PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Program pelayanan Keluarga Berencana
(KB) di Indonesia
utamanya
adalah
persalinan
oleh
tenaga
kesehatan
yang
diharapkan
akan
memberikan
kontribusi
dalam
peningkatan
kesejahteraan ibu. Oleh karena itu peningkatan pelayanan KB tidak sematamata untuk pengendalian penduduk namun akan berkontribusi dalam
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. AKI di Indonesia masih tinggi yaitu
228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI), sementara target
pencapaian MDGs 5 tahun 2015 adalah 102/100.000 kelahiran hidup. Dalam
rangka mempercepat penurunan AKI yang masih tinggi, pemerintah
mencanangkan program Making Pregnancy Safer (MPS) pada tanggal 12
oktober 2000. Tiga kunci program MPS adalah :
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2. Setiap komplikasi obsteri neonatal mendapatkan pelayanan yang
adekuat.
3. Setiap wanita subur mempunya akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan.
Pesan yang ketiga tersebut diatas merupakan pesan pentingknya peningkatan
dalam penyediaan pelayanan KB
Terkait pemantapan tiga pesan kunci MPS, pada tahun 2007
kementrian kesehatan RI telah meluncurkan Program Perencanan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi(P4K) dengan stiker, yang merupakan upaya
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 1
terobosan dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi abru lahir
melalui kegiatan peningkatan akses dan kualitas pelayan KIA dan KB.
Indikator keberhasilan P4K dengan stiker salah satunya adalah persentase
penggunaan metode KB pasca persalinan.
Upaya peningkatan pelayanan KB pasca pesalinan dinilai merupakan
strategi yang tepat karena :
1. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sudah cukup tinggi
(K1; 92,7%; K4 61,4% dan persalinan neonatal: 82,2%,
berdasarkan data Riskeksdas 2010).
2. Dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan RI 2010-2014,
salah satu substansi intinya adalah Peningkatan kualitas dan
jangkauan layanan KB melalui 23.500 klinik pemerintah dan
swasta selama 2010-2014. Dalam dokumen tersebut target
pencapaian untuk CPR adalah 65 % untuk metode modern,
sedangkan target pencapaian unmet need adalah 5 % pada tahun
2015.
Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pelayanan KB sangat
mendukung tujuan pembangunan kesehatan; dalam hal ini ditunjang juga
dengan banyaknya calon peserta KB baru (ibu hamil dan bersalin) yang sudah
pernah kontak dengan tenaga kesehatan. Dalam proses kontak terseburt
diharapkan tenaga kesehatan berperan penting dalam memberikan motivasi
kepada calon akseptor baru tersebut. Data SDKI 2002-2003 menunjukkan
bahwa dengan kehamilan 4 terlalu yang merupakan salah satu
factor
determinan kematian ibu yang masih tinggi , yaitu 22,5%. Oleh karena itu KB
pasca persalina diharapkan menghindari salah satu komponen 4 T yaitu terlalu
dekat sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam menghindari terjadinya
komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang sering menyebabkan
kematian ibu.
Kembalinya kesuburan perempuan pada keadaan pasca persalinan
tidak terduga dan kadang terjadi sebelum datangnya menstruasi. Pada ibu
menyusui ovulasi rata-rata terjadi pada 45 hari pasca persalinan atau lebih
awal 2-3 hari pada ibu yang tidak menyusui akan mengaami ovulasi sebelum
datangnya menstruasi. Pada ibu menyusui secara eksklusif, isapan bayi dapat
mencegah terjadinya ovulasi tapi hal ini sangat tergantung dari intensitas
menysusi. Oleh karena itu memulai kontrasepsi seawal mungkin setelah
persalinan adalah hal yang sangat baik.
B. TUJUAN
a. Tujuan umum:
Menurunkan angka kematian ibu.
b. Tujuan khusus
1. Menurunkan kejadian ibu hamil dengan jarak terlalu dekat.
2. Meningkatkan cakupan peserta KB baru.
3. Menurunkan unmet need.
C. SASARAN
Sasaran KB pasca persalinan adalah:
- Ibu hamil
- Ibu bersalin
- Ibu nifas
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang
Perkembangan
BAB II
KONSELING KB
Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara
klien dan petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi
terbaik dan membuat keputusan yang paling sesui dengan kondisi yang dihadapi.
Proses konseling yang baik ada 4 kegiatan :
1.
2.
3.
4.
Dalam melakukan konseling yang baik, harus dimengerti tentang hak dari klien
yaitu :
Agar konseling berjalan dengan efisien dan efektif petugas perlu memperhatikan halhal berikut :
A. Tahap-tahap konseling
Pemberian konseling menerapkan langkah SATU TUJU:
SA
: SApa dan salam klien seara sopan dan ramah.
T
: Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya, pengalaman
U
TU
J
U
metode kontrasepsi.
: Jelaskan secara lengkap tentang metode yang dipilih klien.
: Buat rencana kunjungan Ulang.
klien tersebut.
Setiap tindakan medis yang mengandung resiko harus dengan persetujuan tertulis
yang ditandatangani oleh orang yang berhak mendapatkan persetujuan, yaitu klien
yang bersangkutan dalam keadaan sadar dan sehat mental.
