PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan UUD 1945 dan UU
Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Maka berbagai upaya kesehatan yang dilakukan
untuk memperbaiki status kesehatan masyarakat telah ditetapkan dalam kebijakan
pembangunan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setingggi-
tingginya. Tujuan tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam grand strategy Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (200) yaitu: (1) menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat, (2) meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang
berkualitas, (3) meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan infonnasi kesehatan, dan (4)
meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Program pembangunan kesehatan yang secara khusus diperuntukkan untuk ibu, bayi
baru lahir, dan bayi telah ditetapkan kebijakan khusus yang mencakup perbaikan gizi,
jaminan obat dan perbekalan kesehatan. Kebijakan program kesehatan ibu dan bayi bani lahir
adalah mendekatkan pelayanan kesehatan yang terfokus pada 3 pesan kunci "making
pregnancy safer" (MPS) yaitu: (1) setiap kehamilan ditolong tenaga kesehatan terlatih, (2)
setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, dan (3) setiap
wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak dlnginkan
dan penanganan komplikasi keguguran.
Ketiga pesan kunci MPS di atas harus diselenggarakan dengan saling terintegrasi
melalui empat strategi yaitu: (I) meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu
untuk ketiga fokus pelayanan di atas, baik pelayanan dasar maupun pelayanan rujukan. (2)
membanguri kemitraan yang efektif antar program dan sektor serta mitra swasta. (3)
mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga. dan ( 4) mendorong pemberdayaan
masyarakat. Berkaitan dengan masalah mengatasi kesak.itan dan kematian bayi dan
anakbalita. maka ditetapkan strategi: (I) mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan
kematian melalui pemberdayaan masyarakat termasuk kemitraan dengan berbagai pihak.
pada tingkatan program kesehatan bayi baru lahir, bayi dan balita, (2) mempercepat upaya
penurunan angka kesakitan dan kematian melalui peningkatan akses dan kualitas termasuk
sistem rujukan perawatan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan balita. (3) mempercepat upaya
penurunan angka kesak.itan dan kematian melalui pendataan, supervisi, monitoring dan
evaluasi masalah kesehatan bayi baru lahir, bayi dan balita, ( 4) mempercepat upaya
penurunan angka kesakitan dan kematian melalui penelitian dan pengembangan teknologi
tepat guna dalam pelayanan dan perawatan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan balita. dan (5)
mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui advok.asi untuk
menjarnin peningkatan rencana dan anggaran kesehatan bayi baru lahir dan bayi. Berbagai
upaya kesehatan yang dilakukan telah membawa kemajuan penting dalam peningkatan
kualitas kesehatan tetapi rnasih tetiadi beberapa kelemahankeiemahan yang cukup dirasakan
jika dikaitkan dengan kondisi sosio-ekonomi dan wi1ayah geografis. lndikasinya dapat dilihat
dari 1aporan basil investigasi kualitas hidup yang dilakukan pada tahun 1997 di sejwn1ah
propinsi di Indonesia yang dike1uarkan oleh Departemen Kesehatan RI, terungkap bahwa
hampir sebagian besar (80%) penolong kehamilan yang bekerja di fasilitas kesehatan tidak
mampu me1akukan asuhan kehamilan sesuai dengan standar yang dinginkan. Kehamilan
bersih dan aman jauh dari harapan karena tidak berjalannya praktek terbaik bagi asuhan ibu
dan bayi. Hal yang sama juga ditunjukkan data yang diungkapkan o1eh Survei Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 yakni angka kematian bayi AKB) masih cukup tinggi
yaitu 35 per 1.000 ke1ahiran. angka kematian balita (AKABA) yaitu 46 per 1.000 jiwa dan
angka kematian ibu (AKI) yaitu 307 per 1.000 jiwa (Departemen Kesehatan RI, 2008)
Memperhatikan hal di atas maka, pemerintah bersama rnitranya yaitu masyarakat umum
secara luas yang bergerak dalam bidang kesehatan untuk terus berupaya menekankan angka-
angka AKB, AKABA dan AKI me1alui berbagai kegiatan yang digerakkan secara bersama-
sama, sehingga visi pemhangunan kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010 dapatterwujud yaitu
bangsa Indonesia yang hidup dalam lingkungan sehat, berprilaku hidup bersih dan sehat, serta
mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adi1 dan merata sehingga
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Departemen Kesehatan Rl, 2007).
