Anda di halaman 1dari 12

TUGAS LATSAR INDIVIDU

ANALISIS ISU DI UNIT KERJA PUSKESMAS TELUK SEBONG


GELOMBANG 4 ANGKATAN 2 KELOMPOK 3

NAMA : YERI AMRANITALIA PUTRI S, Gz.


NIP : 199607052022032001

UPTD PUSKESMAS TELUK SEBONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN BINTAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2023
A. Analisa Isu Aktual Pada Unit Kerja
Berdasarkan pengamatan, ada lima (5) isu terkait manajemen ASN dan Smart ASN pada
instansi UPTD Puskesmas Teluk Sebong, antara lain:
1. Belum akuratnya pengukuran yang dilakukan kader terhadap prosedur pengukuran
antropometri panjang badan dan tinggi badan balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Teluk Sebong.
a. Deskripsi Isu
Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama program perbaikan gizi,
yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan peningkatan gizi anak. Salah satu
metode penilaian status gizi secara langsung yang paling popular dan dapat diterapkan
untuk populasi dengan jumlah sampel besar adalah antropometri. Tinggi badan merupakan
parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang. Pengukuran
tinggi badan atau panjang badan pada anak dapat dilakukan dengan alat pengukur tinggi
badan/panjang badan dengan presisi 0,1 cm. Pengukuran antropometri di Posyandu
biasanya dilakukan oleh kader. Tinggi badan menurut umur (TB/U) adalah indikator untuk
mengetahui seorang anak stunting atau normal. Angka stunting yang masih tinggi
memberikan alasan pentingnya pemantauan tinggi/panjang badan balita di posyandu. Fakta
di lapangan menunjukkan kader melakukan pengukuran terburu-buru dan hanya sedikit
kegiatan posyandu dilaksanakan dengan benar.
b. Data dan Fakta
- Masih terdapat data balita yang setelah divalidasi tidak sesuai dengan hasil pengukuran
yang dilakukan oleh kader.
- Tidak semua kader paham akan prosedur pengukuran antropometri.
- Pada tahun 2022, hasil validasi anak stunting berkurang dari 25 menjadi 19 anak.
c. Dampak dan para pihak yang terkena dampak apabila isu tidak diselesaikan
- Ketersediaan data yang tidak valid dan akurat
- -angka kasus stunting menjadi tinggi
- Tidak terjaringnya balita yang benar-benar mengalami masalah gizi
- Tidak tepatnya sasaran dalam pemberian intervensi
d. Keterkaitan Isu terhadap substansi mata pelatihan manajemen ASN dan Smart ASN
- Belum relevan dengan UU No. 5 Tahun 2014 tentang aparatur sipil Negara terkait
manajemen ASN pasal 2 huruf h yaitu Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen
ASN berdasarkan pada asas efektif dan efisien.
- Belum relevan dengan smart ASN berupa profesionalitas karena tidak dilakukan
penyegaran (refreshing) kader dan pendampingan (bimbingan untuk kader) secara
berkala.