Setelah pelaksanaan tindakan medis semua kegiatan yang dilakukan dicatat dalam
rekam medic yang meliputi ; metode, keberhasilan tindakan, waktu, serta pernyataan
dari petugas bahwa pelaksanan tindakan sudah dilaksanakan sesuai standar.
BAB III
PENAPISAN KLIEN
PERENCANAAN KELUARGA
Pemilihan metode KB dilakukan sesuai dengan fase perencanaan KB yang diinginkan
oleh klien. Adapun KB yang sesuai dengan tahap perencanaan keluarga meliputi :
Fase penundaan kehamilan ; metode yang sesuai:
Pil
IUD
Sederhana
Implant
Suntikan
IUD
Suntikan
Minipil
Pil
Implant
Sederhana
Steril
IUD
Implant
Suntikan
Sederhana
Pil
PENAPISAN KLIEN
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi (missal:
pil, suntik, implant, AKDR) adalah menentukan apakah ada :
Kehamilan
Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus
Masalah (misalnya; diabetes atau hypertensi) yang membutuhkan pengamatan
atau pengelolaan lebih lanjut.
YA
TIDAK
ektopik
Apakah pernah menglami haid banyak(lebih 1-2 pembalut tiap 4 jam)
Apakah pernah mengalami haid lama (lebih 8 hari)
Apakah pernah menglami dimenorea berat yang membutuhkan
analgetika dan atau istirahat baring
Apakah pernah mengalami perdarahan/perdarahan bercaak antara haid
setelah senggama
Apakah pernah mengalami penyakit jantung ventricular atau kongenital
Dilakukan di fasilitas
gangguan
atau ginja
Keadaan emosional
Tenang
cemas, takut
Tekanan darah
< 160/100 mmHg
160/100 mmHg
Berat badan
35.85G
>85 ; < 35 kg
Riwayat oprasi abdomen Bekas seksio sesaria (tanpa Operasi abdomen
/panggul
perlekatan)
perlekatan
kelainan
Riwayat
radang
atau
pada
panggul
Pemeriksan
lainnya,
terdaapat
pemeriksaan
dalam
ada
kelainan
Hb < 8 g%
Hb 8 g%
Dapat
dilakukan
di Dilakukan
di
fasilitas
tidak
pemeriksaan fisik)
gagguanpembekuan
ada
tanda-tanda
penyakit riwayat
darah,
tanda-tanda
terkontrol,
penyakit
Keadaan emosional
Tekanan darah
Infeksi
atau
Tenang
< 160/100 mmHg
kelaian Normal
skrotum/inguinal
Anemia
Cemas, takut
160/100mmHg
Tanda-tanda
infeksi
atau
kelainan
Hb < 8 g%
Hb 8 g%
menyusi lebih dari 8 kali sehari, sampai dengan 12 bulan pasca persalinan.untuk klien
yang akan memakai norplant atau AKDR sesudah 6 bulan setelah melahirkan maka
harus dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan.
Prosedur penapisan klien
Metode
Metode
KBA atau
Prosedur
MAL
Barier
( kondom)
hormonal
( pil,
AKDR
progestin/
Kontap
wanita/pria
suntikan/
Penapisan
Tidak
Tidak
implant)
Ya ( lihat Ya
reproduksi
Seleksi
Tidak
Tidak
daftar)
Tidak
daftar )
Ya
daftar
Ya
resiko tinggi
Pemeriksaan
Wanita umum
Abdomen
Pemeriksaan
Tidak
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
speculum
Pemeriksaan
Ya
Tidak
Ya
Ya
(lihat Ya
ISR/IMS
dalam
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 9
lihat
Pria
paha,
lipat -
Tidak
ya
penis,
testis, skrotum
PENCEGAHAN INFEKSI
TUJUAN:
infeksi.
Mencegah infeksi silang dalam prosedur KB, terutama pada pelayanan
silang.
Gunakan sepasang sarung tangan sebelum menyentuh menyentuh apapun
yang basah seperti kulit terkelupas, membrane mukosa, darah atau duh tubuh
yang lain, serta alat-alat yang telah dipakai dan bahan-bahan lain yang
dasar alkohol.
Lakukan upaya kerja yang aman, seperti tidak melakukan recapping,
memberikan alat-alat tajam dengan cara yang aman, bila mungkin gunakan
Perlukah
Boleh Dipakai
Periksa
Periksa
Periksa
Bedah DTT
Bedah DTT
Bedah DTT
Periksa
Bedah DTT
Bedah steril
Bedah DTT
susuk/implant
Tindakan vaginal
Perlu
Operasi sesar atau Perlu
Bedah steril
Bedah steril
Bedah DTT
Bedah DTT
laparotomy
Vasektomi
atau Perlu
Bedah steril
Bedah DTT
laparaskopi
Menangani
dan Perlu
Rumah tangga
Memeriksa
Sarung Tangan?
