Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA

PADA NY. L USIA 26 TAHUN P2A0 AKSEPTOR KB JENIS SUNTIK 3 BULAN

DI PUSKESMAS PAKIS

Disusun oleh :

INDAH CHAIRUNISA

P1337424220087

DANDELION

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI D III KEBIDANAN MAGELANG

TAHUN 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan Ilmiah : Asuhan Kebidanan Pada Ny. L Usia 26 Tahun P2A0 Akseptor

KB Jenis Suntik 3 Bulan Di Puskesmas Pakis

Praktikan : Indah Chairunisa

NIM : P1337424220087

Program Studi : Diploma III Kebidanan Magelang

Semester / Tingkat : V / III

Diperiksa dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing akademik prodi D
III Kebidanan Jurusan Kebidanan Magelang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Semarang Tahun 2022, Untuk memenuhi laporan Praktik Klinik Kebidanan II.

Magelang, 2022

Pembimbing Klinik Praktikan

Z Isro’atun M, S.ST , MM Indah Chairunisa

Mengetahui,

Pembimbing Askeb

Arum Lusiana M.keb


BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga Berencana


a) Konsep Keluarga Berencana
KB adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran.
KB merupakan Tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran.
KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak
anak serta waktu kelahiran.
Tujuan Keluarga Berencana meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta
mewujudkan keluarga kecil yang Bahagia dan sejahtera melalui pengendalian
kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Di samping itu KB
diharapkan dapat menghasilkan penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia
yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Sasaran dari program KB,
meliputi sasaran langsung, yaitu pasangan usia subur yang bertujuan untuk
menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara
berkelnjutan, dan sasaran tidak langsung yang terdiri dari pelaksana dan pengelola
KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan
kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga
sejahtera.
b) Ruang Lingkup Program KB
Ruang lingkup program KB,meliputi:
1. Komunikasi informasi dan edukasi
2. Konseling
3. Pelayanan infertilitas
4. Pendidikan seks
5. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
6. Konsultasi genetic
c) Manfaat Usaha KB Dipandang Dari Segi Kesehatan
Peningkatan dan perluasan pelayanan KB merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi akibat
kehamilan yang dialami wanita.
d) Akseptor Keluarga Berencana
Akseptor KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan
jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran. Adapun jenis - jenis akseptor
KB, yaitu:
Akseptor Aktif Akseptor aktif adalah kseptor yang ada pada saat ini
menggunakan salah satu cara / alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan
atau mengakhiri kesuburan.
1. Akseptor aktif kembali
Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang telah
menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau lebih yang tidak
diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat
kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah
berhenti / istirahat kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut– turut dan
bukan karena hamil.
2. Akseptor KB Baru
Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru pertama kali
menggunakan alat / obat kontrasepsi atau pasangan usia subur yang
kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau
abortus.
3. Akseptor KB dini
Akseptor KB dini merupakan para ibu yang menerima salah satu cara
kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.
4. Akseptor KB langsung
Akseptor KB langsung merupakan para istri yang memakai salah satu
cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.
5. Akseptor KB dropout
Akseptor KB dropout adalah akseptor yang menghentikan pemakaian
kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007).
e) Pasangan Usia Subur
Pasangan usia subur yaitu pasangan suami istri yang istrinya berumur 25 - 35
tahun atau pasangan suami istri yang istrinya berumur kurang dari 15 tahun
dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang
bulan).
f) Mutu Pelayanan KB
Akses terhadap pelayanan Keluarga Berencana yang bermutu merupakan
suatu unsu penting dala upaya mencapai pelayanan Kesehatan Reproduksi
sebagaimana tercantum dalam program aksi dari International Conference on
Population and Development, Kairo 1994. Secara khusus dalam hal ini
termasuk hak setiap orang untuk memperoleh informasi dan akses terhadap
berbagai metode kontrasepsi yang aman, efektif, terjangkau, dan akseptabel.
Sementara itu, peran dan tanggung jawab pria dalam Keluarga Berencana
perlu ditingkatkan, agar dapat mendukung kontrasepsi oleh istrinya,
meningkatkan komunikasi di antara suami istri, meningkatkan penggunaan
metode kontrasepsi pria, meningkatkan upaya pencegahan IMS, dan lain-lain.
Pelayanan Keluarga Berencana yang bermutu meliputi hal-hal antara lain:
1. Pelayanan perlu disesuaikan dengan kebutuhan klien
2. Klien harus dilayani secara profesional dan memenuhi standar
pelayanan
3. Kerahasiaan dan privasi perlu dipertahankan
4. Upayakan agar klien tidak menunggu terlalu lama untuk dilayani
5. Petugas harus memberi informasi tentang pilihan kontrasepsi yang
tersedia
6. Petugas harus menjelaskan kepada klien tentang kemampuan fasilitas
kesehatan dalam melayani berbagai pilihan kontrasepsi
7. Fasilitas pelayanan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan
8. Fasilitas pelayanan tersedia pada waktu yang ditentukan dan nyaman
bagi klien
9. Bahan dan alat kontrasepsi tersedia dalam jumlah yang cukup
10. Terdapat mekanisme supervisi yang dinamis dalam rangka membantu
menyelesaikan masalah yang mungkin timbul dalam pelayanan.
11. Ada mekanisme umpan balik yang relatif dari klien