2. Tingginya angka anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk
Sebong.
a. Deskripsi Isu
Kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi,
yaitu sebanyak 48,9% (menurut Kemenkes RI tahun 2019). Kondisi ini mengatakan bahwa
anemia cukup tinggi di Indonesia dan menunjukkan angka mendekati masalah kesehatan
masyarakat berat (severe public health problem) dengan batas prevalensi anemia lebih dari
40% (Kemenkes RI, 2013). Anemia bukan hanya berdampak pada ibu, melainkan juga pada
bayi yang dilahirkan.. Dampak anemia pada ibu hamil dapat diamati dari besarnya angkat
kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta
peningkatan resiko terjadinya berat badan lahir rendah.
Puskesmas adalah tempat pelayanan kesehatan paling terdepan dan terdekat dengan
masyarakat, tidak hanya memberikan pelayanan kuratif, tapi juga preventif dan rehabilitatif.
Salah satunya yaitu Puskesmas yang berada di wilayah Teluk Sebong. Adapun berdasarkan
data, angka anemia ibu hamil di UPTD Puskesmas Teluk Sebong jarang sekali mencapai
target. Dalam melakukan pendampingan dan pemantauan konsumsi tablet Fe pada Ibu hamil
dibutuhkan sikap yang profesional, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi sehingga
pendampingan dan pemantauan berjalan lancar dan efektif serta Ibu hamil memperoleh
pemahaman yang baik tentang anemia dalam kehamilan serta mengkonsumsi tablet Fe sesuai
dosis yang disarankan. Leaflet dan formulir dibuat secara profesional berdasarkan literatur
terkini sehingga ASN dapat memberikan informasi kepada Ibu hamil secara benar, isi materi
sesuai dengan kebutuhan dan tidak menyesatkan.
b. Data dan Fakta
- masih tingginya angka anemia pada ibu hamil dan jarang sesuai target capaian, data
terakhir bulan April 2023 tercatat bumil anemia mencapai 11 orang dimana melebihi
target yaitu 4 orang.
c. Dampak dan para pihak yang terkena dampak apabila isu tidak diselesaikan
- besarnya angkat kesakitan dan kematian maternal
- peningkatan angka kesakitan dan kematian janin
- serta peningkatan resiko terjadinya berat badan lahir rendah dan stunting
d. Keterkaitan Isu terhadap substansi mata pelatihan manajemen ASN dan Smart ASN
- Belum relevan dengan UU No. 5 Tahun 2014 tentang aparatur sipil Negara terkait
manajemen ASN pasal 3 huruf c yaitu ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip
komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan public
- Belum relevan dengan smart ASN berupa profesionalisme

3. Kurang aktifnya laporan pemberian TTD Fe pada rematri sekolah oleh pihak UKS di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Sebong
a. Deskripsi Isu
Tingginya angka anemia remaja di Indonesia menuntut Negara untuk melakukan terobosan
untuk mengatasi hal ini. Konsumsi tablet Fe merupakan program yang digalakkan
pemerintah sebagai upaya menanggulangi angka anemia yang tinggi salah satunya pada
remaja putri. Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko akibat anemia yang akan dialami
remaja putri seperti lemah, pusing, tidak konsentrasi yang akan mempengaruhi konsentrasi
di sekolah. Demi terlaksananya program ini diperlukan komitmen dan tanggung jawab kerja
Pegawai dan kinerja Pemerintah. Dimana hal tersebut diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang aparatur sipil Negara terkait manajemen ASN pasal 3 huruf c yaitu ASN sebagai
profesi berlandaskan pada prinsip komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada
pelayanan publik. Pada kenyataannya terdapat pihak-pihak di wilayah kerja Teluk Sebong
yang belum memiliki komitmen penuh dalam melaksanakan program ini.
b. Data dan Fakta
- Pencatatan dan Pelaporan berkala kepatuhan konsumsi tablet Fe di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Teluk Sebong masih belum berjalan dengan optimal
c. Dampak dan para pihak yang terkena dampak apabila isu tidak diselesaikan
- tidak terdatanya jumlah konsumsi tablet Fe
- angka anemia pada remaja putri tidak turun
d. Keterkaitan isu terhadap subtansi matap elatihan manajemen ASN dan smart ASN
- Belum relevan dengan UU No. 5 Tahun 2014 tentang aparatur sipil Negara terkait
manajemen ASN pasal 5 ayat 2 yaitu kode etik dan kode perilaku ASN dalam
melaksanakan ketentuan perundang-undangan mengenai komitmen ASN
- Belum relevan dengan UU No. 5 Tahun 2014 pasal 4 yaitu mempertanggungjawabkan
tindakan dan kinerjanya kepada public, karena jika tidak ada komitmen pegawai maka
yang terjadi adalah kinerja yang buruk kepada pelayanan public
- Belum relevan dengan Smart ASN berupa nilai profesionalisme karena berpengaruh
dengna hasil kinerja yang diberikan pegawai yang kurang berkomitmen