tekanan Tidak perlu
darah
Memeriksa suhu tubuh
Memberikan suntikan
Mengambil darah
Memeriksa panggul
Memasang
AKDR
Tidak perlu
Tidak perlu
Perlu
Perlu
Perlu
dengan
AKDR Perlu
dengan (menggunakan
teknik tanpa sentuh)
Memasang
dan Perlu
mencabut
membersihkan
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 11
peralatan
Menagani limbah yang Perlu
Rumah tangga
terkontaminasi
Membersihkan
Rumah tangga
Perlu
PEMROSESAN ALAT
Dekontaminasi
Sterilisasi
Sterilisasi uap
: selama 20 menit 121o C, 106kpa
Sterilisasi kering (oven) : 170oC selama 1 jam
Sterilisasi kimia
jam
Desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
atau disimpan
DTT dengan kimia ,
sejumlah disenfektan kimia untuk Disenfeksi Tingkat Tinggi
Klorin
Formaldehid (formalin)
Glautaraldehid
Langkah-langkah untuk DTT dengan kimia :
Setelah didekontaminasi, cuci dan bilas alat-alat hingga bersih,
kemudian keringkan.
Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 menit.
Bilas dengan air yang telah direbus dan keringkan dengan dianginkan.
Dapat disimpan selama 1 minggu dalam wadah kering dan tertutup
yang telah diDTT.
Untuk melakukan DTT pada wadah , rebus wadah tersebut (bila
kecil)atau isi dengan larutan klorin 0,5% dan rendam selama 20 menit
. bilas sisi dalam wadah dengan air yang telah direbus . keringkan
dengan dianginkan sebelum digunakan.
PEMBUANGAN LIMBAH
Tujuan pembuangan limbah dengan cara yang aman adalah
Untuk mencegah penularan infeksi kepada petugas yang menangani
limbah
Untuk mencegah penularan infeksi kepada masyarakat di sekitar, dan
Untuk melindungi petugas yang menangani limbah dari luka tusuk
Limbah medis dapat berupa limbah terkontaminasi maupun tidak
terkontaminasi.
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 13
BAB IV
PERSYARATAN MEDIS DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI
Klasifikasi persyratan medis dalam penapisan klien
PIL
KONDISI
KOMBI
NASI
SUNTI
KAN
KOMB
INASI
M=MULAI, L =LANJUTAN
Karakteristik Pribadi dan Riwayat Reproduksi
kehamilan
Usia
Menars- Menars
PIL
PROG
ESTIN
DMPA
IMPLA
NET-EN N
AKD
AKDR
PROGE
CU
STIN
Menars
Menars-
Menars
4
Menar
4
Menars-
40;1
-40;1
-18;1
18;1
-18;1
s-
20;2
40;2
40;2
18-45;1
18-45;1
18-45;1
20;2
20;1
45;1
45;2
45;1
20;1
Paritas
<6
4
pascapersalinan
6 minggu - <6 bulan
laktasi
6
bulan
1a
Nulipara
multipara
Laktasi
minggu
pasca
persalinan
Pascapersalinan
(tanpa laktasi)
< 21 hari
21 hari
Pascapersalinan (laktasi/non
laktasi)termasuk
pascasekseo sesarea
< 48 jam
48 jam-<4 minggu
4 minggu
Sepsis puerperalis
Pascakeguguran
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
4
1
4
1
Usia < 35
Usia 35
30 kg /m2 body 2
diastolic 3
Trimester 1
Trimester 11
Pascaabortus septik
Pascakehamilan ektopik
Riwayat oprasi pelvis
massa indeks(BMI)
Factor
resiko
multipel
penyakit
kardiovaskular 3/4
Riwayat
tidak
hipertensi 3
dapat
dievaluasi, termasuk
hipertensi
dalam
kehamilan.
Hipertensi terkontrol
Tekanan
darah
meningkat
Sistolik 140-160
atau diastolic 90
100
Sistolik
atau
>160
>100
Penyakit fascular
2
4
2
4
1
M
1
3
1
M
1
1
1
M
emboli paru
4
Riwayat TVD/EP
TVD/EP saat ini
Riwayat
keluarga
4
dengan TVD/EP
Bedah mayor
2
-imobilisasi lama
-tanpa
imobilisasi
lama
4
Bedah minor tanpa
imobilisasi
Thrombosis
vena
permukaan
Varises
tromboflesbitis
Stroke
(riwayat
cardiovascular
accident
hiperlipidemia
Penyakit katup jantung
3
M
3
2
2/3b
2
tanpa komplikasi
dengan komplikasi
(hipertensi
pulmunal,
2/3b
4
fibrilasi
atrial,
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 17
endokarditisbakterial
subakut)
Nyeri kepala
1
(ringan/berat)
Migraine
2
-tanpa aura
Usia <35
Usia 35
-dengan aura (semua
Nonmigrain
M
1
L
1
usia
1
2
2
2
2
2
2
epilepsi
1
Depresi
Depresi
1
Infeksi dan Kelainan Alat Reproduksi
Perdarahan per vaginam
Perdarahan irreguler
Perdarahan
banyak/lama
vaginam
diketahui
Perdarahan
yang
per
belum
sebabnya
Sebelum peilaian
2
2
4
Endomitriosis
Tumor ovarium
jinak
1
) 1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
termasuk kista)
Dismenorea berat
Penyakit trofoblast
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
4
1
1
4
1
2
Serviks)
Kanker serviks
2
4
2
Penyakit mamma
Massa tidak terdiagnosis
Penyakit mamma jinak
2
Riwayat penyakit kanker
1
keluarga
1
Kanker mamma
Saat ini
Riwayat
lampau,
2
M
Kanker endometrium
1
4
Kanker ovarium
1
4
2