Dalam upaya meningkatkan keberhasilan program Keluarga Berencana


diperlukan petugas terlatih yang:

1. Mampu memberikan informasi kepada klien dengan sabar, penuh


pengertian, dan peka
2. Mempunyai pengetahuan, sikap positif, dan ketrampilan teknis
untuk member pelayanan dalam bidang kesehatan reproduksi
3. Memenuhi standar pelayanan yang sudah ditentukan
4. Mempunyai kemampuan mengenal masalah
5. Mempunyai kemampuan mengambil langkah-langkah yang tepat
dalam mengatasi masalah tersebut, termasuk kapan dan kemana
merujuk jika diperlukan
6. Mempunyai kemampuan penilaian klinis yang baik
7. Mempunyai kemampuan memberi saran-saran untuk perbaikan
program
8. Mempunyai pemantauan dan supervisi berkala
9. Pelayanan program Keluarga Berencana yang bermutu
membutuhkan:
10. Pelatihan staf dalam bidang konseling, pemberian informasi dan
ketrampilan teknis
11. Informasi yang lengkap dan akurat untuk klien agar mereka dapat
memilih sendiri metode kontrasepsi yang akan digunakan
12. Suasana lingkungan kerja di fasilitas kesehatan berpengaruh
terhadap kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yang
bermutu, khususnya dalam kemampuan teknis dan interaksi
interpersonal antara petugas dan klien
13. Petugas dan klien mempunyai visi yang sama tentang pelayanan
yang bermutu
B. Kontrasepsi
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur
yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari konsepsi
adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan
antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan
kontrasepsi, maka yan membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif
melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun
tidak menghendaki kehamilan. Kontrasepsi adalah usaha - usaha untuk mencegah
terjadinya kehamilan, usaha itu dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen.
Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk
pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual
(Saifuddin, 2010: U-46).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma
yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur
matang dengan sel sperma tersebut (BKKBN, 2011).
Adapun akseptor KB menurut sasarannya, meliputi :
1. Fase Menunda Kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang
istrinya belum mencapai usia 20 tahun.Karena usia di bawah 20 tahun adalah
usia yang sebaiknya menunda untuk mempunyai anak dengan berbagai
alasan.Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya
kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%.
Hal ini penting karena pada masa ini pasangan belum mempunyai anak, serta
efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil
KB, AKDR.
2. Fase Mengatur/Menjarangkan Kehamilan
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik
untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran
adalah 2 – 4 tahun.Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu efektifitas tinggi,
reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak
lagi.Kontrasepsi dapat dipakai 3-4 tahun sesuai jarak kelahiran yang
direncanakan.
3. Fase Mengakhiri Kesuburan
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30
tahun tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan
kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan
hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu
dan anak. Di samping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk
mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode
kontap, AKDR, implan, suntik KB dan pil KB.