4. Meningkatnya angka kejadian balita wasting di wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk
Sebong.
a. Deskripsi Isu
Pertumbuhan bayi dan balita yang terhambat merupakan hasil dari ketersediaan atau
pemanfaatan gizi yang tidak memadai serta pemenuhan asupan makronutrien dan
mikronutrien yang tidak adekuat. Wasting adalah status gizi kurang (z score <-2 SD) atau
gizi buruk (z score< -3 SD) berdasarkan hasil pengukuran BB/PB atau BB/TB. Bayi dan
balita menjadi wasting akibat penurunan berat badan secara cepat (bersifat akut). Wasting
dapat terjadi akibat kurangnya akses ke pelayanan kesehatan, pemenuhan gizi tidak adekuat
(seperti pemberian ASI ekslusif yang tidak memadai atau asupan gizi yang tidak memenuhi
standar kualitas dan kuantitas makanan bergizi), kurangnya pengetahuan ibu tentang
penyimpanan dan pengolahan makanan serta buruknya sanitasi lingkungan. Upaya
mencapai status gizi anak balita yang baik tidak terlepas dari pengetahuan ibu sebagai
pengasuh karena ibu sebagai seorang yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
pemberian makanan mengenai status gizi dalam perawatan balita.
b. Data dan Fakta
- Angka kejadian balita wasting kian bertambah, berdasarkan data terakhir, pada bulan
maret tercatat pada angka 12 anak lalu meningkat menjadi 19 anak pada bulan april 2023.
- Ibu balita kurang memperhatikan kualitas asupan anak.
- Ibu balita kurang memahami panduan PMBA.
c. Dampak dan para pihak yang terkena dampak apabila isu tidak diselesaikan
- balita berisiko mengalami ketertinggalan tumbuh kembang secara jangka panjang
- meningkatkan resiko akan infeksi pada anak
d. Keterkaitan Isu terhadap substansi mata pelatihan manajemen ASN dan Smart ASN
- Belum relevan dengan UU No. 5 Tahun 2014 tentang aparatur sipil Negara terkait
manajemen ASN pasal 3 huruf c yaitu ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip
komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan public
- Digital skill yang belum terpenuhi dengan baik mengakibatkan pengetahuan ibu terbatas.
5. Pelayanan konseling gizi yang kurang berjalan optimal di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Teluk Sebong.
a. Deskripsi Isu
Salah satu upaya dalam penanggulangan gizi kurang yakni melalui peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang konseling gizi. Konseling gizi adalah suatu proses
komunikasi interpersonal/dua arah antara konselor dan klien untuk membantu klien
mengenali, mengatasi dan membuat keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi
yang dihadapi. Salah satu pelayanan kesehatan yang menyediakan jasa konseling gizi
adalah Puskesmas. Di Puskesmas Teluk Sebong pelayanan konsultasi gizi tetap berjalan
namun kurang maksimal karena petugas gizi juga membantu dalam kegiatan lapangan.
Sehingga ketika ada pasien yang ingin dirujuk untuk konsultasi gizi petugas gizi tidak ada
diruangan. Pemberian konsultasi kurang optimal jika hanya dengan pemberian leaflet diet
penyakit karena ketika ada yang kurang jelas pasien kesulitan mendapatkan info lebih
lanjut.
e. Data dan Fakta
- Berdasarkan register konsultasi gizi jumlah pasien yang melakukan konsultasi gizi pada
tahun 2022 sejumlah 31 orang yang terdiri dari konsultasi untuk ibu hamil,balita,diabetes
melitus dan hipertensi sedangkan pada tahun 2023 mengalami penurunan yaitu 19 orang
dengan konsultasi paling banyak pada ibu hamil.
f. Dampak dan para pihak yang terkena dampak apabila isu tidak diselesaikan
- Pasien tidak mendapatkan informasi terkait gizi
- Pasien tidak mendapatkan intervensi pendukung
g. Keterkaitan Isu terhadap substansi mata pelatihan manajemen ASN dan Smart ASN
- Belum relevan dengan UU No. 5 Tahun 2014 tentang aparatur sipil Negara terkait
manajemen ASN pasal 3 huruf c yaitu ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip
komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan public
- Kewajiban sebagai seorang ASN tertunda mengakibatkan kegiatan konseling tidka
terlaksana secara optimal
- Digital skill yang belum terpenuhi dengan baik mengakibatkan pengetahuan ibu terbatas.
B. Teknik Pemilahan Isu
1. Teknik APKL
Dalam hasil Pengamatan tentang isu Manajemen ASN dan Smart ASN d I wilayah kerja
UPTD Puskesmas Teluk Sebong terdapat tiga (3) isu yang diangkat, dan untuk menetukan isu
prioritas yang harus segera diselesaikan, maka menggunakan metode APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Layak). Metode APKL adalah salah satu metode yang digunakan
untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya.
a. Aktual : Isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan masyarakat.
b. Problematik : Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks.
c. Kekhalayakan : Isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Layak : Isu tersebut masuk akal, realistis, dan relevan
Kriteria penilaian indicator :
Nilai 5 : Sangat Aktual, Sangat Bermasalah, Sangat Khalayak, Sangat Layak
Nilai 4 : Cukup Aktual, Cukup Bermasalah, Cukup Khalayak, Cukup Layak
Nilai 3 : Aktual, Bermasalah, Khalayak, dan Layak
Nilai 2 : Kurang Aktual, Kurang Bermasalah, Kurang Khalayak, dan Kurang Layak
Nilai 1 : Sangat Kurang Aktual, Sangat Kurang Bermasalah, Sangat Kurang
Khalayak, dan Sangat Kurang Layak