Fibroma uteri
uteri
Dengan
gangguan
kavum uteri
Kelainan anatomis
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 19
Mengganggu
uteri
Tidk
kavum
4
kavum uteri
Penyakit radang panggul
2
M
2
M
L
1
mengganggu
Riwayat PRP
Dengn kehamilan
Tanpa kehamilan
PRP saat ini
2
2
4
2
IMS
Servisitis
M
L
purulent
1
4
atau gonorea
IMS lainnya
(kecuali
2
1
vaginosis bakterialis)
Resiko IMS meningkat
2
1
2
2
HIV/AIDS
Resiko tinggi HIV
1
1
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 20
Terinfeksi HIV
AIDS
2
2
2
INFEKSI LAIN
SKISTOMIASIS
Tanpa komplikasi
Fibrosis hati
1
1
Tuberculosis
Nonpelvis
pelvis
L
1
4
3
malaria
Penyak
endokri
it
3/4
3/4
Diabetes
riwayat diabetes gestasional
penykit nonvaskuler
noninsulin
dependen
2
insulin dependen
nefropati / retinopati 2
/neuropati
penyakit vaskuler lain/ 3/4
diabetes > 20 tahun
Penyakit tiroid
goiter
hipertiroid
hipoteroid
Penyakit gastrointestinal
Penyakit kandung empedu
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 21
simptomatik
- terapi kolesistektomi 2
- diobati dengan obat
3
saja
- saat ini
asimptomatik
3
3/4
3/ 4
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
M
1
M
Riwayat koletasis
berhubungan
keha- Milan
berhubungan
dengan
dengan
kontrasepsi
Hepatitis virus
aktif
karier
Sirosis
ringan
berat
Tumor hati
jinak (adenoma)
malignan (hepatoma)
Anamia
Talasemia
1
Penyakit bulan sabit
2
Anemia defisiensi Fe
1
Interaksi obat
Obat yang mempengarui
enzim-enzim hati
rifampisin
antikonvulsan tertentu
Antibiotic
griseofulvin
antibiotic lain
Terapi antiretroviral
2
2 /3 2
Kategori
2/3 2
C
B
Paritas
Nullipara
Multipara
Laktasi
Pasca persalinan
- < 7 hari
- 7 - < 42 hari
- 42 hari
Preeklamsia/eklamsia
- Preeklamsia ringan
- Preeklamsia berat/eklamsia
Ketuban pecah lama
Infeksi nifas
- . 24 jam
Perdarahan ante partum
Trauma berat pada daerah genitalia
Rupture uterus
A
A
A
A
C
A
A
C
C
C
C
C
D
Pasca abortus
Tanpa komplikasi
Sepsis pasca keguguran
Perdarahan pasca keguguran
Trauma alat genital/vagina saat keguguran
Perforasi uterus
hematometra
A
C
C
C
D
C
A
A
A
Obesitas
30 kg/mt2 IMT (Indeks Massa Tubuh)
PENYAKIT KARDIO VASKULAR
Factor resiko multipel penyakit kardio vaskular
Hipertensi
Hipertensi terkontrol
Kenaikan tekanan darah
- Sistolik 140 160 atau diastolic 90 100
B
D
B
Riwayat TVD/EP
TVD/EP saat ini
Riwayat keluarga dengan TVD/EP
Bedah mayor
- Dengan immoiisasi lama
- Tanpa immobilisasi lama
Bedah minor
Mutasi trombogenik
Trombosisi vena permukaan
Varises
Tromboflebitis vena permukaan
B
D
D
A
A
C
A
C
A
A
A
A
A
Stroke
Hiperlipidemia
Penyakit jantung ventricular
Tanpa komplikasi
Dengan komplikasi
D
B
B
B
B
D
Kelainan neurologis
Nyeri kepala
Non migraine
Migraine
- Tanpa aura
- Dengan aura
Epilepsi
Depresi
Depresi
Infeksi dan Kelainan Reproduksi
Perdarahan pervaginam
Perdarahan irregular
Perdarahan banyak
A
A
A
B
B
A
A
C
C
D
A
Ektoropion serviks
Neoplasma intraepitelial serviks
Kanker serviks
Penyakit mamma
Kanker endometrium
Kanker ovarium
Fibroma uterus
A
C
A
A
C
A
A
A
B
A
C
C
B
B
Riwayat PRP
- Dengan kehamilan berikutnya
- Tanpa kehamilan
Saat ini
A
B
C
A
A
A
HIV / AIDS
Resiko tinggi HIV
Terinfeksi HIV
AIDS
Infeksi lain
Skistosomiasis
Tanpa komplikasi
Fibrosis hati
A
A
D
A
B
Tuberkulosis
Nonpelvis
pelvis
Malaria
Penyakit endokrin
Diabetes
A
D
A
- noninsulin dependen
- insulin dependen
nefropati/retinopati/neuropati
penyakit vascular lain/diabetes > 20 tahun
B
B
D
D
Penyakit Tiroid
Goiter
Hipertiroid
Hipotiroid
A
D
B
Penyakit Gastrointestinal
Penyakit kandung empedu
Simptomatik
- Terapi kolisetektomi
- Diobati dengan obat saja
- Sat ini
Asimptomatik
Riwayat kolestasis
A
A
C
A
A
A
Hepatitis Virus
Aktif
Karier
Ringan
Berat
Sirosis
Tumor Hati
Jinak (adenoma)
Malignan (hipotoma)
Anemia
Talasemia
Penyakit Bulan Sabit
Anemia defisiensi Fe
Hb < 7 g%
Hb antara 7 10 g%
Bronkhitis, pneumonia
Asthma, emfisema, infeksi paru
B
B
B
B
C
B
C
D
C
D
C
D
D
B
B
Elektif
Emergensi
Keadaan infeksi
B
B
B
C
C
A
B
B
A
A
D
B
A
C
C
C
D
B
C
B
B
C
C
B
D
BAB V
METODE KONTRASEPSI
A. METODE ALAMIAH DAN SEDERHANA
1. Metode amenorea Laktasi (MAL)
MAL merupakan metode kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara
eksklusif, artinya ASI diberikan kepada bayi tanpa makanan ataupun minuman
lainnya. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila :
- Menyusui secara penuh (full breast feeding); lebih efektif bila pemberian
-
8 kali sehari;
Belum haid
Umur bayi kurang dari 6 bulan
Untuk ibu :
Keterbatasan:
klien
memilih
metode
lain
ASI
Membantu
klien
memilih
motode
lain
klien
memilih
motode
lain
ASI
Membantu
klien
memilih
motode
lain
Manfaat
Kontrasepsi :
Tidak dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
Tidak ada resiko kesehatan yang berhubgan dengan kontrasepsi
Tidak ada efek samping sistemik
Non kontrasepsi
Kontrasepsi :
Efektif bila digunakan dengan benar
Tidak mengganggu produksi ASI
Tidak mengganggu kesehatan klien
Tidak mempunyai pengaruh secara sistemik
Mudah dan murah dibeli secara bebas
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan lainnya
Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda
Cara penggunaan :
sudah
Askan gulungan karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut kea
rah pangkal penis. Pemasangan ini harus dilakukan sebelum penetrasi
penis ke vagina
Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada
ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar
luar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina.
Gunakan kondom hanya untuk sekali pakai.
Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman.
Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpat di
tempat yang panas karena hal ini akan menyebabkan kondom menjadi
Manfaat
Kontrasepsi :
sebelumnya.
Tidak mengganggu kesehatan klien.
Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Cara penggunaan :
dengan pinggirannya).
Posisi saat pemasangan diafragma :
- Satu kaki diangkat ke atas kursi atau dudukan toilet.
- Sambil berbaring.
- Sambil jongkok.
- Lebarkan kedua bibir vagina.
- Masukkan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong
-
hubungan seksual)
Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari
6. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk aerosol, tablet
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 32
vagina, supositoria, atau dissolvable film, krim. Cara kerjanya adalah dengan
cara memecah membrane sel sperma, memperlambat pergerakan sperma, dan
menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Manfaat :
Kontrasepsi
Efektif seketika (busa dan krim)
Tidak mengganggu produksi ASI
Bisa digubakan sebagai pendukung metode lain
Tidak mengganggu kesehatan klien
Tidak mempunyai pengaruh sitemik
Mudah digunakan
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
Cara penggunaan :
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator
hubungan seksual.
Jarak tunggu sesudah memasukkan tablet vagina atau suppositoria adala
10 15 menit.
Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa.
Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang cara penggunaan dan
penyimpanan dari setiap produk (misalnya kocol aerosol sebelum diisi ke
dalam aplikator)
Spermisida ditempatkan jauh di dalam vagina sehingga serviks terlindungi
dengan baik.
B. KONTRASEPSI
KOMBINASI
(HORMON
ESTEROGEN
DAN
PROGESTERON)
1. Pil Kombinasi
Cara kerja :
Menekan ovulasi
Mencegah implantasi
Lender serviks mengental hingga sulit dilalui sperma
Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu juga.
Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi :
Hamil atau dicurigai hamil
Menyusui eksklusif
Perdarahan per vaginam yang belum diketahui sebabnya
Penyakit hati akut (hepatitis)
Prokok dengan usia > 35 tahun
Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg
Riwayat gangguan factor pembekuan darah atau kencing manis lebih dari
20 tahun
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 33
baru
Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambil pil yang
lain
Bila muntah hebat, atau diare lebih 24 jam, maka bila keadaan
sperma
Menjadikan selaput lender Rahim tipis dan atrofi
Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Keuntungan :
Sangat efektif
Pencegahan kehamilan jangka panjang
Tidak berpengaruh pada hubungan suami isteri
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
perimenopause
Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
Hamil atau dicugai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
lebih sulit
Mengentalkan lender serviks sehingga menhambat penetrasi sperma
Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
Keuntungan kontrasepsi :
akhir bulan.