Adapun syarat - syarat kontrasepsi, yaitu:

1. aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.


2. efek samping yang merugikan tidak ada.
3. kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
4. tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
5. tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol ketat selama pemakaian.
6. cara penggunaannya sederhana
7. harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
8. dapat diterima oleh pasangan suami istri

C. Kontrasepsi Suntik
KB suntik (depo provera) adalah suntikan medroksi progesteron asetat yang
biasanya diberikan pada hari ke-3 sampai 5 pasca persalinan, segera setelah
keguguran dan pada masa interval sebelum hari ke-3 haid (Wiknjosastro, 2007:921).
KB suntik Depot Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) merupakan suatu
progestin yang mekanisme kerjanya menghambat sekresi hormon pemicu filikes
(FSH) dan LH serta lonjakan LH (Varney, 2007:481)
Terdapat 2 jenis kontarsepsi hormonal suntik yaitu suntik kombinasi dan
suntik progesterone. Seperti pada kontrasepsi pil, kontrasepsi suntik kombinasi juga
berisi kombinasi estrogen dan progesterone. Sedang suntikan progestin hanya
mengandung hormone progesterone.
Cara pemberian dengan injeksi secara intra muskuler dalam baik di pantat
(muskulus gluteus magus) maupun di lengan atas wanita. Jenis kontrasepsi suntik
kombinasi diberikan setiap 4 minggu dan suntikan progesteron diberikan setiap 12
minggu.
Untuk menentukan kunjungan ulang pada jenis suntik bulanan maka
kunjungan ulangnya adalah 4 minggu yang akan datang Sedangkan pada suntikan tiga
bulanan, maka kunjungan ulangnya dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
hari dikurangi 7, bulan ditambah 3 dari suntikan sekarang (Hari -7 dan Bulan + 3).
Pada jenis suntikan progesterone kandungan hormone dalam kontrasepsi
suntik progesterone adalah 150 mg Medro Kontrasepsi Progesteron asetat.
1. Kandungan Hormone dalam Kontrasepsi Suntikan
a) Suntikan kombinasi berisi 25 mg DMPA dan 5 mg estradio valerat atau 50
mg noretindrone enantat dan 5 mg estradio valerat
b) Suntikan progesterone berisi 150 mg Medroxi progesterone asetat.
2. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik
Pada dasarnya cara kerja kontrasepsi suntik sama dengan cara kerja pil
kontrasepsi antara lain:
a) Menghambat ovulasi
b) Memengaruhi transport sperma pada tuba fallopi
c) Mengganggu endometrium sehingga memengaruhi implantasi dan
d) Mengentalkan lender serviks
3. Pemberian Suntikan yang Pertama yaitu:
a) Setiap saat asal ibu tidak hamil selama dalam siklus haid
b) Mulai hari 1 sampai 7 haid,
c) Pada ibu yang tidak sedang haid dapat diberikan setiap saat asal tidak
hamil, tetapi selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh hubungan
seksual atau apabila akan melakukan hubungan seksual selama 7 hari
pertama tersebut menggunakan metode lain misalnya: kondom.
4. Yang dapat menggunakan suntikan progestin
a) Usia reproduksi
b) Nullipara dan yang telah mempunyai anak
c) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas
tinggi
d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f) Setelah keguguran/abortus
g) Telah banyak anak tapi belum ingin tubektomi
h) Perokok
i) Tensi, 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah
dan anemi sel bulan sabit
j) Menggunakan obat untuk epilepsy (fritain/barbituraty dan obat TBC
(rifampisin)
k) Tidak dapat menggunakan kontrasepsi dengan estrogen.
l) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
m) Anemi defiensi besi.
n) Mendekati usia menopause yang tidak mau/tidak boleh menggunakan
kontrasepsi kombinasi.
5. Yang tidak boleh menggunakan suntik progesterone