NO Isu/masalah A P K L Jumlah Prioritas


1 Belum akuratnya pengukuran
yang dilakukan kader terhadap
prosedur pengukuran
antropometri panjang badan 4 5 5 4 18 1
dan tinggi badan balita di
wilayah kerja UPTD
Puskesmas Teluk Sebong
2 Tingginya angka anemia pada
ibu hamil di wilayah kerja
3 4 4 5 16 2
UPTD Puskesmas Teluk
Sebong
3 Kurang aktifnya laporan
pemberian TTD Fe pada
rematri sekolah oleh pihak 3 3 4 3 13 5
UKS di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Teluk Sebong
NO Isu/masalah A P K L Jumlah Prioritas
4 Meningkatnya angka kejadian
balita wasting di wilayah kerja
3 4 3 4 14 4
UPTD Puskesmas Teluk
Sebong.
5 Pelayanan konseling gizi yang
kurang berjalan optimal di
4 3 4 4 15 3
wilayah kerja UPTD
Puskesmas Teluk Sebong.

Berdasarkan hasil total skor dan peringkat yang diperoleh dari Pemilahan isu menggunakan
APKL maka terpilih prioritas isu yaitu ‘Belum akuratnya pengukuran yang dilakukan kader
terhadap prosedur pengukuran antropometri panjang badan dan tinggi badan balita di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Teluk Sebong’.

2. Teknik USG
No Isu Kriteria Jumlah Prioritas
U S G Nilai
1 Belum akuratnya pengukuran 5 5 4 14 1
yang dilakukan kader terhadap
prosedur pengukuran
antropometri panjang badan dan
tinggi badan balita di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Teluk
Sebong
2 Tingginya angka anemia pada 4 4 5 13 2
ibu hamil di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Teluk
Sebong
3 Kurang aktifnya laporan 3 4 3 10 5
pemberian TTD Fe pada
rematri sekolah oleh pihak UKS
di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Teluk Sebong
No Isu Kriteria Jumlah Prioritas
U S G Nilai
4 Meningkatnya angka kejadian 4 3 4 11 4
balita wasting di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Teluk
Sebong.
5 Pelayanan konseling gizi yang 4 4 4 12 3
kurang berjalan optimal di
wilayah kerja UPTD Puskesmas
Teluk Sebong.

Keterangan:
U : Urgency G : Growth
S : Seriousness

Berdasarkan table diatas terlihat jika prioritas isu yang saat ini ada di UPTD Puskesmas Teluk
Sebong adalah Belum akuratnya pengukuran yang dilakukan kader terhadap prosedur
pengukuran antropometri panjang badan dan tinggi badan balita di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Teluk Sebong.