Walaupun klien belum haid, mulailah paket baru sehari setelah paket
terakhir habis
Bila haid klien teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan 1 siklus
(tidak haid) atau bila merasa hamil, temui petugas klinik klien untuk
Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam
mengganggu implantasi.
Mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok bersatunya ovum
dengan sperma.
Mengurangi jumlah spermayang mencapai tuba falopii
Menginaktifkan sperma
Efektifitas
Sangat efektif, yaitu 0,5 1 kehamilan per 100 perempuan selamasatu tahun
pertama penggunaan
Keuntungan kontrasepsi
Efektif dengan proteksi jangka panjang (satu tahun)
Tidak mengganggu hubungan suami istri
Tidak berpengaruh terhadap ASI
Kesuburan segera kembali sesudh AKDR diangkat
Efek sampingnya sangat kecil
Memiliki efek sistemik yang sangat kecil
Yang tidak boleh menggunakan AKDR dengan progestin
Cek benang AKDR dan jika terjadi alah satu keadaan berikut ini, klien harus
kembali ke klinik, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
dikehendaki
Bila terjadi ekspulsi AKDR, atau keluaran cairan yang berlebihan dari
10 tahun)
Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar IMS
Jenis
AKDR CuT-380 A
Nova T
Cara kerja
dievaluasi)
Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderta PRP atau
abortus septik
Dapat dipasang langsung saat ostium masih terbuka, setelah plasenta lahir
E. KONTRASEPSI MANTAB
1. TUBEKTOMI
Merupakan metode permanen dengan pembedahan sederhana, dengan cara
mengoklusi tuba fallopii (mengikat atau memasang cincin), sehingga sperma
tidak bisa bertemu dengan ovum.
Jenis :
Mini laparatomi
Laparoskopi
Yang bisa melanjalani tubektomi :
dievaluasi)
Infeksi sistemik atau pelvik akut (hingga masalah tersebut diselesaikan
atau dikontrol)
Tidak boleh menjalanai proses pembedahan
Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan
Belum memberikan persetujuan tertulis
2. VASEKTOMI
Adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasaitas reproduksi pria
dengan cara mengoklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma
terhambat .
Infomasi bagi klien :
Pertahankan band aid selama 3 hari
Luka yang sedang dalam proses penyembuhan jangan ditarik atau digaruk
Boleh mandi setelah 24 jam, asal luka tidak basah. Luka harus kering
BAB VI
PROSEDUR KLINIK
A. PEMASANGAN DAN PENCABUTAN AKDR
LANGKAH PEMASANGAN AKDR COPPER T 380 A
1. a. Jelaskan tentang prosedur pemasangan dan persilahkan klien
mengajukan
pertanyaan
b. Sampaikan pada klien adanya kemungkinan sedikit rasa sakit di
c.
2. a.
b.
c.
a.
memungkinakan
menginginkan.
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 44
dank
lien
Persiapan pemaasangan
1. Anjurkan klien untuk mencuci lengan dengan air mengalir dan sabun
2. Tututp tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping)
3.
4.
5.
6.
Pemasangan kapsul
1. Buat incisi dangkal
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 45
2.
3.
4.
5.
6.
7.
tahanan
8. Pegang pendorong trokar dengan satu tangan untuk menstabilkan, tarik
trocar sampai ujung tanda
9. Raba kapsul, pastikan sudah keluar seluruhnya dari trocar
10. Tanpa menguluarkan trocar sepenuhnya dorong kembali trocar kea rah
lateral kanan seperti langkah sebelunya
11. Lakukan pemasang kapsul satunya
12. Sebelum mencabut trocar, pastikan semua kapsul telah terpasang
13. Ujung kasul harus sekitar 5 mm dari tepa incise, kalau adaa yang ekspulsi
pasang kembali dengan hati-hati
14. Tarik rokar, tekan luka incise selama sekitar 1 menit untuk menghentikan
perdarahan, bersihkan dengan larutan antiseptic
Tindakan setelah pemasangan
1. Tutup luka incise dengan band aid/plester
2. Lakukan bebat tekan
Instruksi untuk klien di rumah :
1. Mungkin akar terjadi memr, bengkak atau sakit di daerah incise selama
2.
3.
4.
5.
beberapa hari.
Jaga luka incises tetap kering dan bersih selama minimal 48 jam.
Jangann membuka pembalut selama 48 jam
Hindari benturan pada daerah luka.
Stelah luka sembuh dapat disentuk atau dibersihkan dengan tekanan
normal.
6. Bila terdapat tanda infeksi segera datang ke klinik.
Pemasangan implanon
1.
2.
3.
4.
terangkat.
5. Lepaskan segel segi empat dengan menekan pendorong inserternya
6. Putar pendorong inserter 90o atau 180o dengan mempertahankan inserter
tetap di atas lengan.
7. Dengan tangan lain secara perlahan tarik jarum keluar dari lengan sambil
tetap mempertahankan penopang inserter di tempatnya.
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 46
Pencabutan
Pencabutan bisa dilakukan dengan metode pop out atau dengan teknik U.