a) Hamil atau dicurigai hamil.
b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya.
c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenore.
d) Menderita/riwayat kanker payudara
e) DM disertai komplikasi.
6. Keuntungan Suntik Progestin
a) Sangat efektif
b) Pencegahan kehamilan jangka panjang
c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
e) Tidak berpengaruh terhadap ASI
f) Sedikit efek samping
g) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h) Dapat digunakan oleh wanita usia 35 tahun sampai perimenopause
i) Dapat mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
k) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
l) Menurunkan krisis anemia sel sabit (sickle cell).
7. Kekurangan
a) Sering ditemukan gangguan haid:
 Siklus memendek atau memanjang,
 Perdarahan banyak atau sedikit
 Perdarahan tidak teratur/bercak (spoting),
 Tidak haid sama sekali
b) Klien sangat bergantung pada sarana kesehatan
c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
d) Efek samping tersering: peningkatan berat badan.
e) Tidak mencegah IMS, Hepatitis B virus, HIV
f) Kesuburan terlambat, karena depo suntikan belum habis obatnya.
g) Pada pemakaian jangka panjang dapat terjadi
 Terjadi perubahan lipid serum.
 Terjadi penurunan libido
 Gangguan emosi
 Sakit kepala
 Nervositas
 Jerawat
8. Efek Samping
Efek samping yang terjadi pada penggunaan kontrasepsi suntik progestin
menurut Hartanto (2004 : 169), antara lain :
1) Gangguan haid pada akseptor dapat berupa:
a. Amenore
b. Perdarahan berat, ireguler, bercak.
c. Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah.
d. Insiden yang tinggi dari amenorea diduga karena atrofi
endometrium.
Penanggulangan :
a. Melakukan konseling sebelum dan selama pemakaian kontrasepsi
suntik.
b. Bila perdarahan hebat atau lama disebabkan oleh kontrasepsi
suntikan, maka tindakan yang harus diambil:
- Pemberian tablet ekstradiol 25 mg 3x1 sehari untuk 3 hari atau 1 pil
oral kombinasi per hari untuk 14 hari.
- Bila perdarahan tetap saja berlangsung terus, pertimbangkan untuk
melakukan dilatasi atau kuretasi.
2) Berat badan bertambah.
a. Pemberian konseling medik sebelum dan selama pemakaian
kontrasepsi suntikan.
b. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar antara 1-5 kg
dalam tahun pertama.
c. Depo provera merangsang pusat pengendalian nafsu makan di
hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada
biasanya.
3) Sakit kepala
a. Melakukan konseling sebelum dan selama pemakaian kontrasepsi
suntikan.
b. Terjadi pada 1-17% akseptor.
4) Pada sistem kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada
sedikit peninggian dari kadar insulin dan penurunan HDL kolesterol.
a. Hampir tidk ada efek tekanan darah atau sistem pembekuan darah
maupun sistem fiorinolitik.
b. Perubahan dalam metabolisme lemak, terutama penurunan HDL,
kolesterol dicurigai dapat menambah besar resiko timbulnya penyakit
kardiovaskuler, HDL kolesterol yang rendah dapat menyebabkan
timbilnya arterosklerosis sedangkan terhadap trigliserida dan kolesterol
total tidak ditemukan efek apapun dari kontrasepsi suntikan.
9. Penanganan Gangguan Haid
1) Amenorea
a. Tidak perlu dilakukan tindakan apapun. Cukup konseling saja
b. Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut, suntikan jangan
dilanjutkan. Anjurkan pemakaian jenis kontrasepsi yang lain.
2) Perdarahan
a. Perdarahan ringan atau spotting sering dijumpai, tetapi tidak berbahaya
b. Bila perdarahan/spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid, namun
kemudian terjadi perdarahan, maka perlu dicari penyebab perdarahan