Salah satu bentuk kepeduliaan dari rnasyarakat untuk menekan angka AKB, AKABA
dan AKI adalah sumber daya manusia Dalam bidang kebidanan yang kiranya dapat
melahirkan tenaga-tenaga profesiona1 dalam menangani ibu dan bayi khususnya dalam
kehamilan melalui pendidikan D.III kebidanan..
B. Identifikasi Masalah
Keberhasilan studi seorang mahasiswa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik
faktor yang ada dalam diri mahasiswa maupun faktor yang ada di luar dirinya. Faktor faktor
tersebut membentuk satu keadaan dan lingkungan memberikan suasana sehingga kegiatan
belajar yang dilakukan dapat mampu mencapai satu hasil yang lebih baik. Bila faktor-faktor
tersebut dikelola dengan baik maka akan mempunyai pengaruh yang positif terhadap
pencapaian prestasi, namun hila pengelolaan dilakukan tidak dengan profesional, yang terjadi
adalah ketidaknyamanan mahasiswa dalam belajar dan akhirnya tidak dapat mencapai hasil
belajar yang yang dlnginkan. Berdasarkan hal tersebut dan uraian pada latar belakang
masalah, maka dapat diidentifikasi masalah berkenaan dengan penelitian ini, yakni:
1. Apakah yang harus diberikan terlebih dahulu dalam kegiatan pembelajaran Asuhan
Kebidanan I?
2. Bagaimanakah cara menyampaikan urutan materi ajar yang paling baik dalam
pembelajaran Asuhan Kebidanan I?
3. Apakah perbedaan dalam strategi pembelajaran Asuhan Kebidanan I?
4. Apakah tujuan pembelajaran yang berbeda membutuhkan kondisi pembelajaran yang
berbeda pula?
5. Apakah perbedaan karakterlstik belajar mahasiswa mempengaruhi hasil belajar?
6. Apakah strategi pembelajaran tertentu hanya layak untuk mahasiswa yang memiliki
karekteristik tertentu pula?
7. Apakah hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran inkiuri
lebih tinggi dari pada hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran elaborasi?
8. Apakah hasil belajar mahasiswa yang memiliki tingkat kemandirian tinggi lebib tinggi
dari pada basil belajar mahasiswa yang memiliki tingkat kemandirian rendah?
9. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan tinSkat kemandirian
terbadap basil belajar?
C. Pembahasan Masalah
D. Rumusan Masalah
1) Apakah basil belajar Asuhan Kebidanan I mahasiswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran inkuiri lebih tinggi dari pada hasil belajar Asuhan Kebidanan I yang
diajar dengan strategi pembelajaran elaborasi?
2) Apakah basil belajar Asuhan mahasiswa dengan kemandirian tinggi lebih tinggi
daripada basil belajar mahasiswa dengan kemandirian rendah?
3) Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemandirian terbadap basil
belajar Asuhan Kebidanan I?
E. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari masalah yang diteliti, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskprisikan:
F. Manfaat Penelitian
yang diperoleb dalam penelitian ini dihadapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan
praktis. Adapun manfaat teoretis penelitian ini adalah:
1) Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan strategi
pembelajaran.
2) Sumbangan pemikiran bagi dosen, pengelola, pengembang dan lembagalembaga
pendidikan dalam memahami dinamika dan karakteristik mahasiswa.
3) Bahan masukan bagi lembaga pendidikan sebagai aplikasi teoritis dan teknologi
pembelajaran.
4) Bahan kajian awal bagi peneliti yang lain, yang membahas dan meneliti permasalahan
yang berkaitan dengan strategi pembelajaran.
1) Bahan pertimbangan dan alternatif bagi dosen pengampu mata kuliah Asuhan
Kebidanan I tentang strategi pembelajaran yang dapat diterapkan bagi kemajuan dan
peningkatan keberhasilan belajar mahasiswa.
2) Upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam hal-hal yang berhubungan
dengan aplikasi teknologi pembelajaran yang dapat digunakan dosen dalam kegiatan
pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Asuhan Kebidanan I
BAB II
PEMBAHASAHAN
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini adalah
sangat sederhana pada desainnya karena hanya ditempelkan pada tembok bagian
atas dan ketika akan digunakan hanya perlu untuk menariknya sampai kebagian
kepala teratas, sehingga dpt diketahui tinggi badan orang tersebut.
d) Lingkar lengan ibu hamil
Melalui deteksi dini terhadap ibu hamil yang mempunyai peluang dan persalinan
yang beresiko tinggi pada fasilitas kesehatan yang mempunyai peralatan yang
lengkap, perawatan antenatal yang dilakukan secara benar, dapat mengurangi
kesakitan dan kematian secara langsung. Pelayanan antenatal yang sesuai standar
dapat mendeteksi gejala dan tanda yang berkembang selama kehamilan.
1. Identifikasi ibu hamil yaitu bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi
ibu, suami dan anggota keluarga agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini secara teratur
2. Pemantauan dan pelayanan antenatal yaitu bidan memberikan sedikitnya 4 kali
pelayanan antenatal. Beberapa pelayanan tersebut antara lain seperti anamnesis
dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan
risiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit
menular seksual (PMS) dan infeksi human immune deficiency virus/aquired
immune deficiency syndrome (HIV/AIDS), memberikan pelayanan imunisasi,
nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan
oleh Puskesmas. Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.
Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang
diperlukan dan melakukan rujukan
3. Palpasi abdominal yaitu bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara
seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, bila
umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya
kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu
4. Pengelolaan anemia pada kehamilan yaitu bidan melakukan tindakan
pencegahan, penemuan, penanganan atau rujukan semua kasus anemia pada
kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan yaitu bidan menemukan secara dini
setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gej ala
preeklamsi serta mengambil tindakan yang tepat untuk merujuk
6. Persiapan persalinan yaitu bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu
hamil, suami serta keluarganya pada trimester III, untuk memastikan bahwa
persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan
akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk bila terjadi keadaan gawat darurat.
Menurut standar WHO, seorang ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal dengan minimal 4 kali selama kehamilannya, yaitu 1 kali pada trimester
pertama, 1 kali pada trimester ke dua, dan 2 kali pada trimester ke tiga untuk
memantau keadaan ibu dan janin secara seksama sehingga dapat mendeteksi secara
dini dan dapat memberikan intervensi secara tepat (WHO, 2007).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Alat Dalam Teknologi Terapan Dalam Pelayanan Kehamilan : stetoskop
pinard, Doppler, Kardiotokografi, Sonicaid, USG, Staturmeter, Lingkar
lengan ibu hamil, Reflek hammer/reflek patella.
2) Sistem Dalam Teknologi Terapan Pelayanan Kehamilan: Sistem informasi
dan monitoring perkembangan janin berbasis android, Maternal Emergency
Screening (MES), Penerapan Model SMS Gateway, ANC Class.
3) Beberapa jenis vaksin yang diberikan selama kehamilan yaitu: Imunisasi TT,
Influenza, Hepatitis, Meningococcal Polysaccharide Vaccine (MCV4),
Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPV23), Diphtheria, Pertussis, dan
Tetanus (DPT).
4) Ada beberapa jenis imunisasi yang harus dihindari atau tidak disarankan
untuk diberikan pada ibu hamil, yakni imunisasi yang mengandung virus
hidup. Hal itu disebabkan virus itu dikhawatirkan akan masuk ke janin
melalui plasenta. Selain MMR dan Varicella, imunisasi lain yang tidak boleh
diberikan pada ibu hamil adalah HPV (Human Papilloma Virus), serta BCG
(Bacillus Calmette-Guerin).
5) Prosedure skrinning dan deteksi dini: Early ANC Detection, Kontak dini
kehamilan trismester I, Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu.
B. Saran
Semoga dengan makalah ini dapat membantu kita sebagai pemberi pelayanan
kesehatan terutama sebagai bidan agar dapat meningkatkan pengetahuan
mengenai teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan. Dan agar masyarakat
yang bersangkutan dapat merubah kebiasaan tradisional dalam proses
pembangunan atau peningakatan kesejahteraan masyarakat.