Persiapan :
lagi berisi larutan clorin untuk dekontaminasi kapsul yang sudah dicabut)
Sepasang sarung tangan steril/DTT
Larutan antiseptic
Spuit
Saklpel no 11
Klem lengkung/U klem
Band aid atau plester
Kassa pembalut
Efineprin untuk syok anafilaktik (untuk darurat)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
memaparkan kapsul.
g. Bersihkan kapsul dari jaringan ikat.
h. Gunakan klem lengkung untuk mengambil kapsul yang sudah bersih,
tarik dan keluarkan.
i. Lakukan hal sam untuk mencabut kapsul berikutnya.
Metode Pop Out
1. Raba ujung kapsul, buat incise kecil di tepi ujung kapsul.
2. Lakukan penekanan dengan ibu jari dan telunjuk agar kapsul muncul
keluar melalui tempat incise.
3. Bersihkan jaringan ikat dengan skalpel
4. Tekan tekan agar kapsul keluar
5. Tekan sampai kapsul muncul (pop out)
C. SUNTIK
Persiapan klien
Periksa daerah suntikan apakah bersih atau kotor
Bila area suntikan kotor maka minta klien untuk membersihkan area
tersebut
Biarkan mengering
Persiapan petugas
1.
2.
3.
4.
5.
Jangan memijat daerah suntikan, jelaskan pada klien hal ini akan
menyebabkan obat akan terlalu cepat diserap tubuh.
Jangan
memasukkan
kembali
atau
membengkokan
jarum
atau
BAB VII
MUTU PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
Pelayanan Keluarga Berencana yang bermutu meliputi hal :
klien.
Bahan dan alat kontrasepsi tersedia dalam jumlah yang cukup.
Terdapat mekanisme supervisi yang dinamis dalam rangka membantu
Mampu meberikan informasi kepada klien dengan sabar, penuh pengertian dan
peka.
Mempunyai pengetahuan dan sikap positif , serta kemampuan teknis untuk
diperlukan.
Mempunyai kemampuan penilaian klinis yang baik.
Mempunyai kemampuan memberikan saran-saran untuk perbaikan program.
Mempunyai pemantauan dan supervisi berkala
SISTEM RUJUKAN
Tujuan
Tujuan system rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efiensi
pelaksanaan pelayanan metode kontrasepsi secara terpadu. Tujuannya untuk
menurunkan angka kejadian efek samping, komplikasi dan kegagalan penggunaan
kontrasepsi.
Tata laksana
Rujukan medic dapat berlangsung :
lainnya.
Internal antara bagian/unit di dalam satu rumah sakit.
Antara rumah sakit, laboratorium atau fasilitas kesehatan yang lain.
diberikan.
Bia perlu, berikan upaya untuk mempertahankan keadaan umum klien.
Bila perlu, karena akondisi klien, dalam perjalanan menuju tempat rujukan harus
didampingi bidan.
Menghubungi fasilitas pelayanan tempat rujukan yang dituju agar memungkinkan
segera menerima rujukan klien.
Setelah menerima rujukan klien dan telah berupaya mengatasi masalah serta
penanggulannya maka fasilitas rujukan harus mengembalikan klien ke tempat layanan
asal dengan terlebih dahulu memberikan :
Konseling
penanggulangan.
Nasihat yang perlu diperhatikan mengenai kelanjutan penggunaan kontrasepsi.
Pengantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang merujuk mengenai kondisi
tentang
kondisi
klien
sebelum
dan
sesudah
diberi
upaya
klien berikut upaya penanggulangan yang telah diberikan serta saran-saran upaya
lanjutan yang harus dilaksanakan, terutama tentang penggunaan kontrasepsi.
PERSYARATAN MINIMAL FASILITAS PELAYANAN
Fasilitas pelayanan KB professional diselenggarakan oleh tenaga professional yaitu :
dokter spesialis, dokter umum, bidan, dan perawat kesehatan. Adapun fasilitas layana
KB dibagi menjadi :
1.
2.
3.
4.
KB sederhana
Lengkap
Sempurna
Paripurna
Batasan
Fasilitas layanan KB sederahan adalah yang mampu melayani :
Fungsi :
Tenaga
Tenaga minimal yang diperlukan :
Ruang tunggu, pendaftaran serta KIE medis, biasanya dipakai bersama dengan
pelayanan kesehatan lain. Ukuran minimal 2,5 x 4 m2 dengan perlengkapan
minimal :
- Satu meja tulis dan kursi untuk pendaftaran.
- Sebuah lemari tempat penyimpanan kartu status,register, formulir laporan
kasa steril/DTT
- Fasilitas air mengalir
Kamar kecil/WC (bila memungkinkan)
Ukuran minimal 2 x 1 m2, dengan perlengkapan :
- Tempat air berikut gayungnya
- Sabun dan alat pembersihnya
Perlengkapan dan obat-obatan, yang dipergunakan untuk :
Pelayanan metode kontrasepsi sederhana
Pelayanan metode pil KB
Pelayanan metode suntikan KB
Pelayanan metode AKDR/implant
Puskesmas pembantu
Balai pengobatan swasta
Balai kesehatan ibu dan anak swasta
Pos kesehatan POLRI/TNI
Fasilitas pelayanan Keluarga Berencana Khusus (instansi pemerintah/swasta)
Dokter/bidan praktek swasta
Pondok bersalin desa (bidan desa)
Sederhana
Pil KB
Suntik KB
Pemasangan / pencabutan implant
Kontrasepsi mantap pria, bagi yang memenuhi persyaratan.
secara teratur.
Simpan obat/alat kontrasepsi dalam keadaan kering, tidak lembab, mendapat
ventilasi udara yang baik, dan tidak terkena sinar matahari langsung.
Pastikan bahwa tempat penyimpanan alat/obat kontrasepsi bebas dari cipratan air
Out distribution).
Jauhkan dari bahan kimia, arsip tua, peralatan kantor dan material lain.
Tempatkan alat dan obat secara terpisah.
Perhatian!!!!
Jangan digunakan apabila terdapat tanda-tanda :
Pil KB
Kondom
AKDR
Kemasan steril sudah terbuka/rusak.
Buku Pedoman Pelayanan KB Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Page 55
Suntik KB
Cairan memadat, walaupun sudah dikocok.
Implan
Kemasan steril terlihat rusak.
Satu kapsul atau lebih dalam kemasan tersebut hilang atau berubah warna (tidak
putih).
Satu kapsul lebih dalam kemasan tersebut rusak atau bengkok/ tidak lurus.
Spermisida
Tube/kemasan jelli mengkerut.
Aplikator/tutup tube tidak mudah di buka.
Tablet Foam
Kemasan rusak atau ada tablet yang hilang.
Kemasannya membengkak/menggelembung (menandakan bahwa isi di dalamnya
lembab/bocor).
Kemasan foilnya rusak.
Tablet telah berubah warna (seharusnya berwarna putih).
Tablet terlihat lunak, lembab/basah, beruap, atau mudah hancur.
BAB VIII
SUPERVISI FASILITATIF
Pengertian
Supervisi atau penyeliaan adalah proses atau kegiatan untuk melihat kinerja suatu
unit atau individu dalam melaksanakan suatu pekerjaan, tugas, program, ataupun
semua aktivitas yang dijalankan untuk mencapai suatu standar/target yang telah di
tetapkan sebelumnya.
Penyeliaan fasilitatif atau supervisi fasilitatif adalah suatu pendekatan supervisi
dengan lebih mementingkan kepada monitoring, pemecahan masalah bersama,
dan komunikasi dua arah antara supervisor dan yang di supervisi.
Tujuan
Focus superfisi fasilitatif adalah pada system dan proses kinerja dengan
memanfaatkan data/informasi untuk mengidetifikasi dan menganalisis masalah
serta menemukan akar penyabab masalah. Kemudian diaplikasikan upaya
pemecahan masalah terplih dalam rangka menjaga dan memperbaiki kualitas
pelayanan.
Kualitas pelayanan mencaup delapan dimensi mutu :
Kompetensi teknis pelaksana pelayanan.
Akses klien terhadap fasilitas pelayanan.
Efektivitas pelayanan.
Efisiansi pelayanan.
Hubungan antar manusia yaitu antara klien pelaksana pelayanan.
Kesinambungan pelayanan.
Kenyamanan pelayanan.
Karakteristik Penyelia Fasilitatif
Seorang penyelia fasilitatif diharapkan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Mempunyai sifat pemimpin.
Mempunyai keterampilan berkomunikasi.
Mempunyai kemampuan sebagai fasilitator yang dapat membantu sasaran selia.
Mempunyai kemampuan analisis dan menemukan akar masalah.
Mempunyai kemampuan sebagai narasumber dan mediator.
Peran Penyelia Fasilitatif
Lakukan pengamatan mendalam dengan cara menelusuri penyebab dan factor
Berorientasi pada pedoman mendatang dan bukan melihat pada kesalahan yang
telah terjadi.
Lakukan penyeliaan yang berkesinambungan dengan cara pemantauan hasil
pelatiha supervisi fasilitatif dan telah memahami prinsip kegiatan jaga mutu.
Menggunakan instrumen:
Daftar atu titik langkah baku pelayanan KB.
Format pengisian kartu status peserta KB (P1).
Pengelolaaan pelayanan KB (P2).
Alur pelayanan akseptor KB (P3).
Daftar tilik sarana/prasarana dan alat/bahan obat pelayanan KB (P4).
Ringkasan laporan hasil penyelia (P5).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan:
Penyeliaan tentang penyeliaan petugas.
Penyeliaan tentang pengelolaan pelayanan.
Tindak lanjut penyeliaan fasilitatif.
BAB IX
PENUTUP
Pelaksanaan pelayanan kontrasepsi merupakan salah satu faktor penunjang
penting program kegiatan Puskesmas dalam rangka menurunkan angka kematian
ibu dan bayi (AKI dan AKB). Pelayanan KB yang berkualitas akan menjadi salah
satu faktor penentu kegiatan tersebut. Dengan pedoman ini diharapkan semua
pelayanan KB di Puskesmas dan seluruh jaringannya dapat dilaksanakan sesuai
dengan standar, sehingga semua masyarkat mendapatkan pelayanan yang
berkualitas.