tersebut. Obatilah penyebab perdarahantersebut dengan cara yang sesuai. Bila
tidak ditemukan penyebab terjadinya perdarahan, tanyakan apakah klien
masih ingin melanjutkan suntikan, dan bila tidak , suntikan jangan
dilanjutkan lagi dan carikan kontrasepsi jenis lain.
c. Bila ditemukan penyakit radang panggul atau penyakit akibat hubungan
seksual, klien perlu diberi pengobatan yang sesuai dan suntikan dapat terus
dilanjutkan
d. Perdarahan banyak atau memanjang(lebih dari 8 hari atau 2 kali lebih
banyak dari perdarahan yang biasanya dialami pada siklus haid normal).
Jelaskan bahwa perdarahan yang banyak atau memanjang tersebut biasa
ditemukan pada bulan pertama suntikan
e. Bila gangguan tersebut menetap, perlu dicari penyebabnya dan bila
ditemukan kelainan ginekologik, klien perlu diobati atau dirujuk
f. Bila perdarahan yang terjadi mengancam kesehatan klien atau klien tidak
dapat menerima perdarahan yang terjadi, suntikan jangan dilanjutkan lagi.
Pilihkan jenis kontrasepsi yang lain. Untuk mencegah anemia perlu diberi
preparat besi atau makanan yang banyak mengandung zat besi.
10. Cara Pemakaian Kontrasepsi Suntikan
a. Cara pemberian suntikan:
1) Sebelum suntikan diberikan cek kembali jenis obat suntik apakah suntik
bulanan atau 3 bulanan.
2) Cek tanggal kadaluarsa obat yang tertera dalam setiap botol obat atau dalam
box kemasan obat
3) Apabila ada endapan putih pada dasar ampul, kocok obat dengan lembut
dan baik sampai obat betul-betul encer kembali.
4) Hisap obat dengan baik agar semua dosis obat masuk dalam spuit obat.
5) Keluarkan udara yang ada di dalam spuit secara hati-hati terutama suntik 1
bulanan yang berisi 0,5 ml agar tidak ada obat yang keluar dari spuit.
6) Suntikan dengan jarum masuk dalam otot, apabila suntikan terlalu dangkal,
penyerapan akan lambat dan tidak bekerja secara efektif.
7) Sampaikan kepada kien jangan memasang tempat bekas suntikan.
b. Pada suntik 3 bulanan bila klien tidak dapat datang pada waktu suntik yang
akan datang dapat diberikan 2 minggu sebelum tanggal suntik. atau 2
minggu setelah jadwal suntik asal tidak hamil dan selama 7 hari harus
menggunakan alat kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual.
c. Pada Suntikan 1 bulanan bila klien tidak dapat datang pada waktu suntik,
yang akan datang dapat diberikan 7 hari sebelum jadwal dengan
kemungkinan terjadi gangguan perdarahan, atau dapat diberikan 7 hari
setelah jadwal asal tidak hamil dan selama 7 hari harus menggunakan alkon
lain atau tidak melakukan hubungan seksual
d. Bila klien ingin beralih kontrasepsi hormonal lain, diberikan sesuai jadwal
dari suntikan yang seharusnya.
e. Bila klien ingin menghentikan suntikannya, mungkin klien tidak langsung
haid, pada umumnya 6 bulan berikutnya. Bila setelah 3-6 bulan tidak haid,
lakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab tidak haid.
11. Menyiapkan Tindakan Suntik
1. Mempersiapkan obat-obatan untuk antisipasi terjadinya syok anafilaktik
seperti injeksi adarienalin, dexamethason, infus Dextrose 5%, RL/NaCl.
2. Memberikan pelayanan kontrasepsi suntik dengan:
a. Persiapan obat/alat. Bak alat berisi: spuit 5 cc. deppers dengan alkohol, obat
suntik KB (progesterone/kombinasi), sarung tangan bersih.
b. Persiapan petugas menggunakan sarung tangan bersih
c. Persiapan daerah suntikan
d. Pelaksanaan penyuntikan dengan Teknik:
- Suntikan secara Intra Muskuler di daerah pantat (glutea/ memasase daerah
suntikan.
- Melakukan tindakan pencegahan infeksi pada alat bekas pakai.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh klien yaitu apabila mengalami salah satu
atau lebih kondisi di bawah ini untuk segera datang ke pelayanan kesehatan antara
lain:

a. Abdominal pain yaitu nyeri perut hebat mungkin merupakan gejala


pancreatitis
b. Chest pain atau nyeri dada hebat/nafas pendek mungkin merupakan tanda
bekuan darah di paru atau serangan jantung.
c. Headache atau sakit kepala hebat mungkin merupakan gejala stroke,
hipertensi, migrain
d. Eye problem atau gangguan penglihatan mungkin merupakan gejala stroke.
e. Severe leg pain atau nyeri tungkai hebat mungkin merupakan gejala sumbatan
pembuluh darah tungkai.
f. Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan
berikutnya mungkin gejala hamil.

Apabila sudah dipastikan tidak terjadi kegagalan atau tidak hamil, maka suntikan
dapat dilanjutkan, tetapi apabila terjadi kegagalan atau akseptor hamil, maka suntikan harus
dihentikan dan perlakukan wanita tersebut sebagai wanita hamil.

D. Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Suntik Progestin


Pengkajian merupakan langkah awal proses asuhan kebidanan, yaitu
mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisa data yang diperoleh dalam
bentuk data subjektif, objektif dan data penunjang yang akan memberikan gambaran
keadaan kesehatan klien :
1. Data Subyektif
Adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan klien/
keluarga dan tim kesehatan berupa keluhan-keluhan tentang masalah
kesehatan.
a) Identitas (klien dan suami)
- Nama yang jelas dan lengkap
- Umur, ditanyakan untuk memberikan penyuluhan yang sesuai dengan
umur ibu dan mengetahui kesesuaian antara umur ibu dengan
kontrasepsi yang digunakan. Umur yang biasanya menggunakan KB 3
bulan adalah wanita usia subur sekitar 22-35 tahun.
- Agama, ditanyakan untuk memberikan asuhan yang berkaitan dengan
kebiasaan yang dilakukan klien sesuai dengan agama. Pada Agama
Islam, beberapa aliran tidak memperbolehkan KB yang bersifat
permanen (sterilisasi), sehingga klien beragama Islam lebih dianjurkan
KB non permanen seperti suntik 3 bulan,1 bulan,pil atau KB barier
(kondom dll).
- Pendidikan, untuk mengetahui tingkat pengetahuan sehingga
mempermudah dalam pemberian informasi.
- Pekerjaan, untuk mengetahui pengaruh aktifitas terhadap kesehatan
klien sehingga mempengaruhi keberhasilan KB
- Alamat, digunakan untuk mengetahui suku, adat, daerah, budaya dan
memudahkan komunikasi.
b) Alasan kunjungan, digunakan untuk mengetahui tujuan kunjungan
klien (datang pertama kalinya, rutin, atau karena ada keluhan)
c) Keluhan utama, mengetahui ada tidaknya keluhan yang dialami oleh
klien
d) Riwayat menstruasi
Menarche, siklus, banyaknya, lamanya, sifat darah, teratur/tidak,
dismenorhea, fluor albus, HPHT. Riwayat menstruasi khususnya
HPHT, penting untuk ditanyakan terutama bagi ibu yang baru datang
pertama kalinya menggunakan KB suntik 3 bulan.
e) Cara KB terakhir (bagi akseptor KB lama)
f) Jumlah anak hidup (riwayat obstetri)
g) Status kehamilan saat ini, untuk mengetahui ibu dalam keadaan hamil
atau tidak
h) Sikap pasangan terhadap KB (setuju/tidak)
i) Riwayat penyakit yang diderita klien(Jantung, hipertensi, hepatitis,
DM, asma, TBC dan HIV AIDS)
2. Data Obyektif
Data ini diperoleh melalui pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi, pemeriksaan darah dalam dan pemeriksaan laboratorium.
a) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik, cukup, kurang.