C. Analisis Penyebab Isu


Untuk menganalisa isu tersebut, dimana analisa akan dilakukan menggunakan analisis isu dengan
metode diagram fishbone untuk menemukan hubungan sebab-akibat pada isu ‘Belum akuratnya
pengukuran yang dilakukan kader terhadap prosedur pengukuran antropometri panjang badan dan
tinggi badan balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Sebong’.
MACHINE
METHOD

Belum optimalnya
pemanfaatan media digital Sosialisasi yang
untuk sosialisasi prosedur diberikan kepada kader
tidak dilakukan secara
penggunaan alat dan
berkala Belum Akuratnya
pengukuran antropometri Pengukuran yang Dilakukan
Kader terhadap Prosedur
Pengukuran Antropometri
Panjang Badan Dan Tinggi
Badan Balita
kurangnya
Tidak adanya anggaran pemahaman kader
untuk penyegaran dan akan penggunaan alat
dan prosedur
pendampingan kader
pengukuran
antropometri

Sosialisasi yang diberikan


kepada kader tidak dilakukan MAN
secara berkala

MONEY

Dari analisa isu menggunakan diagram fishbone maka telah ditemukan penyebab isu utama yaitu
‘Sosialisasi yang diberikan kepada kader tidak dilakukan secara berkala’

D. Gagasan Penyelesaian Isu


Penyebab potensial isu dari beberapa kategori yang diperoleh dari hasil analisis diagram fishbone
kemudian digunakan sebagai dasar dalam merumuskan gagasan alternatif pemecahan isu (problem
solving). Berikut merupakan gagasan alternatif pemecahan isu berdasarkan beberapa kategori
penyebab potensial diagram fishbone:
1. Man (Sumber Daya Manusia)
Penyebab Potensial :
- kurangnya pemahaman kader akan penggunaan alat dan prosedur pengukuran antropometri
Gagasan Kreatif :
- Melakukan kegiatan penyegaran dan pendampingan kepada kader mengenai prosedur
penggunaan alat dan pengukuran antropometri
- Gagasan ini relevan dengan UU No. 5 tentang aparatur sipil Negara terkait manajemen ASN
pasal 11 yaitu pegawai ASN bertugas memberikan pelayanan public yang professional dan
berkualitas.
- Gagasan ini relevan dengan smart ASN berupa profesionalitas

2. Machine (Teknologi)
Penyebab Potensial :
- Belum optimalnya pemanfaatan media digital sebagai bahan sosialisasi prosedur penggunaan
alat dan pengukuran antropometri
Gagasan Kreatif :
- Melakukan upload konten-konten yang berkaitan dengan prosedur penggunaan alat dan
pengukuran antropometri ke dalam youtube, whatsapp.
- Gagasan ini relevan dengan UU No.5 tahun 2014 tentang aparatur sipil Negara terkait
manajemen ASN pasal 2 poin b yaitu profesionalitas mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- Gagasan ini relevan dengan smart ASN yaitu memiliki kemampuan beradaptasi dengan dunia
digital yaitu digital skill.

3. Method (Metode)
Penyebab Potensial :
- Sosialisasi yang diberikan kepada kader tidak dilakukan secara berkala
Gagasan Kreatif :
- Menjadwalkan untuk dilakukan penyegaran dan pendampingan kader sebanyak tiga kali
dalam setahun
- Gagasan ini relevan dengan UU No. 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil Negara terkait
manajemen ASN yaitu pasal 3 huruf c yaitu ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip
komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan public
- Gagasan ini relevan dengan smart ASN berupa profesionalitas

4. Money (Uang)
Penyebab Potensial :
- Tidak adanya anggaran untuk penyegaran dan pendampingan kader
Gagasan Kreatif :
- Membuatkan anggaran untuk promosi agar kegiatan dapat berjalan dengan maksimal dan
sesuai dengan tujuan institusi
- Gagasan ini relevan dengan UU No.5 tahun 2014 tentang aparatur sipil Negara terkait
manajemen ASN pasal 2 poin b yaitu profesionalitas mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan

Anda mungkin juga menyukai