempat tinggal
sudah menerima program KB atau tidak,
tingkat pendidikan suami dan status ekonomi
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

29

Pendidikan perempuan

Lebih tinggi pendidikan cenderung memilih metode modern pil,


sterilisasi, pantang berkala

Lama menjalani pendidikan positif berhubungan dengan


pemakaian kontrasepsi

Pendidikan lebih tinggi dapat menerima dan lebih peka


terhadap informasi yang lebih baik

Pendidikan lebih tinggi lebih berperan dalam menentukan


keputusan ber KB

Pendidikan lebih tinggi cenderung untuk tidak bergantung pada


klinik KB untuk mendapatkan kontrasepsi

Pendidikan lebih tinggi mempengaruhi penggantian kontrasepsi


Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

30

Tempat tinggal

Tinggal di daerah yang lebih berkembang


maju dapat mendorong keinginan yg lebih
besar untuk membatasi ukuran keluarga

Mendapat pengetahuan yang lebih banyak


dan baik

Akses pada pelayanan KB

Akses terhadap pilihan metode yang


diinginkan
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

31

Pekerjaan perempuan dan status


ekonomi

Penghasilan tinggi berkorelasi dengan


penggantian metode yang lebih modern

Status ekonomi berpengaruh pada pemilihan


kontrasepsi

Phillips (1989) di Bangladesh menggunakan


Indeks pemilikan tanah dan indeks kepemilikan
barang modern sebagai indikator status
ekonomi. Indeks pemilikan tanah secara
langsung berelasi dengan pemilihan pil, kondom
dan IUD

Othman (1989) di Malaysia penghasilan keluarga


secara positif terhadap pemilihan pil, kondom,
sterilisasi
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

32

Faktor budaya

Sikap,nilai dan kebiasaan mempengaruhi


perilaku pemakaian kontrasepsi

Sikap agama yang berbeda

Sikap yang berbeda terhadap peranan


perempuan dalam keluarga

Sikap masyarakat yang pro natalis


Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

33

Sikap agama, suku dan ras

Agama Hindu dan Budha tidak menolak kontrasepsi tetapi


ada ide bahwa kontrasepsi tidak sesuai dengan jalan hidup
Budha karena mengarah pada kebebasan seksual

Khatolik menolak kecuali pantang berkala

Protestan baik untuk memakai teknologi kontrasepsi


sebagai berkat tuhan untukk menolong laki-laki dan
perempuan untuk membatasi kehamilan di dunia yang over
populasi

Islam pro natalis, mengijinkan untuk merencanakan


keluarga mereka untuk alasan yang sesuai dan
pertanggungjawaban metode kontrasepsi selama
konsepsi tidak terjadi
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

34

Sistem keluarga

Sistem keluarga tradisional mempengaruhi


ukuran keluarga yang diinginkan

Keterlibatan laki-laki dalam pemakaian


kontrasepsi menguntungkan perempuan

Hidup dalam keluarga inti atau keluarga batih

Pasca Sarjana Kependudukan &


Ketenagakerjaan UI

35

Faktor demografi
Usia perempuan
Muda 15-24 tdk memakai metode permanen sedangkan
usia 40-49 permanen
Hubungan usia dan pemakaian kontras spt U terbalik,
puncaknya usia 35 thn
Usia juga berkaitan dgn penggantian kontrasepsi
sehubungan dengan keefektifan metode dan masalah
kesehatan
Jumlah anak yg masih hidup berrelasi dengan pemakaian
kontrasepsi yang tinggi efisiensinya seperti IUD dan
sterilisasi
Pasca Sarjana Kependudukan &
36
Ketenagakerjaan UI

Faktor demografi

Lamanya perkawinan: mereka yang menikah


kurang dari 5 tahun dan punya anak lebih
banyak cenderung menggunakan metode
yang lebih efisien dibanding yang punya anak
sedikit.

Pernikahan dengan jangka waktu lama


paritas pasangan mempunyai pengaruh yang
lebih kecil pada pemilihan metode
kontrasepsi, mungin disebabkan karena telah
tercapainya ukuran keluarga yang diinginkan
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

37

Faktor komunitas
1.

Perilaku KB tidak hanya dipengaruhi karakteristik


individual tetapi juga karakteristik komunitas.

2.

Karakteristik komunitas dimana individu hidup


mempengaruhi keputusan ber KB melalui biaya dan
keuntungan pilihan kontrasepsi.

3. Peranan pemerintah dalam mendukung program:

peranan staf (dokter, Bidan dll) memotivasi pasangan


untuk memakai metode kontrasepsi yang paling cocok

Mempermudah peraturan, menyetujui impor alat


kontrasepsi

Menyediakan informasi kepada umum

Memberikan incentives kepada petugas pelayanan dan


akseptor
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

38

Pengaruh Komunitas:
interaksi sosial dan jaringan sosial
Bongaarts dan Watkins:Interaksi sosial yang
mempengaruhi

pertukaran informasi atau ide


dalam berinteraksi orang memindahkan /pertukaran
informasi dan ide dari satu kelompok kepada
kelompok lainnya

evaluasi bersama tentang arti


Informasi/ide tersebut selanjutnya juga dievaluasi dan
diintepretasikan secara bersama dalam konteks
kelompok

Pengaruh sosial (social influence)


Adanya pengaruh kekeuatan sosial di luar diri
seseorang yangPasca
mempengaruhi
keputusan terhadap
Sarjana Kependudukan &
perilaku KB.
Ketenagakerjaan UI

39

Pengaruh Komunitas:
interaksi sosial dan jaringan sosial
Kohler, Beherman, Watkins

Social learning
Belajar dari pengalaman orang lain sebelum memutuskan
untuk mempraktekkan metode kontras, yang sebelumnya
terdapat keraguan-raguan/ketidakpastian informasi
seperti mengenai efek samping dan manfaat memiliki
jumlah anak yg lebih sedikit

Social influence
Adanya pengaruh normatif terhadap eprilaku yaitu bahwa
fertilitaspreferensi berkenaan dgn praktek metode
kontras dan jumlah anak dipengaruhi oleh opini dan
perilaku yang terkait dengan yang ada dilingkungan
sosialnya
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

40

Pengaruh Komunitas:
interaksi sosial dan jaringan sosial
Agyeman dan Casterline :

Keterkaitan organisasi sosial dengan difusi sosial

Perilaku reproduksi ditentukan secara sosial, berarti


keanggotaan dalam kelompok dapat menjelaskan keputusan
fertilitas di tingkat individu

Proses interaksi sosial dan penyebaran inovasi

Peningkatan pemakaian KB karena :


- Kedekatan dengan orang-orang yang terpelajar
- Keterpaparan secara teratur pada semua jenis media masa
- Ada minimal satu orang perempuan yang lebih tua dalam
rumah tangga
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

41

Metode pengukuran KB

METODE LANGSUNG :
Menggunakan tabel kehidupan (life table
approach)
Angka Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi :
jumlah pemakai dan lama pemakaian
dibandingkan dengan jumlah orang dan
jumlah bulan terpapar
Jumlah yang pakai KB x jumlah bulan pakai KB
AKPR =
Populasi x bulan pemaparan
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

42

Metode pengukuran KB
METODE LANGSUNG :
Contoh :
Di kecamatan Harumanis sejak 1 Januari 2008 terdapat
100 orang istri yang bersama-sama mulai
menggunakan alat/cara KB (apapun metodenya).
Pada akhir tahun tanggal 31 Desember 2008 dalam
survey ditemukan 70 orang masih pakai KB, 20
orang berhenti sejak Juni dan 10 orang berhenti
sejak Oktober.
Angka Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi pada 1
Januari-31 Desember 2008 ?
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

43

Metode pengukuran KB
METODE LANGSUNG :
AKPR Kecamatan Harumanis pada 1 Januari-31
Desember 2008 adalah :
(70x 12) OB + (20x 6) OB + (10x 10) OB
AKPR =
(100 X 12 ) OB
=

840 OB +120 OB+ 100 OB


120 OB

0.83
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

44

Metode pengukuran KB
METODE LANGSUNG :
Angka Prevalensi Kontrasepsi ini sering disebut dengan
CPR (Contraceptive Prevalence Rata)
Informasi tentang CPR sangat bermanfaat untuk
menetapkan kebijakan pengendalian
kependudukan , serta penyediaan pelayanan KB
baik dalam bentuk mempersiapkan pelayanan
kontrasepsi seperti sterilisasi, pemasangan IUD,
persiapan alat dan obat kontrasepsi, serta
pelayanankonseling untuk menampung kebutuhan
dan menanggapiPasca
keluhan
pemakaian kontrasepsi
Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

45

Metode pengukuran KB

METODE LANGSUNG :
Angka Prevalensi Kontrasepsi ini sering disebut dengan CPR
(Contraceptive Prevalence Rate).
Informasi tentang besarnya CPR sangat bermanfaat untuk
menetapkan kebijakan pengendalian kependudukan, serta
penyediaan pelayanan KB baik dalam bentuk mempersiapkan
pelayanan kontrasepsi seperti sterilisasi, pemasangan IUD,
persiapan alat dan obat kontrasepsi, serta pelayanan konseling
untuk menampung kebutuhan dan menanggapi keluhan
pemakaian kontrasepsi.

Pasca Sarjana Kependudukan &


Ketenagakerjaan UI

46

CPR tidak meningkat secara signifikan dalam


5 tahun terakhir
Contraceptive Prevalence Rate (CPR)

Sumber : SDKI
47

Disparitas CPR antar Propinsi


Penurunan CPR :
DI Yogyakarta
Sulawesi Utara
Jatim
Jateng
DKI Jakarta
Banten
Riau

2002/2003
75,1
70,1
67
65
63,2
58,6
57,8

Pasca Sarjana Kependudukan &


Ketenagakerjaan UI

2007
66,9
69,2
66,1
63,7
60,1
57,2
56,7
48

Metode pengukuran KB
METODE TIDAK LANGSUNG :
Pendekatan Bongaarts dan Rodriguez
Hubungan antara angka kegagalan (failure rate)
dengan efektifitas kontrasepsi (contraceptive
effectiveness)
f = angka kegagalan bulanan dinyatakan dalam % per bulan
e = efektifitas kontrasepsi, % penurunan risiko konsepsi bulanan
c = probababilitas bulanan konsepsi tanpa kontrasepsi

f
e = 100
c
Pasca Sarjana Kependudukan &
Ketenagakerjaan UI

49

Sampai jumpa minggu depan

Pasca Sarjana Kependudukan &


Ketenagakerjaan UI

50

Anda mungkin juga menyukai