Kesadaran : composmentis
TD : normalnya 110/70 – 120/80 mmHg
BB : untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kontrasepsi yang
digunakan dengan BB klien
b) Pemeriksaan Fisik
- Wajah : tidak pucat , tidak oedem
- Mata : conjungtiva : merah muda; Sklera : putih
- Leher : bendungan vena jugularis : tidak ada pembesaran kelenjar
limfe : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
- Abdomen :tidak ada massa, tidak ada nyeri, tidak ada tanda – tanda
kehamilan, tidak ada bekas operasi.
- Genetalia :tampak bersih, tidak ada fluor albus, tidak ada infeksi
kelenjar bartholini& skene.
- Ekstrimitas : tidak oedema.
3. Assessment
Diagnosa : Ny. “…” akseptor KB suntik 3 bulan
Masalah : -
4. Planning
1) Beritahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu.
R/ informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi petugas dan
klien selanjutnya
2) Jelaskan kepada ibu tentang kelebihan KB suntik 3 bulan :
- Kontrasepsi jangka panjang
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
- Tidak berpengaruh pada prosuksi ASI
- Klien tidak perlu menyimpan obat
- Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
- Mencegah anemia, kanker jinak payudara dan kanker endometrium.
R/penjelasan tentang keuntungan KB suntik 3 bulan memberikan
informasi yang mungkin belum diketahui ibu
3) Jelaskan kepada ibu tentang kekurangan/kerugian serta efek samping
yang mungkin terjadi pada akseptor KB suntik 3 bulan :
- Klien sangat bergantung dengan tempat pelayanan kesehatan karena
harus kembali setiap 12 minggu.
- Tidak melindungi dari IMS
- Kemungkinan terjadi keterlambatan pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian
- Dapat terjadi efek samping, terjadi perubahan pola haid : perdarahan
bercak (spotting) ataupun amenore (tidak haid) dan penambahan berat
badan.
R/ penjelasan tentang kekurangan dan efek samping KB suntik 3 bulan
dapat menjadi pertimbangan ibu dalam menentukan kontrasepsi yang
akan digunakan.
4) Berikan informed consent pada ibu.
R/ bukti persetujuan ibu dalam penggunaan KB suntik 3 bulan.
5) Jelaskan prosedur penyuntikan KB.
R/ menghindarkan dari ketidakpahaman klien tentang prosedur
penyuntikan.
6) Pastikan 5T (tepat pasien, tepat tempat, tepat obat, tepat dosis, tepat
waktu) sebelum tindakan berikutnya terhadap ibu.
R/menghindari kesalahan dalam proses penyuntikan.
7) Atur posisi ibu senyaman mungkin.
R/ mempermudah proses penyuntikan.
8) Lakukan injeksi sesuai prosedur :
- siapkan alat (spuit 3 cc, kapas alcohol, obat yang mengandung 150
mg DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat))
- Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi etil/
isopropyl alcohol 60-90%.
- Injeksi pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM .
R/ Prosedur yang benar dapat menghindarkan kesalahan penyuntikan
9) Memberikan HE kepada ibu bahwa bekas suntikan tidak boleh
dimasase.
R/ Menghindari infeksi pada daerah penyuntikan
10) Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang (12 minggu) setelah
penyuntikan dan menganjurkan ibu untuk datang sesuai jadwal atau
sewaktu-waktu jika ada keluhan.
R/ agar ibu mengetahui jadwal suntikan ulang dan bersedia datang
sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada keluhan.
BAB III

PEMBAHASAN

Dalam asuhan kebidanan pada akseptor KB terhadap Ny. L asuhan kebidanan


diberikan sesuai dengan akseptor KB. Asuhan kebidanan pada akseptor KB terhadap Ny. L
dilakukan pengambilan data subyektif yaitu anamnesa seperti alasan datang, keluhan utama,
Riwayat Kesehatan ibu dan keluarga, Riwayat haid, Riwayat kehamilan, persalinan, nifas
yang lalu, didapatkan hasil Ny. L 26 tahun P2A0 datang kunjungan ulang suntik KB.
Pengambilan data obyektif pada Ny. L yaitu pemeriksaan tanda-tanda vital, timbang berat
badan dan pemeriksaan fisik. Maka dengan ini , sesuai dengan hasil anamnesa tersebut dapat
disimpulkan bahwa diagnosis kebidanan yang didapatkan yaitu Ny. L umur 26 tahun akseptor
KB Suntik 3 bulan, tidak didapatkan diagnose masalah dan potensial.

Rencana asuhan terhadap Ny. L yaitu beritahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam
keadaan sehat, siapkan alat dan bahan untuk penyuntikan, kemudian lakukan penyuntikan
0,5mg cyclofem di sepertiga atas sacrum ibu secara intramuscular, dan menjadwalkan ibu
untuk melakukan kunjungan ulang setelah 3 bulan yang akan dating pada tanggal 17
November 2022.

Evaluasi dari asuhan yang dilakukan terhadap Ny. L yaitu ibu mengetahui hasil
pemeriksaan dan kondisinya, ibu telah disuntik KB, dan ibu bersedia untuk melakukan
kunjungan ulang 3 bulan yang akan dating dengan tanggal yang sudah dijadwalkan oleh
bidan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan keluarga berencana KB suntik 3 bulan
pada Ny. L didapatkan bahwa tidak ada data yang menunjang untuk terjadinya
masalah potensial dan tidak ada data yang menunjang untuk dilakukan Tindakan
segera. Tindakan yang dilakukan pada Ny. L bertujuan untuk tetap mempertahankan
menjadi akseptor KB suntik 3 bulan dan ingin melakukan suntikan ulang sesuai
jadwal yang ditentukan.
Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang dilakukan tercapai
dengan adanya kerja sama antara bidan dan petugas Kesehatan lainnya agar dapat
lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan klien. Evaluasi yang dilakukan
bertujuan agar klien mengerti semua penjelasan yang diberikan dan tetap menjadi
akseptor dan bersedia datang Kembali pada waktu yang telah ditentukan untuk
mendapatkan suntikan.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi Pendidikan dihrapkan dapat menambah buku atau referensi yang
dapat menunjng dalam kegiatan belajar mengenai KB suntik 3 bulan.
2. Bagi Lahan Praktek
Menambah wawasan dan pengetahuan tenaga Kesehatan khususnya bidan
dalam menangani asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dalam menggunakan kesempatan belajar didalam
praktek dengan baik dan dapat mengambil ilmu yang mungkin tidak
didapatkan di institusi Pendidikan mengenai KB suntik 3 bulan.
4. Bagi Akseptor KB
Diharapkan menggunakan alat kontrasepsi secara teratur agar program KB
berhasil, menjadi keluarga kecil sejahtera dan ikut serta dalm memberantas
kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3177/1/full.pdf

https://repository.poltekkes-smg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=19621

https://www.scribd.com/doc/101999519/Askeb-KB-Suntik-3-Bulan

Matahari, Ratu dkk. 2018. Buku Ajar Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Pustaka Ilmu.

Yogyakarta

Winarsih, Sri. 2017. Memahami Kontrasepsi Hormonal Wanita. Transmedika. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai